Share

9. RUMOR

Author: Herofah
last update Last Updated: 2021-06-23 15:54:25

Pagi itu, gedung perkantoran bagian Administrasi Hotel Butterfly terlihat ramai. Beberapa wartawan terlihat memenuhi pintu masuk gedung.

Sebuah lamborghini hitam terlihat memasuki area pelataran parkir diikuti sebuah sedan hitam di belakang.

Sebelum sang pemilik lamborghini itu keluar dari kendaraannya, beberapa bodyguard keluar dari sedan hitam dan berjalan mendekat ke arah mobil di depan mereka.

Seorang Aktor pendatang baru dengan gaya casualnya terlihat keluar dari lamborghini itu. Dirinya berhasil menghindar dari kerumunan wartawan berkat pengawalan ekstra ketat dari para bodyguardnya. Dia berjalan memasuki gedung perkantoran Hotel.

Kedatangannya disambut oleh beberapa manager hotel.

"Selamat datang Pak Aldrian, kedatangan anda sudah di tunggu oleh dewan direksi untuk rapat saham hari ini," ucap salah satu manager hotel.

Aldrian Bharata Yuda, sang pewaris tunggal Hotel Butterfly. Dia anak dari pasangan suami istri Gandhi Bharata Yuda dengan Diana Pitaloka Bharata Yuda.

Sejak awal, sebenarnya Aldrian sama sekali tidak tertarik dengan dunia perbisnisan. Dia datang ke perusahaan kebanggaan sang Ayah hari ini karena terpaksa.

Perusahaan Adhiguna berencana untuk membeli sepuluh persen saham lagi dari hotel Butterfly karena krisis keuangan yang dialami perusahaan akhir-akhir ini. Tapi Gandhi bersih keras untuk tidak menjualnya. Gandhi takut perusahaannya akan benar-benar diakusisi oleh Adhiguna. Hingga akhirnya kondisi kesehatan Gandhi drop dan harus di opname di rumah sakit. Untuk itulah Aldrian mau tak mau turun tangan juga untuk menangani masalah yang sedang dialami oleh perusahaan sang Ayah.

Sejauh ini Aldrian lebih senang hidup di tengah rutinitasnya sebagai publik figur setelah dia lulus sarjana di sebuah fakultas hukum. Satu tahun menjalani profesi sebagai seorang pengacara, Aldrian di tawari berkarir di dunia hiburan oleh salah satu produser terkenal yang menjadi salah satu kliennya. Dan sejak itulah, Aldrian mulai meninggalkan pekerjaannya sebagai pengacara dan beralih menjadi seorang bintang film. Karirnya kian gemilang saat Aldrian bermain dalam sebuah film action bersama Mendy Clarissa, bahkan tersiar kabar bahwa dirinya dengan Mendy sempat terlibat cinlok. Meski hal itu tak juga diakui oleh ke dua belah pihak setelahnya.

Kehadiran Aldrian di dalam kantor itu jelas menarik perhatian banyak orang terutama para kaum hawa yang memang menjadi fansnya Aldrian.

Seperti Asyanti dan Kamila, dua perawan ting ting itu terlihat antusias menatap ke arah Aldrian begitu lelaki berperawakan tinggi itu mulai memasuki ruangan mereka hendak menuju ruang rapat direksi.

"Ssssstt Misch-Misch, Aldrian tuh! Sumpah dia tampan sekali, membuat hatiku berdebar-debar," seru Kamila dengan gayanya yang dibuat-buat.

Mischa yang baru saja disenggol lengannya oleh Kamila hanya cengar cengir kecil. Dia sama sekali tak tertarik dengan Aldrian, cukup baginya melihat sekilas sosok fenomenal itu lalu memilih untuk kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

"Aduh, kira-kira bisa foto dengan dia tidak ya nanti?" kali ini suara Asyanti yang terdengar oleh Mischa.

"Kalian tungguin saja di depan pintu ruang rapat, begitu dia keluar kalian bisa langsung meminta foto," saran Mischa yang jelas-jelas mustahil untuk dilakukan.

"Ih, mana bisa! Di ruangan itukan ada Pak Reno, bukannya dapat foto sama Aldrian yang ada kita kena damprat sama tua bangka itu!" umpat Asyanti lagi. Reno itu manager mereka yang dikenal galak dan sangat otoriter.

