Black Sparrow Lafayette Menu

(Cerita untuk dewasa, mengandung adegan 21+ dan plot twist) Semula Maura hanya ingin mendapatkan uang yang sangat banyak. Ia ingin pergi dan menjauh dari ayahnya yang sering memukulnya, karena membenci wajahnya yang terlalu mirip dengan sang ibu. Ibu yang pergi meninggalkan suami dan putrinya begitu saja, karena terpikat dengan rayuan pria yang lebih kaya. Ia pun nekat mendaftarkan diri ke sebuah situs terlarang yang memperjualbelikan gadis-gadis perawan dengan harga yang tinggi, dengan nama Virginity For Sale. Situs yang kemudian menghubungkannya dengan para pria kalangan atas yang akan membeli keperawanannya dengan harga yang sesuai. Kesepakatan pun terjadi. Maura dijemput dengan helikopter pribadi menuju ke sebuah pulau terpencil. Pulau yang hanya memiliki satu mansion mewah, dengan pemiliknya seorang pria misterius yang ternyata bukan hanya akan membeli keperawanannya, namun ternyata juga telah membeli... seluruh hidupnya. ***

Aku dan ketiga anakku hanya bisa memandang dari kejauhan, melihat hajatan aqiqah mewah di rumah Ibu. Aroma gulai kambing, menu primadona di hajatan itu, tercium samar-samar hingga ke tempat kami berdiri. Tapi, hanya aroma. Tak ada piring, tak ada undangan, hanya jarak yang memisahkan. Padahal, aku adalah anak kandung Ibu. Anak sulung dari empat bersaudara. Namun, di saat acara penting seperti ini, kenapa aku malah diasingkan? Yang lebih menyakitkan, aku bahkan baru tahu tentang hajatan itu dari tetangga yang kebetulan baru pulang dari rumah Ibu.

** Trigger Warnings - this is a DARK werewolf/vampire bullyboy romance book, featuring non-con/dub-con, gaslighting, violence, and a range of very kinky group sex bxg and bxb, sounding, masochism, bondage, BDSM, Daddy-Dom, and more ** I know a secret. I wonder if you know it too? Havermouth is in the grips of the Van Helsings, and the Triquetra, Talen and Aislen have become separated. Talen and Heath are searching for their three missing mates, whilst Rhett and Cameron are discovering just what August has been up to. None of Aislen's mates know that she's been taken prisoner by the Van Helsing's torturer, Sparrow. Sparrow is on a mission, and he plans to use Aislen to find Meguitte. Things don't stay quiet in Havermouth, and the explosions at the school didn't just free the pack from the Van Helsings. Every war needs a rebellion, and the Van Helsings are about to get one.

Acara pengajian yang seharusnya menjadi tempat mencari pahala, menambah ilmu agama serta mempererat silaturahim justru dijadikan sebagai ajang pamer oleh segelintir warga toxic. Bu Evi dan geng yang selalu merasa berkuasa di dusun'nya tega mempermalukan Suci--salah satu warga yang membuat nasi kotak dengan menu sederhana. Mereka memfoto dan men'share nasi kotak tersebut di group dan dijadikan sebagai bahan bully'an. Suci yang selalu dihina dan direndahkan hanya karena nasi kotak, akhirnya tidak tinggal diam. Perlahan, tapi pasti, Suci mampu membungkam satu per satu warga toxic yang selalu berkuasa hingga tak mampu berkutik.

When Brynn lands a sudden, great job at a management company in New Beerenland, she revels in the fact that she has made it. A great job means the end of all the financial atrocities: no sharing apartments, no ex-drama, no checking the menu before ordering. With the perks of managing a private management agency, she gets the occasional run-in with royalty hosting their public engagements and managing how they appear to the general republic. Enter Ryker Glucksberg, a prince who runs his eyes down all over Brynn’s body and can’t seem to keep her off his mind. They meet, and sparks fly. Brynn doesn’t believe in love. Ryker is not the prince who wants to settle down. And then zero in on the institution that will do everything in its power to keep them apart or bring them together?

WARNING 18+ [Mohon bijak dalam memilih bacaan] Vampir tak lagi menjadikan darah sebagai menu utama mereka, melainkan zat feromonlah yang membuat mereka bertahan hidup. Mereka menyerap zat yang dimiliki manusia itu lewat kontak fisik seperti bersentuhan, berciuman, hingga bercinta di saat dahaga membakar kerongkongan. Membenci cara tersebut, Selena memutuskan untuk hanya hidup dengan cokelat, satu-satunya bahan makanan yang mengandung feromon. Namun, semua terpatahkan ketika dia bertemu lelaki bernama Rain yang memiliki zat sensual berbeda dari manusia lainnya. _ Mata Selena berpendar dalam kegelapan, lelaki di hadapannya itu terlalu nikmat untuk dilewatkan. “Kau … aku menginginkanmu.” “Menginginkanku?” Pemuda itu menyeringai. "Kau takkan mungkin bisa mendapatkanku." IG : @Ontelicious

