Apa Bahasa Indonesianya What Is Your Name

Kerana terdesak inginkan perkerjaan, Maya Ariana rela bertunang dengan Safwan Imran. Dia sanggup mendengar segala hinaan dari keluarga tunangnya. Namun, tidak kepada Izz Adam, adik kepada Safwan. Bertembung sahaja mereka berdua, pasti akan terletusnya perang. Kalau tidak berkelahi itu memang ajaiblah. Sayang, pertunangan Maya dan Safwan tidak bertahan lama. Lafaz putus dikatakan apabila menyaksikan kecurangan Safwan. Begitu juga dengan Izz yang bertunang dengan sepupu Maya, Imanina. Entah bagaimana Maya dan Izz bernikah selepas kejadian itu. Itulah orang tua-tua kata, jangan benci lama-lama, nanti jatuh cinta. Haih, tak nak aku jatuh cinta dengan dia!

Rania Keysha Wardhani, seorang dosen filsafat yang dibuat bingung oleh sikap tunangannya. Pria itu terlalu sulit untuk dikenal, meski mereka sudah bersama sejak di bangku sekolah dasar. Ada saja hal yang membuat dirinya bertambah ragu dengan keputusan mereka yang akan segera menikah. Selalu ada cara yang dilakukan pria itu untuk menahannya pergi meski rasa lelah seringkali muncul di hatinya. Ini seperti dia yang berjuang sendirian, dan si pria hanya diam memperhatikan. Padahal kenyataannya, tidak ada yang perlu diperjuangkan dalam hubungan mereka. *** "Kamu hanya perlu diam, duduk, dan menunggu." Laki-laki itu memberi perintah. Rania terdiam. Menunggu katanya? Berapa waktu lagi yang harus dia habiskan untuk menunggu? Apa belasan tahun itu belum cukup bagi laki-laki ini? Dan apa yang harus dia tunggu lagi kali ini? Rasanya, semua sia-sia.

Azareel di buat pusing dengan semua kenyataan yang ada, semakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya tentang dunia itu, namun tidak ada satu orang pun yang bisa menjawabnya, hingga. Lembaran kosong yang dibalik Aza mulai memancarkan cahaya biru yang sedikit demi sedikit membuat sebuah garis di atas kertas kosong. Aza semakin tidak percaya namun dia ditampar dengan keadaan yang saat ini berlangsung. Dia semakin tidak percaya lagi kalau yang di lihatnya adalah peta di kota tempat dia tinggal sekarang, melihat tanda bergambar kubus dengan berbagai macam warna.

David Bianchi - King of the underworld. Cold, calculating, cruel. A man equally efficient with closing business deals with his gun, as he was his favorite pen—a living nightmare to subordinates and enemies alike. However, even a formidable man like himself wasn't without secrets. The difference? His was packaged in the form of a tall, dazzling, mysterious beauty who never occupied the same space as the mafia king.

NADZMI SAAD, hidupnya tidak pernah ada istilah bahagia. Dipisahkan dengan ibu kandungnya sejak berusia lapan tahun, ianya bukanlah sesuatu yang mudah diterima olehnya. Zaman kanak-kanaknya berlalu begitu sahaja, bersama kenangan pahit dan penuh derita baginya. Sejak dahulu lagi, hubungan Nadzmi dengan ayahnya begitu dingin. Dia sendiri tidak mahu selalu bertegur sapa dengan ayahnya termasuklah ibu tirinya. Baginya merekalah punca kepada derita yang dihadapinya sekarang. Umurnya kini 15 tahun. Dia berfikir, hasrat yang selama ini dipendam untuk membebaskan diri daripada 'penjara derita' ini perlu dia laksanakan meskipun tidak dia ketahui akan segala onak dan durinya. Penderitaan itu sudah tidak mampu ditanggung lebih lama lagi, ianya sudah semakin kuat mencengkam dirinya. Adakah hasratnya itu tercapai demi sebuah kebebasan dan kasih sayang yang telah dia dambakan selama ini?

