Bukan senior biasa

Bukan senior biasa

Oleh:  Ajid Dzul  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
5Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Nandita agnesia, salah satu mahasiswa baru di universitas swasta dijakarta. Masuk difakultas kedokteran. Sikap nandita yang blak-blakan,tidak sopan dan kurang disiplin dan cantik rupanya menarik para mahasiswa seniornya. Terutama erwin birawa, mahasiswa tingkat akhir yang terkenal galak,tegas disiplin namun sangat pintar dan menjadi ketua komdis. Berawal dari ospek fakultas erwin dan nandita saling mengenal. Mulai sejak saat itu nandita menghadapi masalah-masalah yang menbuat kehidupannya rumit.

Lihat lebih banyak
Bukan senior biasa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kharem Nisya
ditunggu lanjutannya..
2022-02-10 16:14:13
0
5 Bab
Prolog
  Aku pikir pertemuan tak berarti hanya dengan kisah singkat yang mudah kulewatkan. Dia bagiku hanya senior yang angkuh dan tampan yang memiliki tatapan tajam seperti elang. Tak ada satu orang yang tahan berada disisinya. Tapi tenyata aku, terjebak dengan prasangkaku sendiri.  Hatiku pilu,perasaanku rancu,aku tidak tahu kenapa malah menyukai membuatku merasakan sembilu. Sepertinya tidak satupun orang bisa memahami kegelisahanku.  Aku tahu menyukainya adalah resiko untuk terluka. Tapi hatiku menolak menghentikannya. Karena ternyata dia bukan senior biasa, dia punya sesuatu yang membuatku tak bisa meninggalnya. Alasan itulah yang membuatku tetap singgah dihatinya walau rasa ini bercampur aduk tak karuhan.
Baca selengkapnya
Nandita
  Seorang gadis terlihat duduk dihalte dekat universitas, tak tahu apa yang sedang dilakukannya. Hanya melamun seperti menunggu uang turun dari langit. Helaan nafas berat terus terdengar, seperti ini adalah hari sialnya.   "Adik mau kemana, gak naik bus nya?"tanya pria paruh baya yang duduk disebelah gadis itu. Kira kira umur lima puluhan tahun.  Gadis itu menggeleng. "Saya perhatikan dari jauh adek gak juga naik metromini dari tadi, memang mau kemana? Cari kerja?" tebak pria paruh baya karena memakai seragam putih hitam yang dikenakan gadis itu. Gadis itu menggeleng, merasa tak nyaman ditanyai orang asing. "Lalu sedang apa pagi-pagi disini sendirian? Menunggu jemputan?" tanya pria paruh baya itu. "Kuliah". Jawab gadis itu akhirnya. "Kuliah dimana?" tanya pria itu lagi. "Dibelakang". Gadis itu bermaksud menyebut gedung universitas yang memang berarad dibelakang halte tersebut. Pria paruh baya itu
Baca selengkapnya
Senior Hantu
"Ikut gue kesana dulu," titah Sony mengajak Nina dan Yuriko untuk mengobrol dengan jarak yang lumayan jauh dari posisi Nandita.Akhirnya mau tidak mau Yuriko memerintah Nandita untuk tetap diposisinya tanpa boleh bergerak sedikit pun, sedangkan Nina sudah menyusul Sony lebih dulu."Ada apaan emang nya sih pada heboh banget?""Dia itu tadi main ngeloyor aja, padahal tahu telat, udah gitu nyolot lagi sama si Wawan". Adu Nina"Ngeloyor gimana?" Sony balik bertanya."Jadi tadi dia tuh jalan beriringan sama bang erwin, tadinya dikira anak anak yang jaga digerbang teman atau seangkatan sama bang Erwin. Tapi eh, ternyata tahu nya anak baru"."Terus", Sony tak mengerti arah permasalahannya kemana."Dia gak sopan, pas ditegur juga main ngeloyor aja ngikutin bang Erwin, untung aja berhasil dicegah oleh si wawan"."Terus salah nya maba yang sekarang kalian hukum apa? Bukannya kalian juga yang nggak teliti periksa identitas?"Hening
Baca selengkapnya
Macan
"Semuanya, cepat masuk barisan." titah salah satu cowok senior yang membuat nanditi mempercepat membereskan barang barangnya yang jatuh berserakan tadi.Sebelum masuk aula beberapa senior memberi arahan tentang peraturan yang harus ditaati dan juga apa yang harus dilakukan setelah keluar dari aula."Nama kamu Nandita Agnesia?" senior cowok yang memiliki gaya rambut undercut yang berjaga didepan aula bertanya, lelaki itu terus melihat kearah ID card milik nandita."Iya kak" jawab nandita sambil melempar senyum,namun sebenarnya sangat malas untuk meladeni."Fakultas kedokteran?" cowok itu kembali bertanya."Iya, boleh saya masuk kak?" tanya nandita karena merasa terus ditahan, padahal antrian dibelakang sudah sangat panjang."Ya sudah cepat masuk" titah senior cowok itu menyuruh masuk, namun setelah itu malah nandita mendengar bisik bisik beberapa senior yang sebelumnya terus menatap kearahnya."Cantik banget gue start pertama." bisik s
Baca selengkapnya
Mentor galak
Bang, mentor kita yang satu lagi mana?" Nino bertanya, salah satu teman di kelompok Nandita. "Oh, dia bentar lagi datang, kok. Memang kenapa? Kalian sudah nggak sabar ketemu dia, ya?" "Bukan, Bang. Tapi bukannya ini sudah harus nya pembagian materi?" Nino bertanya. "Tenang saja, materi bisa menyusul, ospek jangan terlalu di bawa tegang, santai saja. Bentar lagi mentor kalian yang satu lagi bakal datang dan bawa kertas materinya, dia memang kadang hobi nya itu menghilang, jadi harap menunggu sedikit lagi," jawab Rangga mencoba menenangkan para juniornya sambil terus memikirkan di mana keberadaan sahabat nya itu sekarang. Setelah pertanyaan itu, Nandita mulai mendengar bisik bisik terdengar dari beberapa teman di sebelahnya. "Katanya kelompok kita paling beruntung, mentor nya ganteng ganteng," bisik Azizah yang memiliki gaya rambut keriting pendek. "Bener banget, bahkan gue dengar-dengar juga, katanya mentor yang belum muncul itu terkena
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status