Filter dengan
Status pembaruan
SemuaSedang berlangsungSelesai
Sortir dengan
SemuaPopulerRekomendasiRatingDiperbarui
Renasci no Dia em que a Mulher que Meu Marido Amava Morreu

Renasci no Dia em que a Mulher que Meu Marido Amava Morreu

No momento do terremoto, meu marido, capitão da equipe de resgate, me deixou para trás e correu para salvar a mulher que amava, Luna Soares. Eu não o impedi. Apenas deixei que ele fosse. Tudo porque, na minha vida passada, diante da mesma escolha, ele me resgatou primeiro, eu, grávida de oito meses. E Luna, por causa do atraso no socorro, foi soterrada nos escombros durante uma réplica e morreu asfixiada. Mais tarde, no dia em que fui dar à luz, ele me levou até o túmulo dela. Assistiu friamente enquanto eu desabava no chão de tanta dor, implorando ajuda. — Talita, está doendo? A dor que a Luna sentiu debaixo dos escombros foi mil vezes pior! Olhei, incrédula, para o homem enlouquecido à minha frente. — No dia do terremoto você estava numa zona segura! Se não tivesse usado a gravidez como chantagem, Luna teria tido a chance de ser salva! — Todo o sofrimento da Luna… eu quero que você sinta com seu próprio corpo! Ele me forçou a ajoelhar e bater a cabeça diante da foto da Luna, enquanto o sangue escorria por entre minhas pernas. Acabei morrendo de hemorragia durante o parto. Quando abri os olhos novamente, era o mesmo dia do terremoto. Desta vez, nem eu nem meu filho vamos esperar por ele.
Baca
Tambahkan
Mentiras en el corazón de un mafioso

Mentiras en el corazón de un mafioso

Aquel día, en nuestro quinto aniversario de boda, recibí una llamada. Era el encargado del fondo familiar: le avisaba que una de las piezas almacenadas estaba por vencer y debía retirarla cuanto antes. Mi esposo, Mateo Fuentes, también conocido como el jefe de la mafia, estaba tan ocupado que ni siquiera se tomó un minuto para pensarlo. Así que decidí ir yo a recoger la caja. Dentro encontré un rollo de película antigua. El responsable me advirtió que, si no la revelaba pronto, el material se estropearía con el tiempo. Cuando por fin la revelé, cada fotografía mostraba a Mateo con Elsa Lara, su primer amor, sonriendo de una forma tan dulce que me dejó sin aliento. Y en todos sus álbumes, ni una sola foto mía. De repente, la puerta de la oficina se abrió de golpe. Mateo entró alterado, visiblemente molesto, y preguntó con impaciencia: —¿Anita Silva, estás revisando mi privacidad? Lo miré con calma. No grité, no pregunté nada. Solo dije: —Divorcémonos. Su expresión se endureció. Sin decir una palabra, tomó las fotos y las metió en la trituradora. Cuando el ruido cesó, se giró hacia mí y soltó: —Ya las destruí. ¿Y aun así quieres divorciarte? Una sonrisa amarga se me escapó. —Sí.
Cerita Pendek · Mafia
1.8K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
Dibunuh untuk Dicintai

