Home / Romansa / PEMBALASAN SEORANG ISTRI / 3 Mengutarakan Keinginan

Share

3 Mengutarakan Keinginan

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2020-11-24 06:29:35

Suara adzan shubuh berkumandang, Ceria sudah bangun. Wanita itu seudah terbiasa bangun awal dan cekatan membersihkan rumah. Memburu waktu sebelum suaminya berangkat kerja dan sebelum si kecil bangun. Setelah itu Ceria segera menyiapkan sarapan untuk suaminya. Secangkir kopi hitam dan nasi goreng rempah kesukaan Bagja sudah terhidang. Ceria segera membersihkan diri, hari itu dia bermaksud mengunjungi rumah mertuanya yang jaraknya hanya beda satu cluster dengan perumahan mereka. 

Bagja sudah rapi denga setelan pakaian kantornya. Wajahnya terlihat segar setelah beristirahat semalaman. Dia tengah duduk dan menikmati sarapan ketika Ceria keluar dengan memakai tunik dan celana panjang yang sudah lama hanya tersimpan didalam lemari. Itulah salah satu pakaian terbaiknya semenjak dia menikah dengan Bagja. Gaji suaminya yang tidak terlalu besar, membuat Ceria menekan segala pengeluaran yang masih bisa dikesampingkan. Berbeda halnya ketika dia masih kerja dulu, dia bebas membeli apa saja yang dia mau. 

“Kamu mau kemana?” Bagja menatap istrinya yang menarik satu kursi untuk menemaninya sarapan. 

“Aku mau izin ke rumah Mama, mau tanya-tanya playgroup yang ada disana, Iren sudah dua tahun lebih sekarang,” ucapnya sambil menyendok nasi goreng ke mulutnya. 

“Kenapa nyari yang jauh sih Ri, kan di komplek kita juga ada playgroup,” ucap Bagja seolah tidak setuju.  

“Iya Mas, tapi aku mau yang kualitasnya bagus, aku dengar yang deket rumah Mamah jauh lebih baik daripada yang di sekitar perumahan kita, dan lagi,” Ceria menjeda. Bagja menatapnya tajam penuh pertanyaan.

“Dan lagi, aku mau kerja kembali Mas, Iren juga sudah besar sekarang,” ucap Ceria yang membuat Bagja mendadak menghentikan suapannya. 

“Kamu bukannya dulu udah berjanji akan jadi ibu rumah tangga saja kalau kita sudah menikah dan punya anak?” Bagja menatapnya tidak suka. 

“Mas, semuanya bisa berubah, janji terkadang bisa terkikis kadar kekuatannya termakan kenyataan, semua orang pernah berjanji Mas, termasuk Mas Bagja sendiri, tapi apakah Mas pernah berfikir jika semua janji Mas juga sudah terpenuhi?” Ceria tidak serta merta mengatakan semua perasaannya selama ini. Dia bukan tipe wanita yang bisa langsung blak-blakan pada masalah dan menuntut perhatian. 

Bagja menarik nafas, dia tidak menghabiskan sarapannya dan langsung menutupnya dengan meminum beberapa tegukan kopi. Dia tidak hendak membahas lagi rencana istrinya, entah apa yang ada dalam pikiran lelaki itu. Ceria ikut menyudahi makannya, dia mengikuti Bagja yang membawa kopinya ke teras. Setiap pagi Ceria memang selalu mengantarkan kepergian suaminya untuk bekerja. 

“Kamu nanti naik apa ke rumah Mama? hati-hati dijalan, pulangnya jangan sore-sore, aku ga bisa jemput juga hari ini masih ada agenda keluar kantor,” ucap Bagja.

“Iya Mas, hati-hati, dan satu lagi Mas, aku serius dengan ucapanku yang tadi,” ucap Ceria lagi sambil memberikan helm pada suaminya yang sudah rapi dengan jaketnya. 

Bagja hanya menarik nafas panjang, sejenak menatap lekat istrinya. Kemudian dia berpamitan dan melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah. Ceria bergegas masuk dan memandikan Iren yang baru saja bangun. Setelah semua rapi, dia mengunci pintu dan memesan transportasi online untuk berangkat ke rumah mertuanya. Didekapnya Iren dalam pelukannya, mereka menaiki ojek online yang ratenya lebih murah pastinya daripada mobil online. 