"LANJUT BEKERJA!"

Sontak para karyawan itu langsung kembali ke kubikel mereka masing-masing setelah gema suara Pak Reno terdengar memekik di telinga mereka.

"Tuhkan, padahal masih pagi, dia sudah teriak-teriak!" umpat Asyanti.

Mischa hanya tersenyum tipis. Dia tak berniat menanggapi ocehan rekan sekantornya itu.

Hari ini Mischa ingin pulang lebih awal untuk itu dia harus menyelesaikan tugasnya secepat mungkin.

Lulu, sahabatnya juga tetangganya di rusun mengajaknya untuk makan malam bersama di rusun mereka. Hari ini anak Lulu yang seusia Arsen ulang tahun, untuk itulah Lulu mengundang Mischa untuk sekedar berkumpul meramaikan perayaan sederhana ulang tahun anaknya yang bernama Kiki.

Mischa masih berkutat dengan layar komputernya saat suara ponselnya tiba-tiba berdering.

Sebuah nomor baru muncul di layar itu.

Tanpa pikir panjang, Mischa langsung mengangkat telepon itu.

"Hallo?" ucap Mischa sesopan mungkin.

"Ya, Hallo? Benar ini nomor Nona Mischa?" jawab suara di seberang. Suara seorang lelaki.

"Ya benar. Anda siapa?" tanya Mischa lagi.

"Saya Jarvis. Asisten Xander,"

Mischa terlihat sangat terkejut.

Dua minggu ini dia merasa cukup lega karena ternyata Xander tak lagi mengganggunya. Tapi, kenapa sekarang asistennya justru tiba-tiba menghubungi dirinya kembali?

Mischa mulai dirundung cemas. Dia benar-benar khawatir.

"Halo? Halo Nona Mischa?"

"Ya..."

"Saya ingin berbicara sesuatu dengan anda, bisa kita bertemu?"

"Bicara soal apa?"

"Ini tentang Arsen,"

Dengan cepat Mischa langsung menutup telepon itu dan menonaktifkan ponselnya. Tangannya langsung gemetar.

Tidak!

Tidak!

Ini tidak boleh terjadi!

Untuk apa dia membicarakan masalah Arsen?

Ucap Mischa dalam hati.

Mischa menyimpan ponselnya ke dalam tas. Dia berusaha kembali untuk fokus bekerja.

Meski pada akhirnya, konsentrasinya justru jadi buyar.

*****

"Aku sudah menghubungi Nona Mischa, Bos. Tapi, saat dia mendengar bahwa aku adalah asistenmu, dia langsung menutup teleponnya dan mematikan ponselnya," lapor Jarvis pada Xander.

Xander mendengar laporan itu tanpa bergeming dari layar laptopnya. Meski dalam hati Xander merasa kalau wanita bernama Mischa itu memang berniat memancing emosinya. Rupanya wanita itu memiliki nyali yang cukup besar untuk bermain-main dengannya.

Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunan Xander.

"Masuk," ucap Xander pada sekretarisnya.

"Maaf Pak, saya hanya ingin memberitahu bahwa ada banyak wartawan di lobi yang ingin mengkonfirmasi mengenai kebenaran apakah... Pak Xander memiliki anak dari seorang pelacur?" raut sang sekretaris terlihat agak takut saat dia harus menjelaskan maksud kedatangan para wartawan-wartawan itu. Tatapan dingin Xander seolah menguliti dirinya. "Saya sudah meminta pihak keamanan untuk menahan mereka di lobi, Pak," lanjutnya takut-takut.

Xander melirik ke arah Jarvis yang langsung mengambil tindakan cepat.

"Tenang saja, aku akan segera menangani masalah ini Bos," ucap Jarvis yang langsung berdiri dan keluar dengan langkah tergesa bersama sang sekretaris tadi.

Di dalam ruangan itu, Xander kembali menghela napas kasar.

Sejak hari itu, tepatnya dua minggu yang lalu, hari di mana dia dipertemukan dengan wanita jalang bernama Mischa itu, kehidupannya terus dilanda masalah.

Brengsek!

Umpat Xander seraya menutup layar laptopnya dengan kasar.

Xander kembali berpikir.

