All Chapters of Terperangkap Jerat Suami Dominan dan Angkuh: Chapter 71 - Chapter 80

“Tidak Catelyn, Aunty sama sekali tidak bermaksud melakukan hal tersebut. Pulanglah ke rumah Aunty, Aunty dengar pengadilan menyita semua aset Nolan,” suara Gloria terdengar sedih. “Bukan hanya aset Papa tapi juga aset milikku. Aku tidak memiliki apa-apa lagi, padahal aku tidak pernah mengambil sesuatu yang gratis dari Hilton. Aku bekerja keras untuk mendapatkannya,” ujar Catelyn. “Aunty tahu, tapi Aunty tidak bisa berbuat apa-apa karena direksi menginginkan penyelidikan penuh. Jika tidak terbukti, semua asetmu akan kembali padamu, Sayang. Pulanglah ke rumah Aunty sampai semua masalah ini selesai dan asetmu dikembalikan. Aunty akan mencari pengacara yang bagus untukmu.” Gloria menawarkan bantuan. “Setelah apa yang Aunty lakukan padaku dan Papaku, apakah Aunty pikir aku mau tinggal bersama Aunty? Jangan harap aku menyentuh harta milikmu. Semua ini terjadi karena kekayaan Hilton. Keserakahan Papa tumbuh karena uang Hilton dan mulai saat ini aku tidak ingin berhubungan lagi dengan Hil

Seharian itu Catelyn tidak keluar dari kamar. Bahkan makanan yang Ricky bawa tidak disentuhnya sama sekali. Keesokan paginya, Ricky mengetuk pintu kamarnya untuk mengetahui keadaannya. “Catelyn ...! Apakah kamu sudah bangun?” seru Ricky. Beberapa saat tidak ada suara dari dalam kamar, tapi kemudian terdengar bunyi klik ... dan pintu kamar Catelyn terbuka. Wanita itu keluar dengan wajah sembab dan mata bengkak. Sangat kelihatan jika semalam wanita itu menghabiskan waktu dengan menangis. “Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Ricky ketika melihat kondisi Catelyn. “Tidak, aku tidak baik-baik saja,” jawab Catelyn dengan jujur. “Cucilah mukamu, kita bisa keluar mencari udara segar dengan berjalan-jalan ke hutan pinus di dekat sini, aku yakin itu bisa membantu menenangkan pikiranmu,” ajak Ricky. “Apakah kamu tidak pergi bekerja hari ini?” tanya Catelyn. “Hari ini aku ambil cuti, aku ingin mengajakmu jalan-jalan,” jawab Ricky. “Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan mencuci mukaku lebih dul

Aaron tersenyum dengan sikap optimis Amber. “Terima kasih untuk dukunganmu,” ucap Aaron. “Sama-sama. Sepertinya aku sudah bicara terlalu banyak dan lama. Aku yakin kemarahan Christhoper sudah sampai ke ubun-ubun. Aku akan segera menyusulnya,” kata Amber sambil terkikik tanpa rasa takut menghadapi suaminya. “Aku heran denganmu, sudah tahu Christhoper marah, kamu masih sempatnya terkikik tanpa rasa takut. Apakah kamu belum pernah merasakan kemarahan Christhoper?” tanya Aaron yang tahu bagaimana jika Christhoper marah. “Aku sudah tahu semua tentang Christhoper, bahkan sisi terkelamnya dan aku punya cara untuk meluluhkan kemarahan Christhoper. Percayalah!” ujar Amber. Aaron terbengong lalu bertepuk tangan mendengar kehebatan Amber meluluhkan Christhoper. “Kamu memang wanita hebat.” “Wanita hebat bertemu dengan pria hebat. Pria baik sepertimu juga akan bertemu dengan wanita yang baik. Ingat itu!” ucap Amber yang kemudian pergi meninggalkan Aaron sendiri. “Sayangnya aku bukan pria yan

“Dia mengidap penyakit langka dan membutuhkan darah dan plasma darah yang langka juga,” ucap petugas medis tersebut. Aaron yang baru saja akan meletakkan bayi tersebut ke incubator, kembali mendekapnya dengan posesif. “Darah dan plasma darah yang langka? Kata Mamaku, darahku mengandung emas dan langka, apakah aku boleh menyumbangkan darahku untuknya?” tanya Aaron. Petugas medis itu tertawa mendengarnya. “Mamamu pasti mempunyai selera humor yang tinggi, tapi jika kamu mau memeriksakan darah emasmu itu, kamu bisa bertemu dengan dokter yang menangani bayi ini. Siapa tahu darah emasmu itu bisa cocok dan kamu bisa memberikan harapan hidup pada bayi ini,” ujar petugas medis yang mengarahkan Aaron. “Tentu saja, aku akan menemuinya. Apakah kamu bisa memberikan Informasi tentang dokter tersebut?” tanya Aaron yang tiba-tiba menemukan semangat hidupnya kembali ketika dia merasa ada keterikatan dengan bayi yang ingin dia tolong. “Aku akan mengajakmu menemui dokternya. Sekarang taruh kembali b

Aaron memberi jam kerja pada Catelyn yang membuat mereka tidak saling bertemu secara mendadak di rumah tersebut. Ini mengantisipasi agar Catelyn tidak melihatnya ketika sedang berkeliaran di rumah. Mungkin dia sudah gila, tapi dia ingin Catelyn selalu berada di dekatnya. Meski dirinya tak bisa menyentuh wanita itu, paling tidak dia bisa melihatnya dari jarak dekat. Merasa jam kerja yang tuannya berikan begitu fleksible dan dirinya masih bisa ke rumah sakit untuk memantau kondisi Hailey, Catelyn setuju dengan jam kerja yang diberikan. “Jadi apakah kamu sepakat dengan jam kerja yang aku berikan?” tanya Aaron. “Ya, sepakat Tuan,” jawab Catelyn. “Jangan pernah masuk ke rumah ini di luar jam kerja yang aku berikan atau aku akan langsung memecatmu,” ancam Aaron. “Saya akan mengingat betul perkataan Anda sehingga saya bisa terus bekerja di sini,” ucap Catelyn menanggapi perkataan Aaron. “Bagus, aku akan mengirimkan password rumah ini agar kamu tidak kesulitan keluar masuk di rumah ini,