Beranda / Romansa / CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR / BAB 3 : Alisa Dans Heart (Part 3)

Share

BAB 3 : Alisa Dans Heart (Part 3)

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-04 14:26:59

Reaksi teman-temannya Alisa sudah jelas sangat heboh sekali mendengar perkataannya Alisa tersebut seakan-akan telah menemukan bahan gosip atau ghibah yang baru sehingga bisa dicerna oleh semua calon ibu-ibu muda ras terkuat di muka bumi tersebut.

Alisa hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis dan tidak lagi mencoba untuk berkomentar. Tak disangka, waktunya wisuda pun tiba. Semua orang yang ada di sana mulai masuk ke suatu ruangan untuk mengikuti acara wisuda yang telah ditetapkan sedemikian rupa.

Bangunan yang cukup luas dan tinggi telah disulap oleh tangan-tangan kreatif menjadi tempat yang estetik dan juga megah sekali. Cahaya lampu yang bersinar terang dari atas memantul sampai ke bawah di mana lantainya tampak bersih dan putih kinclong.

Kursi-kursi dengan begitu banyak jumlahnya hampir sulit dihitung dalam waktu yang singkat telah berjejeran satu sama lain. Orang-orang yang tidak berkepentingan juga turut serta mendapatkan bagiannya tersendiri dalam acara wisuda di dalam ruangan tersebut.

Tentunya, para mahasiswa dan mahasiswi yang menjadi sorotan utama dalam acara ini pasti menjadi yang paling terdepan untuk duduk di dalam jejeran kursi-kursi tersebut. Alisa dan kawan-kawan tak lagi ragu untuk duduk sesuai dengan tempat yang mereka inginkan.

“Acara Wisuda Universitas Bulgasaru Tahun 3025 akan segera dimulai! Para hadirin yang berbahagia, silahkan duduk dengan khidmat mengikuti berlangsungnya acara!” seru seorang pembawa acara.

Dung…!

Gendang peresmian yang sudah menjadi tradisi wisuda Universitas Bulgasaru dibunyikan dengan keras tiga kali sebagai tanda acara wisuda yang ditunggu-tunggu akan segera dimulai. Alisa yang sudah duduk barisan paling depan benar-benar memiliki perasaan yang begitu rumit mendengar suara gendang tersebut.

“Acara wisuda ini adalah sesuatu yang menjadi penantianku selama ini. Lalu, mengapa rasanya menyedihkan sekali? Mungkinkah aku sebenarnya tak rela berpisah sampai di sini?” batin Alisa tampak lesu meski akhirnya dia menghela napas sebelum kembali menampilkan raut wajahnya yang ceria.

“Bsk…! Alisa, kayaknya bakal seru acara kali!” bisik temannya Alisa yang duduk berada di sebelah kanannya.

“Ada apa?” Alisa bertanya karena terkejut.

“Aku baru saja dapat info terbaru. Ada keturunan Keluarga Bins Haekal, salah satu keluarga dari enam keluarga adidaya yang akan memberikan sambutan tertentu kepada kita semua nanti ini! Katanya, dia bukan sekadar keturunan biasa melainkan pewaris utama mereka yang bakalan datang langsung!”

“Keluarga Bins Haekal dari enam keluarga adidaya? Hmm…, oh yang itu…! Aku tahu sekarang maksudmu. Namun, bukankah acara kali ini akan terlalu megah kalau sampai dihadiri oleh sosok seperti itu?”

“He-he-he…! Kayaknya memang sengaja dibuat seperti itu. Dengar-dengar juga ada perekrutan karyawan baru yang akan ditempatkan di perusahaan cabang milik Keluarga Bins Haekal yang beroperasi di sekitar sini. Benar-benar hari yang beruntung sekali!”

Alisa dan temannya masih asyik mengobrol meski berbisik-bisik di barisan kursi paling depan. Sesuatu yang sebenarnya tidak etis manakala acara wisuda yang khidmat telah benar-benar dimulai. 

Untungnya, keduanya masih peka terhadap lingkungan sekitarnya sehingga berhenti manakala merasa sudah tak perlu melanjutkan percakapan remeh temeh mereka sebelumnya hingga acara wisuda tanpa sadar sudah sampai di pertengahan acara.

“Yang Terhormat, Tuan Rensakar Bins Haekal dari Keluarga Bins Haekal! Anda bisa melangkah maju menuju podium untuk memberikan sambutan. Waktu dan tempat, dipersilahkan!” seru pembawa acara yang terlihat senang manakala menyebutkan sosok dari Keluarga Bins Haekal itu.

Sampai-sampai, dia sendiri yang melihat ke arah di mana Rensakar mulai berdiri dari kursinya yang berada di sudut tertentu ruangan megah tersebut sebelum dengan gagah tanpa celah sedikitpun akhirnya melangkah maju dalam upaya untuk datang mendekati podium.

