Nova Dash Dijual

Sa ikatlong taon ng kanyang kasal kay Morgan Cuntis, natuklasan ni Yelena kung sino ang tunay na minamahal ng asawa niya. Ang hipag nito, asawa ng yumao nitong kapatid na si Morris. Habang nasa gitna ng pagluluksa ang pamilya ay sumiklab ang gulo at walang pakialam ang lalaki basta’t maipagtanggol lang si Nova, sukdulang siya ang mabastos at masaktan. Tanggap naman ni Yelena ang dahilan ng pagpapakasal sa kaniya ni Morgan. Walang pagmamahal na nagbibigkis sa kanila. Napilitan lang itong pakisamahan siya dahil sa lahat ng babaeng pinagpipilian ng pamilya nito, siya ang masasabing matalino at masunuring manugang. Sa pagtatapos ng kanilang pagsasama bilang mag-asawa, patutunayan niyang hindi siya ang luluhod at magmakaawa. Babangon siya at magtatagumpay dahil nasa likod niya ang lalaking batas ang bawat salita at buhay ang katumbas ng bawat pagkakamali. Si Argus Armadda. Top Boss ng LE CADRAN PH. Isang Business empire na nagko-kontrol sa economic movers ng bansa at may sapat na kapangyarihang dumurog ng kalaban sa isang kisap lang ng mata. Mabubuo ba ang matibay na pagmamahalan sa pagitan nila kung unang mahuhubog ang obsession ni Argus kay Yelena?

Sou casada com Renato Vieira há dez anos. Conheci todas as namoradas que ele teve desde o nosso casamento. Sempre que ele se cansava e queria trocar de companhia, eu virava a desculpa perfeita para ele terminar com cada uma delas. — Se você se casar comigo, vai acabar ficando como ela. No fim, a relação fica tão familiar que não sobra nem um pingo de novidade. No nosso aniversário de casamento, eu enxugava as lágrimas da última garota que ele tinha acabado de abandonar, enquanto ele assistia a um filme com a nova namorada. Depois de gastar uma caixa inteira de lenços, vi em seus olhos a imagem de quem eu já tinha sido um dia. Então, pedi o divórcio a Renato. Ele, pela primeira vez, pareceu confuso: — Não quer esperar mais um pouco? Quem sabe eu não mude e volte a ser o mesmo? Sorri de leve, sem responder, e comprei uma passagem para o outro lado do oceano. Já que não vou esperar pelo seu arrependimento, sigo eu primeiro.

Rio (35 Tahun) memiliki seorang istri (Rumi) dan dua anak (Rivo dan Alya) Ia seorang pengusaha bengkel dan jual beli sparepart, selain buka usaha Rio juga karyawan di salah satu perusahaan Migas. Rio hidup sederhana walau gaji dan usahanya sangat lumayan, sebab, ia adalah tulang punggung keluarga, ayah Rio sudah meninggal dunia, namun, tidak satupun ada yang tahu kalau ayah Rio sudah tiada. Rio hanya mengetahui kalau ayahnya adalah Santoso suami dari Sari. Hingga ia merasa bertanggungjawab menghidupi tiga adik-adiknya di kampung yang berstatus tidak yatim. Di tengah perjalanan hidupnya. Usaha yang dirintisnya matia-matian bersama sang istri bangkrut, kebangkrutan itu disebabkan saudara yang ia percaya mengelolanya melarikan diri dengan menjual beberapa isi toko dan membawa sejumlah uang hasil penjualan. Banyaknya beban pikiran membuat Rio tidak konsentrasi bekerja. Ia turut dipecat dari perusahaan sebab dianggap tidak produktif, indisipliner dan kurang berkontribusi. Rio memutuskan membawa sang istri dan anak-anak pulang ke kampung, tinggal bersama orangtuanya. Namun, keadaan Rio yang jatuh miskin tidak diterima keluarganya. Bahkan adik-adiknya suka menghina Rumi, sang istri tercinta. Rivo dan Alya mendapat perlakuan kasar dari ibu dan saudara Rio. Bahkan Sari, ibu Rio tiba-tiba berbicara soal warisan di tengah kemalangan demi kemalangan yang menimpa Rio. Warisan peninggalan ayah Rio yang akan dijual, anehnya warisan itu sebagian sudah tertulis atas nama adik-adiknya. Nama Rio juga tidak tercantum dalam daftar warisan kebun karet yang keluarganya miliki. Naas tak dapat ditolak, suatu hari Rio kemalangan, dipatuk ular ketika memancing di sawah. Rio lumpuh, kakinya tidak bisa berjalan. Kejadian itu mengakibatkan ekonomi keluarga kecilnya ikut lumpuh total. Sari, ibu Rio justru menunjukkan sikap blak-blakan membenci Rumi namun masih berpura-pura baik pada Rio. Bahkan dengan tega menghadirkan perempuan lain di kehidupan Rio. Rena Arumi bertindak, Rumi terbelalak kaget menemukan bukti, ternyata kelumpuhan suaminya sudah diatur oleh Sari, ibu kandung Rio sendiri. Kuy ... baca!

