Majmu Syarif Adalah Kitab Apa Dalam Tradisi Islam?

2025-10-20 13:51:14 256

4 Jawaban

Claire
Claire
2025-10-21 13:44:57
Garis besarnya gampang: 'Majmu' Syarif' umumnya merujuk pada sebuah kumpulan ibadah dan bacaan dzikir yang populer di tradisi Islam Nusantara. Aku sering menjumpainya di rak-rak kitab pesantren dan toko buku pesantren; tampilannya biasanya ringkas, berisi doa-doa harian, wirid, ratib, dan terkadang beberapa catatan fiqh praktis. Versi-versinya berbeda-beda; tidak ada standar tunggal yang disepakati secara universal.

Secara akademis aku cenderung menekankan bahwa sebutan "majmu'" sendiri berarti "kumpulan", sementara "syarif" menandai sesuatu yang terhormat atau mulia. Jadi secara literal ini adalah "kumpulan yang mulia"—istilah yang bisa dipakai untuk berbagai kumpulan teks keagamaan. Dari sudut sumber keilmuan, tidak semua teks di dalamnya selalu dilengkapi sanad atau rujukan kritis, sehingga penggunaannya lebih bersifat praktis dan tradisional. Kalau kamu tertarik mempelajari isinya lebih dalam, cara yang aman adalah membandingkan teks tersebut dengan sumber primer dan meminta penjelasan dari guru yang paham. Pengalaman pribadiku, banyak manfaat spiritual dalam kitab-kitab seperti ini asalkan dipakai dengan sikap kritis dan bijak.
Gavin
Gavin
2025-10-23 10:14:53
Aku ingat pertama kali melihat 'Majmu' Syarif' di meja seorang kiai yang ramah—itu versi cetakan lama, halaman agak rapuh dan penuh coretan. Dari sisi penggunaannya, bagi banyak orang di komunitas, kitab ini bukan sekadar teks; dia berperan sebagai alat pengikat sosial yang dipakai dalam majelis, doa bersama, dan tradisi keluarga.

Secara isi, 'Majmu' Syarif' lazimnya memuat kumpulan doa, zikir, dan bacaan yang diambil dari berbagai sumber—ada yang berasal dari hadits, doa-doa nabi, wirid-wirid para wali, serta syair-syair tasawuf. Karena itu juga muncul variasi kualitas: beberapa bacaan punya sanad kuat, beberapa lainnya lebih berlabel tradisi lisan. Bagi aku yang senang mengikuti pengajian, nilai kitab ini ada pada fungsinya memudahkan umat untuk berzikir bersama dan meneruskan tradisi spiritual lokal. Namun aku juga menyarankan untuk menaruh perhatian pada otentisitas bila berbicara soal klaim ilmiah—tetap jaga keseimbangan antara pengalaman batin dan kajian teks.
Piper
Piper
2025-10-26 00:13:53
Di lingkunganku, sebutan 'Majmu' Syarif' membawa nuansa familier: biasanya itu buku kecil berisi doa-doa dan wirid yang dipakai sehari-hari. Aku sering melihatnya dibawa pulang dari pengajian untuk dipelajari di rumah.

Perlu diingat, 'Majmu' Syarif' bukanlah sebuah kitab kanonik yang setara dengan Al-Qur'an atau kitab hadits besar; ia lebih berperan sebagai kompendium praktis untuk dzikir dan amalan. Karena isi dan susunannya berbeda-beda, penting untuk bersikap selektif—ambil manfaat spiritualnya, tetapi jangan langsung menganggap semua teks di dalamnya mempunyai derajat keautentikan yang sama. Aku pribadi menganggap buku-buku seperti ini bernilai dalam menjaga tradisi keagamaan lokal, asal digunakan dengan kebijaksanaan.
Ella
Ella
2025-10-26 15:47:57
Ada kalanya aku menemukan buku-buku kecil yang dipakai di pengajian kampung, dan salah satunya sering disebut 'Majmu' Syarif'.

Dari pengamatan ku, 'Majmu' Syarif' biasanya bukan satu kitab baku yang diakui seluruh dunia Islam, melainkan sebuah kumpulan teks—doa-doa, wirid, ratib, dan kadang hadits serta nasihat-nasihat spiritual—yang disusun untuk keperluan ibadah dan pengajian. Di banyak daerah Melayu-Indonesia, versi-versi 'Majmu' Syarif' dijadikan pegangan praktis untuk dzikir setelah shalat, majelis taklim, atau acara tahlilan. Isi dan susunannya bisa sangat bervariasi tergantung siapa yang menyusun atau menerbitkannya.

