Siapa Penulis Yang Menginspirasi Mengapa Kita Saling Menyiksa Diri?

2025-10-29 11:36:32 148

3 Answers

Finn
Finn
2025-11-03 01:26:52
Satu nama yang terus muncul di pikiranku saat membahas kenapa kita saling menyiksa adalah Toni Morrison. Dalam 'Beloved' ia menunjukkan bagaimana trauma diwariskan dan jadi alasan orang melukai diri sendiri maupun orang lain—bukan hanya secara fisik, tapi juga lewat kata-kata, pilihan, dan bayang-bayang masa lalu. Ceritanya menegaskan bahwa penyiksaan antar-manusia sering berakar pada luka kolektif dan cara kita gagal mengatasi rasa bersalah atau kehilangan.

Di ranah teater, Samuel Beckett dengan 'Waiting for Godot' memberi nuansa lain: dua tokoh yang terjebak dalam kebosanan dan ketidakbermaknaan mulai menyakiti satu sama lain karena tidak ada hal lain untuk dipegang. Itu bukan kekerasan eksplisit, melainkan bentuk penyiksaan kecil yang terus-menerus, yang bikin seseorang merasa hancur perlahan.

Gabungan karya-karya ini mengajarkanku bahwa penyiksaan antar-manusia jarang sekali murni tentang kebencian; sering kali ia adalah cermin dari penderitaan pribadi, ketakutan akan kehilangan identitas, atau ketidakmampuan berempati. Membaca mereka membuatku lebih sabar terhadap orang yang tampak kejam—bukan memaafkan tindakan, tapi mencoba memahami asalnya.
Julia
Julia
2025-11-04 04:40:32
Ada penulis yang selalu bikin aku merenung lebih lama dari yang seharusnya: Fyodor Dostoevsky. Bacaan dia seperti mengetuk-ngetuk barang pecah belah di dalam diri—bunyi retakannya jelas, dan bayangannya semakin besar saat kau menatapnya.

Aku ingat pertama kali membaca 'Notes from Underground'—naratornya penuh kebencian pada dirinya sendiri dan orang lain, dan sikap itu terasa seperti cermin gelap. Ia bukan sekadar ngomel; dia menunjukkan alasan-alasan buntu kenapa orang tega menyakiti diri sendiri atau saling menyakiti: rasa malu, kebutuhan untuk merasa superior, dan rasa bersalah yang dibungkus menjadi pembenaran. Di 'Crime and Punishment' rasa bersalah dan pembenaran itu berubah jadi aksi, dan melihat bagaimana Raskolnikov menghukum dirinya sendiri—secara psikologis dan sosial—membuatku sadar bahwa penyiksaan antar-manusia seringlah cermin dari penyiksaan diri.

Selain itu, Jean-Paul Sartre dengan 'No Exit' menorehkan satu kalimat yang susah hilang: "Neraka adalah orang lain." Gagasan itu bukan sekadar hiperbola; ia menunjukkan bagaimana hubungan bisa menjadi arena saling menebalkan rasa sakit—dengan sengaja atau tanpa sadar. Membaca penulis-penulis ini membuatku merasa lebih mengerti, sekaligus sedih, karena mereka menyingkap betapa rapuhnya batas antara menyiksa diri dan menyiksa orang lain. Aku pulang dari bacaan mereka dengan perasaan berat, tapi juga sedikit lebih jujur tentang alasan kenapa kita kadang saling menikam hati satu sama lain.
Parker
Parker
2025-11-04 09:40:32
Gak bisa dipungkiri, ada karya yang benar-benar bikin kuping panas—dengan cara yang baik—soal kenapa kita suka menyiksa satu sama lain. Salah satu yang langsung kepikiran adalah Chuck Palahniuk lewat 'Fight Club'. Dia menabrakkan gagasan soal maskulinitas, konsumsi, dan kekerasan terinternalisasi sehingga orang mulai menyerang diri sendiri demi 'merasa hidup'. Itu bukan hanya soal pukulan fisik; itu soal bagaimana budaya bikin kita membenamkan luka dengan luka lain.