Pada hari aku ketahuan bukanlah putri asli dari sebuah keluarga yang kaya raya, si anak asli menyerbu ke dalam rumah dan menusuk perutku beberapa kali hingga pada akhirnya aku tidak bisa memiliki anak sendiri. Tunanganku sangat marah, begitu pula dengan orang tuaku. Mereka dengan tegas menyatakan tidak akan mengakui anak itu sebagai putri kandung mereka. Untuk menghiburku, tunanganku melamarku secepatnya. Orang tuaku juga menulis surat pernyataan pemutusan hubungan keluarga supaya aku bisa segera sembuh dari cederaku. Kemudian, mereka mengatakan bahwa putri yang tidak mereka akui itu melarikan diri ke luar negeri dan menerima karma dengan dijual ke Myano Utara. Aku percaya pada informasi itu. Enam tahun setelah aku menikah, aku justru melihat putri yang tidak diakui dan seharusnya sedang hidup menderita di Myano Utara itu. Dia sedang bersandar di pelukan suamiku dengan perutnya yang membuncit sambil mendesah. "Kalau saja enam tahun lalu aku nggak marah dan melakukan kesalahan seperti itu, kamu juga nggak perlu menikahi Sisilia." "Untung saja kamu dan orang tuaku memihak padaku. Kalau nggak, aku pasti sudah dipenjara gara-gara si pembohong itu. Dia pasti nggak menyangka aku selama ini hidup di bawah radarnya dan sedang mengandung anakmu." "Begitu anak ini lahir, kamu tinggal cari alasan untuk mengadopsinya dan jadikan putri palsu itu menjadi pengasuh buatku selamanya." "Terima kasih atas kerja kerasmu selama ini, Anton." Sorot tatapan penuh kasih sayang dari putri yang seharusnya tidak diakui itu membuat tunanganku, Anton Raksa, tersipu. "Jangan bilang begitu. Hanya dengan aku menikahinya, kamu baru bisa menjalani hidup tanpa rasa bersalah." "Asalkan kamu senang, semua yang kulakukan itu sepadan." Ternyata suami yang kukira benar-benar mencintaiku itu membohongiku selama ini. Orang tuaku juga membohongiku demi melindungi putri kandung mereka. Baiklah, aku tidak menginginkan mereka lagi!

No momento em que Luana Tavares perdeu o bebê, Henrique Ribeiro estava comemorando o retorno de Bianca Monteiro ao país. Três anos ao lado dele—cuidando, se dedicando, sendo parceira—no fim, pra ele, Luana era só uma empregada e cozinheira dentro de casa. Ela se cansou, perdeu a esperança, e decidiu se divorciar. No círculo deles, todo mundo sabia: Luana era famosa por ser igual chiclete, difícil de desgrudar. — Eu aposto que em um dia a Luana volta correndo. — Um dia? Meio dia já é máximo. — Disse Henrique. Assim que assinou o divórcio, Luana decidiu: nunca mais olhar pra trás. Se jogou na nova vida, correu atrás da carreira deixada de lado, se ocupou em conhecer gente nova. Dia após dia, Henrique já não via nem sombra dela em casa. Quando o desespero bateu, numa conferência, Henrique finalmente a viu—ela estava cercada de gente, diferente de antes. Ele foi direto: — Luana, até quando você vai continuar com essa palhaçada?! Dante Siqueira entrou na frente, empurrou Henrique com frieza: — Não encosta na sua cunhada. Henrique nunca amou Luana. E, quando finalmente aprendeu a amar, ela já não tinha mais espaço pra ele.

