Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Ada Yang Panas Tapi Bukan Api

Share

Ada Yang Panas Tapi Bukan Api

last update Last Updated: 2025-04-14 09:14:56

“Kok malah ngelamun? Turun yuk!” ajak Ale untuk kesekian kalinya saat Lady masih saja mematung memandanginya.

“Kita pergi aja deh.”

”Pergi ke mana? Katanya tadi kamu mau buru-buru pulang. Katanya banyak yang harus dikerjain,” kata Ale mengingatkan.

Lady juga tidak tahu harus pergi ke mana. Saat ini ia hanya ingin tidak bertemu dengan Rain. Ia menyayangi dirinya sendiri dan ingin menjaga suasana hatinya agar tidak memburuk. Itu saja.

Lalu kemudian pikiran positifnya datang. ‘Ngapain juga aku harus menghindar. Biarin aja. Terserah dia mau ngapain di sini.’

Mereka kemudian turun dari mobil.

Di dalam toko Sydney baru saja membayar belanjaannya. Sedang Rain berdiri agak jauh darinya. Sekilas Sydney lihat muka kusut laki-laki itu. Entah apa lagi yang terjadi. Akhir-akhir ini Rain memang sukar diprediksi.

“Rain, ada tambahan?” seru Sydney pada laki-laki itu.

Rain menggeleng tanpa minat. Dengan tidak sabar menunggu Sydney. Lama-lama di sini ia bisa semakin emosi bila mengingat Lady.

‘Ngapain
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jealous

    Giandra mengembalikan ponsel ke dalam saku jeansnya setelah menerima telepon dari Max. Ia kemudian memandang lurus pada Celine yang duduk tepat di hadapannya.“Lin, kayaknya aku harus pergi sekarang. Yang nelfon barusan si Max, temenku. Tahu kan? Yang itu lho, vokalisnya bandku, yang suaranya bagus banget.”“Aku nggak tahu.” Celine menjawab penuturan panjang Giandra dengan sebaris kalimat singkat.”Ya udah, kapan-kapan aku kenalin. Aku cabut dulu ya. Makasih atas obat dan sarapan paginya. Enak banget.””Bentar.” Celine langsung berdiri dari duduk dan berlalu dengan cepat sebelum Giandra sempat bertanya apa-pa.Celine masuk ke kamarnya, mengambil obat dari tempat penyimpanan. Siapa tahu Giandra masih butuh.Tak lama kemudian Celine kembali muncul di ruang tamu.“Giandra, ini.” Celine berikan obat di tangannya pada laki-laki itu.”Apa ini, Lin?””Ini obat maag yang tadi,” jawab Celine.“Sebanyak ini?” Giandra memandang horor pada botol obat yang diberikan Celine untuknya.“Nanti kalau m

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Modus

    “Pa, dulu gimana sih cara Papa deketin Mama?”Ale menatap serius pada Giandra ketika mendapat pertanyaan tersebut. “Kenapa memangnya?””Nggak ada, Pa, aku cuma nanya,” jawab Giandra.Ale mencebik. “Nggak mungkin nggak ada apa-apanya kalau kamu sampai nanya kayak tadi,” ujar Ale tak percaya.“Iya, Pa, beneran deh. Aku kan cuma nanya siapa tahu Papa punya pengalaman.”“Nggak, Papa nggak punya. Kan dulu Papa nggak pernah pacaran sama yang lain. Pacar Papa kan cuma Mama.””Aku salut sama Papa,” ucap Giandra penuh kekaguman. Andai saja bisa Giandra juga ingin seperti Ale yang hidupnya hanya diisi oleh satu orang wanita.”Salut gimana?” tanya Ale senyum-senyum.“Aku salut karena pacar Papa hanya satu dan akhirnya menjadi istri. Andai aja bisa aku juga ingin seperti Papa. Pacaran satu kali dan nikahnya juga satu kali sama orang yang sama.”Ale mengemas senyum dan memandang anaknya dengan muka serius. “Gian, sekarang coba kamu dengerin Papa baik-baik.””Ya, Pa.”“Menurut Papa nggak apa-apa ka

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Challenge Untuk Menaklukkan Celine