Yang penting dicatat adalah status keautentikannya: tidak semua teks dalam kumpulan seperti itu memiliki sanad yang kuat seperti halnya kitab hadits besar. Sebagian materi diambil dari tradisi sufi lokal atau salinan dari karya klasik, sementara sebagian lagi mungkin berupa doa-doa populer tanpa rujukan jelas. Aku sendiri melihatnya sebagai kitab praktis untuk memperkaya zikir harian, asalkan kita tetap kritis dan tidak menganggap semua isinya setara dengan sumber-sumber primer seperti Al-Qur'an atau hadits shahih. Untuk yang suka ikut pengajian, 'Majmu' Syarif' terasa hangat dan membumi, tapi hati-hati juga dengan klaim-klaim otoritas yang tidak jelas.
Lihat Semua Jawaban
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Buku Terkait

Pendekar Kitab Iblis
Pendekar Kitab Iblis
Follow IG Author : @zhu.phi ----- Kitab Iblis Neraka pernah menjadi legenda yang menakutkan bagi Dunia Persilatan karena mampu membuat pemiliknya kuat dan mahir ilmu bela diri hanya dalam sekejap saja. Kala menghilang, Dunia Persilatan merasa lega, sampai seorang pendekar sakti muncul secara tidak terduga. Dia menghabisi banyak pendekar dari golongan putih dan golongan hitam dengan kejamnya. Siapakah dia? Mengapa pendekar sakti ini begitu membenci semua pendekar di Dunia Persilatan?
10
136 Bab
Legenda Kitab Surgawi
Legenda Kitab Surgawi
Sudah berapa banyak orang mati di tanganku. Sudah berapa banyak air mata terjatuh karena tindakanku. Namun sampai saat ini, aku belum menemukan orang yang aku cari untuk membalakan dendam kedua orang tuaku. Perjalanan ini, akan menjadi perjalanan yang panjang sampai aku dapat membunuh orang itu bersama dengan kekuatan yang meluap dari dalam tubuhku ini. Ya, dia adalah teman sekaligus guru bagiku, Manggala. Bersamanya aku akan menjadi pendekar nomer satu di dunia persilatan dan melampaui batas para pendekar terdahulu. Menara kebebasan telah membuatku menjadi orang yang dapat melakukan segala sesuai keinginanku, tetapi untuk itu aku harus membayarnya dengan keringat dan darah demi mendapatkan sumber daya yang aku inginkan. “Hia..”
9.7
343 Bab
KITAB KUNO SANG KURATOR
KITAB KUNO SANG KURATOR
Ziu, seorang kurator yang mendapatkan sebuah buku misterius, tiba-tiba masuk ke sebuah zaman kerajaan yang tidak dia ketahui. Di sana, dia bertemu dengan Vajra—Pangeran Ketiga dari Kerajaan Burumun—yang menyamar menjadi kepala pasukan pengawal kediaman istana. Dengan bantuan Vajra, Ziu pun mulai mencari tahu tentang buku kunonya dan cara kembali ke dunianya. Namun, dia mendadak terjebak di dalam masalah yang serius. Entah mengapa, dia berada di antara perselisihan Pangeran Vajra dan Pangeran Noan! Selain, itu ada rasa cinta muncul di dalam diri Ziu pada salah satu pangeran. Bisakah Ziu merelakan cintanya dan kembali pulang ke tempat asalnya? Atau, lebih baik untuk selamanya di zaman baru ini?
Belum ada penilaian
34 Bab
Apa Warna Hatimu?
Apa Warna Hatimu?
Kisah seorang wanita muda yang memiliki kemampuan istimewa melihat warna hati. Kisah cinta yang menemui banyak rintangan, terutama dari diri sendiri.
10
151 Bab
RAHASIA KITAB RAJA IBLIS
RAHASIA KITAB RAJA IBLIS
21+ [WARNING] Terdapat adegan kekerasan dan adegan dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan! * Liu Heng nama yang awalnya dikenal sebagai sampah yang tidak bisa berkultivasi, tetapi semua itu berubah ketika dia menemukan sebuah kitab kultivasi pernapasan Raja Iblis. Itu adalah kitab kultivasi yang sangat luar biasa dan dicari banyak para cultivator. Teknik pernapasan Raja Iblis dikenal juga dengan pernapasan penghancur jiwa karena ketika mempelajarinya, maka jiwa penggunanya akan hancur dan jasadnya akan menjadi jasad tanpa jiwa. Benar saja Kitab Raja Ibli itu membuat Liu Heng hampir mati, tetapi untung saja dia bisa selamat. Dia pun memanjat tingkat kultivasi dengan cepat. Jauh lebih cepat dari kebanyakan orang, tetapi jalan yang dia tempuh sangat panjang dan berat. Dia melawan banyak musuh yang meremehkannya dan ingin membunuh dirinya. Bukan hanya sekte aliran hitam saja yang ingin membunuhnya, tetapi sekte aliran putih juga ingin membunuhnya dan merebut teknik pernapasan Raja Iblis miliknya. Banyak rahasia yang ada di dalam diri Liu Heng yang bahkan tidak dia ketahui. Dia pun perlahan menemukan siapa jati dirinya yang sebenarnya. Dia semakin lama semakin kuat dan kuat hingga tidak ada yang bisa mengalahkannya. FAQ: 1. Harem? Iya. 2. Pembunuhan? Iya. 3. NTR? Iya. 4. Gaya Bercerita Yang Pelan? Iya. 5. Cerita Dengan Ratusan Bab? Iya.
9.5
205 Bab
Pemilik Kitab Seribu Bayangan
Pemilik Kitab Seribu Bayangan
SINOPSIS Lei Tian, seorang pemuda yatim piatu, hidup sebagai petarung jalanan di Kota Wushan. Hidupnya berubah ketika ia menemukan Kitab Seribu Bayangan, sebuah teknik kungfu kuno yang memungkinkan penggunanya menciptakan bayangan kloning diri sendiri. Namun, kitab ini menyimpan sejarah kelam—dulu milik Sekte Bayangan yang dibantai oleh aliansi sekte besar di dunia persilatan. Setelah menguasai teknik tersebut, Lei Tian menjadi target berbagai sekte yang ingin menguasai kitab legendaris itu. Dalam perjalanannya, ia mengungkap rahasia asal-usulnya—ternyata orang tuanya adalah murid tingkat tinggi Sekte Bayangan yang dibunuh secara keji. Dengan tekad membalas dendam dan membangun kembali warisan sektenya, Lei Tian harus menghadapi musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap konspirasi dunia persilatan, dan memilih antara kekuatan atau keadilan.
10
171 Bab

