Pesona sang MANTAN

Pesona sang MANTAN

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-17
Oleh:  Mommy_ArBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
9Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Kamu sudah menikah?" "Belum." "Udah punya pacar?" "belum" "Ya udah, ayo menikah denganku!" "Hah! lo ngelindur?" "Enggak! gue serius, pokoknya besok kita menikah, titik!!" Senara sudah menyiapkan pernikahan untuknya dengan sang kekasih. Semua persiapan sudah matang, dan besok orang tuanya akan datang dari kampung untuk menghadiri pernikahan nya. Tapi, dua hari sebelum pesta berlangsung, Senara mendapati kekasihnya masuk ke Hotel dengan seorang wanita lain. Saat Senara meminta penjelasan, dirinya justru malah di putuskan. Kecewa, marah dan benci, semua menyatu jadi satu. sampai akhirnya Senara bertemu dengan seorang pria di depan Hotel. Seorang laki laki dari masa lalu Senara. Tidak memiliki pilihan lain, Senara pun langsung memaksa laki laki itu untuk menjadi suaminya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Malam itu, langit Jakarta menggantung mendung pekat. Gerimis mulai jatuh ragu-ragu, seperti meniru hati Senara yang lelah setelah seharian bekerja di kantor media tempatnya menjadi editor. Ia berdiri di halte bus, memeluk tas selempangnya erat-erat, menggigil sedikit karena angin malam yang menusuk.

Di tengah lamunannya, seberkas lampu mobil mewah menyilaukan matanya. Sebuah sedan hitam berhenti di depan sebuah hotel butik tak jauh dari halte tempatnya berdiri. Senara menoleh dengan malas, tapi jantungnya berdegup aneh saat melihat plat mobil itu.

Itu… mobil Bima.

Calon suaminya. Pria yang akan dinikahinya satu bulan lagi. Mobil itu berhenti pelan di lobi hotel, dan tak lama kemudian, seorang pria turun dari kursi pengemudi. Senara menegang. Ia mengenal sosok itu.

Itu memang Bima.

Namun yang membuat napas Senara tercekat bukan hanya kenyataan bahwa Bima berbohong melainkan karena dari sisi penumpang, seorang wanita ikut turun. Wanita dengan gaun hitam elegan, rambut tergerai panjang, dan tawa lembut yang terdengar samar bahkan dari kejauhan.

Jari-jari Senara gemetar saat ia merogoh ponselnya. Dengan cepat, ia menekan nama ‘Bima’ di daftar kontak.

“Sayang,” jawab suara di ujung sana setelah beberapa dering. Suara Bima terdengar seperti biasa tenang, sopan, tak tergesa.

“Kamu masih di kantor?” tanya Senara, suaranya ditahan agar terdengar wajar.

“Iya, masih lembur. Mungkin sampai tengah malam. Ada revisi laporan dadakan,” jawab Bima, terdengar sedikit lelah.

Senara menahan napas. Matanya masih menatap ke arah hotel, di mana Bima dan wanita itu sudah masuk ke dalam lobi. Ia menatap bayangan mereka menghilang di balik pintu putar kaca.

“Oh… oke. Jangan lupa makan, ya,” kata Senara akhirnya.

“Pasti. Kamu juga jangan begadang. Istirahat, ya. Love you.”

Klik.

Panggilan berakhir.

Senara menggigit bibir bawahnya. Rasa ingin percaya menyesaki dadanya, tapi penglihatan dan kata-kata Bima barusan terlalu bertolak belakang. Ia ingin meyakinkan diri bahwa mungkin mobil itu dipinjam, atau mungkin dia salah lihat…

Namun ia tahu. Ia tidak salah lihat. Itu memang Bima. Ia bisa mengenali posturnya dari kejauhan, bahkan dari cara ia berdiri dan membenarkan kerah jasnya. Tidak ada yang salah dari penglihatannya yang salah adalah kenyataan yang baru saja ia saksikan.

