Home / Romansa / Primadonaku / Bab.7 Demo dan Ciuman

Share

Bab.7 Demo dan Ciuman

Author: Rosida20
last update Last Updated: 2021-08-19 11:32:31

Jenet masuk ke kamar mandi yang luas itu lalu menaburkan bubuk ke dalam bathub yang sebelumnya ia isi air. Lalu meletakkan satu persatu alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk memandikan Niken. Setelah itu ia keluar dari kamar mandi untuk menjemput calon bintang di Flower Club besok malam.

"Nona cantik, mari, " dengan dengan lembut membimbing Nike ke kamar mandi.

Niken tak mau telanjang bulat di depan Jenet seperti tadi di terpaksa di depan madam Sonya.

Makanya saat diminta berendam di bathub yang berbusa, ia perlahan menenggelamkan dirinya perlahan ke dalam busa, sambil mengangkat melepas daster dari tubuhnya.

"Maaf ya cantik ..." ujar Jenet menyentuh rambut Niken yang digelung, lalu digerai jatuh pundak gadis yang tampak menurut itu.

Lalu tanpa bersuara Jenet mulai menyemprotkan vitamin rambut sambil memijit kepala Niken. Lalu mulai melulur gadis itu dan memerisa kuku kaki dan tangan. Mencukur alis Niken supaya lebih berbentuk.

Alis dicukur tak ada dalam kamus Niken. Tapi ia lagi lagi hanya menurut pada Jenet. Walau tangan Jenet tampak besar, tapi gerakannya lembut tak menyakiti kulit Niken. Bahkan saat harus membilas rambut gadis itu, tangannya sangat piawai memijat tengkuk dan sekitarnya.

"Cantik lulur sudah, creambath sudah, cukur alis juga sudah. Nah sekarang naik ya bilas pakai daun bunga ini. Kalau cantik malu sama aku, biar aku balik badan, " ujar Jenet sambil menunjuk air penuh bunga pada Niiken, " Ini handuknya ya cantik, " setelah itu ia balik badan membelakangi Niken.

Niken sebenarnya risih mandi ada orang lain. Tapi inilah yang terjadi kini. Maka segera membilas tubuhnya dengan air wangi kembang.

Setelah Niken membalut tubuhnya dengan kimono handuk, barulah Jenet berbalik.

"Wah kelihatannya segar ya cantik ...?" Jenet tersenyum lebar pada Niken yang memang merasa segar tubuhnya setelah berendam vitamin dan dilulur. Kepalanya pun begitu ringan.

"Terima kasih, Mbak, " , bagaimana pun Niken masih memiliki kesantunan.

"Ait ... no cantik jangan panggil mbak dong, tapi Zus, gitu lho ..."

"Terima kasih Zus ..." Niken meniru Jenet.

"Zus Jenet, " ujar Janet.

"Zus Jenet. " Niken mengikuti si Jenet.

"Ayo duduk dulu cantik biar lebih bercahaya, biar auranya memancar pas nanti pembuatan video ..."

"Video?!" Niken menatap Jenet.

Jenet mengangguk, "Ya dong supaya acara lelang originil Non cantik lebih cetar membahana ..." tersipu Jenet.

Niken bergidik.

"Ya Allah mohon mukjizatmu ya Allah, mohon lindungilah hamba dari kebrutalan para pereguk dosa yang Engkau larang ..." batin Niken .

"Ayo cantik .."

Tak lama kemudian tangan Jenet sudah mulai memoleskan cream untuk pengangkat debu di wajah dan leher Niken, lalu disambung dengan face tonic. Tak cukup itu saja. Secara bergantian penyegar dan vitamin kulit khusus wajah singgah menyapu pori pori wajah Niken, hingga gadis cantik polos seorang Niken kini merona dan bercahaya.

Setelah selesai ritual di kamar mandi, diteruskan dengan mike up untuk shooting promosi.

Wajah Niken telah dimake up tipis, tapi auranya begitu keluar. Cantik mempesona. Dalam balutan baju transparan warna orange, dengan payet dan rendah di seputar pinggang dan bagian bawah roknya. Jumsuit warna kulit yang membentuk siluit membayang. Kerudung yang sewarna dihias taburan beling beling, membuat prnampilannya gebyar dan mewah.

Suasana pengambilan gambar untuk promo sudah siap. Seorang penata gaya sekaligus sutradara memberi contoh gaya yang harus dilakukan Niken.

