Dani membawa motornya memasuki sebuah rumah makan di kawasan Ungaran. Sebuah daerah perbukitan di pinggiran Kota Semarang. Hal yang paling menarik dari tempat ini adalah memiliki bangunan-bangunan terpisah yang disebut Joglo untuk pelanggan yang akan makan di tempat itu.
Joglo-joglo itu memiliki view pemandangan perbukitan dan menghadap langsung ke Danau Rawa Pening, sebuah danau yang menjadi icon Kota Semarang karena memiliki legenda yang di kenal seluruh masyarakat Indonesia.
Dani mengambil salah satu Joglo sebagai tempat untuknya makan, dengan perasaan takjub, Carine masih berdiri dengan mata tak henti-hentinya menikmati hamparan hijau bukit Ungaran.
"Apakah kau sering ke tempat ini, Dan?" Tanya Carine tanpa menoleh ke arah Dani.
Dani yang duduk membelakangi Carine menjawab dengan sedikit acuh, "Enggak juga, hanya sesekali saja kalau pikiran sedang kalut".
Carine menoleh ke arah Dani, "apakah saat ini pikiranmu sedang kalut juga, makanya mengaja
Dani terkejut mendengar pertanyaan Carine, dia merasa salah tingkah ketika matanya bertemu langsung dengan tatapan mata Carine."Sial, pasti mulut bocor Wawan yang memceritakan masalah pribadinya kepada Carine " umpat Dani dalam hati."Tebakanku tidak salah,kan" lanjut Carine.Dani hanya menggeleng tanpa gairah, "bukan sesuatu yang bagus untuk di bahas,lagi pula darimana kau tau tentang Novi ? Apakah Wawan yang mengatakan padamu ?"Carine tersenyum"Aku tak perlu memberitahu dari mana aku tahu, karna kau sudah jawabannya.""Tapi benar, kan. fikiranmu sedang kalut karna masalah Novi ?"Dani menarik nafas dengan berat, "kau ini terlalu ingin tau urusanku" Dani berusaha tak ingin membahas masalah pribadinya, namun faktanya dia berkata,"Dia pindah Universitas yang berada jauh dari kota ini, mungkin aku akan sulit menemuinya, tapi justru itu bukan menjadi masalah bagiku, setidaknya dia tinggal bersama keluarga yang akan menjaganya"
Selama menunggu pesanan makanan diantarkan hingga selesai makan, hampir tak ada kata yang mereka bicarakan. Mereka masih sama-sama canggung untuk memulai percakapan.Sambil mengelap tangannya, Dani lalu berkata, "setelah ini kau mau langsung pulang atau mau kemana ?"Carine melihat ke arah jam yang ada ditangannya, " sekarang baru jam 3, aku rasa aku masih punya waktu beberapa jam untuk menikmati tempat ini""Kau tidak ada acara lain,kan "tanya Carine kemudian.Dani menggelengPada dasarnya resto tempat mereka makan adalah obyek wisata yang biasa dipakai para pengunjung untuk menikmati langit senja dari bukit Ungaran ini. Jadi tak heran jika banyak pengunjung yang betah berlama-lama hanya untuk menikmati keindahan alam di lokasi tersebut."Oh ya,kenapa kamu tidak merokok, biasanya laki-laki kalau habis makan pasti melakukan ritual merokok" tanya Carine kemudian"Aku sedang tidak ingin ribut denganmu" jawab Dani dengan santai.C
Carine menarik nafas dalam, "mungkin ini terdengar konyol, meskipun aku pacaran dengan Yudha,namun sejujurnya aku tak punya perasaan yang istimewa terhadapnya."Dani mendengarkan dengan rasa heran"Sebenarnya aku menganggap yudha hanya sebagai sahabat, saat dia menyatakan cintanya,aku tak pernah menjawab iya,namun tak pernah juga menjawab tidak.""tapi Yudha tak pernah menyerah, ditambah Papaku yang sebagai atasannya memberi dukungan penuh terhadapnya, dan selalu memberi tugas menjagaku kepadanya"Carine kembali menarik nafas"Aku bisa berbuat apa, selama dia patuh dan tidak merugikanku, apa salahnya. Selain itu aku bisa memanfaatkannya untuk melindungiku jika ada laki-laki iseng yang mengejarku""Aku jahat ya ?" Tanya Carine penuh penyesalan."Sangat jahat" jawab Dani tanpa ekspresi.Dalam fikiran Dani, posisi Yudha hampir sama dengannya terhadap Novi, dia menyayangi Novi dengan tulus, tapi sesungguhnya dia tak pernah tau,apak
Dani bangkit dari duduknya dan berniat menuju kasir, namun tangan Carine segera memegang lengannya."Aku ikut denganmu, dan biarkan aku yang membayar tagihannya" kata Carine mencegah langkah Dani."Bagaimana aku membiarkan seorang perempuan membayar makanan yang telah aku makan ?" Tolak Dani"Kau tak perlu sungkan, anggap saja ini sebagai permintaan maafku sebagai seorang teman"Dani mencibirkan bibirnya, "jadi sekarang kita sudah berteman ?" Kata Dani dengan mimik mengejek.Carine kebingungan dengan pertanyaan Dani."Enggak, kita belum berteman, aku hanya memberimu hutang, dan suatu saat kau harus membayarku dengan mentraktirku makan"Dani mengernyitkan keningnya, namun dia tidak mau terus berdebat dengan Carine, akhirnya dia harus membiarkan Carine mengikutinya ke arah kasir dan membayar semua tagihan.Setelah selesai pembayaran, mereka berjalan ke tempat titik penjembutan dari aplikasi pemesanan taksi online.Tanpa me
