Filter By
Updating status
AllOngoingCompleted
Sort By
AllPopularRecommendationRatesUpdated
Mengambil Alih Identitas Kakakku

Mengambil Alih Identitas Kakakku

Kakak kembarku meninggal di hari ulang tahunnya yang ke-18. Di sudut hotel yang tersembunyi, dia dinodai dan meninggal karena gagal pernapasan. Namun, sahabat dekat yang selalu dia bantu dan percayai, Ginny, malah menyebarkan foto-foto ketika kakakku dinodai. Kemudian, aku menghancurkan wajah Ginny yang selalu ingin menggantikan kakakku, sepotong demi sepotong. Darah mengalir deras dan aku mengangkat wajah Ginny seperti sedang memegang sebuah karya seni. "Kakakku yang paling kucintai sudah pergi. Orang yang menyakitinya tidak akan ada yang bisa lolos satu pun."
Short Story · Romansa
4.9K viewsCompleted
Read
Add to library
Cinta Telah Padam, Jalan Kita Berpisah

Cinta Telah Padam, Jalan Kita Berpisah

Suamiku selalu memandang rendah diriku hanya karena aku seorang wanita petani. Bahkan, dia tidak sayang pada anak kami. Setelah usia anak kami genap 100 hari, dia baru memeluknya untuk pertama kalinya. Lalu, kekasih pertamanya kembali ke Kota Jenang. Pria yang selama ini bersikap dingin itu pun, untuk pertama kalinya tersenyum di meja makan dan bahkan menyuapi anakku. Semalaman, anakku tampak sangat bahagia. Sebelum tidur, dia bertanya dengan suara lembut. "Ibu, apakah paman sedikit menyukaiku?" Aku memeluknya erat-erat. Mataku berkaca-kaca dan aku menggeleng pelan, berkata. "Bukan, tetapi kekasih paman telah kembali. Jadi kita harus pergi."
Short Story · Romansa
4.5K viewsCompleted
Read
Add to library
Aku Tak Punya Siapapun Lagi

Aku Tak Punya Siapapun Lagi

Dokter berkata, aku hanya sisa tiga hari. Gagal hati akut. Satu-satunya harapan adalah uji klinis yang sangat berisiko, peluang terakhir dan paling tipis bagiku untuk bertahan hidup. Namun, suamiku, David, malah memberikan kuota yang tersisa kepada adik perempuan angkatku, Emma, yang juga merupakan ibu baptis putriku. Kondisi penyakitnya masih dalam tahap awal. Dia bilang itu adalah “pilihan yang tepat” karena dia “lebih pantas untuk hidup.” Aku pun menandatangani dokumen untuk menghentikan pengobatan dan meminum obat pereda nyeri berdosis tinggi yang diresepkan oleh dokter. Ganjarannya adalah organ dalamku akan gagal berfungsi dan aku akan kehilangan nyawa. Ketika aku menyerahkan perusahaan perhiasan dan rancangan desain yang telah aku kerjakan dengan susah payah kepada Emma, ayah dan ibu memujiku karena menjadi “kakak perempuan yang baik”. Ketika aku setuju untuk bercerai dan membiarkan David menikahi Emma, David mengatakan “akhirnya aku bersikap perhatian”. Ketika aku membiarkan anakku untuk memanggil Emma dengan sebutan ibu, anakku bertepuk tangan dengan gembira dan berkata, “Emma adalah ibu yang lembut dan baik.” Ketika aku memberikan semua hartaku kepada Emma, seluruh keluargaku menganggapnya wajar dan tidak melihat sesuatu yang aneh pada diriku. Aku sangat penasaran, apakah mereka masih bisa tertawa setelah mendengar berita kematianku?
Short Story · Realistis
6.9K viewsCompleted
Read
Add to library
Jadi Korban Kelalaian Orang Tuaku

Jadi Korban Kelalaian Orang Tuaku

Saat aku disiksa dan dibunuh dengan kejam oleh seorang penjahat, ayahku yang merupakan seorang kapten tim investigasi kriminal dan ibuku yang merupakan seorang ahli forensik, sedang menemani adikku yang berkompetisi dalam sebuah perlombaan. Penjahat yang pernah ditangkap oleh ayahku melakukan pembalasan dendam. Setelah memotong lidahku, dia menggunakan ponselku untuk menelepon Ayah. Namun, Ayah hanya mengucapkan satu kalimat sebelum menutup telepon, "Aku nggak peduli apa yang sedang kamu lakukan, pokoknya perlombaan adikmu paling penting hari ini!" Penjahat itu tertawa sinis. "Sepertinya aku salah orang. Kukira mereka lebih cinta sama putri kandungnya!" Saat Ayah dan Ibu tiba di TKP, mereka terkejut melihat kondisi mayat yang mengenaskan dan mengutuk kekejaman sang pelaku. Namun, mereka tidak menyadari bahwa korban yang begitu mengenaskan itu adalah putri kandung mereka sendiri.
Short Story · Realistis
9.1103.0K viewsCompleted
Read
Add to library
Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku

Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku

"Mas ... aku rela kalau kamu menikah lagi." Aleesha Putri merasa tertekan dengan rongrongan mertuanya mengenai seorang cucu yang tak dapat dia wujudkan karena suatu hal. Hal itu memicunya untuk mencarikan istri kedua untuk suaminya. Amira Azzahra, gadis itu akhirnya terjebak pernikahan kontrak dengan suami sahabat yang sudah lama tak ditemuinya. Apakah Amira akan menerima tawaran menjadi istri kedua dari sahabatnya. Bagaimana reaksi Rendra Abidzar Kusuma saat mengetahui jika calon istri keduanya adalah karyawan di perusahaannya? Bagaimana akhir dari kisah pernikahan tanpa dilandasi rasa cinta itu?
Rumah Tangga
5.1K viewsCompleted
Read
Add to library
Tiga Hari Terakhirku sebagai Wanita Sempurna

Tiga Hari Terakhirku sebagai Wanita Sempurna

Dokter mengatakan, tanpa terapi sel terbaru, aku hanya bisa hidup selama 72 jam. Namun, Tommy Harper memberikan satu-satunya kuota pengobatan itu kepada Anna Wilson. "Gagal ginjalnya lebih parah," ujar Tommy. Aku mengangguk, lalu menelan pil putih yang akan mempercepat kematianku. Dalam sisa waktu itu, aku melakukan banyak hal. Saat penandatanganan, tangan pengacara gemetar. "Saham senilai empat triliun ini, Anda benar-benar akan mengalihkan semuanya?" Aku menjawab, "Ya, berikan pada Anna." Putriku, Clarisa, tertawa bahagia dalam pelukan Anna. "Ibu Anna membelikanku gaun baru!" "Bagus sekali, nanti dengarkan perkataan Ibu Anna, ya," ujarku. Galeri seni yang kudirikan dengan tanganku sendiri, berganti nama menjadi milik Anna. "Kakak, kamu terlalu baik," ujarnya sambil menangis. Aku menjawab, "Kamu akan mengelolanya lebih baik dariku." Bahkan aku telah menyerahkan hak atas dana perwalian orang tuaku. Tommy akhirnya menampilkan senyuman tulus pertamanya selama bertahun-tahun. "Sofie, kamu sudah berubah. Kamu nggak lagi galak. Kamu yang seperti ini, sungguh cantik." Benar, aku yang sekarat ini akhirnya menjadi Sofie Barnes yang sempurna di mata mereka. Sofie yang patuh, dermawan, dan tidak pernah membantah. Hitungan mundur 72 jam telah dimulai. Aku sangat penasaran, ketika detak jantungku berhenti, apa yang akan mereka ingat tentangku? Apakah aku akan diingat sebagai istri baik yang akhirnya belajar melepaskan, atau sebagai seorang wanita yang menyelesaikan balas dendamnya dengan kematian?
Short Story · Realistis
17.2K viewsCompleted
Read
Add to library
Kali Ini, Aku Pilih Pergi

Kali Ini, Aku Pilih Pergi

Pada hari libur semester, unggahan di status WhatsApp yang paling viral adalah tentang diriku. Judulnya adalah, "Pak Bondan membawa putranya untuk merayakan ulang tahun cinta sejatinya. Apakah dia akhirnya berencana bercerai dengan Sofia Jayadi?" Aku diam-diam menyukai postingan itu. Saat ponselku berdering, aku sedang membongkar balon-balon yang telah disiapkan untuk hari jadi pernikahan. "Sayang," ujar suamiku dengan terburu-buru, ingin memberikan penjelasan. "Anak kita tiba-tiba merengek ingin pergi ke taman bermain, jadi aku ...." Di latar belakang, terdengar suara tawa anak kami. "Ayah, Bibi bilang kalau malam ini aku bisa tidur dengannya!" Aku menatap rumah yang berantakan ini. Balon-balon tampak terkulai lemas, sementara krim di atas kue sudah mengeras. "Kamu nggak perlu menjelaskan." Aku mendengar diriku berkata, "Aku memahami semuanya." Hanya saja, kali ini semuanya akan berbeda. Aku tidak menginginkan ayah dan anak ini lagi.
Short Story · Romansa
4.5K viewsCompleted
Read
Add to library
Dari Patah Hati Menjadi Tak Tersentuh