Sosoknya benar-benar terlihat bersinar dengan tinggi mencapai 180 cm disertai paras wajahnya yang tampan meskipun terlihat begitu dingin dan tegas. Tubuh tinggi miliknya yang cukup kekar membusung dengan tegak seperti pilar digerakkan selangkah demi selangkah.

Beberapa orang jelas menebak dengan akurasi tinggi kalau pria ini pasti memiliki otot dada, perut, dan lengan yang jelas menggoda sekali. Rambut pirang menyala memanjang sampai dagu tampak disisir dengan begitu rapinya. 

Bibir merah merona disertai pipi dan dagu yang terlihat sempurna gagahnya. Tak luput juga, bola matanya yang lebar berwarna hitam pekat sedang memandang ke arah depan bak anak panah cinta yang sudah terlanjur dilesatkan sekuat tenaga menusuk ke hati para kaum hawa.

“Wow…! Alisa, dia tampan sekali! Waduh, orang setampan ini pastilah banyak peminatnya!” bisik temannya Alisa dengan sukacita melihat ke belakang di mana Rensakar sudah melangkah beberapa kali mendekati ke arah podium.

Semua sorot mata orang-orang tertuju ke arahnya dan Alisa mau tidak mau ikut bagian dalam rombongan tersebut. Wajah cantiknya Alisa dengan bola matanya yang indah melihat seseorang yang tidak kalah indahnya daripada dirinya.

“Ta–tampan…!” gumam Alisa tak bisa lagi menutupi fakta tersebut.

Whoosh…!

Angin seolah-olah berhembuskan dengan cepat membawa pesona pria tampan dan gagah tersebut di setiap langkahnya menuju ke seluruh penjuru ruangan megah tersebut. Sungguh bergetar hebat sekali hati dan jiwa semua orang yang melihat ketampanan seorang Rensakar.

Tak…! Tak…!

Langkahnya menuju podium telah terhenti manakala telah sampai di sana. Podium yang begitu sederhana tampak terlihat menjadi lebih istimewa manakala sosok Rensakar berada tepat di sana. Alisa yang turut duduk tepat di depan podium ikut bergetar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 99 : Gesekan (Part 9)

    Aneh sekali, tapi tentu saja Rensakar tidak akan tahu akan hal itu. Wanita cantik tersebut masih terlihat mempesona dari mata indahnya. Hanya saja, tatapannya terasa lebih dingin kali ini seolah bukan diri Alisa yang biasanya.“Cih…! Benar-benar pria bejat! Beraninya dia melakukan ini lagi kepada tubuhku, sialan! Kalau bukan karena aku tidak ingin buang-buang waktu, sudah pasti pria bejat ini aku lenyapkan sejak kemarin. Hmph! Sungguh tak tahu malu!” ujar Alisa dengan kasar perlahan-lahan mulai menggerakkan tubuhnya yang lemas.Whoosh…!Luapan Energi Adidaya yang cukup tinggi tiba-tiba mengalir deras dan perlahan-lahan menyelimuti seluruh tubuhnya Alisa hingga semua efek dua pil godaan lenyap seketika begitu saja. Sebuah kenyataan yang kontras sekali dengan ketidakberdayaan Alisa sebelumnya.Pada akhirnya, Alisa segera bangkit dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membasuh dirinya. Setelah semuanya selesai, dia mengenakan pakaian baru lainnya sebelum makan sesuatu sampai memua

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 98 : Gesekan (Part 8)

    Bukankah seharusnya Alisa merasa bersyukur karena berhasil dipilih oleh Rensakar sebagai target kaum hawa selanjutnya, kan? Setidaknya, itu bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi Alisa karena telah terpilih sebagai wanita eksklusif untuk Rensakar.Itulah yang selalu dipikirkan oleh pria bejat tersebut berulang kali mengisi pikirin liarnya. Rensakar tak akan pernah mengira kalau Alisa begitu sulit untuk ditaklukkan bahkan dua kali berusaha keras kepala melawannya dengan cara-cara yang luga dan licik.“Hmph…! Untuk dipilih olehku, kamu seharusnya merasa sangat bersyukur sekali sehingga tidak perlu bagimu untuk terus-menerus merasakan efek dari pil godaan. Bukankah lebih enak ketika berhubungan intim secara sukarela? Kalau begini terus benar-benar terasa ada yang kurang, kan?”“Huh, sudahlah! Aku tidak bisa berpikir jernih juga saat ini dan begitu pula kamu. Lain kali, aku harap kamu bisa lebih terbuka daripada terus keras kepala agar kejadian seperti ini tidak perlu diulang kembali. Sa

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 97 : Gesekan (Part 7)

