Hey Lisa

Tell us how you managed to capture the heart of these dangerous men?” The host asked. The audience waited for their response. “ Well, I don't think I encountered many obstacles like the rest” Jenna chuckled as she glanced at them. “ He loved me too, let go of his dark side, changed for me. Everything changed when I broke up with him, I…misunderstood him. I waited for eight years thinking he would beg me, but he didn't, then fate brought us back. That was when I learnt his dark side never leaves, always with him…” she laughed. “ But it's too late to run away from him” “ Thank you, Mrs Hindelys. What about you, Miss Kelly?” “ Err… I knew he didn't love me, but still chose to love him, he might be cold and quiet, but his heart whispers a lot, so I chased him and found myself in his trap, unable to leave” Kelly laughed with the audience” That's how I'm struck with your Big boss” “ Hahahaha, that's funny, please Mrs Lisa … how did you end up with Mr Norman?” “ I knew he had an eye for another person, but couldn't stop myself from falling for him… he treated me badly, so I thought he hated me, I decided to stop bothering him, but the thing is, he actually cares for me, he did that to protect me” “ Wow…” the host laughed and moved to the next person. “ What about you, Miss Elizabeth, how did you manage to capture the heart of the greatest doctor” “ I want him, so I got him, he was my boss so I slept with him by mistake, he was drunk and mistook me for his ex. So we're fated” “ Hmmm, I love that, thank you for sharing your wonderful experience with our leaders”

"Anak saya baru berusia enam belas tahun, dan dia hamil! Saya minta pertanggungjawaban nak Diaz!"  Seorang lelaki berumur kisaran empat puluh tahun terduduk dengan wajah kusut dan tatapan penuh luka juga kecewa. Karena anak gadisnya yang selama ini dia jaga telah terenggut kesuciannya oleh kakak kelas di sekolahnya. "Anak saya menghamili putri, Anda?" Ibu dari Diaz tersenyum smrik dengan tatapan meremehkan. Dia tidak akan menyangkal, sebelumnya Diaz memang sudah mengakui kesalahannya yang menodai seorang gadis demi taruhan bersama teman-temannya. Ibu Diaz menatap gadis muda yang terduduk dengan kedua tangan gemetar, saling mengait dan bertumpu di paha. wajahnya kusut dengan mata sembab. Penampilannya begitu sederhana, memakai kaus pendek dengan bawahan rok selutut. Rambutnya sebahu yang tergerai semrawut, namun tidak mengurangi aura cantik dan manisnya.  "Baik, kami akan bertanggung jawab!" Ibu Diaz mengambil sebuah amplop dari dalam tas yang sudah dia siapkan.  "Amplop ini berisi uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Saya memberikannya secara cuma-cuma, terserah kalian akan gunakan untuk biaya menggugurkan kandungan atau untuk melahirkan anak itu! Yang jelas, Diaz tidak akan menikahi anak Anda!" tegas Ibu Diaz. "A--apa?  Bagaimana mungkin Anda tega melakukan ini? Bagaimana pun benih yang anak saya kandung adalah cucu, Anda!"  "Hey, Orang Miskin! Kamu pikir saya tidak tahu? Kalian menuntut tanggung jawab agar anak saya menikahi dia demi keuntungan kan? Jangan mimpi bisa hidup enak karena menjebak orang kaya untuk menikahi anakmu! Sekarang pergi!" usir wanita itu dengan wajah garang dia bahkan menyuruh seorang satpam untuk menyeret si gadis dan bapaknya keluar rumah.  "Pergi!" titah satpam dengan mendorong mereka sampai terjatuh di pelataran rumah.  "Bapak? Ba--pak, kenapa, Pak?" Gadis itu menangis histeris ketika melihat bapaknya tiba-tiba sesak napas lalu tak sadarkan diri.  "Bapaaak!" 

Compilation d'histoires érotiques et intense : Par une nuit moite de juillet, Élisa s’égare dans un bar aux lumières tamisées. Au fond de la salle, un homme l’observe, sûr de lui, presque insolent. Quelques mots échangés, un regard plus appuyé que les autres, puis une main glissée au creux de ses reins. Elle le suit, sans poser de question.Entre ses mains, sous ses mots, elle s’ouvre à des plaisirs qu’elle n’osait pas nommer, se laisse nouer, guider, retourner, jusqu’à ne plus savoir où finit la peur et où commence la jouissance. Et quand une autre présence les rejoint, silencieuse, précise, tout bascule plus profond, plus brut, plus vrai. Lorsqu’Éric ramène chez lui une jeune femme au regard troublant, il affirme à sa femme, Clara, qu’il s’agit de sa cousine éloignée venue s’installer temporairement chez eux. Clara, méfiante, accepte difficilement cette présence envahissante dans leur foyer. Mais très vite, les regards échangés, les absences inexpliquées et les tensions silencieuses sèment le doute. Car cette “cousine” n’en est pas une… c’est la maîtresse d’Éric. Entre mensonges, manipulations et passion interdite, le foyer de Clara devient le théâtre d’une trahison orchestrée sous son propre toit. Jusqu’où ira Éric pour protéger son secret ? Et que se passera-t-il quand Clara découvrira la vérité ?