LOVE AFFAIR

LOVE AFFAIR

By:Β Β KumaraΒ Β Completed
Language:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 ratings
46Chapters
17.3Kviews
Read
Add to library

Share:Β Β 

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

(21+) Bhaga kembali ke rumah orang tuanya tanpa mengetahui bahwa ada gadis lain bernama Atma yang menumpang dan merawat ayah Bhaga yang sedang sakit. Atma yatim piatu dan hanya lulusan SMP, tapi kepribadiannya begitu lembut dan halus. Ketulusan hati keduanya telah menumbuhkan rasa cinta dalam hati mereka masing-masing. Namun, jarak sosial yang terlalu jauh menjadi penghalang. Belum lagi, Bhaga sudah memiliki tunangan di kota, sedang Atma telah dijodohkan oleh Ibu Bhaga sendiri. Mereka akhirnya jatuh dalam jurang cinta terlarang penuh dosa diam-diam. Bagaimanakah mereka bisa mengatasi segala pelik yang datang? Mampukah mereka menang melawan stigma?

View More
LOVE AFFAIR Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Susanti Santi
bagus... bagus.... bagus ....
2022-06-02 12:27:10
0
user avatar
Syeli Ariessela
suka banget sama bahasanya. singkat jelas padat dalam menggambarkan suasana. dan nusuk di hati...pengen baca terus
2021-08-05 01:26:44
3
user avatar
Gita Oktavia
bahasanya luwes udah penulis banget ini hehe
2021-06-22 11:35:16
1
user avatar
Crearuna
Aku harus pilih pasangan yang manaaa
2021-05-12 15:24:11
3
user avatar
Catatan Ayra
Keep it going, Thor Sempet ketlisut kirain typo, mau tulis bahagia jadi Bhaga. Owalaah ternyata nama tokoh utama toh, ndak pada umum biasanya seh namanya, familiwr biasane Bagja.
2021-05-12 15:21:32
1
user avatar
Sungchanyah
Aku suka ceritaanyaa, semangattt up kakak
2021-05-11 10:28:49
1
user avatar
Nyi Ratu
Ceritanya sangat menarik
2021-05-11 08:13:45
1
user avatar
Blue Leviatan
Ihhh seru, biasanya sesuatu yang dilarang itu suka lebih enak lho kak 🀭
2021-05-11 00:19:10
1
user avatar
Dwi Sartika Juni
Berasa nonton film Bollywood, Kak. 🌹
2021-05-10 21:01:40
1
user avatar
Vieneze
Cinta terlarang? Hmm.. menarik
2021-05-10 09:35:20
1
user avatar
Asy'arie
Kisah cinta Atma sama Bhiga, duhhh 😍
2021-05-10 08:43:56
1
user avatar
Psychopath Tender
A-aku suka cerita terlarang 😳 Atma gadis baik-baik kok, wajar kalo Bhiga jatuh hati. Gak ada yang salah di sini, mereka hanya saling mencintai satu sama lain. Lingkungan aja tuh yang Mandang gak baik. Tetap semangat Atma-Bhiga 😍
2021-05-10 08:36:57
1
user avatar
Fikri Mahmud
Aduh Bhaga kendaliin nafsumu
2021-05-10 08:34:45
1
user avatar
Sungchanyah
Suka banget sama yang sweet sweet ginii😍😍
2021-05-09 11:14:32
1
user avatar
Raf
Bagus bgt ceritanya kak. Ngalirr... gak berasa bab per bab sudah terlewat. Keren. πŸ‘πŸŒΉ
2021-05-08 12:36:35
2
  • 1
  • 2
46 Chapters
BHAGA
Embun masih bertengger manis di helai-helai tiap daun yang tampak segar dihujani kabut. Sejauh mata memandang dari puncak bukit, terhampar kebun teh yang begitu luasnya. Di puncak bukit itu berdiri sebuah rumah besar bergaya eropa klasik, tipikal rumah orang kaya lama. Tidak jauh dari sana, terdapat juga sumber air berupa air terjun setinggi kira-kira lima meter yang mengalir sampai ke sungai dan sawah-sawah di bawah bukit. Pagi-pagi sekali rumah bergaya eropa klasik itu telah tampak hidup. Melalui kaca-kaca jendela yang tinggi dan besar, terlihat sebuah bayangan terus bergerak hilir-mudik. Sebuah bayangan perempuan muda bergaun mini selutut bermotif polkadot berwarna krem. Dia berpindah-pindah, membuka jendela satu per satu, kemudian diikuti lampu yang juga padam satu per satu. Siluet tubuh mungil tinggi semampai itu berhenti di sebuah kamar yang berdebu agak tebal. Ini pertama kali dia memasuki kamar di lantai paling tinggi itu, sebab hari ini pemiliknya akan kemba
