Starla Azkia diusir oleh Ayahnya karena telah mengecewakan. Starla dianggap gagal sebagai anak karena tidak bisa menjaga kesuciannya sebagai seorang gadis. Starla tau ia bodoh. Namun menurutnya, akan lebih baik ia menyerahkan keperawanannya pada kekasih yang ia cintai daripada harus menikah dengan pria yang akan ayahnya jodohkan padanya. Saat itu Starla tidak menyesal sama sekali. Hingga saat dia tau jika Bima, kekasihnya, justru menjualnya kepada seorang mafia. Takdir membawa Starla ke salah satu negara di Eropa. Netherlands, begitu mereka menyebutnya. Lalu pertemuannya dengan Erik, seorang pria beriris mata abu-abu, sukses membuat kehidupan Starla berubah menjadi 180 derajat. Bersama Erik, Starla jadi tau sisi gelap sesungguhnya dari sebuah nafsu. (Note : bagi kalian yang berumur di bawah 25 tahun, harap bisa memilih bacaan. Dan cerita ini bukan untuk kalian, wahai anak di bawah umur!)
View MoreStarla berdiri dengan tegang di balik sebuah kaca hitam satu arah. Dia dan para wanita yang lain dibariskan sesuai dengan nomor urut yang tertulis di perut mereka. Beberapa dari wanita itu sudah menahan isak tangis karena rasa takut, beberapa lagi nampak pasrah dan beberapa wanita nampak menunjukkan ekspresi datar.Seperti Starla saat ini.Meskipun jantungnya bertalu-talu dan ingin lari dari sana yang mana itu sangat mustahil dia lakukan, Starla berusaha menunjukkan wajah dingin dan datar. Dia takut tapi dia berpikir bahwa ini tidaklah seburuk bersama dengan Lion dulu.Di balik kaca dinding tempat para wanita itu berada, telah duduk ratusan pria maupun wanita di kursi yang dibariskan rapi memenuhi aula. Lampu di sana terbilang tidak cukup terang sebab hanya lampu kuning yang mereka gunakan. Tapi itu semua cukup untuk mampu melihat dengan jelas di sekitar mereka.Sementara di depan ada sebuah panggung besar. Seorang pria masuk ke atas panggung diikuti oleh
Sejak tadi Starla memang merasa ada yang aneh. Setelah dia dan para tahanan perempuan lain yang ada di sana dipaksa untuk mandi dalam satu ruangan yang sama seperti biasa, kini mereka digiring ke sebuah tempat berukuran 5x5 meter. Dalam ruangan tersebut, mereka yang semuanya berjumlah 23 orang di perintahkan untuk memilih pakaian yang mereka suka di dalam sana.Tapi tentu saja semua pakaian itu tidak lebih dari sepasang bikini yang terlihat sangat seksi dan bahkan kekecilan bagi sebagian perempuan yang memiliki ukuran dada besar. Selain dari bikini, ada juga pakaian lain yang menurut Starla akan lebih baik menggunakan bikini dari pada pakaian itu; yakni sebuah pakaian yang mirip dengan jaring. Pakaian itu melekat sempurna di sebuah manekin berwarna putih, yang membuat Starla berpikir pasti tidak akan ada dari mereka yang akan memilih menggunakan pakaian itu. Karena itu sama halnya mengekspos semua bagian tubuh secara sempurna."Waktu kalian 30 detik dari sekarang. Jika
BYUR!Starla tersentak saat satu ember air dingin disiram tepat ke wajahnya yang baru saja bisa tidur sekitar dua jam yang lalu akibat bertarung dengan rasa dingin yang terus menusuk hingga ke tulang. Gadis itu mendongak, menatap lemah pada sosok pria besar berwajah mengerikan yang selalu datang ke tempat ini di jam-jam yang sama.Dia Herold, yang diketahui Starla sebagai orang yang bisu. Sebenarnya bukan bisu akan tetapi dia tidak bisa berbicara karena lidahnya terpotong. Meski Starla tidak tau bagaimana bisa hal itu terjadi tapi Starla yakin, masa lalu Herold sangatlah buruk. Lihat saja, sekarang dia berakhir di sini dan menjadi salah satu penjaga yang paling ditakuti para gadis, termasuk Starla sendiri.Herold melemparkan sepotong roti pada Starla, berikut dengan satu botol yogurt berwarna kuning. Minuman itu berukuran hanya 35 liter dan rasanya tidak terlalu enak, tapi itu adalah satu-satunya minuman yang sangat berharga di dalam tempat ini. Selain karena ro
Selama tiga hari lamanya Starla cukup senang karena dirinya tidak diusik kembali. Dia makan saat waktunya makan dan sekarang dia juga memakai pakaian-pakaian mini yang terus dilemparkan Bianca padanya setiap pagi untuk ganti baju. Beruntung pakaian-pakaian itu bersih, jadi Starla dengan cepat bisa menyamankan diri memakainya. Menurut Starla itu lebih baik daripada telanjang atau memakai pakaiannya kemarin yang sudah sobek-sobek.Ini sudah malam hari, pikir Starla. Karena dia bisa mendengar para wanita di lorong sedang tertawa dan mengobrol menuju ke kelab untuk melayani para tamu. Suara sepatu high heels mereka sangat jelas terdengar menjauh.Sebenarnya Starla mulai merasa jenuh di tempat dan ruangan ini. Dulu saat di Indonesia dia disekap oleh Lion tanpa bisa melihat cahaya matahari atau rembulan, dan sekarang meskipun dia bisa keluar saat siang hari tidak banyak yang bisa dia lakukan. Starla tidak mempunyai uang sepeserpun dan dia tidak mengerti Bahasa Belanda. Meski
