Meyra akhirnya dipindahkan ke kamar rawat inap setelah Glen menyewa sebuah kamar VIP.Namun, hati Meyra sedikit merasa tidak enak. Ia hanya demam, bukan penyakit serius."Pah, aku pindah ke kamar biasa aja, ya? Ini kok kayak berlebihan banget," protesnya.Glen menggeleng, ekspresinya sudah final."Nggak usah. Papa nggak mau kamu desak-desakan sama pasien lain. Di sini lebih tenang, lebih privat."Suaranya tegas tidak memberi ruang untuk tawar-menawar.Meyra menghela napas panjang, menyerah. Glen memang sulit dibantah begitu sudah memutuskan sesuatu."Padahal, kalau dirawat, aku pinginnya sekamar sama Lisa. Biar ada temen ngobrol," keluhnya kecil.Glen menaikkan sebelah alisnya.'Oh iya. Ada temannya yang satu itu,' pikirnya, baru teringat."Gampang. Papa pindahin aja dia ke sini. Kan masih ada satu tempat tidur lagi di samping kamu," ucapnya santai.Meyra mengerjap, tidak percaya. "Beneran, Pah?"Glen mengangguk mantap, lalu berjalan menuju pintu."Tunggu di sini aja."Begitu pintu ka
Last Updated : 2025-12-04 Read more