Share

8. POSITIF

Dua minggu berlalu.

Sejauh ini, Xander memang tak melakukan hal apapun terhadap Mischa. Xander bukan tipe lelaki yang gegabah dalam bertindak. Sebelum hasil tes DNA keluar, Xander tak ingin melakukan tindakan bodoh yang justru akan mempermalukan dirinya sendiri. Untuk itulah dia perlu bersabar.

Dan hari ini, sekembalinya Jarvis dari rumah sakit setelah mengambil hasil tes DNA Xander, ditemuinya di gedung perkantoran perusahaan Malik Grup, laki-laki brewok itu langsung memberikan hasil tes DNA itu pada sang Bos.

"Anak bernama Arsen itu memang anak kandungmu, Bos. Hasil tes DNA kalian positif," beritahu Jarvis saat itu.

Jarvis melihat satu kali tarikan napas panjang Xander saat itu. Sebagai orang terdekat Xander, Jarvis tahu bahwa kabar ini bukanlah kabar baik.

Xander belum berbicara apapun. Tatapannya masih tertuju meneliti berkas hasil tes DNA di tangannya.

"Jadi, selama ini kita sudah benar-benar tertipu!" Ucap Xander kemudian. Wajahnya terlihat merah padam dengan ke dua rahangnya yang mengeras. Dia melempar berkas di tangannya dengan kasar ke atas meja kerjanya.

"Benar Bos. Jika memang Mischa adalah wanita yang tidur bersama anda di Club malam itu, itu artinya wanita bernama Aliana Puri Cendana telah membohongi kita! Dan dari informasi yang berhasil aku gali tentang Aliana, aku mendapati bahwa Aliana memang memiliki hubungan dekat dengan Mischa," tambah Jarvis lagi.

"Apa? Jadi mereka saling mengenal satu sama lain?" Xander terlihat begitu kaget. Kenyataan ini benar-benar membuatnya muak.

"Benar Bos. Aliana adalah sahabat dekat Mischa sewaktu mereka magang di perusahaan Malik Grup. Mereka satu angkatan di Universitas,"

Xander benar-benar tidak percaya dengan semua kenyataan ini. Dirinya sudah ditipu habis-habisan selama ini oleh wanita-wanita jalang itu!

Brengsek!

Tubuh Xander terhempas ke sandaran kursi kebesarannya. Sesekali dia memijat pangkal hidungnya. "Lalu, bagaimana dengan Mischa sendiri, informasi apalagi yang berhasil kamu dapatkan tentang wanita itu?"

"Mischa adalah anak tunggal dan ke dua orang tuanya masih hidup. Mereka tinggal di Surabaya. Ayah Mischa adalah seorang pensiunan PNS. Sedangkan Ibunya membuka usaha Catring di kediaman mereka di Surabaya. Pak Arthur mengatakan, sewaktu Mischa magang di perusahaan ini bersama Aliana, Mischa itu termasuk karyawan yang rajin dan pintar. Tapi anehnya sebelum tiga bulan masa magangnya berakhir, Mischa sudah lebih dulu mengundurkan diri. Usia Arsen saat ini tepat lima tahun, dan kejadian itu berlalu sudah hampir enam tahun, jadi ada kemungkinan, sewaktu Mischa mengundurkan diri dari perusahaan Malik Grup, dia sedang mengandung Arsen,"

"Kemarin aku sudah mendatangi lapas untuk bertemu dengan Aliana dan memintanya untuk mengatakan hal yang sebenarnya terjadi malam itu, tapi Aliana memilih untuk bungkam, Bos,"

"Aku sendiri menyimpulkan, pengakuan Aliana hari itu mungkin karena dia ingin melindungi Mischa, Bos," tutur Jarvis panjang lebar.

Xander menggeram di kursi kebesarannya.

Pikirannya penuh oleh dua sosok perempuan bernama Mischa dan Aliana.

Xander paling anti diusik. Itulah sebabnya, siapapun manusia yang berani mengusiknya, pasti akan berakhir mengenaskan seperti nasib Aliana selama ini.

Dan kali ini, Xander tak akan tinggal diam terhadap wanita bernama Mischa.

Xander akan memastikan, bahwa Mischa, harus mendapat ganjaran setimpal atas perbuatannya selama ini.

