Lahat ng Kabanata ng Identitas Asli Wanita Kesayangan CEO: Kabanata 21 - Kabanata 30

Nana tidak melanjutkan kalimatnya. Namun, Laras sudah mengerti. Kehidupan pribadi Nana biasanya cukup bebas dan Nana suka bersenang-senang. Benda itu… sudah jelas tanpa perlu dijelaskan lagi.Wajah Laras sedikit memerah. "Ini, ini nggak pantas.""Ini sudah abad ke-21, apa sih yang nggak pantas? Apa kamu pikir, kamu lebih rendah dibanding Rissa? Keluarga Mahira itu, keluarga terpandang di Kota Areta. Sementara, Keluarga Amarta cuma keluarga kecil yang nggak penting."Laras juga berasal dari keluarga terhormat dan dia juga pemain selo terkenal. Kesombongan yang tertanam dalam dirinya membuatnya sulit merendahkan diri. Laras pun menggelengkan kepalanya. "Sudahlah, lebih baik nggak usah."Nana mencebikkan bibir merahnya dan berpikir dalam hati, 'Untuk apa pura-pura?'Seakan bisa melihat isi hati Laras, Nana pun mendekat dengan sikap misterius dan berbisik, "Laras, kalau kamu masih ragu-ragu, semua akan terlambat kalau nanti dia benar-benar menikah dengan Rissa. Kalau kamu malu, tunggu saja

Awalnya, Jody sempat menaruh curiga jika wanita di malam pesta pertunangan itu adalah Amelia. Namun, sekarang… mana mungkin itu dia?Wanita itu mendekatinya dengan rencana yang matang. Dia bolos kelas pilihan selama dua minggu, tetapi mendadak muncul tepat di hari pertama Jody mengajar. Di kediaman Keluarga Amarta juga sama. Amelia berkali-kali bertingkah untuk menarik perhatian Jody. Tak disangka, Amelia ternyata wanita yang haus akan kemewahan dan begitu liar dan nggak tahu malu hingga ke tulang-tulangnya.Meski minumannya sudah dibubuhi obat, Jody masih bisa mengingat potongan-potongan kejadian semalam. Sebenarnya, dia bukannya benar-benar kehilangan kendali diri. Justru setelah menyentuh tubuh wanita itulah, Jody membuat pilihan yang tidak mampu lagi dia kendalikan.Begitu memikirkan hal tersebut, Jody pun tersentak dan membuka matanya. Tatapannya berubah menjadi begitu dalam dan sedingin es. Dengan gusar, dia menyapu jatuh tumpukan dokumen di atas mejanya, lalu mengepalkan tangan

Olivia berteriak ke arah wanita yang hendak masuk ke rumah itu, "Hei, Rissa! Siapa yang mengizinkanmu datang ke sini?"Entah karena jaraknya yang terlalu jauh sehingga tidak terdengar atau karena alasan lain, Amelia tidak menanggapinya dan langsung mengikuti Ida masuk ke ruang tamu.Amarah Olivia langsung meledak. Dia bergegas menghampiri, lalu menarik lengan Amelia dengan kasar. Namun, karena tenaganya terlalu kuat, alih-alih menarik lengan Amelia, Olivia justru merobek kain gaun Amelia yang halus itu.Olivia dan Amelia pun sama-sama tertegun.Ida langsung panik. "Bu Rissa… kamu, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Olivia segera tersadar dari rasa terkejutnya, lalu berpura-pura marah. "Siapa suruh kamu pura-pura tuli? Ini semua salahmu sendiri!""Olivia!"Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara dingin Jody dari arah tangga. Jody melirik sekilas ke arah Amelia yang tampak berantakan. Raut wajahnya langsung menjadi makin muram. "Minta maaf!""Aku nggak mau minta maaf! Jelas-jelas ini salahnya,

Rissa sadar sepenuhnya jika dia adalah tunangan Jody. Jika dia sampai hamil dan Jody tahu dia suka melakukan seks bebas di luar sana, segalanya akan menjadi hancur.Pria yang menindih tubuh Rissa itu tertawa melihat reaksi Rissa, tetapi tidak mengabulkan permintaan Rissa.Menyadari apa yang sudah dilakukan pria itu, mata Rissa pun terbelalak kaget. "Kamu… kamu…""Apa yang perlu ditakutkan? Apa buruknya mengandung anakku? Jody nggak kekurangan wanita di sisinya. Dia bahkan sangat memanjakan pembantu yang menggantikanmu itu. Mereka berdua mungkin sudah berkali-kali tidur bersama. Bahkan, mungkin saja wanita itu sudah mengandung anak Jody. Bukankah bagus kalau kamu kembali ke sisi Jody dengan mengandung anakku? Ke depannya, Keluarga Bramantya akan jadi milik kita."Rissa belum pernah memikirkan kemungkinan ini sebelumnya.Akan tetapi, Riko mengingatkan Rissa pada satu hal, jika saat ini Jody benar-benar sudah tergoda oleh Amelia dan kemudian mengetahui bahwa Amelia-lah wanita yang berada

Tubuh Amelia bergetar hebat. Rasa malu yang luar biasa hampir menelannya.Bibir Amelia yang terkatup rapat hampir mengeluarkan darah. Amelia mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Dia tidak mampu menahannya lagi. Amelia pun melarikan diri dari kantor dalam keadaan berantakan.Amelia tidak tahu sudah berapa lama dia berlari. Amelia akhirnya bersandar pada batang pohon dan air mata yang selama ini ditahannya akhirnya menetes.Dia dan pria ini, pada dasarnya berasal dari dua dunia yang berbeda.Statusnya memang rendah. Amelia sendiri tidak pernah punya angan-angan semacam itu.Akan tetapi, Amelia benar-benar terpikat pada kelembutan Jody. Ternyata, Jody bisa begitu kejam kepada siapa pun, kecuali kepada Rissa…Di kantor, Jody memijat dahinya yang sedikit lelah. Emosi pria itu sudah kembali tenang. Di wajahnya yang tampan, tidak ada lagi jejak kehilangan kendali yang sebelumnya.Tiba-tiba saja, terdengar nada dering ponsel yang tidak familier. Jody pun menundukkan pandangannya.Itu adalah