BRUGHHH!!!
Pintu mobil itu di banting dengan keras oleh si pemilik mobil saat dia baru saja memarkirkan mobil itu secara asal di pelataran parkir club malam elit di daerah kemang, Jakarta.
Laki-laki berkemeja putih itu menggulung lengan kemejanya hingga sebatas siku dan melepas beberapa kancing kemeja atasnya karena kerah kemeja itu terasa mencekik lehernya.
Dia melangkah tergesa menuju club dan duduk di depan meja bar.
"Vodka satu," pesannya pada sang bartender.
Bartender bernama Chris itu tersenyum miring saat didapatinya Bos besar telah datang.
Seorang laki-laki bernama Alexander Gavin Malik yang selama ini menjadi pelanggan setianya di club. Salah satu pelanggan paling loyal yang pernah di temui oleh Chris.
"Siap, Bos!" Chris menyodorkan satu botol Vodka di atas meja bar tepat dihadapan Xander.
"Anda terlihat kacau," seru Chris membuka percakapan. Chris tahu, biasanya jika sedang dalam keadaan seperti ini, lelaki berparas tampan dihadapannya sekarang ini membutuhkan sentuhan wanita untuk mengendurkan urat-urat syarafnya yang tegang.
"Ada barang baru Bos, namanya Amanda, asli Solo, manis, kemayu," beritahu Chris. "Minat?" tanyanya setengah berbisik.
Xander meneguk minumannya dengan dua kali tenggakan dan langsung habis. Dia tak menanggapi pertanyaan Chris. "Lagi, dua botol," pintanya pada Chris.
Chris melongo, sebelah alisnya terangkat. Sembari mengambil pesanan Xander Chris jadi bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Sepertinya, masalah yang sedang dihadapi Xander kali ini cukup serius. Sebab, Xander benar-benar terlihat berbeda malam ini. Biasanya, satu botol saja dia tidak pernah habis. Ini sampai pesan dua botol sekaligus setelah dia menghabiskan satu botol Vodka hanya dalam dua kali tenggakan.
Sungguh luar biasa, pikir Chris.
Dua botol vodka pun datang dan tanpa berpikir lama, Xander menghabiskannya tanpa sisa.
Laki-laki itu mulai terlihat mabuk. Tak berselang lama, dia kembali memanggil Chris.
Chris mendekati Xander, berpikir Xander ingin meminta Vodka lagi dan jika benar begitu, Chris tidak akan memberikannya karena dia tahu, Xander sudah terlihat sangat mabuk.
Saat Chris mendekat, Xander mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan dan menaruhnya di atas meja bar.
"Ini, sisanya untukmu! Suruh wanita bernama Amanda itu ke kamar yang biasa kupesan. Oke?" perintah Xander dengan suaranya yang serak.
Chris menganggukkan kepala dengan senyuman lebar. Dia buru-buru mencari Mami Grace, si gremo di Club malam itu.
Xander itu adalah salah satu pelanggan tetap Mami Grace. Dia seorang lelaki yang paling anti tidur dengan satu wanita yang sama berkali-kali.
Satu malam, untuk satu wanita. Besok, pasti dia meminta wanita baru pada Mami Grace atau melalui Chris jika Mami Grace sedang tidak di tempat.
Kebiasaannya menjalani rutinitas One Night Stand itu sudah dia jalani sejak beberapa tahun silam, tepatnya sejak sang Ayah, divonis menderita penyakit Distimia yaitu sejenis penyakit depresi kronis yang mengarah pada gangguan mental dan kejiwaan si penderita.
Penyakit itulah yang membuat sang Ayah kini harus di rawat di rumah sakit jiwa.
Xander begitu terguncang saat sang Ayah yang memang sejak lama mengalami depresi semenjak dikhianati oleh istrinya, Ibu Kandung Xander sendiri, yang memilih pergi dari rumah bersama selingkuhannya bahkan tanpa dia memperdulikan keadaan Xander yang saat itu masih sangat kecil dan membutuhkannya.
Sejak saat itulah, penderitaan Xander di mulai. Dia hidup dalam kebisuan sang Ayah dan seringkali mendapat perlakuan kasar jika Ayahnya sedang mengamuk di rumah akibat sakit hati yang menderanya.
