“Kalau dipikir-pikir memang benar juga sih kenyataan di negeri ini demikian anehnya. Negeri ini memang sibuknya selalu dengan drama-drama perpolitikan yang mencari-cari sensasi itu saja yang terus-menerus terjadi! Kalau masih mau menjadi negara yang paling maju, maka jelas harus ada perubahan yang pasti. Kalau tidak, maka negara ini memang sudah tidak tertolong lagi!”
“Ha-ha-ha…! Tidak perlulah kita menyalahkan negara juga. Kalau mau lanjut kuliah lagi ya silahkan, yang mau kerja juga silahkan! Bereskan masalahnya?”
“Hidih…. Kamu kalau ngomong santai sekali kayak gak ada beban sama sekali. Kita semua harus mikir puluhan kali antara nyari kerja atau lanjut kuliah ini!”
“Ya kan, keluarga dia memang sudah kaya raya. Mau kuliah tinggal bayar saja, mau kerja tinggal pakai orang dalam. Benarkan?”
“Ehem…! Jangan dikasih tahu juga rahasiaku!”
“Ha-ha-ha…!”
Canda tawa tersebut kembali saja terjadi meskipun pada topik pembicaraan yang seharusnya lebih serius. Alisa hanya bisa ikut tersenyum saja mendengar pembicaraan teman-temannya tersebut.
“Hmm…? Hei, Alisa! Mengapa diam saja dan senyum-senyum sendiri seperti itu dari tadi? Coba beritahu kami juga, setelah wisuda ini kamu maunya ngapain?” tanya temannya Alisa si A itu kembali menjadikan Alisa sorotan bagi teman-teman sebayanya yang lainnya.
“A–aku?” tanya Alisa sedikit terkejut mendengarnya.
“Ya iyalah…! Yang namanya Alisa di sini cuma kamu saja, kan? Halo…? Bangun Alisa sayangku yang cyantik…!” sahut si A dengan sindirannya.
Semua teman-temannya ikutan tersenyum mendengar pernyataan si A. Alisa juga ikut tersenyum dengan perasaan gerogi untuk pertama kalinya melesat jauh di dalam hatinya. Untuk seorang wanita yang terkenal sangat percaya diri seperti dirinya tersebut, ini adalah pengalaman yang langka baginya.
Alisa terlihat berkedip berulang kali dengan kedua telapak tangannya yang saling melumat satu sama lain. Dia juga menggigit bibirnya yang merah merona dengan gigi depannya yang putih bersinar terang ibarat senter antariksa yang menyinari mentari pagi.
Sikapnya yang aneh dengan diam tersebut membuat teman-temannya Alisa kebingungan sendiri sambil melirik satu sama lain seolah-olah berusaha mendapatkan jawaban dari rekannya yang lainnya tersebut.
“Hmm…, Alisa, kamu kenapa? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?” tanya si A mencoba untuk mencairkan situasi yang canggung tersebut.
Alisa akhirnya terbangun dari renungannya tersebut sambil menatap ke arah si A. “Tidak ada masalah, kok! Aku hanya lagi bingung saja bagaimana menjelaskannya. He-he-he!”
“Hah? Bingung? Mengapa bingung? Mungkinkah kau ingin melakukan sesuatu yang begitu mengejutkan kami semua?” tanya si A kembali mendorong Alisa untuk memberikan jawaban yang dapat segera memuaskan rasa penasaran semua orang yang ada di sana tanpa terkecuali satu pun yang terlewat.
“Benar, Alisa! Kasih tahu kami dong! Biar kami tidak penasaran!”
“Mahasiswi terpintar sepertimu jelas tujuan hidupnya pasti tidak akan pernah biasa sama sekali! Mohon informasinya!”
“Iya nih…! Ayo dong, Alisa! Kasih tahu kami semua tentang masa depan apa yang ingin kau raih! Jadi penasaran nih!”
Teman-temannya Alisa yang lainnya juga turut serta mendesaknya untuk memberikan jawaban agar masalah tersebut bisa segera terselesaikan dengan jawaban yang akan memuaskan rasa penasaran semua orang yang ada di sana.
“Hmm…, baiklah! Kalau memang ingin tahu, maka tidak ada salahnya juga aku beritahu tujuan hidupku ini! Hanya saja, tolong jangan diketawain ya! He-he-he!” sahut Alisa sedikit bercanda.
“Hidih…. Siapa juga yang menertawakan masa depan orang lain? Kita semua benar-benar penasaran saja. Tidak ada yang lainnya sama sekali, kok!”
“Benar tuh, Alisa! Santai aja kali! Aku malah penasaran dengan apa yang bakal kamu lakukan di masa depan!”
