Short
Sejak Kehadiran Pelakor...

Sejak Kehadiran Pelakor...

By:  Ezza ZakiraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
7Chapters
2.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ayah membawaku ke sebuah pesta yang diadakan oleh seorang bibi. Saat makan kue, aku tanpa sengaja memakan ceri yang ada di lapisan tengahnya, lalu segera memuntahkannya. Karena dulu pernah mengalami alergi parah sampai seluruh tubuhku merah dan hampir meninggal, aku masih mengingat rasa itu dengan sangat jelas meskipun usiaku waktu itu masih kecil. Namun, bibi itu terlihat sangat kecewa dan berkata, "Seperti tradisi saat Imlek, kalau menemukan koin di dalam pangsit itu berarti membawa keberuntungan. Aku sengaja menyembunyikan ceri di dalam kue ini. Tapi ternyata Keenan nggak menghargainya." Ayah tidak mau mendengar penjelasanku dan langsung mengusirku keluar untuk berdiri di halaman sebagai hukuman. Aku selalu mendengar Ibu berkata bahwa akhir-akhir ini suhu sangat panas dan aku harus tetap berada di dalam rumah. Ternyata, cuaca memang panas sekali! Tubuhku mulai terasa sangat gatal dan aku merasa sulit bernapas. Aku ingin mencari Ayah, tetapi tidak peduli seberapa keras aku mengetuk pintu, Ayah tetap tidak mau membukakannya. Melalui jendela kaca yang besar, aku bisa melihat Ayah hanya melirik ke arahku dengan tatapan dingin dari dalam rumah. Dia benar-benar tidak mau membukakan pintu untukku.

View More

Chapter 1

Bab 1

Ibu menemukanku dengan melacak posisi dari jam tangan pintarku. Saat itu, aku tergeletak di tanah dengan kulit yang terlihat penuh dengan ruam merah. Ayah masih saja mengomel di sebelahku.

"Kamu memang nggak tahu mendidik anak! Kurang ajar sekali! Masa meludah langsung di atas meja, memangnya nggak bisa ke tempat sampah? Nggak menghargai orang lagi. Dia itu benar-benar mirip kamu ...."

Ibu yang sudah tidak tahan, langsung memberikan tamparan keras pada Ayah, lalu memelukku dan berlari ke rumah sakit.

Aku melihat semuanya dari atas dengan melayang di udara. Aku benci sekali sama Ayah! Dia tidak pernah peduli padaku ataupun Ibu.

Ya, aku sudah meninggal. Jadi begini rasanya kematian. Kalau begitu, apakah tahun lalu saat kakek tua di sebelah rumah meninggal, dia juga melayang di udara seperti ini? Aku tidak melihatnya waktu itu, jadi apakah itu artinya Ayah dan Ibu juga tidak bisa melihatku sekarang?

Namun, aku bisa melihat mereka. Aku melihat Ibu memeluk tubuhku sambil menangis tersedu-sedu dan panik menunggu ambulans di pinggir jalan. Dia memohon kepada dokter untuk menyelamatkanku. Dokter hanya menghela napas sambil menatap layar monitor. Di layar itu, terlihat tiga garis lurus yang datar.

Ibu sibuk mengurus semuanya sendirian. Aku melihat tubuhku dimasukkan ke dalam sebuah lubang. Kemudian, seorang pria memberikan Ibu sebuah kotak kecil. Ibu memeluk kotak kecil itu sambil duduk di pinggir jalan dan menatap kosong ke arah arus kendaraan yang lewat. Sampai malam tiba, Ibu baru pulang ke rumah.

Di rumah, Ibu berbaring di atas tempat tidur. Kadang menangis terisak di balik selimut, kadang hanya menatap kosong ke langit-langit.

Aku berbaring perlahan di sampingnya, berharap bisa menepuk lembut tubuhnya seperti saat Ibu menemaniku tidur dulu. Namun, aku hanya bisa menyaksikan tanganku menembus tubuh Ibu. Aku terkejut dan berteriak, tetapi Ibu sama sekali tidak menyadarinya. Ibu tetap terbaring tanpa bergerak.

Aku merasa bosan, lalu berjalan ke arah mainan balok yang belum sempat kami selesaikan kemarin. Aku ingin melanjutkannya, tetapi tanganku menembus balok itu. Aku tidak bisa mengangkatnya sama sekali.

Aku mencoba menyalakan televisi untuk menonton kartun, tapi tidak bisa. Tidak ada yang bisa kulakukan, jadi aku kembali berbaring di tempat tidur. Diam-diam menemani Ibu seperti ini juga tidak apa-apa.

Tapi, apa Ibu tidak lapar, ya? Dia tidak bangun untuk makan. Aku mulai merindukan ayam kecap buatan ibu! Tapi aku sudah mati. Apakah itu berarti aku tidak akan pernah bisa memakannya lagi?

Ketika aku menghitung dengan jariku hingga hari ketiga, akhirnya Ibu bangun dari tempat tidur. Dia melihat ponselnya sekilas ... ternyata kosong. Tidak ada pesan apa pun.

Aku sudah meninggal. Ibu begitu sedih, tapi Ayah sama sekali tidak menelepon. Apakah ayah-ayah lain juga seperti ini?

Aku melihat Ibu mengambil beberapa lembar kertas dari laci meja di samping tempat tidur. Aku mengenali tulisan besar di atasnya ... "Surat Cerai".

Kertas itu sudah ada di laci meja Ibu sangat lama. Ibu selalu melihatnya, kemudian menatapku, dan akhirnya memasukkannya kembali ke laci.

Akhirnya, Ayah pulang. Dia duduk di sofa dengan wajah marah dan langsung mulai memarahi ibu dengan keras.

"Anakmu benar-benar nggak sopan! Nala sudah susah payah persiapkan kejutan di pesta itu. Maknanya bagus sekali. Tapi, anakmu malah memuntahkannya begitu saja! Aku hukum dia berdiri sebentar, dia malah mengadu padamu!"

"Kamu juga sama saja! Itu rumahnya Nala! Dia nanya kenapa kamu datang, tapi kamu bahkan nggak menjawab dan langsung dorong dia!"

"Kamu nggak bisa bicara baik-baik? Tahu nggak, Nala sampai terjatuh karena doronganmu. Tangannya terluka sampai berdarah!"

Ibu mendengarkan semuanya dengan ekspresi datar, seolah-olah kata-kata Ayah sudah tidak bisa lagi menyakitinya.

Sejak wanita bernama Nala itu muncul di hidup kami, Ayah semakin tidak sabar dengan Ibu dan selalu mengucapkan hal-hal yang membuat Ibu sedih.

Aku ingin mengatakan kepada Ayah, "Aku sudah mati. Apakah itu cukup sebagai permintaan maaf kepada Tante Nala? Bisakah Ayah berhenti menyalahkan Ibu?"
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
lia latifah
sudah selesai
2025-05-20 09:02:44
0
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status