Read more
TERIMA KASIH
"Bhaga ...!" Bu Sona berlari menghampiri pria muda bertubuh tinggi tegap yang baru turun dari mobil itu. Atma masih diam mematung dari dalam rumah, sekujur tubuhnya mendadak kaku, tegang, ditatapnya ragu-ragu pemuda tampan berkemeja coklat muda bernama Bhaga itu. Masih terbayang di kepalanya, bagaimana bila Bhaga tak bisa menerima kehadirannya di rumah, Atma tak berani memikirkan apa yang akan terjadi, apabila dia sampai dihusir misalnya, walau hal itu sepertinya tak mungkin terjadi. Bu Sona berpelukan agak lama dengan Bhaga, melepas rasa kangen yang sama-sama menyesakkan dada mereka. Bu Sona memegang tubuh Bhaga yang terasa begitu padat dan tegap, berkat rutin berolahraga. "Ibu gak nyangka, Ga! Kamu sekarang cakep banget, gagah banget, kayak bukan anak Ibu!" ujar Bu Sona memuji. "Jadi maksud Ibu, aku ini dulunya nggak gagah? Nggak cakep?" Bhaga setengah tertawa. "Bukan gitu! Dulu juga cakep, tapi sekarang lebih cakep! Yuk masuk, bapak ada d
Read more
PAKET C
"Mas Bhaga mau keliling kampung?" tanya Atma saat dia lihat Bhaga sedang mengenakan sepatu di teras. Sejak kembali, Bhaga memang belum sempat melihat-lihat sekitar. "Ya, kamu mau ikut?" Bhaga menghampiri Atma yang baru selesai menjemur pakaian di halaman samping, seketika seluruh tubuh Atma menjadi tegang, gugup. "Atau ..., kamu masih ada kerjaan lain?" tanya Bhaga. "Oh, nggak ada sih Mas, tapi ...." Kepala Atma menunduk, jatuh ke rumput-rumput yang basah dengan air dari perasan pakaian. "Tapi?" "Emangnya boleh? Maksud aku, aku takut malah ganggu Mas Bhaga nantinya." "Kamu ini ngomong apa?" Bhaga tertawa kecil. "Nggak ganggu lah, ayo ikut, aku mau liat-liat kebun aja, sih, sama ... ya, ketemu sama tetangga-tetangga, udah lama nggak liat kampung ini." Bhaga mengedarkan pandangannya ke hamparan kebun teh yang menghijau sampai ke bawah bukit. Dengan ember di tangan, Atma berlari ke pintu belakang, dia tinggalkan saja ember itu di
Read more
BERDUA DI RUMAH
Kilat-kilat menyambar di atas cakrawala biru gelap. Angin berembus tak kalah kuat, menggugurkan daun-daun tua disusul serangan tetes-tetes air hujan. Atma berlari dari satu ruangan ke ruangan yang lain, mengerahkan seluruh tenaga untuk menutup jendela yang terbanting-banting oleh angin kencang. Cuaca buruk petang itu seakan tak cukup untuk membuat suasana mencekam, Bu Sona keluar dari kamar Pak Giring dan berlari naik ke lantai atas. "Bhaga ...! Bhaga ...! Bapak sesak napas! Bhaga ...!" Kepal Bu Sona berkali-kali meninju pintu kamar Bhaga. Selang semenit, Bhaga membuka pintu dengan rambut masih basah kuyup. "Kita bawa ke rumah sakit sekarang, Bu!" serunya panik. Sejenak Atma berdiri memperhatikan Bhaga menggendong Pak Giring, lantas dengan kikuk berinisiatif memayungi mereka sampai ke mobil, tak sepatah kata juga keluar dari mulut Bhaga, sedang Bu Sona sigap mencomot beberapa potong pakaian dan membawanya ke dalam tas. "Tolong kamu jaga rumah ya, Ma!"