Pertanyaan Terkait

Majmu Syarif Adalah Populer Di Kalangan Umat Islam Di Mana?

4 Jawaban2025-10-20 22:35:51
Di lingkup pengajian tradisional yang sering kukunjungi, 'Majmu Syarif' biasanya hadir di rak buku doa tiap rumah dan pengajian. Aku sering melihat buku ini dipakai di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatra, juga cukup populer di Malaysia dan Brunei. Di sini orang-orang pakai 'Majmu Syarif' bukan sekadar karena isinya, tetapi karena fungsinya sebagai kumpulan wirid, doa, dan dzikir yang praktis untuk acara tahlil, pengajian, atau zikir pagelaran komunitas. Ada nuansa kebiasaan lokal yang kuat: di pesantren, majelis taklim, dan kumpulan ibu-ibu sholawat, buku ini jadi rujukan mudah saat butuh teks doa yang singkat dan familiar. Terutama di komunitas yang tradisional dan berorientasi pada praktik ibadah kolektif, 'Majmu Syarif' terasa seperti teman lama—ringkas, mudah dibawa, dan sering dicetak ulang oleh penerbit lokal. Menurut pengalamanku, pengaruhnya paling terasa di daerah-daerah dengan tradisi pengajian kuat; suasana itu membuat buku semacam ini tetap hidup dari generasi ke generasi.

Majmu Syarif Adalah Pengaruhnya Terhadap Budaya Lokal Seperti Apa?