    Setelah melontarkan kata-kata bejat yang tidak masuk akal itu, Rensakar segera mengambil ancang-ancang untuk memasukkan rudal perkasanya ke dalam goa miliknya Alisa. Wanita cantik tersebut yang sudah suram seketika berubah menjadi terkejut dengan kepanikan yang nyata.“Ber–berhenti! Rensakar, cepat hentikan! Aku mohon padamu! Tidak, aku pasti akan memusnahkanmu menjadi debu tak bersisa!” teriak Alisa dalam kepanikannya mencoba melontarkan ocehannya agar Rensakar dapat segera menghentikan aksi bejatnya tersebut.“Hmph! Terlambat! Rasakan ini!” Rensakar menjawab bukan hanya dengan kata-kata kosong semata melainkan disertai aksi nyata dengan tusukan mautnya yang langsung menghujam ke dalam goa miliknya Alisa.“Ti–tidak…!” seru Alisa berteriak keras untuk kesekian kalinya sebelum tiba-tiba mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam dirinya.Pada akhirnya, Alisa tetap seorang kaum hawa biasa yang tentu saja akan merasakan kenikmatan yang sangat sulit untuk ditahan. Apalagi ketika men

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 96 : Gesekan (Part 6)

    Bagi seorang Tuan Muda yang mempesona baik dari segi latar belakang keluarganya ataupun kinerja serta prestasi pribadinya, Rensakar jelas tidak mampu berkompromi ditipu oleh bawahannya sendiri.Hal itu terasa sangat menjijikkan sekali baginya dan jelas merendahkan martabatnya. Setidaknya, itulah yang dipikirkan oleh Rensakar. Alisa sudah terlanjur bingung kembali tercengang mendengar perkataan Rensakar yang sangat tidak masuk akal baginya.Kalau saja dia tahu apa yang dipikirkan oleh Rensakar saat ini, Alisa akan benar-benar muntah darah karena mengetahui betapa tidak tahu malunya Rensakar sebagai seorang pria bejat. Pria bejat itu tidak lagi berpikiran waras ketika merasa kalau martabatnya terletak di sisi lain sedangkan perilaku bejatnya saat ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hal itu.Kalau saja mentornya Rensakar tahu hal ini, maka sudah jelas Pak Koki tidak bisa mentolerirnya sama sekali. Bukannya tidak tahu akan pengetahuan dasar terkait moral seperti ini, Rensakar han

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 95 : Gesekan (Part 5)

    Sebuah keadaan yang bukan hanya mengejutkan dirinya sendiri, tapi juga sekaligus membingungkan Rensakar yang melihat ke arah wanita cantik tersebut dengan tatapan matanya yang buas.“Heh…! Sudahlah, tidak perlu panik dengan berpura-pura seperti itu! Bukankah kamu sudah pernah mengalaminya sendiri dengan begitu baiknya kemarin lalu? Apalagi yang perlu dikejutkan dengan itu, kan? Pasrahkan saja dirimu dan nikmati saja suasananya seperti sebelumnya. Ha-ha-ha…!” Rensakar langsung melesatkan dua telapak tangannya untuk meremas dua bukit kembar miliknya Alisa yang menjulang tinggi dan begitu kenyal rasanya.Alisa terkejut dan tidak bisa mengantisipasi sama sekali ketika Rensakar begitu tiba-tiba melancarkan aksinya sehingga membuatnya membeku sejenak sebelum berteriak dengan panik. “A–apa yang kau lakukan?! Cepat berhenti, ah…!”Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Bahkan sebelum Alisa bisa mencerna informasi membingungkan yang dikatakan oleh Rensakar sebelumnya, dia sudah dihadapkan dengan

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 94 : Gesekan (Part 4)

    “Sial, tutup mulutmu!”“Sudahlah, tidak perlu berdebat lagi. Pria itu tampan dan pria ini jelek. Itu adalah faktanya dan kenyataan memang begitu.”“K–kalian!”“Ngomong-ngomong, bukankah wajah tampan pria itu terlihat tidak asing? Hmm…, di mana ya aku pernah melihatnya?”“Hmph! Pria itu pasti buronan penegak hukum. Kamu pasti melihatnya di berita sehingga tak asing lagi!”“Berita? Oh, benar! Dia adalah Tuan Muda Rensakar dari Keluarga Bins Haekal! Pantas saja dia tampan dan tidak terlihat asing. Mengapa sosok seperti itu naik di bus ini? Aneh sekali.”“A–apa?!”Beberapa orang saling berdiskusi dan melirik ke arah Rensakar dengan berbagai macam tatapan. Ada rasa senang, tergila-gila, iri, dan benci yang perlahan-lahan diarahkan kepada Rensakar. Rensakar hanya bisa menghela napasnya melihat semua itu dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela.“Hah…! Inilah alasannya mengapa aku tidak suka naik kendaraan umum. Lupa memakai masker lagi!” batin Rensakar dengan lesu meratapi nasibnya seba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status