"Jarvis, suruh orang untuk memata-matai Mischa. Aku ingin tahu, apa ada pihak lain dibalik semua kejadian ini!" Ucap Xander dengan tatapan bengisnya.

Kali ini, kamu tidak akan bisa lolos dariku, Mischa!

Bitch!

Xander dan Jarvis masih melanjutkan percakapan mereka di dalam ruangan saat tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di luar.

"LEPASKAN AKU! BIARKAN AKU BERTEMU DENGAN XANDER!" teriak seorang lelaki yang terlihat mengamuk. Dia ingin menerobos masuk ke dalam ruangan Xander namun tubuhnya ditahan beberapa security.

"XANDER! KELUAR KAU! BRENGSEK! KAU TIDAK BISA MEMECATKU SEPERTI INI!" teriaknya lagi seperti orang kesetanan. Keributan itu jelas menarik perhatian beberapa karyawan lain.

Saat itu, bukan Xander yang keluar dari ruangan melainkan Jarvis.

Jarvis meminta para karyawan kembali bekerja.

"Lepaskan dia," perintah Jarvis pada para security itu.

Lelaki bernama Daniel itu pun langsung membenahi kemejanya yang berantakan. Wajahnya masih terlihat marah. "Mana Xander? Aku ingin bicara!" tegasnya pada Jarvis.

"Kamu tahukan ini tempat umum? Kehadiranmu di sini menimbulkan keributan, mari kita bicara di tempat lain," ucap Jarvis dengan logat santai. Dia mengajak Daniel pergi dari depan pintu ruangan Xander, tapi sayang Daniel tidak mau. Kedatangannya ke sini untuk bertemu Xander, bukan Jarvis.

"Aku tidak akan pergi sebelum Xander menjelaskan alasan kenapa dia memecatku!" tegas Daniel lagi.

"Aku pikir, kamu ini orang berpendidikan. Mari kita bicarakan baik-baik. Xander saat ini sedang sibuk. Bicara denganku saja, mari kita cari tempat untuk bicara," ajak Jarvis lagi. Senyum ramahnya terkembang sempurna. Dia menepuk bahu Daniel sebelum melangkah menjauh dari ruangan Xander. Untungnya, kali ini Daniel tidak melawan. Dia menurut dan berjalan mengikuti langkah Jarvis. Sementara beberapa security masih tetap mengikuti langkah mereka.

Tiba di sebuah toilet karyawan, Jarvis menghentikan langkahnya. Dia membuka pintu toilet dan mendorong paksa Daniel masuk ke dalam toilet.

"Kalian, tunggu di sini," perintah Jarvis pada tiga orang security untuk berjaga di depan pintu toilet sebelum dia menutup pintu itu rapat-rapat.

Daniel terlihat begitu terkejut dengan tubuhnya yang terhempas ke dinding toilet akibat dorongan Jarvis.

"Apa yang kamu inginkan? Katakan!" ucap Jarvis dingin. Dia berkacak pinggang dihadapan Daniel.

Daniel tersenyum remeh. Nyatanya, Jarvis dan Xander memang sama saja. Sama-sama brengsek dan bermuka dua. "Aku hanya akan bicara dengan Xander!"

"Apa yang kamu katakan? Kamu bilang apa tadi?" ulang Jarvis yang mulai terlihat jengkel.

"Aku sudah bekerja di perusahaan ini bahkan lebih lama dari kau! Jadi bagaimana bisa dia memecatku tanpa alasan!"

Jarvis tertawa renyah sebelum akhirnya dia kembali mendesak tubuh Daniel ke dinding. "Heh, brengsek! Kamu pikir aku tidak tahu, kalau selama ini kamu yang sudah membocorkan rahasia perusahaan Malik Grup ke Butterfly? Sekarang bisa-bisanya kamu mengatakan bahwa Xander memecatmu tanpa alasan! Lebih baik kamu berkaca dulu sebelum bicara! Bajingan tengik!" Jarvis semakin mempererat cekikan tangannya di kerah kemeja Daniel. Kali ini, Daniel benar-benar memancing emosinya.

