Baca Light Classroom Of The Elite Bahasa Indonesia

Menikah dengan orang yang kamu cintai diam-diam memang membuatmu bahagia. Sayangnya meski kamu memang dinikahi lebih dulu tapi bukan berarti kamu adalah yang pertama dihatinya. Bahkan kamu tidak pernah ada disana. Dia hanya menganggapmu sebagai adiknya sendiri. Tidak lebih. Dan kamu harus menerima jika kamu akan membagi suamimu sendiri yang tetap menikahi kekasihnya bahkan setelah pernikahan kalian.Bahkan suamimu tidak pernah menganggapmu dan memperlakukanmu dengan baik.Pernikahan impian yang kamu inginkan hanya angan belaka. Lantas apakah kamu akan tetap menjalani pernikahan sepihak yang hanya membuatmu terluka atau pergi dari pernikahan itu dan mencari kebahagiaanmu sendiri?Hidup itu pilihan.

Glory Club menjadi saksi kesialan Angie. Ketika terbangun di pagi hari, dia menemukan dirinya berada di tempat asing, bersama seorang lelaki di sampingnya, dan tanpa mengenakan busana sehelai pun. Baginya memang sebuah kesialan ketika Mike, lelaki yang konon menghabiskan malam dengannya—putra tunggal dari pimpinan sebuah organisasi hitam "The Black Venom"—mendatanginya lagi dan menyodorkan sebuah berkas kontrak yang menjadi awal jungkir balik kehidupannya. "Tanda tangani, lalu menikah denganku, atau mati." Selanjutnya, seperti mengendarai roller coaster, Angie berusaha bertahan dalam pernikahan palsu. Hanya dua tahun, tetapi sebuah rahasia besar terbongkar menjadikan waktu yang tersisa, terasa bagai neraka. Tak hanya bagi Angie, tetapi juga Mike.

Hobi membawa petaka. Aku tidak menyangka, rencana liburan di Jepang berbuah tidak bisa pulang. Pembunuhan masal setiap malam, membuat pemerintah menutup akses jalan keluar-masuk sampai pelaku tertangkap dan demi keselamatan masyarakat. Namun, di sinilah aku sekarang. Warga asing yang terjebak di apartemen kecil di lantai tiga bersama beberapa tetangga yang rupanya berasal dari luar negeri juga. Kami terjebak bagaikan ternak yang siap menunggu ajal tiba. Ck, aku tidak mau mati semudah itu! Tidak di tempat yang bukan rumahku!

#WARNING RATE 21 + HOT, SWEET, AND DANGEROUS LOVE STORY! Mohon bijak memilih bacaan sesuai umur. Genre: Romance, Comedy, Posesif, Super Bucin, Arogan, Wanita Kuat ......... Risa Abdullah dijebak dalam sebuah pernikahan bisnis oleh Shouhei Shiraishi, seorang CEO tampan berwajah dingin yang terang-terangan menyukainya dan menjeratnya dalam sebuah hubungan terlarang. Risa tidak mengetahui kalau Shouhei memiliki sifat yandere, yaitu terlihat baik hati dan bucin, tapi aslinya sangat kejam dalam mempertahankan cintanya jika ada yang berani bersaing dengannya, bahkan tanpa ragu sanggup melenyapkan nyawa orang lain! Acara pernikahan Risa bersama Adnan Budiraharja yang dihancurkan oleh Shouhei membuat seluruh keluarganya malu dan tertekan. Pria dingin dan kejam itu mengancam mereka akan dibuat bangkrut dan menderita tujuh turunan kalau menolaknya sebagai menantu! "Kamu benar-benar kejam!" "Kejam? Kamu lebih kejam, Risa Abdullah! Kamu telah mencuri hatiku dan ingin lepas tangan? Tidak akan aku biarkan!" Written by NatsuHika

Pertemuan antara Amir dan Sofea, menggelopakkan bunga-bunga cinta menjadi kalungan indah. Melakar satu impian untuk direalisasikan bersama. Tetapi, mereka dipisahkan kerana perbezaan darjat yang ibarat langit dengan bumi. Mereka bertemu semula di perantauan setelah bertahun berpisah, tetapi segalanya telah berubah. Sementara Syahir di tanah air, tidak pernah berhenti meneroka ke setiap lorong dan lokasi yang penuh dengan noda dan kegelapan untuk mencari si Salina. Dengan niat untuk menyatukan kembali keluarga sahabatnya, supaya janji yang telah dipateri oleh Amir kepada ibunya dapat ditunaikan. Menyuntik semangat juang tidak semudah menarik rambut di dalam tepung. Sememangnya terlalu payah untuk mencipta bahagia yang seindah pelangi, kerana hujan panas terlebih dahulu membasahi perjuangan mereka.