Fadia Thanisa Adreena, gadis desa yatim piatu, tak pernah menyangka hidupnya berubah hanya dalam hitungan jam. Dituduh mencuri oleh budenya sendiri karena menolak dijual kepada pria tua kaya raya, Nisa memilih lari… dan berakhir masuk ke mobil seorang pria asing di jalan sepi. Abyan Mahesa, CEO muda yang sedang dalam perjalanan kerja, tak pernah berniat ikut campur. Tapi satu keputusan impulsif—membuka pintu mobil untuk menolong seorang gadis—mengikatnya dalam pernikahan dadakan yang tak pernah ia rencanakan. Di hadapan warga desa, mereka harus menikah demi menjaga nama baik. Namun pernikahan itu bukan akhir, melainkan awal dari luka baru. Abyan menyimpan rahasia besar—ia telah dijodohkan oleh keluarga bangsawan dan tengah mempersiapkan pernikahan resmi yang akan diumumkan ke publik. Nisa, kini menjadi istri rahasia, harus belajar hidup di balik bayang-bayang. Terlindungi, tapi tak pernah benar-benar diakui. Dicintai… atau hanya dikasihani? Ketika cinta mulai tumbuh dari keterpaksaan, mampukah mereka melawan realita dan restu yang tak pernah ada? Dan saat masa lalu mulai mengejar, akankah rahasia pernikahan mereka terbongkar? ** "ITU DIA! Mobilnya di situ!" teriak salah satu warga. "Astaghfirullah… itu kan anak perempuan Almarhum Pak Raji?!" seru yang lain, menunjuk ke arah Nisa yang masih duduk gemetar di kursi penumpang. "Turun kalian! Turun sekarang juga!" "Ngapain kalian berdua di mobil sendirian, hah?!" Abyan menelan ludah. “Tunggu, ini nggak seperti yang kalian pikirkan…” "Enak aja bilang 'nggak seperti yang kami pikirkan'. Kami semua lihat dengan mata kepala sendiri! Kalian berdua di mobil, siang bolong, di tempat sepi begini?!” Seorang ibu berseru, "Kalau kalian nggak ada hubungan apa-apa, kenapa si gadis ini sembunyi di mobilmu?!" Nisa buru-buru membuka pintu, wajahnya pucat pasi. “Saya cuma… saya minta tolong. Ada yang kejar saya tadi...” Namun warga tak memberi ruang penjelasan. "Tak peduli alasanmu! Nama baik gadis kampung ini sudah rusak! Kalian harus menikah! Hari ini juga!"

As I walked down the aisle, bouquet in hand, I scanned the crowd—the very people I’d paid to attend. My heart raced, searching for my husband, but he was nowhere in sight. Panic set in. Was I about to be abandoned on my wedding day? I could already picture the headline: Daughter of Late CEO of Nova White Robotics abandoned at the Altar. Not only would I be humiliated, but my chance to take over the company would slip away, and my enemies would jubilate in my defeat. Just as I was drowning in my sea of doubt, I heard the sound of a hasty footsteps. The crowd turned and gasped in shock as Mason appeared, looking dashing in a sharp three-piece suit. His smile met my gaze, his piercing blue eyes locking onto mine. “Sorry I’m late. My suit didn’t arrive on time,” he said with an apologetic smile. I nodded and the priest began reading the vows, he turned to me and asked, "Will you take Mr. Mason Anderson as your lawfully wedded husband, to love and protect?" I tried to speak, but the words stuck in my throat. I just stood there, lost in confusion, unsure if this was the right choice. * * Determined to secure her place as CEO, knowing marriage is the key to winning over the shareholders, she’s ready to do whatever it takes to take control of her father’s company. But can she overcome the evil forces that threatened to destroy her family , or will they succeed in eliminating her for their own gain? And as for the contract marriage, will it turn out to be her worst mistake or will it blossom into something real, especially when undeniable feelings start to arise?