Sepertinya, pengaruh Mischa begitu besar. Bahkan sejak hari pertama pertemuan mereka enam tahun silam. Xander bahkan masih mengingat sekilas manik mata Mischa dengan bulu mata lentiknya yang indah dan tatapan sendu wanita itu saat dia tiduri.

Semuanya bagaikan sebuah siluet abu-abu dalam benak Xander.

Satu hal yang memang berusaha Xander tampik selama ini, yakni kesangsiannya atas pengakuan Aliana padanya enam tahun yang lalu.

Dia jelas merasa asing dengan Aliana.

Meski setelahnya, Xander memilih untuk mengesampingkan segelintir perasaan ragunya itu.

Hidupnya harus terus berlanjut dan dia tak ingin bayang-bayang pelacur yang dia tiduri malam itu mengganggu ketentraman hidupnya lagi.

Xander benar-benar muak pada wanita itu.

*****

Kondisi lobi perusahaan Malik Grup terlihat ramai oleh kerumunan wartawan pemburu berita. Mereka berlari berbondong-bondong mendekat ke arah lift saat melihat Jarvis di balik pintu lift itu dan langsung mencecari Jarvis dengan berbagai pertanyaan seputar kehidupan pribadi Xander.

"Rumor mengatakan bahwa Tuan Xander memiliki anak hasil dari hubungan gelapnya dengan seorang pelacur, apakah itu benar?"

"Jika memang Tuan Xander memiliki anak di luar nikah, apakah hal itu akan mempengaruhi hubungannya dengan Nona Mendy?"

"Dapatkah anda memberitahu kami identitas pelacur yang telah melahirkan anak Tuan Xander?"

Jarvis menarik napas panjang sebelum akhirnya dia pun menjawab pertanyaan para wartawan itu dengan satu kesimpulan singkat.

"Pertama, aku mewakili Tuan Xander ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian masyarakat. Tapi saat ini, kami belum tahu siapa yang menyebarkan rumor ini. Semua pertanyaan akan diterima oleh sekretarisku, saat ini kami masih memastikan mengenai kebenaran kabar itu. Jika kalian ingin tahu lebih jelas mengenai kebenarannya, tolong harap bersabar. Terima kasih,"

Dan saat itu juga Jarvis pun langsung undur diri dari hadapan para wartawan itu.

Dalam perjalanan menuju ruangan Xander, Jarvis berpapasan dengan Xander yang terlihat keluar dari ruangannya.

"Jarvis, antar aku ke lapas untuk menemui Aliana. Aku harus memberi dia sedikit pelajaran tambahan sebelum perempuan itu bebas dari penjara!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Edmapa Michael Pan
bebas Namun Kini cinta itu aja Terimakasih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ONE NIGHT STAND   TRUTH OR DARE (SPINNOF ARSEN)

    Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "

  • ONE NIGHT STAND   PROLOG THE BRYDAL SHOWER (SPINNOF ARSEN)

    Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu

  • ONE NIGHT STAND   135. EPILOG

    Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.

  • ONE NIGHT STAND   134. SEBUAH AKHIR

    Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.

  • ONE NIGHT STAND   133. KEAJAIBAN

    Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it

  • ONE NIGHT STAND   132. IN THE MORNING

    Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid

  • ONE NIGHT STAND   131. LEMBARAN KEHIDUPAN BARU

    Selang satu bulan sejak penolakan yang dilakukan Mischa pada Xander, silih berganti pihak keluarga datang mengunjungi Mischa. Baik itu Dirga maupun Diana. Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Mischa tetap pada pendiriannya semula. Bahkan dengan teganya Mischa justru meminta Xander menceraikannya. Hindun dan Suroto sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mischa pada pihak keluarga Xander yang semakin membuat pihak keluarga merasa miris akan keadaan Mischa saat ini. Terlebih dengan Diana. Dirinya tidak menyangka jika apa yang dia alami dahulu di masa muda kini harus berlanjut menimpa Mischa, sang menantu kesayangannya. Dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha meyakinkan Mischa agar Mischa tidak terus menerus larut dalam rasa traumanya. Namun sayang, semua usaha merega gagal dan tak membuahkan hasil.

  • ONE NIGHT STAND   130. PENOLAKAN

    Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.

  • ONE NIGHT STAND   129. SEBUAH KABAR

    Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status