Beberapa kali Niken gagal membuat gerakan seperti yang diajarkan sutradara. Kikuk dan jengah serta merasa gerakannya itu tabu yang kelak akan mendatangkan hukuman jika tiba waktunya ia menghadap Sang Pencipta.

"Ya Allah bagaimana ini. Haruskah berlaku liar yang Engkau murkai, Ya Ilahi ... ?"

Mau menangis rasanya harus melakukannya.

"Dik tak usah malu? Biasa saja ini juga pekerjaan .. " bimbing si sutradara dengan sabar.

Niken walau berat hati mencoba melakukan yang diminta sutradara, dan yang dimaui madam Sonya.

Niken bagai dipecut saat Anggodo datang menonton. Seketika terbayang ayahnya digantung. Bukan cuma sang ayah yang siap dieksekusi, tapi ibunya juga siap diikat lehernya

"Tidak ayah dan ibuku tak boleh disiksa. Aku harus bisa melakukannya. Harus." Batinnya cemas jika Angodo mencari orang tuanya jika ia tak segera melakukan apa yang mereka mau.

Terdiam sesaat. Lalu bak orang kesurupan ia mulai beraksi.

Arahan sutradara satu persatu mulai diperagakan. Nyawa orang tua adalah segalanya.

Ada gaya Niken harus khayang dengan sebelah kaki terangkat, sehingga terlihat belahan pahanya yang seakan tanpa lapisan. Tentu membuat gayanya jadi erotis.

Sekali waktu Niken harus memeluk model cowok yang dipersiapkan dari manaken. Dengan gaya liar Niken harus mencumbu. Pada adegan itu Niken melempar kerudungnya dan menarik belahan baju bagian dadanya.

Tentu saja baju yang memang hanya diberi perekat itu terbuka, hingga belahan dadanya terlihat. Dan dengan gaya nakal menggesekkan dadanya pada dada cowok manaken itu.

Tepuk tangan mengakhiri adegan pertama. Dan Anggodo yakin kalau Niken memiliki nilai jual yang tinggi.

Adegan selanjutnya bersetting di jalan sunyi. Tak perlu ke jalanan betulan untuk pengambilan foto. Tapi cukup di halaman rumah Angodo yang luas disulap sebuah jalanan.

Niken didandani ala wanita berkelas. Rambutnya disanggul dan ditutupi topi lebar warna cream. Sedangkan gaunnya brokat sewarna topinya. Gaunnya panjang yang memiliki belahan di tengah tengah kedua dadanya. Lengan panjang. Menenteng tas warna hitam. Sepatu hak tinggi.

Adegan di sebuah sudut jalan. Niken berdiri sendirian. Lalu berhenti sebuah mobil. Turun lelaki mengenakan setelan jas warna hitam.

Si lelaki tak ditunjukkan mukanya. Berjalan membelakangi camera mendekat pada Niken.

Niken menyambut uluran tangan si lelaki. Tanpa diduga lelaki itu menarik Niken dan membopongnya. Bukan itu saja di lelaki dengan gaya tak sabar langsung mencium bibir Niken.

"Cut ..." sutradara berteriak.

Adegan berakhir.

Dengan kikuk Niken langsung turun dari bopongan lelaki lawan mainnya yang sedetik barusan sudah sempat mendaratkan ciuman ke bibirnya.

Tergesah Niken melap bibirnya dengan punggung tangannya. Sedangkan sang aktor lelaki yang sempat mendaratkan bibirnya itu melirik dengan senyum.

"Hebat sayang ..." madem Sonya memeluk Niken, "Ahah kamu kok sedingin es, sih?" Tertawa madem Sonya.

Anggodo mendekat. Madam Sonya langsung menjauh.

"Punya bakat jadi artis kamu. Hebat. Kalau kamu bisa hoki tak sampai lima tahun aku lepas ..." pelan suara Anggodo. Tapi cukup menghujam jantung Niken.

Gadis itu hanya menunduk tak berani mengangkat wajahnya. Sebenarnya lebih tepatnya tak sudih memandang manusia serakah tak berprikemanusiaan seperti Anggodo.

*

Andre keluar dari gedung perkantoran yang megah. Mobil Sport sudah menunggu di depan lobby.

"Selamat malam, Pak, " sambut satpam yang memberikan kunci kontak mobilnya.

"Malam, " tanpa berbicara lagi segera mengambil kunci mobilnya dan masuk ke mobilnya, lalu tancap gas meninggalkan kantor milik orang tuanya, yang kelak akan jatuh pada dirinya sebagai anak tunggal.

"Huh gara gara ambil job shooting tadi siang jadi lembur ..." gerutunya dalam hati. "Tapi nggak juga, sih, lumayan kenal model yang masih ting ting.