Pouco antes do casamento, descobri que estava grávida de dois meses. Meu noivo, Diogo Bragança, com o hálito de quem havia bebido, pousou a mão na minha barriga, murmurou em tom de brincadeira: — Francisca, acho que ainda não estou pronto pra ser pai. Vamos... deixar esse bebê pra depois? Respondi com o coração vazio: — Tudo bem. Na vida passada, insisti em ter esse filho. Na mesma época, Antonella Coutinho sofreu um aborto e perdeu a chance de engravidar. Diogo me culpou por isso e, depois do casamento, foi frio comigo até o fim. O filho que carreguei com dor e quase à custa da minha vida, Lenor Bragança, mais tarde passou a chamar Antonella de “mamãe” aos gritos. No dia em que sofri um acidente e perdi muito sangue, pai e filho passaram por mim sem sequer olhar para trás. Eles tinham pressa. Antonella estava em trabalho de parto. Lá em cima, eu morria, esvaída em sangue. Lá embaixo, eles comemoravam o nascimento de uma nova vida, balançando bastões de luz. Desta vez, não vou mais me abandonar por ninguém. Disquei para o diretor do instituto: — Quero me juntar à expedição na Antártida.

I'm an Omega born without a wolf, the lowest existence in the werewolf pack. However, I can hear the voice of my Alpha mate's wolf, Jack. As an Alpha, Dante Wagner is steady and reserved, and he's not good with words. However, by listening to Jack speak, I know that he loves me deeply, along with many of his little secrets. I hear his wolf ask him, "Is the bonding ceremony the day after tomorrow ready? Remember to use blue roses for decoration at the bonding ceremony. She loves blue roses the most!" It's no wonder he has been working late so often recently. He's preparing for this. I'm overjoyed. But just two nights before the bonding ceremony, Dante brings his longtime friend back instead. Before I can even react to why he'd bring another she-wolf home, I already hear Jack roaring in fury. "What the hell are you doing? Isn't Ember supposed to be your mate in the bonding ceremony? Why is it Nova now? "Have you even considered Ember's feelings? If she finds out that you're bonding with someone else after years of you two dating, she'll become angry and leave! "Even if you mark her, I won't acknowledge it. Your fated mate and Luna can only be Ember!" Only then do I realize that I've been deluding myself. The surprise isn't prepared for me at all. In that case, there's no need for me to tell him that I'm with pup either. I pretend to know nothing. On the day of the bonding ceremony, I leave the pack completely.

Na minha vida passada, Gabriel Lacerda, meu irmão, escolheu acompanhar a amante Camila Soares para ver uma chuva de meteoros. Levou consigo todos os seguranças da casa, deixando-nos completamente vulneráveis. Naquela noite, inimigos que ele mesmo havia destruído aproveitaram a oportunidade e invadiram nossa mansão para se vingar. Minha mãe foi gravemente ferida tentando me proteger. Liguei para ele, desesperada, implorando que voltasse. Ele retornou com os seguranças, mas já era tarde demais. Embora os invasores tenham sido capturados, uma nova tragédia aconteceu: Camila havia desaparecido e deixou uma carta de suicídio. Na carta, ela me acusava de usar a situação para afastar Gabriel dela e de deixar ela sozinha, exposta à vingança dos inimigos. Gabriel queimou a carta bem na minha frente. Sem raiva, sem dor. Apenas disse: — Esquece isso. Não vale a pena. Apesar de tudo, ele foi responsabilizado. Meu pai me confiou o controle da empresa da família. Mas naquela mesma noite, durante a festa de comemoração, Gabriel entrou no meu quarto e me matou. Com o olhar frio, ele disse: — Pessoas como você já deviam estar mortas. A herança é minha por direito. Morri sem paz. E quando abri os olhos novamente… O som dos inimigos arrombando os portões ecoava do lado de fora da mansão.