Beberapa hari setelahnya, datang kabar baik dari Linggar dan Reyna yang ternyata mereka berhasil mendapat restu kedua orang tua Linggar dan mereka akan langsung dinikahkan bulan depan.Mendadak memang, semua karena kedua orang tua Linggar takut mereka jadi zina karena mereka tinggal satu atap walau tidak satu kamar. Apalagi ibunya Linggar yang sangat takut, padahal Linggar tidak benar-benar sudah menyentuh Reyna, tapi ibunya parno."Ecieee.. yang bulan depan mau nikah." Goda Selena pada Reyna, Reyna tersenyum-senyum digoda seperti itu."Harusnya kalian dipingit loh, bulan depan itu tinggal menghitung hari." Ujar Selena."Pingit!? Tapi kan aku nggak punya tempat tinggal." Ujar Reyna, Reyna menanggapinya dengan serius."Parah si Linggar, nggak mikirin kesana berarti." Ujar Deon."Seriusan harus dipingit?" Tanya Reyna."Harus, sebuah tradisi nenek moyang itu." Ujar Deon dan Reyna tampak celingukan menatap Selena." Lu juga dulu gitu, Sel?" Tanya Reyna tapi Selena menggeleng."Gue cuma di
Selena meminta agar ibu panti ikut pulang dengannya, kini ibu panti yang masih terisak-isak itu duduk di mobil Selena dengan nafasnya yang masih sesenggukan."Fuad.." Gumamnya."Ibu, Fuad mau ngomong sama ibu." Ujar Selena dan ibu panti menatap Selena."Fuad di sini?" Tanya ibu panti dan Selena mengangguk."Fuad duduk di sebelah ibu, dia sedih liat ibu terus-terusan nangis." Sahut Selena, dan ibu panti menoleh ke sebelahnya yang jelas tidak ada siapapun."Maafın ibu nak, semuanya salah ibu, kalo aja ibu nggak ijinin kamu ngamen, kamu nggak akan seperti ini." Ujarnya, pada udara kosong.Tapi di jok belakang itu, Fuad sedang sesenggukan menatap ibu pantinya yang terus menangisinya. Ingin rasanya Fuad memeluk tapi tidak bisa."Aku akan ijinkan Fuad masuk ke badan aku, dia pengen ngomong sama ibu." Ujar Selena dan ibu panti mengangguk.Selena memejamkan mata sambil membaca doa dalam hatinya dan Fuad pun masuk ke dalam tubuh Selena. Fuad yang masuk ke dalam tubuh Selena langsung memeluk ib
Malam hari setelah Selena sampai di rumah, dia langsung mandi dan langsung terkapar di ranjang, karena dia sudah sangat kelelahan setelah seharian itu berada di panti.Nicholas yang juga baru selesai mandi langsung menyusul Selena ke ranjang, ia mengecup kening Selena dan memandangi wajah perempuan yang sangat dicintainya itu."Kenapa, sayang?" Tanya Nicholas, karena Selena terus terpejam."Aku kebawa astral terus dari tadi, bang." Sahut Selena, Nicholas pun langsung membaca doa untuk membantu memagari Selena agar stabil."Jangan dipikirin terus sayang, jadinya nggak kebawa astral. Tutup dulu, kamu butuh istirahat, sayang." Ujar Nicholas, dan Selena mengangguk lalu membuka matanya.Selena pun menutup mata batinnya lalu kemudian masuk kedalam pelukan Nicholas, Nicholas pun mengusap kepala Selena dan mengecupnya beberapa kali."Bobo, ya.. jangan dipikirin terus, kan besok tim pencarian akannyari jasadnya Fuad." Ujar Nicholas dan Selena mengangguk sambil mencari posisi yang nyaman di pel
Fuad kembali duduk di taman setelah melihat ibu panti menangis histeris sampai pingsan, dia sedih karena ternyata dirinya sudah meninggal. Selena yang mencari keberadaan hantu Fuad pun tertegun melihat hantu Fuad yang menangis di taman. "Fuad.." Panggil Selena, dan Fuad menoleh dengan wajah sedihnya. "Kak, ibu baik-baik aja kan?" Tanya Fuad, dia marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa melakukan apapun untuk ibu pantinya, akhirnya dia memilih pergi. "Mereka semua sedih.." Sahut Selena, dan Fuad kembali menunduk. "Fuad.. Kakak tau ini berat banget buat kamu, tapi coba kamu ingat-ingat dimana kali terakhir kamu berada?" Ujar Selena, dan Fuad tampak terdiam "Dimana kamu mengalami kecelakaan?" Tanya Selena. "Yang aku inget.." (Kisah balik Fuad dimulai) Seminggu yang lalu, adalah hari jumat. Fuad sedang mengamen di pinggiran jalan yang biasanya namun di sana sudah banyak yang mengenal Fuad sehingga orang-orang di sana tidak lagi memberikan uang pada Fuad. Fuad pun berp
Selena dan Nicholas sedang menatap taman di panti yang mereka lewati, karena Selena melihat ada banyak sosok anak kecil yang tersangkut di sana, Selena melihat ada sekitar lima sosok anak kecil berbeda-beda usia yang sedang bermain di taman panti.Tapi ada satu yang hanya duduk dengan wajah sedihnya menatap ke dalam panti, wajahnya seakan ingin masuk ke dalam panti."Kenapa sayang? Kamu ngeliat ke taman terus?" Tanya Nicholas."Ada banyak sosok anak kecil di sana, bang." Ujar Selena, Nicholas pun tertegun."Mungkin mereka yang meninggal di panti ini." Sahut Nicholas, dan salah satu dari hantu anak kecil itu menyadari Selena bisa melihatnya, hantu anak kecil yang berwajah sendu itu."Kakak bisa liat aku?" Tanya hantu anak kecil berjenis kelamin laki-laki itu dengan semangat dan berlari ke arah Selena.Selena tertegun ketika melihat dengan seksama wajah anak itu penuh luka, ada lebam, dan kepalanya berdarah, tubuhnya sangat kurus dan ada luka-luka di kakinya juga. Hantu anak laki-laki i
Selena sudah selesai kelas, dan terlihat Nicholas sudah menunggunya dengan berdiri di lobby kampus sambil fokus pada ponselnya. Selena pun berlari kecil menghampiri Nicholas dan tiba-tiba melingkarkan tangannya di perut Nicholas sampai Nicholas terkejut."Hei! Kaget abang dek." Ujar Nicholas, nyaris saja Nicholas mengibaskan tangan Selena dan Selena terkekeh."Sorry.." Ujar Selena, dan Nicholas akhirnya merangkul tubuh Selena dan mengecup kepala Selena.Selena dan Nicholas pun akhirnya pergi dari sana, dan sementara itu Linggar sedang berada di mobilnya yang masih terparkir saat ini bersama Reyna, mereka akan ke bandara menjemput kedua orang tua Linggar yang hari ini akan datang dari luar negeri."Beb, mama sama papa kamu beneran nggak galak, kan?" Tanya Reyna, Linggar pun terkekeh mendengarnya."Mamaku kayak macan." Ujar Linggar dan Reyna menampol lengan Linggar."Serius, beb." Ujar Reyna."Enggak beb, orang tuaku bukan orang tua yang kolot kok. Mereka nggak melarang atau menetapkan