Home / Romansa / Pembalasan Termanis Sang Penguasa / 2.Apa yang Kau Lakukan di Sini?

Share

2.Apa yang Kau Lakukan di Sini?

Author: Marrygoldie
last update Last Updated: 2021-10-26 11:04:01

No one can change the past, but everyone has the power to change the future.

* * * * *

Pemandangan sungai Moskva dan Sparrow Hill yang dapat dilihat di Sky Lounge sangat indah. Sayangnya Natasha yang duduk untuk menikmati makan malam sama sekali tidak menikmati pemandangan itu. Bahkan ucapan pria yang duduk di hadapannya tidak didengarkan olehnya. Pikiran Natasha masih tertuju pada Leon. Tindakan kurang ajar pria itu membuat pikiran Natasha kacau. Terutama reaksi tubuhnya terhadap ciuman Leon.

Selama ini Natasha tidak pernah merasakan gairah liar seperti itu. Bahkan saat tunangannya – Viktor Gerevoy – menciumnya, Natasha tidak merasakan hal itu. Dia bertanya-tanya apa yang terjadi pada tubuhnya. 

“Natasha. Nat, kau mendengarku?” panggilan dari Viktor menarik Natasha dari lamunannya.

“Maafkan aku, Viktor. Ada sesuatu yang sedang aku pikirkan. Apa yang kau katakan tadi?” tanya Natasha.

“Aku bertanya kapan kau memiliki waktu senggang? Aku ingin mengajakmu bertemu dengan ibuku.” Ucap Viktor.

“Bertemu dengan ibumu? Viktor, bukankah kita sudah membicarakan ini? Ini diluar kesepakatan yang pernah kita setujui. Aku menjadi tunanganmu hanya untuk sementara. Aku tidak akan mengubah status tunangan ini menjadi pernikahan. Kau tahu benar aku tidak menginginkan hal itu.” Suara Natasha berubah dingin.

“Aku tahu. Itu hanya pertemuan biasa, Nat. Bukan hal yang penting. Mom hanya ingin bertemu denganmu. Apakah kau mau menemuinya?” pinta Viktor.

Natasha menghela nafas berat. Natasha tidak pernah menduga akan membuat kesepakatan dengan Viktor. Pertama kali bertemu dengan Viktor, dia tidak tertarik sama sekali dengannya sama seperti dia tidak pernah tertarik pada pria manapun. Namun ketika Viktor menemukan dirinya dalam titik terlemah, pria itu memberikan penawaran. Menjalin hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Natasha bisa melanjutkan kuliahnya dan Viktor bisa menjalani harinya dengan tenang tanpa harus di ganggu ibunya yang terus khawatir padanya karena masih belum memiliki kekasih.

“Baiklah. Aku akan menemuinya. Tapi aku tidak ingin bertanggung jawab jika ada pembicaraan tentang pernikahan. Kau yang harus menanganinya. Kau beritahu saja waktu dan tempatnya.” Ucap Natasha melanjutkan makan malamnya.

“Tenang saja. Aku akan menangani pembicaraan tentang pernikahan itu. Aku akan mengirimkan pesan padamu jika Mom sudah menentukan tempatnya. Bagaimana dengan kuliahmu? Kudengar kau menjadi asisten dosen.”

Seketika tubuh Natasha menegang. Pasalnya mendengar kata ‘asisten dosen’ membuat wanita itu teringat pada Leon. Tubuhnya kembali bereaksi aneh saat mengingat ciuman Leon. 

“Nat, apa kau baik-baik saja? Wajahmu tampak pucat.” Cemas Viktor.

Natasha menggelengkan kepalanya. “Aku tidak apa-apa. Aku memang menjadi asisten dosen dan mengajar manajemen bisnis.”

“Aku jadi penasaran bagaimana menjadi mahasiswamu, Natasha. Kupikir aku akan takut karena kau terlalu galak.” Viktor terkekeh.

“Daripada kata ‘galak’ kupikir kata ‘tegas’ lebih cocok menggambarkan Miss Vasilkov.”