5 Jawaban2025-10-20 13:34:55
Di kampung tempat aku besar, 'Majmu Syarif' selalu terasa seperti bagian dari ritme kehidupan — bukan hanya buku, tetapi semacam peta nilai yang dipakai orang tua untuk membimbing anak-anak. Orang-orang di sana sering membaca fragmen-fragmen tertentu pada acara-acara penting: selamatan panen, pernikahan, atau doa untuk yang meninggal. Akibatnya, banyak frasa Arab dan ungkapan-ungkapan ritual yang masuk ke percakapan sehari-hari, sampai-sampai generasi muda punya kosakata campuran bahasa daerah dan istilah keagamaan yang spesifik berasal dari teks itu. Perubahan yang paling aku perhatikan adalah bagaimana tradisi lisan dan tulisan saling melengkapi. Sebelum era cetak murah dan internet, penghafalan dan pengajian membuat isi 'Majmu Syarif' hidup. Sekarang, versi cetak dan digital membuat referensi lebih mudah diakses, sehingga praktik-praktik yang dulu eksklusif jadi tersebar luas — kadang menghasilkan pembaruan, kadang memicu perdebatan tentang otentisitas. Secara pribadi, tiap kali mendengar lantunan dari teks itu, aku merasa terseret ke ruang komunitas yang hangat sekaligus kompleks; itu pengaruh yang halus tapi mendalam terhadap budaya lokalku.

Majmu Syarif Adalah Bagian Kurikulum Pesantren Di Daerah Mana?

5 Jawaban2025-10-20 16:29:10
Ada satu hal yang selalu bikin aku tersenyum ketika diskusi soal kitab-kitab pesantren: 'Majmu Syarif' sering disebut sebagai bagian dari kurikulum tradisional di pulau Jawa, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di pesantren salaf yang masih memegang tradisi lama, kitab-kitab ringkasan seperti 'Majmu Syarif' dipakai untuk pengantar fiqh, nahwu, dan tauhid. Aku pernah ngopi lama sama beberapa kiai dari daerah pedesaan—mereka cerita kalau materi-materi semacam itu jadi jembatan antara pelajaran Arab klasik dan praktik harian santri. Jadi bukan cuma satu pesantren saja, melainkan jaringan pesantren di Jawa yang mengandalkan karya-karya ringkasan untuk memudahkan pengajaran. Kalau ditanya daerah spesifik, jawaban paling aman adalah: pulau Jawa, dengan penekanan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tapi perlu diingat juga penggunaan bisa meluas ke Banten, Madura, dan beberapa pesantren di luar Jawa yang mengikuti kurikulum tradisional. Aku suka menaruh perhatian pada bagaimana kitab-kitab ini hidup di lapangan — bukan sekadar teks, tapi bagian dari ritual belajar yang kaya warna.

Majmu Syarif Adalah Terjemahan Dari Bahasa Apa?

4 Jawaban2025-10-20 10:31:46
Ada satu hal yang bikin aku senyum tiap kali lihat judul 'Majmu Syarif': kata itu sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Kata 'Majmu' (مجموع) berarti kumpulan atau koleksi, sedangkan 'Syarif' (شريف) bermakna mulia atau terhormat. Jadi kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, kurang lebih artinya 'Kumpulan Mulia' atau 'Koleksi Terhormat'. Dalam praktiknya, istilah semacam ini sering dipakai untuk judul kitab-kitab, kumpulan tulisan, atau karya keagamaan yang asalnya teks Arab, lalu diserap ke bahasa Melayu/Indonesia lewat transliterasi. Sebagai seseorang yang suka membaca terjemahan karya klasik, aku sering ketemu varian penulisan seperti 'Majmu' Syarif', 'Majmoo Sharif', atau 'Majmu` al-Sharif'—semua itu pada dasarnya bentuk serapan dari bahasa Arab yang disesuaikan ejaannya. Aku suka cara kata-kata itu masih nyimpen rasa orisinalitas bahasa asalnya, sambil tetap enak dibaca dalam bahasa kita.

Majmu Syarif Adalah Teks Yang Sering Dijadikan Rujukan Fikih Oleh Siapa?

5 Jawaban2025-10-20 21:58:33
Gini, waktu aku lagi ngobrol sama beberapa ustaz di pesantren, mereka langsung nyebut 'Majmu Syarif' setiap bahas fiqh sehari-hari. Aku pakai kata 'sering' karena memang nyata: 'Majmu Syarif' biasanya dijadikan rujukan utama oleh para pengikut mazhab Syafi'i. Di lingkungan pesantren Indonesia dan juga di banyak madrasah di Malaysia, teks klasik seperti ini jadi acuan ketika membuat fatwa lokal, ngajarin hukum ibadah, muamalah, sampai rinciannya tentang fiqih keluarga. Para santri dan guru memakai teks ini untuk menguatkan argumen dan mengajarkan praktik yang konsisten dengan tradisi Syafi'i. Dari pengamatan aku, bukan cuma untuk kelas dasar—banyak ustaz dan ulama yang masih membuka 'Majmu Syarif' ketika perlu rujukan hukum yang mapan. Jadi kalau kamu sering denger istilah itu di majelis taklim atau dalam diskusi ulama, itu wajar karena memang posisinya kuat di kalangan pengikut Syafi'i. Aku pun kadang merasa nyaman lihat rujukan yang udah kaya tradisi itu dipakai.

