Setelah Tiga Tahun Jadi Budak, Seluruh Keluarga Menangis Meminta Maaf
Saat Nayara Wiranegara berusia lima tahun, dia baru tahu dirinya adalah anak kandung dari Kediaman Adipati Agung yang tertukar.
Dia sangat mendambakan kasih sayang ayah, ibu, dan ketiga kakaknya.
Selama sepuluh tahun, dia selalu bersikap hati-hati, berusaha membuat hati semua orang senang. Namun perlahan, kasih sayang mereka semua justru berpindah kepada Kirana Wiranegara, anak angkat mereka.
Bahkan tunangan masa kecilnya pun, hanya karena satu fitnah dari Kirana, tega mengirimnya ke barak militer agar dia belajar menjadi penurut.
Tiga tahun kemudian, setelah hidup menderita dan menyendiri hingga nyaris dianggap perawan tua, barulah dia dijemput kembali ke rumah.
Tapi kalimat pertama yang diucapkan semua orang justru adalah, "Kamu sudah sadar akan kesalahanmu?"
Saat itulah dia benar-benar kehilangan harapan. Dia memotong rambutnya dan memutuskan semua ikatan.
Awalnya, semua orang mencemoohnya karena dianggap terlalu pendendam.
"Kita ini keluarga, kenapa harus sampai ingin berpisah segala?"
"Anak perempuan yang tak bermoral seperti dia, apa bisa dapat akhir yang baik?"
Mereka menunggu dia menyesal.
Namun belakangan, justru mereka yang berlutut di hadapannya sambil menangis meminta maaf.
Nayara hanya berkata, "Tidak akan ku maafkan, tidak akan ku kembali selamanya."
...
Raja Wali, pria bangsawan yang dingin dan berwibawa pernah jatuh hati pada seorang gadis sejak pandangan pertama.
Cincin dari rumput ilalang buatan gadis itu selalu dia kenakan di dekat dada.
Suatu hari, gadis itu memberikan harapan padanya.
Dan dia pun berpikir, 'Sekalipun seluruh dunia menentangnya, aku tak peduli.'