Suara seorang pria membuat tubuh Natasha membeku di kursinya. Pasalnya dia mengenal suara itu dan wanita itu tidak ingin mendengarnya. Tiba-tiba seseorang menarik kursi di samping Natasha dan duduk disamping wanita itu.

“Kau siapa?” tanya Viktor tampak bingung.

“Aku adalah Leonid Lazarev. Salah satu mahasiswa di kelas Miss Vasilkov. Benar bukan, Miss Vasilkov?” perhatian Leon teralihkan pada wanita di sampingnya. 

“Apa yang kau…” Ucapan dingin Natasha terhenti saat wanita itu merasakan sesuatu.

Tubuh wanita itu menegang. Tangannya terkepal di atas meja saat merasakan tangan Leon dengan kurang ajar menyusup di balik gaun malamnya dan mengelus pahanya. Sialnya tubuhnya bergetar saat tangan hangat Leon melakukan itu.

“A-apa yang kau lakukan di sini?” Natasha menahan dirinya untuk tidak menusukkan pisau ke tangan Leon.

“Makan malam. Bukankah itu yang dilakukan orang-orang di sini?” Leon mengatakannya dengan wajah polos. Membuat orang lain tidak tahu apa yang dilakukan tangan nakal pria itu di bawah meja.

“Lalu mengapa kau tidak duduk di…” Lagi-lagi ucapan Natasha terputus akibat ulah tangan Leon. Pasalnya tangan Leon menyentuh bagian paling sensitif pada tubuhnya. Membuat seluruh tubuhnya gemetar akibat gairah yang ditimbulkan pria itu.

Viktor mengamati wajah Natasha merona merah. “Ada apa, Natasha? Apakah kau merasa sakit?”

Tanpa diketahui orang lain, Leon tersenyum penuh kemenangan. Dia berhasil membuat wanita di sampingnya tidak berkutik karena ulah tangannya.

Natasha menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa, Viktor. Aku tidak sakit. Aku harus ke toilet sebentar. Permisi.”

Leon melihat Natasha berdiri dan bergegas pergi menjauh. Salah satu sudut bibir Leon terangkat melihat reaksi Natasha.

Kau tidak akan bisa pergi dariku, Natasha.

“Sayang sekali. Sepertinya aku harus mencari tempat lain. Permisi.” Ucap Leon beranjak pergi.

Tanpa diketahui oleh Viktor, Leon mengikuti Natasha menuju toilet wanita. Dia membuka pintu dan berjalan masuk. Pria itu mengunci pintu area toilet wanita. Tidak ada siapapun di dalam toilet kecuali Natasha. 

“Ini toilet wanita. Beraninya kau masuk kemari.” Natasha yang berdiri di depan wastafel menatap tajam ke arah Leon.

“Mengapa aku tidak berani. Aku sudah mengatur tidak akan ada seorangpun yang masuk kemari.”

Seketika Natasha melotot kaget. Dia melangkah mundur saat Leon menghampirinya. “Kau… Sebenarnya apa maumu, Bocah Balon?”

Saat tubuh Natasha menabrak dinding, Leon pun menyudutkannya. Dia menarik kedua tangan Natasha dan menguncinya di atas kepala wanita itu. Bibirnya menyunggingkan senyuman.

“Bukankah aku sudah mengatakan padamu apa mauku? Sudah kukatakan kau adalah milikku, Natasha. Tapi kau berani pergi bersama pria lain. Sepertinya aku harus menghukummu.”

Leon menunduk untuk mencium bibir Natasha secara paksa. Mendorong wanita itu untuk membuka dirinya untuk Leon. Namun Natasha dengan gigih menutup mulutnya. Leon mendorong kakinya di sela kedua kaki Natasha membuat wanita itu terkesiap. Kemudian dia merasakan satu tangan Leon yang lainnya menyusup ke dalam gaun. Mengangkatnya hingga tangan Leon menyentuh salah satu payudara Natasha. Seketika wanita itu terkesiap sehingga memberikan celah bagi Leon untuk mencium Natasha lebih dalam lagi.