Read more
PERHATIAN
Beberapa kali hantaman angin ke jendela mengejutkan Atma. Nasi di mulutnya dikunyah perlahan. Lain darinya, Bhaga justru tetap tenang, seperti tak ada apa-apa. Kikuk, canggung, keduanya makan berhadapan nyaris tanpa bicara. Tadinya ada begitu banyak pertanyaan di kepala Atma seputar Pak Giring yang hendak dia ajukan, tapi setelah berhadapan dengan Bhaga, semua susunan kata-kata itu memudar dan menguap di udara. Sop yang dibuat Atma pun sudah tak tahu lagi bagaimana rasanya. Apakah asin, manis atau pedas, Atma tak tahu lagi, yang dia tahu saat ini dia sedang berdua saja di meja makan bersama Bhaga. Suara hujan dan angin di luar seakan menjadi lagu tema yang melengkapi keheningan mereka. "Soal paket C ..." Akhirnya Bhaga yang memecah kesunyian, barangkali dia sudah tak tahan berlomba diam dengan Atma. "Hm?" gumam Atma gugup. "Aku udah cari tau syarat-syarat pendaftarannya, kamu jadi mau ikut, kan?" Bhaga menatap lurus ke dalam manik indah Atma, mencipta
Read more
PESONA ATMA
Sinar matahari pagi jatuh tepat di wajah Bhaga. Kain gorden yang halus berembus perlahan ditiup angin pagi perbukitan yang dingin. Agak berat, Bhaga membuka kelopak matanya akibat silau yang teramat. Dia bangkit dari tidur dan memperbaiki posisi duduknya. Mengerjap sekali-dua kali, mengucek matanya sebentar lantas merentangkan tangan yang terasa kaku. Setelah kesadarannya kembali penuh, matanya tertuju keluar, ke halaman yang tepat berada di luar jendela. Di halaman, Atma sedang menyapu. Hijaunya halaman telah berganti dengan daun-daun tua yang berserak di mana-mana. Atma juga mengutip beberapa buah jambu yang ikut gugur akibat angin kencang semalam. Yang buahnya rusak dia buang, sedang yang kondisinya terlihat masih elok, dia masukkan ke dalam keranjang bambu kecil. Sejenak Bhaga tertekun, matanya tak bisa lari dari sosok Atma yang begitu manis. Lelaki mana yang takkan tergugah hatinya bila melihat sorot mata Atma yang begitu halus dan teduh dengan warna iris mata sedikit k
Read more
KERINDUAN
Satu minggu telah berlalu, namun kondisi kesehatan Pak Giring masih sama, belum ada peningkatan yang signifikan. Dokter bilang, kemungkinan malah kondisinya akan makin memburuk, dan pihak keluarga harus siap untuk hasil yang paling jelek sekalipun. Satu-satunya hal yang barangkali masih menunggu Pak Giring adalah pernikahan Bhaga dan Jessica, dan itu pun sudah harus disegerakan. "Lihat kondisi bapak, Ga. Secepatnya ajak Jessica ke sini, supaya bapak bisa melihat kamu menikah," ucap Bu Sona pada suatu hari. Bhaga mengulum bibirnya, gundah, bingung. Sejujurnya, dalam lubuk hati paling dalam, dia masih ragu, haruskah menikahi Jessica? Keraguan itu kini timbul dan meninggi, setelah hadir Atma dalam hidupnya, yang walau masih terbilang singkat, namun begitu berkesan. Berhari-hari gundah, Bhaga sampai sengaja menghindar dari Atma, tentu untuk mengusir secuil rasa yang timbul tiap kali bertemu pandang dengan gadis cantik itu. Sebisa mungkin dia tepis dan dia padamka
Read more
KEHADIRAN JESSICA