Di sisi lain, Marquis de Sade sering dipandang ekstrem, tapi tulisannya (misalnya 'Juliette') memaksa pembaca menatap sisi paling gelap hasrat manusia—bagaimana penderitaan bisa jadi objek kenikmatan atau kekuasaan. Bukan berarti aku setuju, tapi itu menjelaskan motif: ketika aturan moral runtuh, beberapa orang memilih menyiksa sebagai cara menguasai rasa sakit.

Aku juga sering kembali ke Haruki Murakami, khususnya nuansa di 'Norwegian Wood', yang lebih halus—tentang kehilangan, depresi, dan bagaimana luka batin bisa menular ke hubungan. Gabungan penulis-penulis ini ngasih perspektif berbeda: ada yang filosofis, ada yang provokatif, dan ada yang lembut namun perih. Baca mereka kayak duduk di ruang observasi manusia; sekaligus nggak nyaman, sekaligus susah berhenti.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Kita Saling Berbohong
Kita Saling Berbohong
Bukan perkara yang mudah menerima seorang wanita yang disodorkan kepadamu hanya karena terlalu lama sendiri! Tidak masuk akal! "Begitulah, mau dikatakan apa? Nasibmu memang sejelek itu, mengadulah pada Tuhan." Benedict mendecih, ia menggeleng mendengar kalimat terakhir Cathy, ia tidak percaya Tuhan. Juga tidak percaya dengan keputusan keluarga besarnya yang menjodohkannya dengan wanita keturunan budak, alias miskin. "Selain sifatmu yang arogan, ternyata kau juga banyak omong." Kalimat yang berhasil membuat Benedict hampir memecahkan gelas akibat genggaman tangannya yang terlalu kuat. Ini pertemuannya dengan Sharon, calon istri dari neraka, dan perempuan yang baru ia lihat pertama kali ini pun-lah yang berani mengeluarkan kata-kata lancang seperti itu. Benedict dan Sharon layaknya musuh, padahal mereka belum mengenal lebih jauh tapi benih kebencian tumbuh begitu cepatnya di masing-masing hati mereka. Akankah Benedict berhasil merasakan cinta yang diberikan Sharon kepadanya saat mereka memutuskan menikah? Dan apakah Sharon juga mengalah atas keegoisan pria yang telah menjadi suaminya itu?
Not enough ratings
11 Chapters
Kita yang Menjadi Kita
Kita yang Menjadi Kita
“Aku terlalu takut untuk mencintai. Terlalu takut untuk menerima serpihan hati. Tapi ternyata aku telah membuatmu membiarkan aku memasuki relung hatimu.” -Luke Armstrong- ... “Aku terlalu takut untuk dicintai. Terlalu takut untuk memberi serpihan hati. Tapi ternyata aku telah membuka relung hatiku untuk kamu masuki.” -Rena Martin- ... Rena Martin adalah anak yatim piatu dari sebuah panti asuhan. Rena kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga saat berusia remaja. Keluarganya tidak pernah bersikap ramah padanya hingga ia mulai bertanya-tanya tentang pengadobsiannya. Tapi kemudian ia tahu kalau ia diadopsi untuk dijodohkan dengan seorang pria bernama Luke Armstrong. Luke adalah seorang anak tunggal dari keluarga mafia yang menurunkan seluruh usaha keluarganya. Ia dikenal sebagai pria yang keras dan kejam. Lalu bagaimana kehidupan rumah tangga mereka? Akankah cinta akhirnya muncul di antara mereka? Atau pernikahan mereka akan berakhir sia-sia?
10
115 Chapters
Siapa yang Peduli?
Siapa yang Peduli?