Bus datang, tapi Senara membiarkannya lewat. Ia mengambil langkah perlahan ke arah hotel. Jaraknya tak jauh, hanya butuh keberanian untuk mendekat. Tapi Senara tidak masuk. Ia hanya berdiri di seberang jalan, menatap papan nama hotel itu yang bersinar redup diterpa hujan ringan.

Bukan karena ia ingin mengkonfrontasi Bima sekarang. Tapi karena ia tahu… ini adalah awal dari sebuah akhir.

---

Beberapa hari berlalu, dan Bima masih menjadi pria sempurna di matanya. Membawakan kopi favorit Senara ke kantor, menjemputnya saat lembur, membicarakan rencana pernikahan dengan antusias. Tapi kini, semua itu hanya seperti sandiwara. Senara menyimpan rahasia itu sendiri. Ia mencoba mencari tahu siapa wanita itu melalui media sosial, teman-teman kantor Bima, bahkan karyawan hotel lewat panggilan anonim.

Hingga suatu malam, Senara memberanikan diri datang ke apartemen Bima.

“Boleh aku masuk?” tanyanya ketika Bima membuka pintu.

“Tentu. Ada apa Sayang? Apa kamu merindukan ku?’’ tanya nya dengan suara menggoda, seperti biasa.

Tapi, Senara hanya tersenyum tipis lalu masuk tanpa bicara, duduk di sofa, dan mengeluarkan amplop putih dari dalam tas. Ia meletakkannya di meja.

“Apa ini?” tanya Bima.

“Foto. Dari malam kamu bilang lembur.”

Bima meraih amplop itu perlahan. Tangannya gemetar saat menarik keluar selembar foto cetak, foto dirinya yang menurunkan seorang wanita dari mobil di depan hotel. Wajahnya terlihat jelas, meski diambil dari kejauhan.

Sunyi merayap pelan di antara mereka.

“Siapa dia, Bim?” tanya Senara. Suaranya tidak marah. Hanya lelah.

Bima terdiam lama sebelum akhirnya bersandar di sofa, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. “Sayang, aku—“

“Kita sudah mau menikah Bima, bisakah kamu jujur padaku? Bukankah kamu bilang, kalau kita harus saling terbuka, tapi kenapa kamu harus bohong?’’ tanya Senara, suaranya sudah sedikit bergetar menahan tangis, membuat Bima tidak tega melihatnya.

“Sayang, aku minta maaf.’’

‘’Kenapa harus minta maaf? Katakan Bim, siapa dia? Jangan minta maaf padaku hiks hiks.” Senara menatapnya. “Tapi kalian masuk hotel berdua dan kamu mengatakan lembur padaku, definisi lembur yang seperti apa maksud kamu Bim.”

“Senara dengarkan aku,’’ Bima menggenggam tangan Senara, lalu menghela napas nya berat, ‘’Namanya Anggun, dia mantan pacar ku.”

Deg!

Tangis Senara terhenti, genggaman tangan nya pun juga memudar seiring mendengar penjelasan dari Bima.

‘’Dia hanya masa lalu ku, aku mohon percayalah padaku. Aku sama sekali tidak melakukan apapun dengan nya. Dia baru pulang dari Singapura, dan aku hanya mengantarkan nya mencari Hotel untuknya sementara tinggal, tidak lebih.” Bima berusaha menjelaskan sedetail mungkin. Entah Senara harus percaya atau tidak, tapi sejak dulu ia selalu mudah percaya dengan laki laki itu. Laki laki itu begitu manis, lembut dan juga dewasa. Senara jatuh cinta pada Bima sejak pertama kali bertemu.

Hampir lima tahun mereka bersama, Bima benar benar membawa pengaruh besar dalam kepribadian Senara. Ia menjadi jauh lebih baik dibanding dulu sebelum bertemu dengan Bima. Makanya ia sangat mencintai laki laki itu, ia sudah menaruh harapan yang begitu besar pada Bima, maka darii tu ia juga merasa sangat terluka saat mengetahui laki laki itu bersama perempuan lain, apalagi dia adalah mantan nya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status