Dibunuh untuk Dicintai

Ayahku bertanya siapa yang akan kupilih untuk menjadi suamiku. Setelah terlahir kembali, aku tidak memilih Ronaldo lagi. Sebaliknya, aku memilih kakak kandungnya, Evan Vittori. Ayahku terlihat bingung. Bagaimanapun juga, seluruh Chicako tahu bahwa Ronaldo dan aku adalah teman sejak kecil dan aku telah mengejarnya selama sepuluh tahun. Sebagai putri Keluarga Luchese, dari dulu, namaku telah terukir di samping namanya dalam daftar perjodohan keluarga. Semua orang yakin bahwa pernikahan kami adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Aku tersenyum getir dan mengingat kehidupan lampauku. Aku menikahi Ronaldo sesuai keinginanku. Namun, setelah menikah, dia tidak pernah menyentuhku. Aku mengira dia menderita penyakit yang tidak bisa diungkapkannya dan berusaha sekuat tenaga untuk menutupinya. Sampai ulang tahun pernikahan kami yang ke-6, aku tidak sengaja membuka brankas di ruang kerjanya. Di dalam sana, tersimpan deretan rapi foto-fotonya bersama seorang wanita. Wanita itu adalah putri angkat yang kupaksa ayahku adopsi. Mereka bahkan punya anak haram berusia dua tahun. Di dalam foto keluarga itu, mereka bertiga terlihat sangat bahagia. Pada saat itu juga, aku baru menyadari bahwa dia tidak sakit, melainkan tidak pernah menganggapku sebagai istrinya. Untuk menyingkirkanku, dia dan adik angkatku bekerja sama untuk membunuhku. Jadi, di kehidupan ini, aku memilih untuk merestui mereka. Namun, ketika aku mengenakan gaun pengantin dan berjalan memasuki gereja dengan merangkul tangan Evan, Ronaldo yang bersenjata berlari menghampiriku seperti orang gila. "Madeline!" Suaranya terdengar sangat serak. "Kamu berani menikahinya?"
Cerita Pendek · Mafia
7.0K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
UNACCEPTED

UNACCEPTED

adelsbl
"Lo tau gak, sih, tata krama masuk ruangan?” tanya Regar ketus. Nessa sangat tidak sopan. Masuk ruangan tanpa permisi. Regar menyesal tidak mengunci pintu. Alih – alih menjawab, Nessa malah menyalakan posnelnya dan membuka aplikasi kamera. Ia mengatur kameranya menjadi kamera depan lalu mengajak Regar berfoto bersama. "Apaan, sih!” seru Regar tidak suka dengan tindakan Nessa. "Satu, dua, tigaaa,” Nessa langsung menjepret kamera ponselnya lalu melihat hasilnya. Tampak ekspresi Regar yang sedang marah. Sangat kontras dengan Nessa yang tersenyum manis. "Hahaha lucu, deh. Upload, ah,” Nessa membuka akun Instagramnya kemudian memposting fotonya dan Regar di instastory. Tak lupa ia me-mention akun Instagram Regar. Regar adalah cowok terkenal di sekolah dan luar sekolah sehingga memiliki banyak pengikut. Nessa berharap jika Regar me-repost instastory-nya maka akan banyak pengikut Regar yang mengikuti akunnya juga, “jangan lupa repost, ya,” Regar yang melihat hal itu menjadi semakin kesal, “Nessa hapus!” pinta Regar to the point. "Gapapa lah, Gar, sekali – kali. Kita, kan, belom pernah foto berdua,” jawab Nessa santai sambil memandangi fotonya bersama Regar. Regar membuang napas kasar. Ia menatap kedua temannya yang hanya diam. "Kalo Regar gak mau, sini sama Miko aja, beb,” sahut Miko. "Gak mau. Maunya sama Regar,” Regar memalingkan wajahnya malas, “murahan,” jawab Regar spontan dengan nada meremehkan. Cowok itu sedang menahan amarahnya saat ini. Ia berusaha untuk tidak membentak Nessa walaupun ia tahu kata – katanya barusan sangat tajam.
Young Adult
1.4K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
A 300ª Dívida que Escrevi

A 300ª Dívida que Escrevi

Dos dez aos dezoito anos, meus pais me obrigaram a escrever duzentas e noventa e nove dívidas. Cada centavo que eu pedia a eles era considerado um empréstimo — algo que eu teria que pagar quando me tornasse adulta. Até que sofri um acidente de carro... Na hora de pagar a cirurgia, ainda me faltavam três mil no cartão. Sem saída, fui implorar ajuda aos meus pais. Mas eles apenas sorriram friamente: — Júlia Monforte, você já tem dezoito anos. Não temos mais obrigação nenhuma com você. Escreva uma nova dívida! Com lágrimas nos olhos, escrevi minha tricentésima dívida. Após a cirurgia, abri o Instagram e me deparei com uma publicação da minha irmã adotiva. Na foto, ela estava em um cruzeiro internacional, celebrando seu aniversário de dezoito anos como uma princesa, cercada de gente a bajulando. O presente dos meus pais para ela? Um apartamento de alto padrão no centro de São Paulo... e a chave de um Maserati. Até meu amigo de infância... olhava para ela com olhos cheios de amor. Ela agradecia: "Obrigada às pessoas que eu mais amo, por me darem o melhor que eu poderia ter." E eu, segurando aquela dívida toda amassada nas mãos, simplesmente sorri. Depois que eu quitar essa dívida... uma coisa é certa — não preciso mais de uma família assim.
Baca
Tambahkan
Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian

Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian

Aku meninggal di hari aku memenangkan Penghargaan Doktor Medis Global. Tiga jam setelah kematianku, orang tua, kakak laki-laki, dan tunanganku baru saja pulang dari pesta ulang tahun ke-16 adik perempuanku. Ketika adikku mengunggah foto keluarga kami saat merayakan ulang tahunnya di media sosial, aku sedang terbaring di ruang bawah tanah yang tertutup rapat dan berlumuran darah. Aku mencoba menggunakan lidahku untuk menggeser layar ponsel dan meminta bantuan. Di antara kontak darurat, hanya tunanganku yang menjawab panggilanku. Artinya orang tua dan kakakku telah memblokir nomorku. Begitu telepon diangkat, tunanganku hanya mengucapkan satu kalimat, “Karin, pesta ulang tahun Lina yang ke-16 itu sangat penting. Jangan pakai alasan nggak masuk akal untuk cari perhatian kami dan bersikap manja lagi!” Dia menutup telepon dan memutus harapan terakhirku untuk bertahan hidup. Jantungku berhenti berdetak karena nada sibuk telepon. Ini adalah ke-100 kalinya mereka memilih adikku, ke-100 kalinya mereka mengabaikanku, mengecewakanku, dan ini juga yang terakhir. Aku terbaring di dalam genangan darahku sendiri, merasakan napasku perlahan berhenti. Mereka mengira aku kabur dari rumah lagi sebagai alasan untuk melampiaskan ketidakpuasanku. Mereka pikir bahwa selama mereka memberiku pelajaran, aku akan kembali dengan patuh seperti 99 kali sebelumnya. Sayangnya, itu tidak akan terjadi kali ini. Karena aku tidak pernah meninggalkan rumah, aku terus terbaring di ruang bawah tanah rumahku.
Baca
Tambahkan
Menggoda Ayah Mantan Kekasihku

Menggoda Ayah Mantan Kekasihku

Dikhianati kekasih depan umum, Naraya merasa kehilangan segalanya, harga diri, kepercayaan, dan hatinya. Pria yang dicintainya selama dua tahun, Kenzie, justru berselingkuh dengan sahabatnya sendiri Alicia. Lebih kejamnya lagi, mereka berciuman tepat di depan mata Naraya, sambil menertawakan dan merendahkannya, dengan alasan Naraya tak bisa memenuhi kebutuhan gairah Kenzie. Sebuah fakta mengejutkan terungkap, Kenzie ternyata anak dari Ares Mahardika, CEO tempat Naraya bekerja sekarang. Seorang duda tampan, dingin, karismatik dan terkenal sebagai playboy berbahaya. Dan Naraya melihat itu sebagai kesempatan membuat Kenzie menyesal dengan cara paling kejam dan berisiko, yaitu Naraya akan menggoda ayah Kenzie. Dengan penampilan baru yang lebih berani dan menggoda, Naraya mulai memainkan perannya. Bahkan memakai strategi "salah kirim" foto tanpa busana pada Ares. Raya berhasil menjerat Ares dalam jaringannya. Dari sanalah segalanya dimulai, hubungan bergairah, tanpa ikatan, tanpa janji. Ares memberinya segalanya, apartemen mewah, mobil, kemewahan yang tak pernah ia bayangkan. Namun di balik hubungan yang seharusnya hanya tentang tubuh, Ares juga memberi sesuatu yang lain, perhatian dan kehangatan. Membuat Naraya menjatuhkan hati pada pria yang tak bisa menjanjikan hubungan. Kenzie sendiri kembali dan bertekad merebut Naraya dari pelukan ayahnya. Apakah Ares benar mencintainya atau Naraya hanya alat pelampiasan di ranjang? Apakah Kenzie akan membongkar rahasia ayahnya demi merebut kembali Naraya?
Romansa
1036.4K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
HEALING IN HIS ARMS

