Felix Hugo Fraldarius

"Jadi, apa yang kamu mau?" Mauryn mencoba untuk terdengar tegar meskipun dia gugup. Felix menatapnya lekat dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku? Aku hanya ingin memastikan bahwa aku tidak akan menjadi pecundang lagi, dan kamu tidak mempermalukanku lagi seperti saat itu." ——— Mauryn Alexandra Devina tak sengaja memergoki pacarnya yang berselingkuh dengan seorang wanita di belakangnya. Hatinya hancur mengetahui orang yang paling dia percaya justru mengkhianatinya. Untuk melupakan kesedihannya, Mauryn memutuskan untuk menyambangi sebuah kelab malam. Malam yang dimulai dengan alkohol dan hentakan musik itu justru malah membuat Mauryn berakhir di kamar hotel bersama seorang pria yang tak asing baginya. Karena panik dan malu, Mauryn memutuskan untuk kabur dari hotel. Namun, Mauryn harus menghadapi kenyataan mengejutkan ketika dia kembali bertemu dengan pria dari malam itu yang  ternyata adalah CEO baru perusahaan tempatnya bekerja, Felix Nathaniel Mahardika. Bagaimana Mauryn bisa menghadapinya? Felix adalah senior kampus yang dulu pernah dia tolak di depan umum dengan alasan konyol!

Garcia Series #1: Catalina Sienna Garcia, who owned Garcia Corp, is secretly making up for her bad past. She became reckless before she gets married after her 26th birthday and gave herself to a man she never knew. Not knowing who her husband was, Catalina was surprised to see Sebastian Hugo Ruiz, the man she gave herself, and the man she's about to marry.

Eliana Deere, the heiress of a powerful pack of vampires, being the only daughter of Ross, its long-running ruler. A bright and secured future for her is waiting. The only problem is that she have never desired to live that kind of life. Hugo Smith, in an intense competition with his own brother for power, willing to do just literally anything in order to beat the latter. And to him, it does not matter who he bump into or turn against along the way.

Arleena discovered her fiancé was having an affair one week before they were married. In return for her fiancé, Arleena asks her billionaire best friend, Hugo, to be her husband. Their household life is not based on love. Now, the life game has come. They have to face complicated many problems, one of the problem is facing their respective exes who want to do revenge on them both.

The year Felix Gibson and I were most in love, we got married. After the wedding, I quit my job and devoted all my attention to him. But he thought I was too clingy and started seeing one woman after another on the side. I did not care because I knew they were just flings. That was, until he kept standing up for one of them repeatedly. When I confronted him, he casually said, "Lexie, she reminds me so much of how you used to be." I filed for divorce and moved abroad to focus on my career. Forget about being anyone’s second choice. I was determined to stand out on my own. Later, Felix came back, begging on his knees for me to take him back.

"No matter the price," I said calmly to the witch across from me, "I will buy the scroll that severs a mate bond." I am Jean Thompson, Luna of the Crescent Pack in name only, and mate—also in name only—to Alpha Felix Frost. In the five years I carried this title, I endured Felix's indifference, my in-laws' scorn, and the pack's cold neglect. All because I loved Felix. I believed, with a devotion that consumed me, that one day my sincerity would move his heart. But on the very day of our fifth anniversary—when I discovered I was carrying twins—I stumbled upon him leading the entire pack of warriors to the airport… to welcome his childhood sweetheart, Mary Lockwood. That moment shattered the last of my hope. When he returned, I hid the bond-severing scroll among a stack of business documents and set it in front of him. "What's this? If it's important, give it to me later—" Before he could finish, Mary's syrup-sweet voice slipped in between us, "Alpha, our reservation is about to begin." Felix didn't even bother to look. He pressed his handprint casually on the scroll, ending five years of our bond. Just like that, our mate bond was severed. But I walked away with more than freedom. I carried with me a secret that could shake the entire pack—two lives growing inside me. Twins, foretold to become kings of the werewolves: the Alpha heirs. Later, in a place far beyond his reach, I gained everything I had once longed for—respect, trust, and love. But Felix came back like a storm I could not escape. His eyes were bloodshot, his body trembling with fury as he trapped me against the wall. "I never agreed to sever our bond," he growled. "Where do you think you're going with my pups?"