"Kau! Kau tidak mendengarkan apa kataku?!"Starla terkejut saat Karel tiba-tiba membuka pintunya keras dan menariknya berdiri dengan kasar. Tatapannya tajam menusuk seolah siap ingin membunuh Starla saat itu juga.Benar saja, karena pria berkuncir dan berbau alkohol tersebut langsung mendorong Starla ke dinding dan mencekik lehernya. Membuat Starla kesulitan bernapas.Starla berusaha melepasnya dengan kedua tangannya namun tenaga Karel sungguh luar biasa. Otot-otot tangan yang penuh tatoo tersebut menonjol akibat kerasnya dia menekan leher Starla sebab ingin meremukkannya.Seperti orang-orang yang dicekik pada umumnya, hal yang Starla lakukan adalah membuka mulut, mencoba berteriak ataupun mengambil napas jika mampu. Tangannya mencoba memukul lemah lengan Karel. Wajah Starla memerah karena kehabisan pasokan udara.Tepat saat itu juga, Karel menarik tubuhnya lagi dan melemparkan Starla tepat di atas ranjang kecilnya. Belum selesai Starla terbatuk-ba
"Bangun, bitch! Pakai pakaian ini dan segera keluar!"Starla tersentak saat seorang wanita dengan pakaian yang hampir tidak bisa menutupi separuh paha masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan sebuah pakaian hingga tepat mengenai wajah. Beringsut bangun, Starla meneliti jenis pakaian yang baru saja wanita itu berikan lalu mengernyit tidak suka.Jelas saja, itu adalah pakaian mini seperti yang dipakai wanita tersebut, hanya saja memiliki warna dan bentuk yang berbeda."Aku tidak mau memakai ini," tolak Starla, membuang pakaian itu begitu saja ke lantai.Wanita dengan lipstik berwarna coklat gelap tersebut mendengus. Tampak kentara dari pandangan mata jika dia tidak menyukai keberadaan Starla."Kau harus memakainya. Semua wanita di sini harus memakai pakaian seperti itu. Kau pikir ini panti asuhan?" sindirnya ketus."Keluar dari kamarku!" usir Starla sama sekali tidak mencoba untuk beramah tamah. Dia berdiri lalu mendorong pergi perempu
Setelah menjalani perjalanan laut selama kurang lebih satu hari lamanya, kapal berhenti di negara jiran. Xander mengajak Starla turun dari kapal dan menaiki sebuah taksi. Tanpa beristirahat, pria itu sudah mengajaknya ke bandara. Entah dengan cara apa pria itu bisa membawanya masuk ke dalam pesawat sebab Starla sama sekali tidak punya identitas maupun pasport."Ke mana kau akan membawaku pergi?" gumam Starla saat pesawat sudah terbang landas. Ini adalah kali pertama Starla naik pesawat dan rasanya benar-benar membuat tubuhnya menegang. Terlebih saat pesawat menukik terbang pertama kali, Starla sampai memejamkan mata karena gugup. Xander yang melihatnya menggelengkan kepala saja kemudian menggenggam tangan Starla untuk menenangkan."Kau takut?" bisik Xander."Tidak," jawab Starla berbohong. Dia membuang muka ke jendela dan melihat pesawat terus menaikkan ketinggian. Jantung Starla berpacu cepat."Kau tidak pandai berbohong.""Aku tidak berbohong!"
Starla tidak tau sudah berapa lama dia berada di tempat ini, yang jelas cukup lama Lion tidak datang berkunjung untuk menyentuhnya dan itu membuat dia lega. Luka-luka lebam yang dia derita pun sudah berangsur membaik dan hampir hilang sama sekali. Salep yang selalu diberikan Xander ternyata sangat manjur untuk menyembuhkan dan menghilangkan bekas lebam di kulit putihnya.Terdiam dalam sunyi lampu temaram, rasanya sungguh membosankan. Starla rindu sinar terik matahari, rindu melihat bulan dan kemerlap bintang, suara klakson mobil dan bau asap motor, bahkan Starla rindu pada hembusan angin di bawah pohon.Menarik selimut karena tidak ingin membiarkan harapannya membumbung tinggi, Starla memejamkan mata. Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya didobrak dengan keras dari luar, membuat Starla otomatis langsung duduk tegak."Starla!"Itu Xander. Dia berjalan cepat menghampirinya dan menarik tangan Starla hingga berdiri."Kita harus pergi dari sini segera,"