Dani mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, setelah hampir melewati Bunderan Kali banteng, dia sedikit mengurangi kecepatan.Rumah kostnya sudah tidak terlalu jauh, hanya beberapa kilometer setelah melewati tikungan di Bunderan itu.Dani mengambil jalan sisi kiri untuk berbelok ke jalan yang menuju rumah kostnya, terlihat dari jarak pandang sekitar 100 meter di depan ada sedikit antrian para pengguna jalan. Disisi lain terlihat beberapa orang polisi sedang memeriksa satu-persatu para pengguna jalan yang diberhentikan terlebih dulu."Sepertinya ada Razia kelengkapan surat-surat kendaraan" pikir Dani. Karena bukan hal yang baru jika kawasan itu sering dilakukan Razia penertiban pengguna kendaraan. Seperti pajak kendaraan, surat nomer kendaraan ataupun SIM.Selain itu, tidak jauh dari tempat itu juga ada sebuah lokalisasi terbesar di kota Semarang yang namanya sudah terkenal di seluruh Indonesia.Dani lebih melambatkan lagi laju sepeda m
"Coba perlihatkan isi tasmu" kata petugas itu yang tak lain adalah Yudha."Pak polisi, ...bukankah ini hanya pemeriksaan perlengkapan surat-surat kendaraan, kenapa harus memeriksa isi tas segala, lagi pula tidak ada masalah kan dengan SIM dan STNK yang aku miliki ?" Protes Dani."Apakah anda keberatan ?" Yudha menunjuk pada papan info rahasia " pada surat tugas kami juga tertera surat perintah melakukan razia kelengkapan surat-surat kendaraan beserta pemeriksaan peredaran Narkoba" terang Yudha.Dani membaca papan info yang di pajang dipinggir jalan oleh petugas polisi.Dalam standar kerja kepolisian, memang mewajibkan harus memajang info razia dan tujuannya. Bahkan pada waktu tertentu, seorang anggota polisi harus kenunjukan surat tugas jika ingin menilang pengendara yang melakukan kelalaian."Aku tau kau seorang perokok berat, siapa tau kau menyimpan ganja di dalam tasmu"Mendengar ucapan Yudha, Dani mengambil kesimpulan kalau Yudha juga in
Pagi ini suasasana hati Carine sedang bersemangat, dia bangun lebih awal dan segera mandi, setelah berpakaian rapi dia segera pergi ke ruang makan. Disana kedua adiknya dan orangtuanya sudah menunggu untuk sarapan."Tumben jam segini sudah rapi, kak ?" Kata Anna adiknya sambil mengoles keju keatas roti yang dipegangnya."Ada kuliah pagi di kampus" jawab Carine sambil duduk disebelah Anna."Sekalian aku dong" lanjut carine sambil menyodorkan sepasang roti tawar ke arah Anna."Enak aja, bikin sendiri" tolak Anna.Carine memasang muka cemberut."Sini biar Mama siapin, kau mau pake keju atau selai" mendengar perdebatan kedua putrinya, ibu Carine menawarkan diri untuk menyiapkan sarapan Carine."Biarin saja si Ma, biar kak Carine menyiapkan sarapannya sendiri." Jacky yang dari tadi asik dengan sarapannya,tiba-tiba ikut menyela."Kalian tidak senang ya kalau kakak kalian yang cantik ini dimanja sama mama." Kata Carine sambil menjulur
Berbeda dengan kedua adik dan mamanya, papa Carine lebih cenderung tidak banyak bicara. Mungkin karna didikan militernya dan sebagai kepala keluarga, Suradinata ingin selalu terlihat tegas dan berwibawa."Apakah kau ingin Papa menyuruh Yudha mengantarmu" kata Suradinata dengan berkharisma.Carine melambaikan tangannya, "aku bisa menelponnya sendiri jika membutuhkannya, ini masih terlalu pagi, aku bisa memesan taksi online untuk mengantarkanku ke kampus".Carine mengambil roti yang sudah diolesi keju oleh mamanya, mendengar pembicaraan Carine dan suaminya, ibunya ikut berbicara."Kenapa kau tak mau pakai sopir keluarga saja, Carine""Aku sudah besar,Ma. Seharusnya aku sudah diijinkan mengendarai mobil sendiri" tolak Carine memberi alasan."Aku rasa tidak, aku tak akan mengijinkanmu membawa mobil sendiri. Kalau kau memilih taksi online itu tidak apa,atau kau bisa memakai sopir. Menurutku itu lebih baik" Suradinata memotong pembicaraan mereka d