Sepanjang perjalanan pikiran Ceria bercabang kemana-mana, dalam hati kecilnya dia tidak akan tega jika harus meninggalkan Iren untuk bekerja. Tetapi dia harus punya pegangan, dia tidak bisa lagi menebak perubahan demi perubahan sikap Bagja. Sebagai orang yang terlahir dari keluarga sederhana, dia harus memiliki pegangan lain jika suatu saat nanti memang dia benar-benar tidak mendapatkan pilihan. Karena berdasarkan pengalamannya, cinta itu adakalanya harus melepaskan, seperti dia harus melepaskan ayah yang dicintainya untuk selamanya. Jodoh dan kematian kan seperti sebuah teka-teki, tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti. 

Berkali-kali menarik nafas panjang, mengecupi pucuk kepala Iren yang duduk didekapnya. Tidak terasa cairan bening sudah menggenang pada sudut matanya dan menetes ke pucuk kepala putri kecilnya. Membuat gadis itu menengadah keatas mencari tahu.

“Mah udjan yaa? Lambut Ilen bacah,” ucapnya cadel. Ceria tersadar, dia segera menghapus airmatanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 29

    "Ja, kamu makan dulu, biar ibu jaga bayimu,” ucap Bu Marta. Bagja menoleh pada ibunya dan menyerahkan bayi itu padanya. Tapi bukannya makan, dia malah menghampiri Ceria dan menyuapinya.Setelah menyuapi istrinya makan, dia bergegas berjalan keluar mencari makanan Untuknya dan untuk Bu Marta. Namun langkahnya terhenti didepan pintu dimana tadi Evan masuk kesana. Perlahan dia mendekat dan mengintip dari celah kaca. Terlihat seorang wanita yang telah menjadi bagian dari kisah kekisruhan rumah tangganya di masalalu tengah terbaring.Wanita itu tidak lain adalah Sisy. Dia terlihat lebih kurus sekarang, wajahnya tampak lebih tua dan kurang terawat. Sejak saat itu, Bagja tidak tahu menahu lagi tentang kehidupannya. Apakah dia menikah dan bersuami. Ataukah dia menjalani semua masa sulit itu sendiri.Dari celah itu, Bagja melihat ada tawa ringan yang tergelak. Wanita itu sedang berbincang dengan Evan, entah apa yang mereka b

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 28

    Ternyata Ceria benar-benar hamil, usia kandungannya beda dua minggu dengan usia kehamilan Sisy. Selama mengandung, Bagja benar-benar menjadi suami siaga. Dia tak pernah membuat wanita itu menunggu lama atas apa yang dia inginkan. Lelaki itu rupanya benar-benar memegang janjinya. Memang terkadang, seseorang baru bisa merasakan arti kehadiran, ketika dia sudah pernah diterpa badai.Seperti halnya Bagja, dia merasa beruntung mendapatkan kesempatan kedua untuk membahagiakan wanita yang dipilihnya. Begitupun Ceria, sejak kejadian itu dia tak lagi melupakan dirinya. Kini dia sudah memiliki alarm siaga dan sebisa mungkin memberikan pelayanan terbaik untuk suaminya.Ceria memang percaya jika Bagja telah berubah, tetapi tidak halnya dengan insting dan naluri laki-laki, pasti akan selalu ada celah ketika dia lengah. Karenanya, Ceria tetap mempertahankan apa yang dia miliki termasuk karir dan pekerjaan yang berkibar. Dengan memiliki itu, setidaknya dirin