Mahligai Seri Pelangi adalah sebuah tempat yang menggilis nasib dan juga impian para anak yatim piatu berkenaan. Sisi gelap pun muncul sebaik sahaja diri mereka ditempatkan di sana. Ia sekaligus menyebabkan mangsa-mangsa keadaan itu merubah persepsi mereka yang sepatutnya dilindungi jua dikasihi. Cerita mereka tidak seindah yang tertera pada papan tanda rumah kebajikan tersebut. Mereka diseksa-dimarahi serta dipukul setiap hari oleh pihak yang lalai dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Hal itu membuatkan kesemua mereka ingin lari kerana tidak tahan lagi. Sehinggalah ada sebuah tragedi hitam yang mengakibatkan banyak nyawa melayang. Puncanya tiada siapa yang tahu. Namun begitu, seorang gadis yang bernama Fio telah selamat daripada terus tenggelam dalam lubuk neraka ciptaan manusia berkenaan. Fio berfikir, dia boleh selamat setelah keluar dari sana. Ternyata, tidak. Trauma menghantui. Kekesalan menghambat diri. Perlahan-lahan, segala asbab pun terungkai selepas dia menemui sesuatu iaitu... jeritan maut dari dalam peti.

"Who knew I'd have a man as a mate?" A grin etched itself onto his face in a sly and secretive manner, one that suggested he knew things I did not. Synopsis - Jess was a normal teenager living in the human world. A breach in the portal of interdimensional realms causes him to accidentally travel to the werewolf world. Not an escape seems in sight when he realises that he's at the mercy of Alpha Hade, a man who harbours an ancient wolf.

His fingers slid into my hair, tugging just enough to tilt my head back and expose my throat to him. “We shouldn’t be doing this, Mr. Turner,” I breathed, my voice breaking on a gasp as he found a sensitive spot just beneath my ear and sucked lightly. His growl was low and primal, vibrating through my skin as he pressed his body against mine. I felt every hard line of him, his heat bleeding through my clothes. “Why not?” he murmured, his voice rough with restrained need. I swallowed hard. “You’re… you’re my ex-fiancé’s father.” He paused. For a moment, everything stilled… his breath against my throat, the air between us, even the rain outside seemed to hesitate. Then he lifted his head, and our eyes locked. His were a stormy blue, intense and unwavering. “No one has to know, Catherine,” he said quietly, his voice was like a dark promise wrapped in silk. Then he leaned in with his lips brushing the shell of my ear. “I can be your dirty secret.” A shiver ripped down my spine. His words settled deep in my gut, awakening something dangerous. I bit my lip. Every cell in my body screamed for me to walk away but I didn’t. Instead, I gripped the front of his shirt, pulled him down, and kissed him hard. Desperately. He rumbled low in his chest, kissing me back with equal hunger, his hands roaming my body like he already knew every curve. When he finally broke the kiss, I was breathless. Then he dropped to his knees between my legs, with his eyes darker now. “I’m going to show you the world,” he said. “If you’d let me.”

Seorang dosen muda yang jatuh cinta pada mahasiswinya sendiri. Berbagai cara dicoba untuk mengungkapkan perasaannya. Ketika hubungan baru saja dimulai justru mantan kekasih dari mahasiswinya yang kini menjadi polisi datang mengacaukan hati gadis itu.Ditambah lagi sahabat gadis itu mengalami depresi karena mengetahui hubungan mereka.Haruskah si gadis mengorbankan hubungannya dengan si dosen demi menyembuhkan sahabatnya? Ataukah ia akan kembali dengan mantan kekasihnya yang sebenarnya masih ia sayangi?

Even though I was the one who broke my ribs in the car accident, my boyfriend Jared decided to take care of his drunk ex-girlfriend instead. When I called to ask him to spend time with me in the hospital, he berated me. “Why are you so clingy? Can’t you tell that Isabelle needs me right now? “You’re a nurse, aren’t you? What, you can’t even take care of yourself now?” Heartbroken, I suggested we break up, only to be met with anger. “I was going to propose to you, you know? Considering how influential my family business is, I need to make sure I choose my wife wisely. “Today was a test to see if you have what it takes to be the next Mrs. Carter. I thought you would be independent and selfless. I expect my future wife to have my back no matter what. “Look at yourself now. You can’t even take care of yourself over something so insignificant! I’m disappointed, Charmaine.” The next day, he posted a picture of himself and his ex-girlfriend on social media. The image’s caption was targeted at me: [You’d better think twice and apologize, Charmaine, or I’ll just date someone else.] I did not apologize. I had had enough of him, so I left the city. Three years later, I saw him again in the lobby of the Financial Tower. I was wearing a heavy onesie costume and sporting a full face of cosplay makeup, while he was wearing an expensive suit and had Isabelle hanging delicately from his arm. He recognized me immediately and laughed. “I knew you never moved on from me, Charmaine! Does it hurt to know I’ll be marrying someone else? “That’s what you’re doing here, right? You’re trying to cosplay as my favorite Marvel character to get my attention. “Maybe I’ll consider taking you back if you kneel and apologize.” I did not deign to reply. I had indeed loved him once upon a time, but today was my son’s birthday, and the cosplay was my surprise for him...