Kau adalah milikku, Natasha. Tidak akan kubiarkan pria lain menyentuhmu. Kau akan lihat jika kau hanya akan bereaksi padaku saja.

* * * * *

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   Special Chapter Part 3

    Kebun binatang adalah destinasi wisata yang cocok untuk keluarga. Karena itulah Karl membawa Svetlana dan Stefan ke sana. Karl mendorong kereta bayi di mana Stefan duduk di dalamnya tampak begitu bersemangat. Bahkan kedua tangannya memukul-mukul pahanya yang gendut dan terus terkekeh saat melihat sesuatu yang menarik.Langkah mereka terhenti saat melihat ada dua cabang jalan. Karl dan Svetlana melihat papan yang menunjukkan tujuan kedua jalan itu. Jika memilih jalan ke kiri, maka mereka akan masuk ke dalam dunia air. Kalau jalan kalan ke kanan, mereka akan meneruskan perjalanan mereka menjelajahi kebun binatang.“Bagaimana jika kita melihat dunia air lebih dahulu. Baru setelah itu kita melanjutkan perjalanan?” Karl memberikan usul.Svetlana menganggukkan kepalanya. “Ide yang bagus. Kalau begitu ayo kita pergi ke dunia air.”Karl tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mendorong kereta bayi Stefan dan berjalan bersama dengan Svetlana. Tiba-tiba dari arah berlawana ada b

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   Special Chapter Part 2

    Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan universitas Lomonosov Moscow State. Aleksey yang duduk di belakang mengambil tasnya.“Jam berapa saya harus menjemput, Tuan muda?” tanya Viktor yang mengendarai mobil itu.Tatapan Aleksey tertuju pada pria itu. “Jam dua siang. Akrena aku akan pergi bersama Evelina setelah selesai kuliah.”Viktor tersenyum melihat sang tuan muda tampak bahagia saat membicarakan tentang kekasihnya.Pria itu menganggukkan kepalanya. “Baik, Tuan muda. Saya akan menjemput anda dan Nona Matvey jam 2 siang. Sampai jumpa nanti, Tuan muda.”Aleksey menganggukkan kepalanya. “Sampai jumpa nanti, Viktor.”Laki-laki itu berjalan keluar dari mobilnya. Dia menyampirkan tas ransel di bahu kanannya. Aleksey terlihat begitu tampan dengan mengenakan kaos putih dan dipadukan dengan kemeja hitam kotak-kotak putih yang sengaja tidak dikancingkan. Celana hitam dan sepatu sneakers putih membuat penampilan laki-laki itu semakin menawan. Sehingga tidak heran jika banyak tatapan tertuj

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   Special Chapter Part. 1

    Tahun ajaran baru menjadi acara paling sibuk untuk BEM. Tidak hanya banyak kegiatan yang harus mereka urus, tapi juga harus memberikan banyak pengarahan bagi mahasiswa-mahasiswa baru. Tapi sesuatu paling ditunggu semua mahasiswa baru. Suasana kampus seketika menjadi riuh saat Ketua dan Wakil Ketua BEM datang. Wajah tampan Liev dan Roman menjadi bagian favorit para mahasiswa. "Kak Liev, bisakah aku foto denganmu?" tanya salah satu gadis cantik yang menatap Liev dengan malu-malu. Liev menyunggingkan senyuman membuat semua mahasiswi terpesona. "Baiklah. Kita bisa foto bersama. Berikan ponselmu." Liev mengulurkan tangannya. Gadis itu memberikan ponselnya kepada Liev. Laki-laki itu membuka aplikasi kamera kemudian berpose bersama gadis itu. Liev menekan tombol untuk mengambil beberapa foto mereka. Setelah itu Liev mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya. "Terima kasih, Kak Liev." Gadis itu memandang fotonya bersama dengan Liev. Bibirnya menyunggingkan senyuman senang. "Kak Liev,

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 182.Benar-Benar Aleksey [THE END]