In a world where men are capable of procreation, a hunter by the name of Felix Laureano, a twenty year old will end up in a place that most would call "The Land of the Wolf". One mission. One mission that will change his life. One mission that will serve as a guide in the light of the past.

Carla Cinnamon, wanita malang yang terpaksa harus menikah dengan teman suaminya sendiri hanya untuk menyelamatkan nyawa sang suami dan membayar semua hutang perusahaan Kevin Hugo yang bangkrut. Apa sebenarnya tujuan Jourdy Fernando ingin menikahi istri Kevin, temannya sendiri? Lalu bagaimana kehidupan Carla setelah hidup bersama Jourdy dan meninggalkan suami serta anaknya?

Di malam peringatan sembilan tahun pernikahan kami, suamiku yang bernama Felix Tosa, pria yang di siang hari menguasai keluarga mafia dan di malam hari menguasai hatiku, tidak memberiku setangkai mawar pun. Dia malah memberikannya pada Celine, asisten pribadinya. Di bawah lampu gantung tempat kami pernah berdansa saat baru menikah, dia menoleh padaku dengan pesona dingin yang dulu pernah membisikkan kata cinta di telingaku. “Dia hamil,” katanya, seolah itu sudah cukup sebagai penjelasan. “Dan dia sangat pilih-pilih soal makanan. Mulai sekarang, kamu yang harus menyiapkan makanan tiga kali sehari untuknya, nggak boleh ada menu yang berulang.” “Dia juga sensitif, nggak suka tidur sendirian. Jadi, kamu harus pindah ke kamar tamu.” Ruangan itu sunyi senyap. Aku tidak berteriak, tidak juga menangis. Aku hanya mengambil koper yang sudah kubereskan, lalu berjalan menuju pintu. Kepala pelayan mencoba menahanku, tapi Felix bahkan tak berkedip sedikit pun. “Dia pasti balik lagi,” katanya malas, sambil menggoyangkan gelas anggur. “Dalam waktu tiga hari, dia akan menangis dan memohon padaku.” Tamu-tamu pun tertawa terbahak-bahak. Mereka bertaruh satu juta dolar di depan mataku. Bertaruh bahwa aku bahkan tak akan sanggup melewati malam ini dan akan kembali memohon seperti anjing jalanan yang kehilangan harga diri, memohon agar Felix membiarkanku masuk ke rumah. Namun, mereka tidak tahu bahwa aku sudah menerima lambang keluarga dari ayah kandungku yang sebenarnya dan tiket pesawat pun sudah kupesan. Kali ini, aku benar-benar akan pergi.

Tiga hari sebelum pernikahan, aku baru tahu bahwa Felix telah memindahkan lokasi pernikahan dari rumah nenekku di Wilayah Silea menjadi kastil Span kesukaan cinta pertamanya. Aku langsung mencari dia untuk bertanya, tapi malah mendengar dia mengeluh pada temannya, “Untung saja selera Tania bagus, kalau nggak aku pasti akan ditertawakan seumur hidup.” Temannya mengingatkan, “Bukannya kamu sudah janji mengadakan pernikahan di rumah neneknya? Kamu nggak takut dia marah dan nggak jadi menikah?” Felix langsung tertawa meremehkan dan menjawab, “Grup Tira sudah hampir bangkrut. Menikah denganku adalah satu-satunya jalan hidupnya. Dia nggak akan berani bertaruh.” “Aku sudah menyuruh pihak penyelenggara meneleponnya. Mungkin sekarang dia lagi panik mengganti tiket pesawat.” Amarah dan rasa tidak rela memenuhi dadaku. Aku menggigit bibir, lalu pada akhirnya memilih pergi begitu saja. Tiga hari kemudian, pernikahan di kastil itu tetap berlangsung. Aku tak mengganti tiket dan juga tidak muncul. Aku justru berada di halaman tua rumah nenekku, bertukar cincin dengan pria lain. Sampai sekarang, Felix masih tidak mengerti. Aku menikah dengannya bukan demi jalan keluar, tapi karena cinta sepuluh tahun lamanya. Namun setelah terbangun dari mimpi itu, aku juga berhak memilih hidup yang lain.