Share

DSDAT-3

last update Last Updated: 2025-06-23 20:02:17

Richard duduk di balkon kamarnya bersama sebatang rokok yang ia jepit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Meskipun di ufuk timur terlihat samar semburat Oranye pertanda pagi hampir menjelang, dirinya tidak perduli. Terlebih setelah perdebatan, tepatnya tudingan sang bunda beberapa saat yang lalu.

Angin lembut bahkan mempermainkan rambut sebahunya yang kali ini ia biarkan tergerai, hingga menutupi sebagian rambut. Sesekali terlihat asap putih membumbung tinggi ke angkasa bersamaan dengan jatuhnya abu rokok ke lantai, tepat di samping kaki kanannya yang telanjang.

Richard bahkan seolah-olah tidak merasakan udara dingin, meskipun kulitnya terasa meremang. Percakapan antara dirinya dan sang bunda kembali terngiang, juga pembelaan diri yang ia berikan. Meskipun sang bunda terlihat tidak percaya, terlihat dari sorot sengit yang ia berikan. Namun, Richard terus berusaha meyakinkan.

"Pokoknya mama gak bakal menerima wanita itu lagi! Sudah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-5

    "Dia bukan suami saya, Sus!" sahut Alisha tegas. Dirinya kesal karena mendapatkan tuduhan seperti itu. Terlebih saat mengingat tingkah pria menyebalkan yang justru menatapnya datar. "Eh, masa?! Bukannya—" Suster itu menatap Alisha dan Richard bergantian dengan raut heran. Tatkala melihat tatapan yang Richard berikan, ia pun segera berdehem, "baiklah. Ibu sudah bisa pulang sekarang. Permisi!" Ia mengangguk kecil, lalu bergegas berlalu meninggalkan keduanya. "Kamu bisa pergi sekarang juga karena aku sudah sembuh dan tidak perlu lagi kamu awasi seperti itu," celetuk Alisha ketus. Dirinya kesal. Namun, sadar jika pria di depannya itulah sang dewa penolong, sehingga dirinya tetap berusaha menahan diri dari keinginan untuk menjambak pria yang ia anggap sangat menyebalkan. "Apa kita sedang bernegosiasi?" Richard justru menyahut datar, kepalanya ia miringkan sedikit, "lalu, apa kamu sedang menghalu?" Alisha mendelik. Emosi yang

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-4

    Alisha akhirnya membuka mata keesokan harinya. Wanita itu merasakan sedikit perih. Ia lantas menoleh dan mendapati jarum infus kembali terpasang di punggung tangan kanan juga selang oksigen terpasang di hidung. Lalu menoleh ke sekeliling ruangan dan menyadari jika dirinya masih berada di tempat yang sama. "Apa kamu tidak berniat untuk keluar dari rumah sakit, sehingga membuat drama jelek seperti ini?!" Teguran sarkas terdengar, membuat Alisha menoleh dan mendapati seorang pria tampan yang kemarin malam menemaninya, kini tengah duduk di sofa, bersandar dengan gayanya yang arogan. Masker tidak terpasang di wajahnya, sehingga Alisha bisa melihat bibir tipis berwarna coklat itu tengah menyunggingkan senyum sinis. Pria itu bahkan menatapnya tajam. Terlihat kesal sekaligus gemas. "Siapa Kamu?" Alih-alih menjawab pertanyaan, Alisha justru balik bertanya. Ia perlahan beringsut duduk dan bersender dengan bantal sebagai penopang. "Kamu tidak per