Bagaimana rasanya jika saat terbangun kamu berada di dalam novel yang baru saja kamu baca semalam? Diana membuka matanya pada tempat asing bahkan di tubuh yang berbeda hanya untuk tahu kalau dia adalah bagian dari novel yang semalam dia baca.  Tidak, dia bukan sebagai pemeran antagonis, bukan juga pemeran utama atau bahkan sampingan. Dia adalah bagian dari keluarga pemeran sampingan yang hanya disebut satu kali, "Kau tahu, Dirga itu berasal dari keluarga kaya." Dan keluarga yang dimaksud adalah suami kurang ajar Diana.  Jangankan mempunyai dialog, namanya bahkan tidak muncul!! Diana jauh lebih menyedihkan daripada tokoh tambahan pemenuh kelas.  Tidak sampai disitu kesialannya. Diana harus menghadapi suaminya yang berselingkuh dengan Adik tirinya juga kebencian keluarga sang suami.  Demi langit, Diana itu bukan orang yang bisa ditindas begitu saja!  Suaminya mau cerai? Oke!  Karena tubuh ini sudah jadi miliknya jadi Diana akan melakukan semua dengan caranya!
Not enough ratings
16 Chapters
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
Suasana meledak, semua orang maju. Aku segera bergerak cepat ke arah Salma yang langsung melayangkan kakinya ke selangkangan dua pria yang mengapitnya. Aku meraih tangan Salma. Sesuai arahku Ferdi dan tiga temannya mengikutiku. "Fer, bawa!" Aku melepas lengan Salma. Ferdi bergegas menariknya menjauhiku. "Keluar!" tegasku sambil menunjuk arah belakang yang memang kosong. "Nggak, Arka!" teriak Salma, terus menjulurkan tangan. Aku tersenyum. Salma perlahan hilang. Syukurlah mereka berhasil kabur. Hampir lima belas menit, aku masih bertahan. Banyak dari mereka yang langsung tumbang setelah kuhajar. Tapi beberapa serangan berhasil membuat sekujur badanku babak belur. Kini penglihatanku sudah mulai runyam. Aku segera meraih balok kayu yang tergeletak tak jauh, lalu menodongkannya ke segala arah. Tanpa terduga, ada yang menyerangku dari belakang, kepalaku terasa dihantam keras dengan benda tumpul. Kakiku tak kuat lagi menopang, tak lama tubuhku telah terjengkang. Pandanganku menggelap. Sayup-sayup, aku mendengar bunyi yang tak asing. Namun, seketika hening. (Maaf, ya, jika ada narasi maupun dialog yang memakai Bahasa Sunda. Kalau mau tahu artinya ke Mbah Google aja, ya, biar sambil belajar plus ada kerjaan. Ehehehe. Salam damai dari Author) Ikuti aku di cuiter dan kilogram @tadi_hujan, agar kita bisa saling kenal.
10
44 Chapters
Kita yang Terluka
Kita yang Terluka
Lima tahun pernikahan, Zahra dan Ammar sangat bahagia. Masalah datang saat Ammar tanpa sengaja menabrak Adelia dalam satu perjalanan dinas. Adelia lumpuh dan dunianya terhenti karena tunangannya menolak melanjutkan rencana pernikahan. Keluarga Adelia minta Ammar menikahi Adelia sebagai bentuk pertanggungjawaban atau jeruji besi menanti. Sementara Zahra tidak mau suaminya mendua. Wanita itu lebih memilih berpisah daripada hidup dimadu walau Ammar terpaksa. Ammar yang selama ini membiayai hidup Ibu dan kedua adiknya kebingungan. Kalau sampai dia dipenjara, pekerjaan hilang, siapa yang akan menanggung semua?
10
48 Chapters
Siapa yang Menghamili Muridku?
Siapa yang Menghamili Muridku?
Sandiyya--murid kebanggaanku--mendadak hamil dan dikeluarkan dari sekolah. Rasanya, aku tak bisa mempercayai hal ini! Bagaimana bisa siswi secerdas dia bisa terperosok ke jurang kesalahan seperti itu? Aku, Bu Endang, akan menyelediki kasus ini hingga tuntas dan takkan membiarkan Sandiyya terus terpuruk. Dia harus bangkit dan memperbiaki kesalahannya. Simak kisahnya!
10
59 Chapters