Hawa yang dibawa oleh Jessica memang berbeda. Gadis periang itu seakan membawa serta segala kehangatan ke desa yang dingin. Atma tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Jessica sejak pertama kali mereka bertemu, wajahnya begitu cantik dan memancarkan aura yang ceria. Kalau perempuan seperti Atma pun terbius akan kecantikan Jessica, apa lagi pria, Atma bisa mengerti kenapa Bhaga bisa jatuh hati kepada Jessica. Bukan hanya Bhaga, Bu Sona pun sudah begitu menyayanginya. Kalau tak ada halangan, minggu depan mereka akan menikah secara agama. Sejak tiba di desa, Jessica tak bisa diam. Dia ingin melihat kebun teh, ingin melihat sawah, ingin melihat jembatan, ingin melihat air terjun, serasa dia datang bukan karena Pak Giring sedang sakit tapi untuk berlibur. Namun siapa yang bisa menghentikannya? Tak ada. Jiwanya bebas seperti seekor burung elang. Dan sejak kehadiran Jessica di rumah, Atma makin berjarak dengan Bhaga. Sebelumnya Bhaga yang menghindar, sekarang giliran Atma yan
Read more
AKU MENCINTAIMU
Seekor cecak menempel di dinding kamar Atma selama lebih dari satu jam, dan sudah selama itu juga dia sudah memandanginya. Nyaris tak berkedip. Melamun, membiarkan pikirannya diisi berbagai narasi. Dari mulai kenapa sikap Bhaga tadi begitu aneh sampai kenapa dia setuju untuk menikahi Salman. Belum ada jawabannya. Jarum pendek jam sudah menunjuk angka 12, sudah waktunya bagi Atma untuk tidur, mengistirahatkan otaknya dari segala prahara yang ada. Rasa takut terhadap hantu harus dihadapi, tubuh yang lelah akhirnya pasti akan kalah juga. Kelopak mata Atma tesentak ketika telinganya menangkap sebuah suara dari luar. Seperti ada suara langkah di teras. Atma mempertajam indera pendengarannya. Terdengar suara jendela diketuk sekarang. Salman?! Nggak mungkin! pekik Atma dalam hati. Sekilas dia denial dan memutuskan untuk tetap membawa dirinya tidur. Namun, sebuah bayangan besar yang lewat di luar jendela menyentak Atma lagi. Dirinya langsung bangkit dengan pani
Read more
BAYANG-BAYANG DOSA
Atma terjaga dengan kepala berat dan juga tubuh hanya terbalut selimut di atas tempat tidur hangat milik Bhaga. Sejenak dirinya tak sadar apa yang terjadi semalam, dan sedang di manakah dia sekarang. Dalam keadaan masih setengah tidur, sebuah tangan menyentuh lembut kening Atma. Reflek mata Atma terbelalak, dan dia menarik selimut sampai menutupi lehernya. Rupanya tangan itu milik Bhaga. Senyum manis Bhaga mengembang, dia duduk di tepi tempat tidur sambil sesekali mengusap puncak kepala Atma dengan lembut. "Kamu udah bangun? Mau sarapan? Aku bikin bubur ayam tadi," ucap Bhaga lembut. Belum pernah Atma melihat senyumnya merekah seperti ini, begitu semringah dan berseri-seri secerah warna tomat yang baru dipetik dari kebun. Sementara itu sikap Atma kembali bimbang. Tak semudah membalik tangan baginya untuk menerima Bhaga sebagai "kekasihnya". Dia terlihat gugup, berusaha menghindar dan menolak bubur buatan Bhaga. Sepertinya untuk berhadapan dengan Bu Sona pun, Atma tak
Read more
DMCA.com Protection Status