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-3

    Richard duduk di balkon kamarnya bersama sebatang rokok yang ia jepit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Meskipun di ufuk timur terlihat samar semburat Oranye pertanda pagi hampir menjelang, dirinya tidak perduli. Terlebih setelah perdebatan, tepatnya tudingan sang bunda beberapa saat yang lalu. Angin lembut bahkan mempermainkan rambut sebahunya yang kali ini ia biarkan tergerai, hingga menutupi sebagian rambut. Sesekali terlihat asap putih membumbung tinggi ke angkasa bersamaan dengan jatuhnya abu rokok ke lantai, tepat di samping kaki kanannya yang telanjang. Richard bahkan seolah-olah tidak merasakan udara dingin, meskipun kulitnya terasa meremang. Percakapan antara dirinya dan sang bunda kembali terngiang, juga pembelaan diri yang ia berikan. Meskipun sang bunda terlihat tidak percaya, terlihat dari sorot sengit yang ia berikan. Namun, Richard terus berusaha meyakinkan. "Pokoknya mama gak bakal menerima wanita itu lagi! Sudah

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT-2

    POV 3 Richard terdiam karena dia sendiri pun tidak tahu bagaimana harus bersikap. Sementara itu, sosok wanita di sampingnya justru berdecih sinis kembali. Hanya terdengar suara desau angin yang mempermainkan anak rambut keduanya. Richard mematikan puntung rokok yang tersisa separuh. "Aku harus kembali," ujarnya bersiap berbalik arah. "Apa kamu memaafkannya?" Pertanyaan itu membuat langkah Richard terhenti. Wajahnya terlihat gamang, seolah-olah enggan menjawab pertanyaan tersebut. "Bukan urusanmu," sahutnya kemudian setelah jeda beberapa saat, kembali mengayunkan langkah bersamaan dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana. "Cih! bilang aja masih belum move on! Dasar gamon!" gerutu wanita itu, mencibir. Tatapannya terus tertuju pada punggung tegap yang perlahan lenyap di ujung belokan. Lalu, kembali menatap ke arah air danau. Hela napas pendek terdengar setelahnya, "padahal Dia udah nin

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   DSDAT 1

    Menyadari keterdiamanku, pria tampan bersorot mata tajam bak elang itu menghela napas pendek, lalu berjalan ke arah jendela, membukanya sedikit hingga udara malam terlihat mempermainkan anak rambutnya sekaligus membuat matanya terpejam. Hela napas berat bahkan kembali lolos dari celah bibir sensual yang tanpa sadar membuatku menelan ludah. Ya Tuhan! Apa yang sedang aku pikirkan! Ku tepuk kepalaku agar pikiran negatif itu segera sirna. Bisa-bisanya aku memikirkan hal itu di saat seperti ini. "Siapa kamu?" Jantungku sedikit berdebar saat menanyakan hal itu, takut sekaligus penasaran, sehingga aku pun terkesiap saat melihat dirinya menoleh tiba-tiba ke arahku. Matanya terlihat menyipit hingga alis tebalnya terlihat bak padang rumput hitam berderet. "S-siapa kamu?!" Aku kembali bertanya. Bahkan kini suaraku dipaksa terdengar tegas agar gugup itu sirna. "Ternyata kamu benar-benar melupakanku, Lizzy," gumamnya dengan na

  • DIBUANG SUAMI, DIRATUKAN AKTOR TERNAMA   Siapa Dia?

    Hari ini hari keempat aku berada di rumah sakit ini. Beruntung seorang perawat bersedia membawaku pergi ke taman belakang rumah sakit saat kukatakan jika aku merasa bosan terus menerus berada di dalam kamar. Perutku bahkan sudah terasa lebih baik daripada sebelumnya dan nanti siang dokter akan melakukan kunjungan guna memastikan jika bayiku benar-benar masih selamat. Ku usap lembut perutku yang tertutup piyama sambil menatap pemandangan danau angsa. Senyum manisku terukir kala melihat di depan sana sepasang angsa tengah melakukan tarian perkawinan. "Sangat indah," ujarku lirih. Angin sepoi-sepoi bahkan menerbangkan anak rambutku yang terlepas dari ikatan hingga menutupi sedikit wajahku. Ku beranikan diri menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. Namun, gerakanku seketika terhenti saat mendengar suara dari belakang, "Nyonya, sekarang sudah jam 10. Dokter sebentar lagi akan datang. Jadi, sebaiknya kita segera kembali.""Baik. Terima

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status