HEALING IN HIS ARMS

Michelle David Dark RomanceStarCampus
After getting raped by her uncle at the age of 10, pearl Wilson's life never remained the same. She had to live with the stigma even after her uncle Richard was sent to jail. No one knows about the case except her family and her three friends, but despite that fact, she felt eyes on herself everywhere she went. Pearl grew a deep-seated hatred for the male gender afterwards, even her own dad. She's rebellious and obstinate. As she grew, her hatred grew with her, up until college. Everyone in Legacy college knows Pearl the male hater who throws shit on the faces of every boy she meets. Pearl's male hatred met an unexpected hitch when she had an encounter with the silent one, her department's quiet boy... Ronnie Banks. Ronnie is known for his greek-god-ish calm exterior and cool personality. He only talks when necessary, but what Pearl is unaware of is that he has had eyes on her since her first year in the school. He has been watching her from a distance, and now, she willingly walked into his lair. She's caught! What happens next? When the two opposites clash... When secrets huge enough to break several hearts started coming out like. when bloodshed and unexpected events hit the ground. Are you already feeling the heat of the dramas? Damn! You don't wanna miss out on this Dark College Romance, do you? Don't you dare!
Romance
10609 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
The Night He Owned Me

The Night He Owned Me

Lindsay
"You can't walk away," he whispered, his breath hot against my ear. "Not now." I never should've followed him. I knew it the second I saw his dark, predatory eyes lock onto mine across the bar. But I couldn't stop myself. I was drawn to him, to the danger simmering beneath his cool, controlled exterior. "One night," I told myself, "just one night." But it wasn't just a night. It was a raw, thrilling ride into darkness, where he took control in ways l'd never imagined. "Do you like it when I make you beg?" he growled, and I did. God, I did. By morning, I was tangled in his sheets, marked by his touch, my body still aching from the things he'd done to me. But when I opened my eyes and saw his face in the cold light of day, reality hit like a punch to the gut. The man l'd spent the night with, the one who made me surrender in every way possible, wasn't just a sexy stranger. He was a mafia kingpin-one of the most feared men in the city. And me? I'm the future district attorney, the one assigned to take him down. "You belong to me now," he said, his voice a deadly promise. And as much as I wanted to deny it, I knew he was right. But what happens when the lines between law and lust blur beyond recognition?
Mafia
101.5K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
TAMING THE BAD BOY ALPHA

TAMING THE BAD BOY ALPHA

Hope is a seventeen year old Omega. And for as long as she can remember, she has been moving from one pack to another with her widowed mother. Hope is a loner and all she longs for is to be accepted, to have friends and not be bullied. But coming to Crescent Manes, she meets her greatest nightmare in the form of Blake Parker, soon to be the Alpha of Crescent Manes. But Blake the tormentor carries a scar, a burden that no one knows. He holds a dark secret, one if unleashed might just spell doom to the entire race of wolves. ***** "Say it, Hope," he says, his voice dangerously low as he traps me against the cool tiled wall. A shiver runs down my spine and I have to close my eyes. His voice is pulling me, the power in it making me want to do anything he asks. "No." I try to slip away but he grabs my wrists, pinning them above my head. He presses his hard body against mine and I stifle a gasp, aware of every inch of him that is touching me. "You're not going anywhere. We're not done yet." He slides his hand up my skirt even as his lips trail from my neck to my collar bone. And lower. I can feel my resolve weakening as his hand reaches its destination. "Say it," he orders. I moan, dipping my head back. I want to say it, I really do. But I know that if I give in and say the words, there will be no going back.
Werewolf
103.2K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
36
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status