Related Questions

Siapa Yang Menjadi Tokoh Utama Dalam Jangan Siksa Kalau Tak Suka?

3 Answers2025-10-15 05:50:59
Langsung saja: tokoh utama di 'Jangan Siksa Kalau Tak Suka' terasa seperti suara narator yang berada di pusat konflik emosional cerita. Aku merasa cerita ini memang sengaja menempatkan sosok 'aku' sebagai titik fokus—bukan hanya sebagai pelaku peristiwa, tapi juga sebagai lensa yang membuat pembaca merasakan kegelisahan, penyesalan, dan kadang kepasrahan yang dialami. Dalam pandanganku, tokoh utama itu tidak selalu harus punya nama yang jelas; di sini yang paling menonjol adalah perspektif personal dan pengalaman batinnya. Setiap adegan seakan membangun ruang bagi narator untuk mengurai kenangan, menimbang keputusan, dan bereaksi terhadap perlakuan orang lain. Itu membuat tokoh ini terasa sangat dekat dan raw, karena kita membaca dari sudut pandang yang intim, bukan dari sudut pandang observasional pihak ketiga. Hal yang bikin aku suka adalah bagaimana fokus pada narator membuat tema-tema berat terasa lebih mudah dicerna—misalnya soal kekuasaan dalam relasi, batasan emosi, dan konsekuensi ketika seseorang menyakiti karena tidak suka namun masih bertahan. Jadi, kalau ditanya siapa tokoh utamanya: untukku itu adalah narator/‘aku’ yang membawa seluruh beban narasi dan menjadi pusat simpati serta interpretasi pembaca.

Mengapa Buku Siksaan Neraka Menjadi Controversy Di Kalangan Pembaca?

3 Answers2025-09-29 03:34:46
Begitu banyak yang bisa dibahas tentang 'Buku Siksaan Neraka'. Satu hal yang menarik adalah bagaimana buku ini memiliki daya tarik dan tolakan yang sama kuatnya di kalangan pembaca. Di satu sisi, ada yang berpendapat bahwa buku ini merupakan karya yang sangat penting dalam menggambarkan kajian moral dan etika, menantang pembaca untuk merenungkan batasan antara kebaikan dan kejahatan. Misalnya, banyak yang menganggapnya sebagai cermin dari sisi gelap manusia yang jarang dibahas secara mendalam. Filosofi di balik isi buku ini bisa membuka dialog yang konstruktif, memperlihatkan bahwa kita sebagai manusia memiliki tanggung jawab terhadap tindakan kita. Namun, di sisi lain, tak sedikit pula yang mengecam buku ini. Banyak yang menganggapnya terlalu ekstrem atau bahkan mengerikan untuk dibaca. Banyak konten, terutama yang berisi deskripsi kekerasan dan siksaan, membuat banyak orang merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini merupakan reaksi yang wajar, terutama jika seseorang tidak siap menghadapi pelecehan mental yang bisa ditimbulkan oleh materi tersebut. Pembaca dari latar belakang yang berbeda tentu saja memiliki tingkat toleransi yang berbeda, dan itu menyebabkan banyak perdebatan di kalangan komunitas. Pada akhirnya, 'Buku Siksaan Neraka' mungkin lebih cocok untuk pembaca yang berani dan terbuka dalam menerjemahkan karya-karya yang provokatif. Bukankah itu yang membuat literatur begitu menarik? Selalu ada ruang untuk perspektif yang berbeda, dan itulah sebabnya buku ini tetap dalam sorotan, baik sebagai bahan pembaca yang kritis maupun bahan perdebatan dalam forum literasi.

Bagaimana Ilustrasi Di Buku Siksaan Neraka Mempengaruhi Pembaca?

3 Answers2025-09-29 10:50:48
Ilustrasi dalam buku siksaan neraka sering kali menggambarkan konsekuensi dari tindakan baik dan buruk dengan cara yang sangat mencolok. Apa yang membuatnya begitu mempengaruhi adalah ketidakberdayaan visual yang ditangkap melalui gambaran yang mendetail, sekaligus emosi yang terkandung di dalamnya. Saat aku membaca beberapa karya seperti 'Inferno' oleh Dante Alighieri, imajinasi saya seperti dibawa ke dalam dunia yang gelap penuh dengan penderitaan dan kesedihan. Setiap ilustrasi membawa kita ke aspek berbeda dari siksaan, mulai dari penyiksaan fisik hingga psikologis. Ini bukan hanya menggugah rasa takut, tetapi juga refleksi diri. Kita mulai mempertanyakan tindakan kita sendiri, mempertimbangkan moralitas dan kepercayaan kita. Apakah kita benar-benar siap menghadapi konsekuensi dari pilihan kita? Dengan dekripsi grafis tentang neraka, buku-buku tersebut bisa mendatangkan efek psikologis yang mendalam. Saya teringat ketika melihat ilustrasi yang menggambarkan jiwa yang terjebak dalam siklus siksaan abadi, menyebabkan rasa empati sekaligus ketakutan. Pikiranku mulai berkelana tentang bagaimana pilihan-pilihan sepele sehari-hari bisa menggiring kita ke jalan yang tak terduga. Itu membuat saya menjadi lebih sadar dalam menjalani hidup, setidaknya dalam konteks moral. Setiap kali saya menjumpai gambar atau kutipan di mana jiwa merenungkan kesalahan masa lalu mereka, saya merasa seolah-olah ada pelajaran berharga yang ditawarkan, meskipun dibalut dalam imaginasi yang menyeramkan. Akhirnya, ilustrasi-ilustrasi ini tidak hanya berfungsi sebagai karya seni, tetapi juga sebagai pengingat akan realitas keputus-asaan dan pelajaran moral yang mungkin dibutuhkan oleh pembaca. Saya menduga inilah salah satu alasan mengapa banyak orang terpengaruh dengan tema-tema tersebut, meleburnya ke dalam pemikiran yang lebih dalam tentang kehidupan dan setelah mati.