Semua amarahnya pada sang istri di luapkan oleh sang Ayah pada Xander yang tak mengerti apa-apa.
Tapi, meski pun begitu, Xander sangat menyayangi Ayahnya. Sebab dia tahu, apa yang dirasakan Ayahnya akibat perlakuan Ibunya pasti sangatlah menyakitkan.
Itulah mengapa, kini Xander tidak pernah mempercayai wanita mana pun. Dia berpikir semua wanita sama seperti ibunya.
Pengkhianat.
Xander bahkan berjanji, bahwa dia tidak akan menikah sampai kapan pun. Dia merasa, dengan menjalani kehidupannya yang serba bebas saat ini, Xander sudah merasa cukup. Lantas, untuk apa dia mempermasalahkan perihal jodoh apalagi berumah tangga?
Semua itu hanya omong kosong baginya.
Malam itu, Xander berjalan sempoyongan menuju kamar yang telah dia booking.
Kepalanya terasa begitu berat hingga dia sempat terjatuh beberapa kali. Dengan tubuh limbung dia kembali bangkit dengan berpegangan pada dinding. Namun sayangnya, pandangannya kian buram.
Xander terjatuh sekali lagi.
Seorang wanita terlihat mendekati Xander dan membantu Xander untuk bangkit.
Meski dalam keadaan mabuk berat, tapi kesadaran Xander belum sepenuhnya menghilang.
Dia sempat membalas tatapan wanita itu ketika si wanita itu memapahnya menuju kamar yang Xander tunjukan.
Wanita itu merebahkan tubuh Xander ke atas tempat tidur dan hendak pergi.
"Eh, mau kemana?" ucap Xander dengan suara parau. "Lepaskan sepatuku!" perintahnya pada wanita itu.
Si wanita kembali berbalik. Dia menatap sendu ke arah Xander saat itu. Jujur, dalam hati dia menjerit melihat keadaan Xander yang begitu mengenaskan malam ini. Dia sengaja mengikuti Xander sampai ke dalam Club ini hanya untuk memastikan bahwa Xander baik-baik saja. Dia tahu masalah yang sedang dihadapi Xander saat ini. Itulah sebabnya dia begitu mengkhawatirkan keadaan Xander.
Setelah melepas sepatu dan kaus kaki Xander, wanita itu kembali berbalik dan hendak pergi namun tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh Xander hingga tubuhnya terjatuh menindih tubuh Xander di atas ranjang itu.
Detak jantungnya kian menggebu. Dia benar-benar gugup. Wajah Xander saat ini begitu dekat dengannya. Bahkan ke dua tangan laki-laki itu terasa meremas pinggulnya dengan begitu kuat.
Dan saat Xander hendak mencium bibirnya, dia ingin mengelak, tapi perasaannya yang begitu besar untuk Xander yang bahkan telah sangat lama dia pendam justru membuatnya menyerah.
Wanita itu menyerah tanpa syarat saat dirinya menjadi bahan eksploitasi Xander yang begitu beringas malam itu.
Xander memperlakukan dia bagai sebuah mainan yang tak berarti. Bahkan lelaki itu sama sekali tidak perduli saat wanita itu menangis menahan sakit ketika Xander merenggut kesuciannya.
Sebut dia bodoh.
Ya, wanita itu sadar dirinya terlalu bodoh. Pengaruh Xander begitu kuat. Dia tak bisa menolak.
Dia lelah memendam perasaannya sendirian dan hanya bisa mengagumi Xander diam-diam. Menatap laki-laki itu dari kejauhan karena reputasi Xander yang dikenal kejam dan mengerikan sebagai seorang CEO muda sukses di Indonesia. Tak ada yang berani mendekati Xander di kantor. Jangankan menyapa, menatap ke arah lelaki itu saat dia lewat saja tak ada yang berani.
Begitu pun dirinya.
Apalah dia, hanya seorang karyawati biasa yang bahkan tak pernah berpacaran seumur hidupnya.
Pergumulan malam itu berlangsung begitu panas dan panjang.
Xander tersenyum puas di samping wanita itu saat dia berhasil menyalurkan hasratnya.
Dia memang sudah seringkali bergonta ganti wanita, tapi baru kali ini dia mendapati seorang perawan. Membuatnya sedikit kewalahan. Bercak darah di seprai itulah penanda yang membuat Xander yakin, bahwa pelacur baru bernama Amanda yang disebut-sebut Chris itu adalah seorang perawan.