Tersenyum lelaki muda ganteng itu teringat kecupan singkat yang didaratkan ke bibir si model. Masih diingatnya, saat bibirnya mengecup si model, seketika dia terkejut dan menggigil dalam pelukannya.

Tapi

"Cut ..." teriakan sutradara yang juga teman karibnya terdengar.

Andre adalah model cowok yang tadi siang shooting adegan ciuman bersama Niken.

Ciuman sedetik hanya pada permukaan bibir Niken sangat berkesan di hatinya.

"Namanya Niken ..."

Hapenya berdering.

"Halo Bro ..." sambut Andre. Yusril si sutradara sahabatnya yang menghibungi.

"Bos aku terjebak dosa, " keluh Yusril.

"Judul film apa lagu?" Andre tertawa.

"Shooting tadi ternyata untuk prostitusi kelas kakap ..."

"Hah?!" Andre berteriak.

"Ya, aku tak tahu jika gambar tadi untuk penarik hidung belang yang gila selangkangan muda!' Dumel Yusril, "Menyesal deh ..."

"Jadi Niken?!' Terbelalak Andre.

"Kalau lihat ekpresinya dia dalam tekanan ..."

"Maksudmu bukan maunya dia, gitu?"

"Dijebak dia,"

"Aku mau dia. Aku mau yang pertama, tolong Bro cari jalan untuk booking dia, "antusias Andre. Entah nafsu atau perasannya yang mengomando untuk membooking Niken yang telah memberinya kesan pada ciuman seper setengah detiknya tadi itu.

"Serius, Bos?"

"Sejuta serius, "

"Wina bagaimana?" Yusril agak ragu.

"Jangan banyak omong kau, buru booking dia berapa pun harganya pada madem Indomu itu "

"Ayo bertemu di Flower Club ..." ajak Yusril.

"Sekarang?," Andre setidaknya pulang dulu ke rumah, mandi, ganti baju.

"Kalau lambat keburu dimulai promo dan lelangnya ..."

"Promo, lelang ...?"

"Lelang duren Bos ..." Yusril tertawa dan memutus teleponnya.

Apa boleh buat Andre memutar mobilnya tak jadi pulang. Ia tak boleh kehilangan lelang gadis yang ia rasa masih polos dan ranum itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Primadonaku   Bab. 32 Demi Keselamatan Harus Menyamar

    Mr.Dedy sibuk memperhatikan dan mensortir semua foto pelamar. Hingga kemudian ia berhenti di foto Niken."Walau mempergunakan cadar tapi sinar matanya tetap mirip dengan Niken gadis yang sedang dalam pencarian." Gumam mr. Dedy sangat condong dengan Niken.Berulang kali fito Niken yang bercadar diperbesar lalu kedua sinar matanya ia cocokkan dengan foto yang diberikan Yusri.Ada bermacam foto Niken di mejanya. Foto saat Niken menjadi calon primadona dan berada dalam pelukan Andre. Lalu foto Niken yang sakit berada di rumah Andre. Saat di rumah Andre foto Niken dicetak dari rekaman CCTV. Walau gadis itu tampil polos tapi masih tampak cantik. Sinar mata di beberapa foto itu telah dikirim pada pakar telematika oleh mr. Dedy benarkah mereka sepasang mata yang sama, artinya milik satu orang.Yusril memberi kabar yang disampaikan oleh mt. Dedy pada Andre."Bro mudah mudahan detektif kita berhasil," "Serius?" Andre sangat antusias mendengar kemajuan yang dicapai detektif sewaan Yusril."Menu

  • Primadonaku   Bab. 31 Mendadak Melamar Asisten Rumah Tangga

    Mr. Dedy si pemasang iklan berharap Niken yang memiliki nama Bidadari Flower si calon primadona Fliower itu, akan datang melamar. Nsmun justru yang datang lain orang. Tak ada yang mirip dengan gambar Niken yang diberikan oleh Yusril."Ya Ampun aku baru ingat, manamungkin gadis itu melamar, kan nggal ada ijazah padanya?" Mr. Dedy bari menyadari jika Niken yang dijebak dan kabur itu tak mungkin sempat membawa data tentang dirinya. Jadi cara apa lagi yang bisa mengundang kehadiran gadis cantik itu?Semua pelamar diberi ganti ongkos atas kerugisn mereka sudah datang melamar pekerjaan yang sesungguhhya tidak ada.Puluhan pelamar telah diberi konpensasi. Sebenarnya tanpa ganti ongkos pun tak mengapa, toh sudah menjadi resiko bagi pencari kerja. Masalah ditolak dan diterima itu sudah biasa bagi pencari kerja.. Namun karena lowongan kerja yang dibuka murni untuk mendatangkan Niken, maka Mr. Dedy merasa telah membohongi pelamar lainnya. Maka itu ia bertindak bijaksana mengganti ongkos rugi pa