Binar bersimpuh dengan kesepuluh jarinya yang saling bertaut di depan dada. "Bunuh aku," lirihnya bersama bulir-bulir kepahitan yang membasahi wajahnya."Tidak sekarang, aku masih ingin bermain-main denganmu," bisik Rigel di telinga Binar dengan posisi menunduk. Pria itu menegakkan tubuhnya kembali, menarik gesper yang melingkar di pinggangnya hingga terlepas. Dengan seringai liciknya, ia layangkan gesper itu pada tubuh Binar yang semakin lemah."Berhenti!" pekik Binar memohon ampun. Namun, bukannya berhenti, Rigel semakin bersemangat mengukir bercak merah di tubuh wanita itu.***"Argh! Ayah ... tolong aku! Sakit!" Pekikan memilukan itu terdengar seiring tetes darah yang mengucur deras dari jemari mungil Leya."Berhenti memanggilku ayah! Kau harus tahu, aku tidak peduli akan kematianmu!"***Tak ada yang lebih menyakitkan bagi Binar saat ini, selain harus kehilangan sang buah hati, apalagi penyebab dari kematian buah hatinya adalah Rigel, pria yang teramat ia cintai. Di matanya kini, Rigel adalah jelmaan iblis yang telah membuatnya hanyut dalam tangis yang kian melimpah ruah, tertatih di atas bara api yang tak berujung, dan menghujamnya dengan ribuan anak panah beracun, serta tak pernah puas mengukir maha karya bertinta darah di tubuhnya. Rasanya, sakit sekali!Haruskah Binar bertahan dan memaafkan Rigel di saat terlampau banyak luka yang menganga di hati dan tubuhnya? Ataukah sebaiknya ia pergi, membuka lembaran baru, dan membuka hati untuk pria lain yang diharapkan bisa menjadi penyembuh lukanya?

I was four months pregnant when I discovered that my husband had fallen for our young family helper. He dropped to his knees and started slapping himself repeatedly with such force that blood rolled down from the corner of his mouth. He sobbed, swearing it was just a drunken mistake, swearing to me he'd never see her again. Thinking of the baby growing inside me, my heart softened, and I tore the divorce papers. The day I went into labor, I suffered serious complications. The baby was stillborn, and the umbilical cord was wrapped around his neck. He didn't even get the chance to cry. I was drowning in grief, but then my husband walked into the delivery room holding the family helper's baby in his arms. "Don't be sad, Kelda. She's willing to let you raise her child." My anger ran so deep that I bit my lip until it bled. It was all my fault! I had been treating him too well all these years. He had completely forgotten what I, Kelda Shaw, was really capable of.

After Chester Caldwell loses his vision, I donate my corneas to him without hesitation. He vows that he'll never let me down, yet he delays our wedding time and time again after his true love suddenly returns to the country. On the day of my birthday, his gift arrives, albeit late. I accept it expectantly only to find that they're two movie tickets. I question him about it, but he answers impatiently, "Who said anything about the blind being unable to watch movies? "You willingly gave up your vision back then—I didn't force you into anything! Stop thinking you can hold that against me forever!" His true love makes it sound like she's being charitable. "Sorry, Riley. The movie wasn't to my liking. You can throw the tickets away if you're not going to watch it, either!" I rip the tickets in half and leave. Later, I hear that Chester goes mad when he can no longer find his bride.

Seven years into our marriage, my husband, Lucas Thorne, is hailed as a legendary astronomer in the field of astronomy. It is no secret that he absolutely adores me, his wife. He always keeps a polite, distant demeanor with those around him. Even when his new assistant, Serena Cox, asks for his number, he coldly turns her down. In the year he proposed to me, he named a star "LAW", which was an acronym for "Lucas Adores Wilma". Since then, every asteroid he discovers is named with initials that hold a special significance only the two of us know. To others, they might just be scientific achievements. But to me, they are unspoken love letters. This goes on until this morning, when I stumble upon an unfamiliar phone. I unlock it easily with my middle name, thinking it's yet another quiet gesture of his love. But to my horror, I find a string of explicit messages between him and another woman. The person who was at the receiving end of those messages was none other than… Serena, his assistant.

I'm in the middle of my pediatric shift when an emergency call comes in. A three-year-old boy arrives, hemorrhaging and unconscious from a car crash, but there is no matching blood type in the bank. Then, it hits me that my husband, Ethan Stone, has the same blood type, so I ask him to donate blood right away. When he arrives and stands frozen to the spot, I can no longer hold back my rage. "What are you waiting for? Saving his life is the priority here!" That's when the boy's mother sprints over and screams, "No! Close family can't donate! He's the boy's father!"