Pasti Mami Grace akan membandrol harga selangit padanya.
Ah... Xander tidak perduli. Berapapun nilai yang diminta Mami Grace, pasti akan Xander penuhi.
Intinya, yang penting dia puas.
Bahkan sangat puas.
Wanita ini boleh juga...
Pikir Xander membatin.
Dan beberapa detik setelahnya, ke dua mata lelaki itu pun terpejam akibat kelelahan.
Seorang wanita berlari tertatih dengan kaki setengah pincang, menyusuri lorong gelap dan sepi. Sesekali dia menoleh ke belakang dengan ekspresi cemas dan takut. Wanita itu terus berlari sekencang dia bisa. "ALIANA! TUNGGU! JANGAN COBA-COBA KABUR DARIKU LAGI ALIANA! JIKA KAMU TIDAK MAU MATI!" Teriak sebuah suara lelaki di ujung lorong. Aliana mempercepat langkahnya saat si laki-laki itu mulai semakin cepat mengejarnya. Setelah berhasil keluar dari lorong gelap itu dan sampai di trotoar pejalan kaki yang cukup ramai oleh lalu lintas dan para pedagang kaki lima, Aliana melihat dua orang polisi yang kebetulan sedang berpatroli di lampu merah. Aliana masih terus berlari dengan susah payah. Sadar bahwa sosok Denis pasti akan terus mengejarnya. Denis tidak akan berhenti meskipun dirinya berlari ke ujung dunia sekalipun. Jadi, satu-satunya cara yang bisa membuatnya selamat d
ENAM TAHUN KEMUDIAN... Dalam sebuah pertarungan pasti hanya akan mengenal dua kata akhir yakni menang dan kalah. Begitu pula halnya dengan bisnis. Para pengusaha sukses tidak melakukan hal yang biasa dilakukan oleh orang biasa. Cara berpikir dan tindak tanduk mereka cenderung aneh bahkan sebagian menganggapnya istimewa. Mereka hanya berbagi cara tanpa menjelaskan pola pikirnya saat menjalankan bisnis. Fakta ini tentu mengejutkan mengingat banyak orang cenderung mengikuti sikap pengusaha saja tanpa tahu bagaimana rahasia dibalik kesuksesan para pengusaha itu dalam mengembangkan bisnisnya. Beda orang, beda cara. Jika kebanyakan pengusaha memakai metode umum dalam membangun bisnisnya lain halnya dengan yang dilakukan oleh seorang pengusaha sukses bernama Alexander Gavin Malik. Dalam dunia bisni
Di sebuah gedung perkantoran elit Jakarta, seorang wanita terlihat lembur bekerja di saat para teman-teman kantornya sudah pulang ke kediaman masing-masing. Besok adalah hari ulang tahun anaknya, dan dia berencana untuk merayakan bersama anaknya di sebuah restoran pizza favorit anaknya. Untuk itu, dia memilih lembur hari ini supaya besok dia bisa meminta izin pulang lebih awal pada sang bos di kantor. "Misch, kamu tidak pulang?" tanya Abdul salah satu karyawan yang bekerja di bagian HRD. "Oh ya, sebentar lagi aku pulang kok, mau menyelesaikan laporan untuk presentasi dulu," sahut Mischa dari balik kubikel meja kerjanya. "Oke deh kalau begitu, aku pulang duluan ya?" kata Abdul lagi. "Oke," Mischa tersenyum seraya mengacungkan ibu jarinya ke arah Abdul. Sepeninggal Abdul, Mischa kembali fokus pada layar komputernya. Laporan ini harus selesai malam ini juga supaya besok
ENAM TAHUN YANG LALU... Begitu mengetahui bahwa pelacur perawan yang tidur dengannya malam itu bukanlah Amanda, Xander langsung mengutus Jarvis untuk mencari tahu siapa perempuan yang sudah berani mempermainkan dirinya. Mami Grace sendiri yang mengatakan bahwa malam itu Amanda tidak mendatangi Xander ke kamarnya karena Amanda mendadak datang bulan. Mami Grace sudah meminta Chris untuk memberitahukan hal itu pada Xander tapi Chris bilang Xander sedang bersama seorang wanita lain dikamarnya ketika Chris hendak memberitahukan perihal Amanda pada Xander. Merasa tak ingin mengganggu kegiatan panas sang Bos besar, Chris pun memilih untuk pergi. Tanpa pernah Chris sangka-sangka kejadian malam itu kini berbuntut panjang. Bukan hanya Mami Grace saja yang menjadi sasaran amukan Xander tapi dirinya
Arsen sudah di pindah ke ruang ICU setelah pendonoran darah yang diberikan Xander untuknya. Dan sejak itu pula, Xander tak kunjung bergeming dari sisi ranjang tempat tidur Arsen.Tatapannya lurus tertuju pada wajah Arsen yang terhalang oleh alat bantu pernapasan.Jarvis pun ada di dalam ruangan itu. Dia berdiri tepat di hadapan Xander duduk. Jarvis sudah tahu apa yang terjadi di sana dan mengurus perihal tes DNA antara Arsen dan Xander. Termasuk menggali informasi mengenai wanita bernama Mischa, Ibunda Arsen.Sedari tadi Jarvis sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, namun keterdiaman Xander dalam perenungannya yang tak sama sekali beralih dari wajah Arsen membuat Jarvis urung menyampaikan maksudnya.