    “Bahkan kamu juga tidak punya waktu untuk Aleksey-mu?”Evelina memicingkan matanya ke arah laki-laki itu. "Siapa kamu? Kenapa kamu tahu soal Aleksey?"Laki-laki itu menyunggingkan senyumannya. "Karena aku aku adalah Aleksey."Evelina terdiam mendengar ucapan laki-laki itu. Namun detik berikutnya, Evelina melayangkan tamparan yang membuat semua orang terkejut melihatnya. Termasuk Irina yang berdiri di dekat Evelina. Dada gadis itu naik turun dengan cepat menunjukkan berapa emosinya dirinya. "Apa kamu sedang merendahkan Aleksey-ku? Apa kamu tidak tahu seperti apa Aleksey yang aku sayangi? Jangan pernah menyamakan dirimu dengan Aleksey-ku. Karena kalian tidak akan pernah sama." Evelina tidak bisa menahan tangisnya. Dia pun berbalik dan bergegas berlari keluar. Saat laki-laki itu hendak keluar, Karl menahan bahunya. Tatapan tajam yang membunuh dilayangkan Karl ke arah laki-laki itu. "Bos, aku tidak ingin membuat keributan. Jadi aku akan keluar sebentar mengurus bocah sialan yang membua

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 181.Dua Karyawan Menghasilkan Keuntungan Tinggi

    “Bos, apakah tidak apa-apa membiarkan mereka bekerja di sini?” tanya Svetlana kepada Irina yang duduk di meja kasir.Tatapan Irina tertuju pada Evelina dan Karl yang sedang berjalan mondar-mandir dalam kafe untuk melayani pengunjung. “Tidak masalah. Lagipula mereka mendatangkan keuntungan untukku.” Irina tersenyum penuh arti.Svetlana memicingkan matanya ke arah sang bos. “Apa maksudmu mendatangkan keuntungan untuk mereka, Bos?”Irina menghela nafas berat. Kemudian tatapannya tertuju pada karyawannya itu. “Svetlana apakah kamu tidak menyadari jika pacarmu itu tampan? Kamu lihat banyak para gadis datang ke kafe ini untuk melihat ketampanan pacarmu.”Svetlana menoleh dan melihat Karl yang sedang meletakkan cangkir kopi di atas meja. Dia bisa melihat gadis yang dilayani itu memandang Karl dengan tatapan terpesona. Entah kenapa hal itu membuat Svetlana merasa sangat kesal.“Bos, bukankah menyebalkan memanfaatkan ketampanan pacarku untuk meningkatkan pengungjung kafe?” Svetlana tampak cem

  • Pembalasan Termanis Sang Penguasa   (TLS) 180.Kehidupan Kelam Svetlana

    “Tidak masalah. Karena sebenarnya kita berpacaran di dua dunia.” Svetlana menoleh dan seketika wajahnya berubah pucat saat melihat Karl berdiri tidak jauh darinya. Bibir laki-laki itu menyunggingkan senyuman. “A-apa yang membawamu kemari, Karl? Bagaimana dengan Stefan?” tanya Svetlana.“Stefan sedang bersama dengan ibumu.” Karl berjalan menghampiri Svetlana. Membuat gadis itu melangkah mundur. Namun dia tidak bisa melangkah terlalu jauh karena pantatnya menyentuh meja dapur. Karl yang sudah berada di dekat Svetlana langsung meletakkan kedua tangannya menyentuh meja dapur itu untuk memerangkap gadis itu. Svetlana yang gugup tampak kesulitan menelan ludahnya sendiri.“Kamu tidak akan menyakiti perasaanku karena sebenarnya aku adalah Ares, Svetlana. Atau aku harus memanggilmu Lucia?”Seketika Svetlana melotot kaget mendengar ucapan Karl. “Ka-kamu tahu jika aku adalah Lucia?”Karl menganggukkan kepalanya. “Ya, aku tahu.”“Sejak kapan?”“Sebenarnya aku sudah mulai curiga saat dulu kamu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status