  • Primadonaku   Bab.30 Merindukan Mantan Calon Primadona

    Andre sangat gelisah. Bukan masalah pekerjaaj, buksn pula masalah rencana kedatangan Wina yang akan mengganggu ketenangannya. Gadis manja itu akan sangat meronrong hatinya. Bukan karena dia. Tapi gelisah resah itu dikarenakan keteledorannya tak bisa membaca situasi, sehingga primadona Flower itu menghilang kini.Bermula dari perasaan suka dan tergoda akan gadis itu saat menjadi pasangan di video promo, lalu ingin membooking sekaligus menikahinya. Gagal rebutan dengan pelanggan lain, dan hatinya sudah patah. Bahkan saat gadis itu minta perlindungannya karena secara tak sengaja berada di garasi mobilnya, justru ia jijik karena mengira si primadona sudah ternoda. Sudah habis dibantai di tempat tidur oleh pelanggan yang membooking keperawanan primadona flower.Kini setelah tahu gadis itu diburu dan dalam bahaya jika tertangkap, hatinya gusar merasa bersalah saat perempuam itu berada di rumahnya justru ia enggan menemuinya."Gila aku kok pingin banget ya gadis itu ketemu,"Untuk mengobati

  • Primadonaku   Bab 29 Merindukan Anak Belahan Jiwa

    Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu."Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,""Soraya," "Ya, Bu,""Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya."Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu. "Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya."Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken."Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu."Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca

  • Primadonaku   Bab. 28 Mengikuti Mata Mata

    Jodi menatap Irvan, "Mereka ditugasi mencarimu,"Irvan terkejut."Abang nggak aman,"Irvan terdiam. Tak menyangkah tusn besarnya tega untuk menghabisinya. "Apa Bos tahu Niken bersamaku?"Harun masih cari tahu. Tapi untuk amannya Bang Irvan tak perlu muncul.""Buron?!""Apaboleh buat," Irvan terdiam. Ia merasa ajalnya akan tiba."Umur manusia di tangan Tuhan," lirih suara Jodi,"Tapi kita perlu waspada,""Ya," angguk Irvan."Abang tahu nggak masalah penyerangku yang menembak Jojo?" Irvan memandang Jodi."Dari jenis peluru di tubuh Jojo setelah kuperiksa adalah jenis peluruh ayah angkat," yang dimaksud ayah angkat oleh Jodi adalah Anggoda."Jad" Irvan berdebar,""Ayah angkatku peka, dia tahu jika aku ingin menyudahi pekerjaan ini,""Bos akan mrmbunuhmu?" Irvan semakin bergidik."Aku yakin, ya," angguk Jodi, "Aku juga yakin kalau mereka yang menyerangku itu adalah dua ex Elang,"Irvan tercekat. Bagaimana mungkin bosnya yang tampak begitu perhatian pada Jodi akan menghabisi lelaki yang se

  • Primadonaku   Bab 27 Tertolong Tapi Dalam Bahaya

    Basir yang mendorong gerobak menghentikannya tampa berani memberitahukan pada Irvan yang terbaring di bawah tumpukan rumput basah dan potongan kayu bakar serta seekor kambing yang diikat di dalam gerobak.Jamal tegang khawatir dua lelaki yang mendekat itu adalah orang yang menganiaya Irvan.mbeek ...Kambing mengembek lalu kencing.Irvan yang tak berani bergerak walau badannya terkena pancuran air kencing kambing, berharap Umar yang ditugasi Jodi dengan menyamar mengawasi dari sekitar segers menghubungi Jodi.Umar memang langsung menghubungi Jodi saat melihat Beni dan seorang anak buahnya bergegas mendekat ke gerobak."Bos siap siap mendekat ada bahaya," ujarnya."Siap," segera Jodi mengajak Harun untuk menyelinap ke jalanan yang kanan kirinya semak belukar untuk memberi pertolongan pada Irvan.Namun Umar yang menyamar sebagai juragan kambing langsung mendekat. Ia yakin Beni tak akan mengenali penampilannya sekarang. Topi lebar pakai kacamata hitam serta masker, tak lupa berjaket serta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status