Setelah Berpisah, Bunga Persik Tetap Mekar
Di hari Naomi Maruli mengetahui kehamilannya, dia menerjang hujan deras menuju klub yang sering dikunjungi Rehan Kurniawan.
Di pintu masuk ruangan pribadi, dia menyeka rambutnya yang basah dan bersiap untuk memberi kejutan setelah Rehan selesai.
Dari celah pintu yang sedikit terbuka, suara seorang pria diselingi tawa, terdengar.
“Rehan, tinggal seminggu lagi pernikahanmu dan Naomi. Apa semua kejutan untuk pernikahan itu sudah siap?”
“Sudah siap.” Suara dingin Rehan terdengar seperti sedang mabuk. “Aku akan memberinya kenangan yang tak terlupakan.”
Naomi berhenti sejenak saat mengeringkan rambutnya, senyum manis tanpa sadar mengembang di bibirnya.
Selama tiga tahun bersama Rehan, pria itu benar-benar menyayanginya, memanjakannya dengan sepenuh hati.
“Haha, Kak, kalau Naomi tahu aku berpura-pura jadi kamu dan mempermainkannya begitu lama, apa dia akan langsung pingsan dan menggila?”
“Haha, takutnya meski dia dibunuh juga nggak akan nyangka kalau Rehan punya saudara kembar identik!”
“Kalau dia tahu dia sudah dipermainkan oleh adik dari pacarnya selama tiga tahun...”