Majmu Syarif Adalah Karya Siapa Dan Kapan Ditulis?

4 Jawaban2025-10-20 03:42:13
Ini salah satu rujukan fikih yang sering kubuka ketika butuh acuannya: karya itu adalah 'Al-Majmu' Sharh al-Muhadhdhab', ditulis oleh Imam Yahya ibn Sharaf an-Nawawi, yang biasa kita singkat sebagai Imam al‑Nawawi. Buku ini bukan sekadar catatan kecil—ia adalah komentar besar terhadap kitab 'al‑Muhadhdhab' dan menjadi rujukan utama madzhab Syafi'i. Imam al‑Nawawi hidup pada abad ke‑7 Hijriah (lahir 631 H / 1233 M dan wafat 676 H / 1277 M), jadi karya ini ditulis sekitar abad ke‑7 H atau abad ke‑13 M. Di pesantren dan perguruan tinggi klasik, 'Al‑Majmu'' sering dipakai sebagai dasar kajian fikih karena pembahasannya yang sistematis dan komprehensif. Kalau ditanya kenapa penting, menurutku karena Imam al‑Nawawi merangkum perbedaan pendapat ulama, memberikan dasar dalil, dan menata semuanya dengan bahasa yang relatif jelas. Di luar konteks formal, aku suka menengok bagian‑bagian yang membahas masalah ibadah—selalu ada kejutan kecil soal fiqh praktis yang relevan sampai sekarang. Ini terasa seperti membawa warisan pemikiran Syafi'i yang hidup ke zaman kita.

Majmu Syarif Adalah Sumber Tafsir Yang Membahas Apa?

4 Jawaban2025-10-20 06:13:41
Saya sering menemukan bahwa 'Majmu Syarif' dipakai sebagai sumber tafsir yang cukup komprehensif karena ia mengumpulkan berbagai aspek penjelasan ayat. Dalam pengamatan saya, karya ini membahas makna bahasa dari kosakata Al-Qur'an, latar turun ayat atau asbab al-nuzul, serta mendatangkan riwayat-riwayat hadits yang menjadi dasar penafsiran. Selain itu, penulis biasanya menyoroti perbedaan pendapat ulama terkait bacaan atau makna tertentu sehingga pembaca bisa melihat spektrum pandangan klasik. Yang saya suka adalah pendekatan multidimensi yang terlihat: bukan cuma soal makna literal, tetapi juga implikasi fikih (aturan praktis), hikmah moral, dan kadang sentuhan tasawuf. Bagi saya, 'Majmu Syarif' terasa seperti meja kerja: lengkap untuk riset ringan sampai rujukan tingkat menengah, asalkan kita tetap mengkritisi sumber dan sanad yang dikutip.

Majmu Syarif Adalah Rujukan Untuk Amalan Dzikir Atau Doa Apa?

5 Jawaban2025-10-20 06:18:51
Menyoal 'Majmu Syarif', aku biasanya bilang itu lebih mirip perpustakaan doa kecil daripada satu ritual tunggal. Dalam praktik lokal yang aku temui, 'Majmu Syarif' berisi kumpulan dzikir, wirid, shalawat, tahlil, doa-doa perlindungan, dan bacaan untuk berbagai kebutuhan: mulai dari permohonan ampun, keselamatan, hingga doa untuk orang sakit atau saat menghadapi musibah. Banyak orang menggunakannya sebagai rujukan harian—misalnya wirid pagi-petang atau doa sebelum tidur—dan juga untuk acara-acara berkumpul seperti tahlilan, haul, atau majelis zikir. Versi yang beredar kadang berbeda isinya, jadi ada yang menambahkan doa-doa lokal atau shalawat khusus. Aku sendiri senang menempatkannya sebagai pelengkap ibadah; bukan pengganti shalat wajib, tapi sebagai cara menjaga kehadiran dzikir dalam keseharian. Di akhir, aku selalu menyarankan memakai buku ini dengan selektif: cek sanad atau tanya orang yang paham kalau ada bacaan yang terdengar ganjil, supaya hati tenang waktu membaca.
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status