Tanpa keraguan, teman-temannya Alisa berusaha menghiburnya dan sedikit memberikan dorongan semangat. Alisa hanya bisa balas tersenyum tipis mendengarnya.
“Ya baguslah kalau begitu! Se–sebenarnya, aku pada dasarnya ingin pergi ke Ibu Kota Rekorstan untuk mendapatkan pekerjaan di sana. Kalau bisa sih, sekalian lanjut kuliah S2 di Universitas Jedakar yang terkenal itu.”
“Kerja sambil kuliah di sana, katanya tidak asing sama sekali. Kalau bisa dilakukan, mengapa tidak, kan? Lagi pula, dengar-dengar gaji rata-ratanya di sana lumayan tinggi juga walaupun biaya hidupnya juga tidak murah!”
“Setelahnya, aku juga ingin banget bangun bisnis milikku sendiri. Di sana, katanya secara operasional lebih mudah mendapatkan izinnya dan ada kemudahan untuk masuk ke pasar internasional. Itu adalah impianku sejak kecil!”
Alisa menjawab dan menjelaskan seluruh isi hatinya terkait segala sesuatu yang ingin sekali digapai olehnya di masa yang akan datang. Sebuah mimpi yang terasa semakin dekat tersebut itulah yang membuat hatinya Alisa terasa berdebar, gemetar, dan gerogi dengan sendirinya.
Teman-temannya Alisa melongo mendengarnya. Mereka tidak menyangka kalau Alisa benar-benar memiliki impian yang jauh ke depan semacam itu tanpa perlu memikirkan susah-susah sama sekali.
“Benar-benar mimpinya Alisa Dans Heart banget! Kerja di Kota Rekorstan yang maju dan kuliah di Universitas Jedakar yang elit itu jelas bukan mimpi yang mudah digapai sama sekali untuk ukuran kita-kita ini.”
“Kalau kita sih memang sulit, tapi aku yakin kalau Alisa pasti bisa menggapainya. Tidak perlu diragukan sama sekali terkait hal itu! Hanya tinggal menunggu waktunya saja tiba pasti akan segera terjadi juga!”
“Iya, benar sekali! Kalau Alisa pasti bisa menggapai mimpinya tersebut. Kita doakan saja semoga lancar dan sukses tanpa halangan sama sekali deh nantinya!”
“Amin…!”
“Ada apa, Pak?” tanya Alisa dengan bingung menatap ke arah wajahnya Rensakar seolah benar-benar keheranan yang semakin membuat Rensakar canggung.“E–ehm, saya hanya mau tanya rumahmu ada di mana sekarang? Mungkin saja, saya bisa ikut mengantarkan kamu pulang sekarang. Lagi pula, kerjaan saya juga sudah selesai dan mau pulang saat ini!” sahut Rensakar buru-buru menjelaskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman lainnya yang sebenarnya sudah terjadi saat itu yang membuat raut wajahnya Alisa sedikit tegang dengan kerutan di keningnya.Wanita cantik tersebut tentu saja tidak akan menyangka sama sekali kalau Rensakar akan mengatakan hal itu. Perasaan cemas yang campur aduk seolah tiada hentinya menyebar dengan cepat masuk ke dalam pikirannya sendiri.“Ada apa ini? Apakah memang betul dugaanku sebelumnya kalau besar kemungkinan dia sudah curiga dengan identitasku? Beberapa saat yang lalu, aku juga sedikitnya mendengar dia ingin menaklukkan diriku? Apa aku salah dengar atau bagaimana, nih?” b
Tok, tok…! Kriek…!Pintu ruangannya diketuk sebelum langsung dibuka oleh orang yang tidak disangka-sangka telah tiba di sana yaitu Alisa. Rensakar hampir melompat dari tempat duduknya karena terlalu terkejut sekali manakala sibuk memikirkan rencana penaklukan Alisa malah orang tersebut muncul sendiri dengan mengejutkan dirinya.Wanita cantik tersebut sudah terlanjur masuk ke dalam tanpa bisa dihentikan oleh Rensakar sama sekali. Pria tampan tersebut langsung keringat dingin karena sebelumnya tepat hanya sedetik saja dia bergumam dengan jelas ingin segera menaklukkan Alisa.“Sial…! Bagaimana bisa dia dengan begitu kebetulannya tiba-tiba langsung muncul di sini?! Apakah dia mendengar perkataanku sebelumnya? Semoga tidak! Kalau mendengarnya, maka semuanya pasti gagal rencanaku dan hanya bisa memaksanya untuk menyerahkan dirinya kepadaku!” batin Rensakar tampak cemas sendiri.Seperti yang dikatakan sebelumnya, Rensakar dengan sosok tinggi, tampan, dan kaya raya dengan latar belakang luar