Bagi Rinjani, pernikahan kontrak dengan Elian Baskara hanyalah cara untuk bertahan hidup. Namun di balik kemewahan mansion Baskara, ia diperlakukan tak lebih dari sekadar "properti" yang diabaikan dan disakiti. Elian yang masih terjebak bayang-bayang masa lalu menganggap Rinjani sebagai beban yang bisa ia kendalikan dengan kekuasaan dan kata-kata tajam. ​Puncak kesabaran Rinjani runtuh saat hinaan menjadi menu hariannya. Di saat Elian mulai terbiasa dengan kehadiran Rinjani, gadis itu justru memilih untuk pergi. Elian baru menyadari arti kehadiran Rinjani justru saat ia telah kehilangan harga diri di mata istrinya sendiri. Dulu Elian yang berkuasa, kini Elian yang memohon. Kesempatan kedua pun hanya ada di tangan Rinjani sekarang.

พิมพ์ชนก หรือ "พิม"นักศึกษาปี 4 คณะนิเทศศาสตร์ ผู้ใฝ่ฝันอยากเป็นนักเขียนบทละครมืออาชีพ เธอเป็นคนฉลาด มีไหวพริบ และมุ่งมั่น เธอเลือกทำงานพาร์ทไทม์ในผับ "Black Velvet" เพื่อหาข้อมูลสำหรับเขียนบทละครส่งอาจารย์ โดยหวังว่างานชิ้นนี้จะเป็นใบเบิกทางสู่วงการบันเทิงโดยไม่รู้เลยว่า เธอกำลังเดินเข้ามาในโลกที่เต็มไปด้วยอันตราย และผู้ชายที่มีอิทธิพล ปกรณ์ มีโครงหน้าเข้มคมชัด หนวดเคราเพิ่มเสน่ห์และความเป็นผู้ใหญ่ ตาแสดงความมั่นใจและดูสุขุม ผมสั้นจัดทรงอย่างดี สวมชุดสูทสีเข้มให้ความรู้สึกภูมิฐานและน่าเชื่อถือ บุคลิกดูสุขุม อบอุ่น แต่แฝงด้วยความมั่นใจในตัวเองเจ้าของผับสุดหรูที่มีชื่อเสียงและอำนาจในวงการกลางคืน ไม่เพียงแต่เป็นเจ้าของผับ"Black Velvet"เท่านั้น แต่เขายังมีธุรกิจหลายอย่างที่เกี่ยวข้องกับ ธุระกิจสีเทาและยังมีบริษัทส่งออกสินค้าไปยังต่างประเทศอีกด้วยและ บริษัทส่งออก ภายใต้ภาพลักษณ์ของชายหนุ่มหล่อที่ดูสุขุมและมีเสน่ห์ เขาคือคนที่ทุกคนต้องเกรงกลัว และในวันที่เขาเห็นพิมพ์ชนกครั้งแรก เขารู้ทันทีว่าเธอจะทำให้เขาไม่สามารถละสายตาได้

Memiliki wajah cantik terkadang membuat seseorang menjadi iri hati dan benci. Sama halnya yang dirasakan oleh gadis cantik yang bernama Berlian Puspita. Seorang Kakak yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom untuk seorang adik, kini justru berbanding terbalik dengan keadaan yang dialami oleh Berlian. Sifat iri dan dengki yang dimiliki oleh Berta Maulida membuat gadis malang itu harus selalu berpenampilan kumuh dan menjijikkan. "Kamu lebih pantas untuk menjadi seorang pemulung, Berli! Dan lebih baik sekarang pergilah dan cari uang sebanyak-banyaknya untuk kita!" titah Berta dengan tatapan mata tajam. Bagaimana dengan kisah gadis malang itu? Apakah akan ada seseorang yang baik hati yang bisa menolongnya untuk keluar dari siksaan mereka?

"You think you know hate, Avery?" His voice a dangerous rumble that seemed to roll straight through me. "Hate is easy. It’s the love that complicates everything." "Love? Don't talk to me about love. You wouldn't recognize it if it clawed its way into your heart." Liam's expression darkened, "And whose fault is that, remind me? You destroyed every ounce of it." My eyes filled with tears instantly, my voice so thick, it hurt my throat as the words came out. "And you made me pay for it, in the most horrible way. A person who loved a girl with his whole heart would never be able to do what you've done, what you've allowed to happen. That's why I hate you, because you never loved me, or else you couldn't do all this to me." His eyes sparked with anger "You have no idea what you're talking about." "Maybe I do, maybe I don't," I shot back bitterly, "But it seems like the only thing you're good at is pretending. Pretending to care, pretending to love—" "That's enough!" his voice boomed. "You want to see how real my feelings are? I should teach you a lesson on underestimating them." I tilted my chin up in defiance "Go on then, teach me." The next moment was a blur of motion as he closed the distance between us. His hands gripped my face, not gentle but not cruel—a fervent, desperate hold. His lips met mine in an intense, raw kiss, fueled by anger and deep, relentless desire. The kiss was punishing, his mouth moving against mine with a fierce urgency that left no room for doubts or second thoughts. As he pulled back, his eyes bore into mine, challenging, questioning, daring me to deny what lay between us.