    Lady masih menasihati Brienna agar mau mendengarkannya yang semuanya demi kesehatan gadis itu juga.“Tadi siang kamu ngilang dari rumah itu ke mana?” tatap Lady dengan pandangan menyelidik.”Ke rumah Giandra, Ma, nganterin kopernya,” jawab Brienna berterus terang.Lady geleng-geleng kepala. “Kenapa harus kamu yang nganter? Dia kan bisa jemput sendiri, atau dianterin Qey,” heran Lady tidak habis pikir atas kelakuan Brienna.“Tadi aku kebetulan mau ketemu Giandra, Ma, ada yang mau diomongin, jadi sekalian aja bawain kopernya,” jawab Brienna beralasan sembari menutup laptopnya. “Aku tidur dulu ya, Ma,” ucapnya kemudian.Lady menganggukkan kepalanya. Sebelum keluar dari sana matanya mengedar ke sekeliling, memastikan keadaan baik-baik saja.Setelah keluar dari kamar Brienna Lady tidak langsung kembali ke kamarnya melainkan memeriksa kamar anak-anaknya yang lain. Qey, Karen dan Aksa. Karena kamar Qey dikunci dari dalam, Lady pun melewatkannya. Perempuan itu masuk ke kamar Karen dan Aksa ya

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Penyakit Mematikan Yang Diderita Brienna

    Giandra tersenyum kecut. Ia tahu jika saat ini Alana sedang menghiburnya. Tapi tetap saja rasanya sedih lantaran waktu satu tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk menjalin sebuah hubungan. Terlebih dengan Swabitha yang menurutnya selama ini adalah tipe perempuan ideal dan sangat memahami dirinya. Nyatanya penilaian Giandra meleset.Tidak ingin berlarut-larut, Giandra segera memindahkan topik obrolan pada hal lain. Dan satu-satunya yang masih hangat dan melintas di pikirannya adalah Celine yang tadi mereka temui di rumah sakit. Ia tidak menemukan hal lain untuk dibahas saat ini.”Ma, Celine tadi anak Tante Ririn ya?” tanyanya retoris. Semata-mata demi mengalihkan perbincangan dari mantannya.“Iya, bukannya tadi udah kenalan?” jawab Alana.“Hm, udah, Ma. Terus tadi Tante Ririn sakit apa, Ma?”Muka Alana berubah sedih saat Giandra menanyakannya. Kemudian ia pun menjawab. “Kanker serviks.”Giandra tertegun sesaat sebelum kemudian berkata, “Kasihan ya, Ma.”Awanya Giandra pikir kalau tem

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Let It Be

    Terlahir dari pasangan Ale dan Alana, Giandra tumbuh menjadi anak laki-laki yang gagah, cerdas dan menawan. Meski kedua orang tuanya bekerja sebagai pengusaha dan arsitek, akan tetapi Giandra memilih jalannya sendiri. Di usianya yang baru dua puluh dua tahun Giandra menghabiskan sebagian besar waktu bersama bandnya yang bernama Let It Be. Band tersebut terdiri dari empat personil yang beberapa orang di antaranya bukan lagi orang asing dalam kehidupan Giandra. Salah satunya adalah Max atau Maxwell, teman kecil Giandra. Giandra adalah gitaris pada band tersebut, sedangkan Max merupakan vokalis di sana. Dua posisi lain diisi oleh Qeyzia sebagai drummer yang juga merupakan satu-satunya perempuan di sana. Qeyzia atau Qey merupakan keluarga Giandra sendiri. Sedangkan satu personil lagi adalah Raja yang memainkan bass.Let It Be berawal dari pemenang kontes pencarian bakat di Indonesia yaitu Rising Star, sehingga akhirnya menjadi salah satu grup band terpopuler. Keempat personil Let It Be

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Akhir Cerita Mereka

    Hampir satu tahun kemudian… “Beneran deh aku nggak apa-apa, kamu kalau mau pergi ya pergi aja, ntar kena macet di jalan,” ujar Alana pagi itu sambil menyeka mulut dengan tisu.Ale menatap galau pada Alana. Selalu merasa berat setiap kali akan pergi meskipun hanya ke kantor. Pasalnya hampir setiap pagi Alana muntah-muntah. Bukan muntah biasa melainkan morning sickness. Setelah menikah dengan Ale beberapa bulan yang lalu saat ini Alana sedang mengandung anak kedua yang usia kehamilannya pada bulan ini tepat memasuki tiga puluh dua minggu.Dulu saat masih berada pada trimester awal Alana tidak mengalami keluhan yang berarti. Justru sekarang di saat usia kehamilannya sudah tua Alana mulai diserang segala macam keluhan ibu hamil. Mulai dari sakit punggung, sakit pinggang, kram betis, hingga morning sickness yang datang terlambat. Untung saja ada Ale yang selalu siaga dan siap menjaga serta memberikan apa yang Alana butuhkan. Ale tidak sungkan-sungkan bangun tengah malam untuk menggosok

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status