Dari Patah Hati Menjadi Tak Tersentuh

Sudah delapan tahun aku menikah dengan Elvin Ginanjar, pemimpin mafia narkoba di Nasara. Namun pada hari ini, tepat pada hari peringatan pernikahan kami, aku menerima sebuah foto dirinya bersama sahabat terbaikku, Lina Malloni, merayakan seolah merekalah yang menikah. Dan dalam pelukannya adalah putraku, Owen Ginanjar. Aku menatap foto itu, lalu mengetik dua kata sebagai balasan. [Betapa sempurnanya] Setengah jam kemudian, Elvin menerobos pintu depan. Suaranya bergemuruh memenuhi lorong. “Kenapa kamu selalu begitu jahat pada Lina?” Owen, anak kandungku sendiri mendorong kakiku sambil menatapku dengan marah. “Ibu jahat,” katanya. “Aku harap Bu Lina jadi ibu asli aku.” Aku tidak terkejut. Aku hanya berjalan menuju lemari, mengeluarkan setumpuk dokumen yang telah kusiapkan sejak lama, lalu menjatuhkannya di meja dengan kepastian yang dingin. “Baiklah,” kataku dengan datar. “Semua salah aku. Sekarang, bolehkah aku pergi?”
Short Story · Mafia
5.3K viewsCompleted
Read
Add to library
Menceraikan Suamiku yang Kejam

Menceraikan Suamiku yang Kejam

Teman masa kecil suamiku berkemudi saat mabuk dan menabrak orang tuaku hingga mati. Aku ingin melapor polisi, tetapi suamiku malah menutup mataku dan membawaku ke ruang bawah tanah. Selama tiga tahun, aku mengalami berbagai macam siksaan di tengah kegelapan. Setiap kali setelah disiksa, akan terdengar suara dingin seorang pria. "Yulia, kamu masih membencinya?" Hingga suatu hari, aku berbaring di lantai yang dingin dan memohon ampun dengan orang di ujung telepon, "Nggak! Aku nggak membencinya lagi!" Seketika, terdengar tawa bahagia suamiku di telepon. Setelah aku keluar, aku menghindari pelukan suamiku. Saat aku mengusulkan perceraian, dia malah menggila.
Short Story · Romansa
5.4K viewsCompleted
Read
Add to library
Menghadapi Kematian di Depan Mata

Menghadapi Kematian di Depan Mata

Aku mengalami kram menstruasi dan memesan obat pereda nyeri. Di aplikasi, pengantarnya tertulis seorang pengendara wanita, tapi yang datang ternyata seorang pria mabuk. Kali ini, aku tidak menelepon dua kakakku untuk meminta bantuan. Langsung saja aku melapor ke polisi. Di kehidupan sebelumnya, kedua kakakku bukan hanya memanggil semua pengawal pribadi yang ada, tetapi mereka sendiri juga buru-buru kembali. Akibatnya, mereka melewatkan drama panggung yang dimainkan oleh adik angkat mereka. Adik angkat mereka begitu sedih hingga dia menusukkan tombak mainan ke dirinya sendiri di atas panggung dan membuat dirinya terluka parah. Kedua kakakku mencoba menghiburku, "Jangan merasa bersalah. Setidaknya kamu tetap selamat." Namun, di balik itu, mereka mengikatku dan menyerahkanku kepada sekelompok pria mabuk. "Cuma pria mabuk, 'kan? Kamu bisa mengusirnya sendiri. Kenapa harus manggil kami? Sekarang lihat akibatnya. Kalau Hilda meninggal, kamu juga jangan berharap bisa hidup!" Ketika aku membuka mata lagi, aku kembali ke hari di mana pria mabuk itu mengetuk pintuku. Kali ini, aku tidak menelepon mereka. Mereka akhirnya bisa menyaksikan drama panggung adik angkat mereka, memberi dukungan dan semangat. Namun, setelah drama itu selesai, mereka malah menyesal.
Short Story · Realistis
7.1K viewsCompleted
Read
Add to library
PREV
1
...
2324252627
...
50
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status