Waktu sudah hampir shubuh.Tapi Mischa terus terjaga di sisi ranjang anaknya.Setelah mendapat donor darah dari Xander, Arsen pun telah melewati masa kritisnya. Bocah berumur lima tahun itu kini sudah di pindah ke ruang perawatan kelas tiga. Sebagian alat medis yang terpasang di tubuh Arsen telah dilepas. Hanya menyisakan satu cairan infus di tangan kirinya.Mischa hendak melunasi semua biaya rumah sakit dengan uang tabungan hasil dia bekerja dan hasil penjualan beberapa perhiasan miliknya. Namun ternyata pihak rumah sakit mengatakan bahwa seluruh biaya pengobatan Arsen sudah dilunasi oleh Xander. Dan Mischa berniat untuk mengembalikan uang itu melalui pos nanti. Mischa tidak mau berhutang budi pada siapapun. Apalagi orang itu adalah Xander.Saat ini, Mischa hanya perlu menunggu Arsen sadar.Mischa tak mau melewatinya m
Dua minggu berlalu. Sejauh ini, Xander memang tak melakukan hal apapun terhadap Mischa. Xander bukan tipe lelaki yang gegabah dalam bertindak. Sebelum hasil tes DNA keluar, Xander tak ingin melakukan tindakan bodoh yang justru akan mempermalukan dirinya sendiri. Untuk itulah dia perlu bersabar. Dan hari ini, sekembalinya Jarvis dari rumah sakit setelah mengambil hasil tes DNA Xander, ditemuinya di gedung perkantoran perusahaan Malik Grup, laki-laki brewok itu langsung memberikan hasil tes DNA itu pada sang Bos. "Anak bernama Arsen itu memang anak kandungmu, Bos. Hasil tes DNA kalian positif," beritahu Jarvis saat itu. Jarvis melihat satu kali tarikan napas panjang Xander saat itu. Sebagai orang terdekat Xander, Jarvis tahu bahwa kabar ini bukanlah kabar baik.
Pagi itu, gedung perkantoran bagian Administrasi Hotel Butterfly terlihat ramai. Beberapa wartawan terlihat memenuhi pintu masuk gedung.Sebuah lamborghini hitam terlihat memasuki area pelataran parkir diikuti sebuah sedan hitam di belakang.Sebelum sang pemilik lamborghini itu keluar dari kendaraannya, beberapa bodyguard keluar dari sedan hitam dan berjalan mendekat ke arah mobil di depan mereka.Seorang Aktor pendatang baru dengan gaya casualnya terlihat keluar dari lamborghini itu. Dirinya berhasil menghindar dari kerumunan wartawan berkat pengawalan ekstra ketat dari para bodyguardnya. Dia berjalan memasuki gedung perkantoran Hotel.Kedatangannya disambut oleh beberapa manager hotel."Selamat datang Pak Aldrian, kedatangan anda sudah di tunggu oleh dewan direksi untuk rapat saham hari ini," ucap salah satu manager hotel.Aldrian Bharata Yuda, sang pewaris tunggal Hotel