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 27

    Sementara lelaki itu tak henti mengulas senyum. Sesekali diusap lengan istrinya yang mendekapnya erat. Ada getaran-getaran hangat menyelinap dalam kalbunya dan memancar keluar sebagai bentuk kebahagiaan. Bagja merasakan kembali kebahagiaan yang dulu pernah dia miliki. Cerianya Bagja sudah kembali seperti dulu lagi.“Mas, kita makan ke angkringan itu yuck! " Tiba-tiba Ceria menepuk bahunya tanpa aba-aba. Bagja menarik rem dengan kuat.“Aduh kho berhenti ngedadak sih?” Ceria mencubit perut suaminya. Bagja menoleh.“Kan kamu yang minta,” ucapnya sambil tersenyum dan mengusap wajah istrinya gemas. Ceria terkekeh.Wanita itu segera turun dari sepeda motor yang sudah terparkir tidak jauh dari angkringan yang menjual aneka sarapan. Dia memilih tempat duduk lesehan, suasana yang mengingatkannya pada masa berpacaran. Bagja mengikuti istrinya.“Mau pesen makan apa Ri?” tanya Bagja, dia duduk berse

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 26

    Akhirnya badai besar itu berlalu bersama punggung nenek sihir yang sudah menghilang dari rumah mereka. Bagi Ceria, Sisy adalah nenek sihir yang menggunakan kekuatan hitamnya untuk menyerang rumah tangganya. Mangacaukan hidup dan kebahagiaannya.Ceria mengajak tamunya melanjutkan acara makan malamnya. Neilson terlihat begitu menikmati makanan rumahan yang sebagian Ceria sengaja siapkan. Acara makan malam selesai, mereka mengobrol santai.Ceria mengucapkan banyak terimakasih pada kedua lelaki yang membantunya itu. Pada saat itu Neilson tiba-tiba menanyakan perihal kehamilan Sisy, sepertinya lelaki itu tertarik dengan bayinya. Neilson baru saja menikah sengan seorang model terkenal sebetulnya, namun sang istri ternyata lebih mementingkan karirnya daripada merencanakan kehamilan. Obrolan tidak berlangsung lama, waktu sudah cukup malam, akhirnya Mark dan Neilson berpamitan.Neil memang sudah menjadi sahabat kecil dari M

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 25

    "Kamu bisa jelaskan ini?” Ceria menatap wajah Sisy yang mulai berubah. Sisy terlihat sedang mencoba mengendalikan dirinya.“Usia kehamilan kamu baru sekitar 7 minggu ketika di periksa, itu artinya kalian harus melakukan itu pada minggu dimana suami saya sedang dirawat,”ucap Ceria. Wajah Bagja terlihat sedikit lega, sementara Sisy masih terdiam dan menatap hasil USG yang dilemparkan padanya.“Itu saja tidak bisa membuktikan apapun, bisa saja itu adalah karangan Mba Ceria sendiri dengan mengada-ada, darimana Mba bisa tau usia kehamilanku?” wanita itu masih mencoba menyangkal.“Darimana saya tahu?”Ceria tersenyum meremehkan. Sisy menatapnya penuh kekesalan.“Darimana saya tahu, itu tidak penting, tapi data ini valid, jadi bayi itu bukan anak dari suami saya,” ucap Ceria lagi.“Mba ga bisa seenaknya seperti itu, dimana hati nurani Mba sebagai perempuan, gimana rasanya jika Mba Ceria

  • PEMBALASAN SEORANG ISTRI   Episode 24

    Sabtu itu, Ceria sudah sibuk menyiapkan berbagai makanan untuk acara sore nanti. Dia meminta Bagja menjemput wanita itu datang sekitar pukul tujuh malam. Bagja merasa heran melihat istrinya menyiapkan hidangan-hidangan spesial begitu banyak. Mungkin itu porsi untuk lima sampai enam orang. Bagja tidak banyak bertanya, selama istrinya tidak meninggalkannya pergi dari rumah itu, dia akan menuruti apa saja permintaannya meskipun tidak masuk akal.Sejak pagi, Ceria sudah menitipkan Iren di rumah mertuanya. Gadis kecil itu sudah betah menginap sendiri, terlebih bisa tidur ditemani Maura. Seharian ini Bagja hanya memperhatikan istrinya, sesekali dia membantu pekerjaannya yang dia bisa. Tidak sedikitpun terlihat sebuah letupan emosi dari wajah wanita itu, terlihat tenang dan datar. Sementara hati Bagja sendiri sedang bergemuruh tidak karuan.Menjelang sore, Bagja sudah rapi. Lelaki itu mengenakan kaos hitam dengan list me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status