Adakah Film Adaptasi Dari Buku Siksaan Neraka Yang Wajib Ditonton?

3 Answers2025-09-29 14:05:23
Tentu saja, ada satu film yang dianggap sebagai adaptasi yang benar-benar menarik untuk ditonton, yaitu 'Dante's Inferno'. Meskipun bukan film dalam arti tradisional, lebih tepatnya ini adalah animasi yang terinspirasi dari 'Divine Comedy' karya Dante Alighieri, dan dia menyajikan konsep neraka dengan semua detail yang mencolok. Banyak penggemar literatur klasik yang mempertimbangkan production value dan cara kreatif yang digunakan untuk menghidupkan gambaran neraka itu. Setiap lingkaran neraka digambarkan dengan cara yang menakjubkan, dari dampak visual hingga suara yang menggetarkan, membuat penonton merasa seolah-olah mereka benar-benar menyelami pengalaman mengerikan Dante. Cerita tersebut dikemas dengan refleksi tentang dosa dan kehampaan jiwa, yang bisa memberikan kita banyak ruang untuk berpikir lebih dalam tentang moralitas dan keputusan yang kita ambil di kehidupan nyata. Bukan hanya sekadar menggambarkan siksaan, film ini sekaligus mengundang kita untuk mempertanyakan apa yang benar-benar berarti dalam hidup kita. Jadi, jika kamu seorang penggemar drama psikologis yang digabungkan dengan unsur supernatural dan klasik, 'Dante's Inferno' adalah pilihan yang sempurna. Kualitas animasinya membuat pengalaman menonton menjadi sangat mendalam, jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakannya!

Apa Review Terkini Tentang Buku Siksaan Neraka Dari Pembaca?

3 Answers2025-09-29 17:34:18
Setiap kali membahas tentang 'Siksaan Neraka', aku merasa seperti terlempar ke dalam labirin emosi yang begitu mendalam. Dari pembaca, banyak yang kecewa karena ekspektasi yang tinggi terhadap isi buku ini. Beberapa menyebutkan bahwa tulisannya terlalu kaku dan mengarah kepada plot yang monoton, membuat pengalaman membaca terasa membosankan. Namun, di sisi lain, ada juga yang mengagumi deskripsi yang mendetail dan atmosfer gelap yang dibangun penulis. Terutama bagian ketika karakter utama menghadapi ujian berat, di situlah nuansa emosionalnya terasa sangat kuat. Buku ini sepertinya menggugah banyak pikiran tentang keadilan dan konsekuensi dari tindakan kita. Beberapa pembaca menyatakan bahwa mereka dihadapkan pada pertanyaan moral yang sulit, dan itu menjadi daya tarik tersendiri. Ada yang berkomentar bagaimana tokoh antagonis di dalam cerita memiliki latar belang yang membuat kita, sebagai pembaca, merasa simpati. Ketegangan antara baik dan buruk sangat jelas terasa di setiap bab, dan ini membuat pembaca sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa 'Siksaan Neraka' bisa menjadi pembelajaran bagi banyak orang. Mungkin sekalipun bukan buku yang sempurna, tetapi ia berhasil merangsang diskusi hangat di kalangan pembaca. Walaupun ada kritik, tetap saja ada sisi positif yang bisa kita ambil dari pemaparan cerita yang kompleks ini. Sejujurnya, meski ada beberapa aspek yang kurang memuaskan, aku merasa buku ini berharga untuk dibaca, terutama bagi mereka yang mencintai genre yang penuh dengan filosofi dan rintangan batin.