"Perlu kamu tahu, harusnya kamu itu berterima kasih pada Xander karena dia hanya memecatmu! Mungkin jika aku jadi Xander, aku tidak hanya akan memecat pengkhianat macam dirimu, tapi aku akan pastikan hidupmu membusuk di penjara!" ancam Jarvis lagi.

Sayangnya ancaman itu tidak mempan untuk Daniel.

"Kamu itu hanya mantan gengster! Kamu itu mafia yang sudah diselamatkan Xander! Hidup menjadi kacung Xander tidak akan membuatmu mendapat apa yang kamu inginkan! Xander itu kejam! Dia tidak tahu bagaimana cara menghargai orang lain!" sentak Daniel sama kerasnya.

BUGHHH!!!

Satu hantaman kuat mendarat di rahang Daniel hingga tubuh lelaki itu tersungkur ke lantai toilet dengan sudut bibir yang berdarah.

Jarvis berjongkok di sisi Daniel yang terlihat kesakitan. "Sebaiknya kamu pergi sekarang sebelum aku benar-benar marah!" bisik Jarvis pelan. Dia masih berusaha untuk tidak larut dalam emosinya.

"Cih! Kamu pikir kamu itu siapa, Hah? Kamu itu hanya anjing peliharaannya Xander! Aku sama sekali tidak takut padamu! Aku bahkan tidak takut pada Xander! Lihat saja nanti, pembalasan akan lebih menyakitkan dari apa yang sudah kalian lakukan padaku!"

Ucapan Daniel kali ini terdengar lucu di telinga Jarvis. Sepertinya hanya akan membuang-buang waktu saja jika dia masih harus meladeni manusia bernama Daniel itu, hingga akhirnya, Jarvis pun berdiri dan berniat untuk pergi.

"Katakan pada Xander, aku akan membalas perbuatannya!" teriak Daniel lagi sebelum Jarvis benar-benar keluar dari toilet.

Jarvis menghentikan langkahnya. Dia menoleh kembali ke belakang.

"Baiklah, aku tunggu, seberapa besar nyalimu!" tantang Jarvis berusaha sesantai mungkin. Meski dalam hati, ingin rasanya dia menjahit mulut kurang ajar manusia itu bernama Daniel itu.

Dasar manusia tak tahu diri!

Umpat Jarvis dalam hati.

*****

Di sebuah mansion besar di Paris, Perancis seorang wanita setengah baya terlihat sibuk dengan ponsel yang menempel di telinga kirinya.

Dia berjalan dari sisi ranjang tempat tidurnya ke arah jendela.

"Selamat pagi nyonya Malik, saya baru mendapat kabar dari Indonesia bahwa rumor mengenai Xander yang memiliki anak dari seorang pelacur itu benar Nyonya. Nama anak itu Arsen. Sekarang dia berumur lima tahun. Fotonya akan saya kirim segera ke ponsel anda, Nyonya," ucap sebuah suara di seberang.

Wanita paruh baya itu tersenyum tipis. Gurat halus diwajahnya terlihat menjelas. Meski kini usianya sudah menginjak kepala tujuh, namun dirinya terlihat masih seperti wanita berumur empat puluh tahunan. Semua itu berkat perawatan kulit dan olahraga rutin serta pola hidup sehat yang dijalaninya selama ini.

Pembicaraan itu berakhir dengan terkirimnya sebuah foto seorang bocah lelaki bernama Arsenio Malik Akbar di ponselnya.

Wanita itu tertawa sinis.

Aku tidak perduli siapa identitas Ibumu, Arsen, yang jelas dalam darahmu mengalir darah Xander. Kamu akan menjadi satu-satunya pewaris keluarga Malik dan itu artinya...

Wanita itu menggantung kalimat yang dia ucapkan di dalam hatinya.

Tatapannya terus tertuju pada foto Arsen di gawainya.

"Kamu harus aku dapatkan secara utuh!" ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

Dia kembali menghubungi seseorang di telepon.

"Halo, Sean? Ini aku Sarah. Tolong siapkan tiket penerbangan menuju Indonesia sore ini, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan cicitku,"

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
udah 6th aja ngk ada konflik ps hamil tau² anaknya udah gede aja
goodnovel comment avatar
Yuli Defika
semoga si nenek kelak menyayangi cucunya
goodnovel comment avatar
P Padang Situmorang
nenek buyut sontoloyo.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status