“Sudah habis makanannya. Saya harus kembali dahulu untuk menyelesaikan pekerjaan saya, Tuan!” ujar Alisa dengan sigap hendak berdiri untuk segera beranjak pergi secepat-cepatnya saat itu juga.Wanita cantik itu seolah kembali tersadar kalau berdiam diri di sana bersama atasannya di hari pertama kerjanya tentu tidak wajar sama sekali sehingga pastinya akan menjadi sorotan dan bahan omongan semua orang di sana. Sesuatu yang tidak diinginkan oleh Alisa sama sekali agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di antara mereka.“Baguslah, saya juga sudah selesai. Kalau begitu, ayo pergi bersama saya kembali ke ruangan masing-masing. Ada beberapa pekerjaan juga yang harus saya tuntaskan hari ini juga!” ungkap Rensakar juga tak mau kalah untuk ikut serta menyertai kepergian wanita cantik jelita seperti Alisa.Alisa sedikit tak nyaman lagi harus datang dan pergi berduaan bersama pria tampan yang sekaligus atasan barunya tersebut. Meski begitu, dia tidak bisa menolak sama sekali dan hanya bisa terdia
Makanan yang disantapnya benar-benar terlalu lezat dan gurih di setiap gigitannya. Semuanya tampak sempurna di lidahnya yang membuat Alisa seolah membeku di tempatnya tanpa berkutik sedikit pun.Sudah jelas sekali kalau wanita tersebut tak kuasa menahan kenikmatan yang seolah-olah baru melesat dari langit turun langsung ke dalam mulutnya. Rasa kenikmatan terus dikunyahnya perlahan-lahan seakan tak ingin semuanya berlalu dengan cepat dalam upaya menikmati momen kelezatan tersebut.“Bagaimana, enak tidak rasanya?” tanya Rensakar yang melihat Alisa tampak terkejut memakan makanannya.“Hmm…! Enak sekali…! Gurih dan penuh rempah-rempah rasanya!” sahut Alisa terlihat sangat bersemangat sekali terus mengunyah sebelum menelannya.Seolah-olah tidak lagi peduli dengan sekitarnya, Alisa langsung menyantap makanan di hadapannya dengan begitu lahapnya tanpa ada keraguan sedikit pun lagi. Hanya keinginan untuk segera memuaskan dirinya sendiri yang saat itu memenuhi pikirannya.Melahap tanpa henti,
Rensakar sedikit membulatkan kedua bola matanya sambil terus berpura-pura tersenyum memandangi setiap menu yang ada bersama dengan Alisa yang juga masih penasaran seolah-olah tidak ada sesuatu yang salah sama sekali.“Tenanglah, Pak Koki! Semuanya baik-baik saja. Saya hanya ingin sedikit bermain-main dengan gadis cantik ini. Bukankah sangat disayangkan kalau wanita secantik ini tidak dinikmati oleh diriku yang perkasa dan tampan ini?” sahut Rensakar yang mengejutkannya juga bisa mengirimkan pesan telepatinya.Kemampuan supranatural yang tidak disangka-sangka ternyata terlahir di dunia nyata. Tidak hanya terhenti dan terjebak di dalam bait-bait paragraf cerita fiksi, pada akhirnya kemampuan supranatural mampu melepaskan diri dari belenggu yang senantiasa mengikatnya tersebut.Lantas, bagaimana itu bisa terjadi? Alisa tentu saja tidak akan bisa menebaknya dengan pasti. Bahkan dirinya senantiasa berpikir kalau dunia nyata ini masih sama dengan situasi di seribu tahun yang lalu. Gadis lu
Dalam diam, semuanya menjadi salah paham sendiri. Rensakar salah paham kalau berpikir aksinya tersebut akan terkesan begitu heroiknya di mata Alisa yang sudah jelas tidak seperti itu sama sekali.Adapun Alisa juga salah paham kalau Rensakar di sana memang berusaha untuk mencelakainya agar memberikan tekanan psikologis sebelum mengulik informasi rahasia yang tertahan jauh di dalam batinnya.Semua orang pegawai perusahaan Zombiek Group lainnya juga salah paham hubungan antara Rensakar dan Alisa sehingga hanya bisa menebaknya secara acak dengan kemungkinan pasangan kekasih atau sosok Alisa memang seorang yang sangat penting dari Keluarga Bins Haekal itu sendiri.Lagi pula, bagaimana bisa seseorang yang baru mereka kenal pada hari itu tiba-tiba bisa dengan mudahnya menjadi orang nomor dua di perusahaan Zombiek Group tepat setelah Rensakar selaku pendiri perusahaan sekaligus CEO–nya.Dugaan kalau Alisa adalah sosok penting dari Keluarga Bins Haekal jelas terdengar lebih kuat daripada sekad