Di Mana Pembaca Bisa Membeli Komik Siksa Neraka?

4 Answers2025-10-19 12:17:01
Aku pernah panik waktu nyari edisi cetak 'Siksa Neraka' yang susah dicari, jadi ini rangkuman praktis yang kususun dari pengalaman nyari-nyari sendiri. Pertama, cek situs resmi penerbit dan akun media sosial mereka — kalau tersedia, pembelian langsung lewat penerbit sering paling aman dan berarti dukungan langsung ke pembuat. Kalau edisi lokal tidak tersedia, toko buku besar di Indonesia seperti Gramedia atau toko impor seperti Kinokuniya kadang stoknya; gunakan fitur pencarian di websitenya dengan kata kunci judul atau ISBN jika ada. Kalau belum juga ketemu, market place lokal seperti Tokopedia, Shopee, atau Bukalapak sering menjual baik baru maupun bekas. Untuk versi impor atau edisi spesial, lihat Amazon.co.jp, eBay, atau toko bekas kolektor seperti Mandarake. Perhatikan deskripsi barang—apa bahasa, kondisi, dan apakah paket ongkir/cukai tadi sudah termasuk. Aku biasanya bandingkan beberapa listing dan baca review penjual supaya nggak salah beli. Selalu pilih penjual resmi atau berperingkat tinggi kalau ingin kualitas dan kiriman aman.

Bagaimana Gaya Gambar Komik Siksa Neraka Memengaruhi Suasana?

5 Answers2025-10-19 07:21:47
Gaya visual itu benar-benar menyeret perasaan pembaca ke ruang gelap. Garis-garis yang kasar, bayangan pekat, dan komposisi panel yang rapat membuat setiap momen terasa seperti ditindih. Dalam pengalaman membacaku, teknik bayangan intens—entah lewat tinta hitam tebal atau sapuan arang—menciptakan sensasi klaustrofobik yang sulit dilupakan. Warna yang terbatas atau palet muram meniadakan kemungkinan pelarian estetis; mata dipaksa menatap ketidaknyamanan yang disajikan. Panel yang penuh detil sadis kadang menunda napas: close-up pada kulit yang robek, mata yang kosong, atau sudut kamera yang miring mempertegas rasa salah dan hukuman. Penyusunan adegan berdentang seperti drum, ritme-panel membuat pembaca terhanyut lalu dipaksa berhenti di momen paling mengerikan. Untukku, gaya seperti ini bukan sekadar 'menakutkan'—ia membangun etika visual, menuntut empati sekaligus menimbulkan jijik, sehingga suasana komik berubah dari horor ke beban moral yang menetap lama setelah halaman terakhir ditutup.

Bagaimana Pembaca Menilai Akhir Cerita Komik Siksa Neraka?

5 Answers2025-10-19 21:19:55
Garis pikirku langsung tertuju pada bagaimana penutupan emosionalnya membuat perut ini bergejolak—ending 'Siksa Neraka' benar-benar membelah komunitas pembaca. Aku menikmati bagian akhir itu sebagai seseorang yang suka tenggelam dalam teori dan detail kecil; twist terakhir terasa seperti hadiah bagi yang memperhatikan foreshadowing sejak bab awal. Beberapa karakter mendapatkan penyelesaian yang manis, sementara yang lain tetap ambigu, dan kombinasi itu memicu diskusi hangat di forum. Ada yang puas karena penulis berani menolak jalan pintas petualangan mulus, ada pula yang kecewa karena harapan romantis atau revenge arc tidak ditutup rapi. Dari sisi emosi, aku merasa akhir itu berani: tidak memberi jawaban mutlak, tapi menanamkan memori visual dan motif berulang yang terus mengusik. Bagi pembaca yang menghargai resonansi tematik lebih dari epilog rapi, ending ini adalah kemenangan. Namun untuk yang butuh kepastian plot, itu bisa terasa menggantung. Intinya, 'Siksa Neraka' menutup tirai dengan cara yang memaksa pembacanya berpikir, bukan hanya tersenyum puas.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status