Terpaksa Menikahi CEO Cantik

Terpaksa Menikahi CEO Cantik

Oleh:  Rich Women  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
553Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Papa beri kamu waktu sebulan untuk mencari Jika kamu gagal mendapatkan kekasih, biar Papa saja yang carikan kamu suami." Zea Anssya Widyaningrum mulai resah, alasannya karena kedua orang tuanya terus mendesak agar ia segera menikah. Sialnya, CEO cantik itu tak memiliki keinginan untuk menjalin hubungan serius dengan seorang pria karena sifat dominan dan mandirinya. Ia yang merasa nyaman kehidupannya, terus dituntut segera mencari suami dan memiliki momongan. Ditengah kegalauan yang melanda, Zea dipertemukan dengan Matteo, pegawainya yang juga dirundung banyak masalah karena hutang. Mengabaikan perbedaan kasta yang cukup jauh, Zea terus mendesak Matteo agar mau bekerja sama dengannya. Mengintimidasi pria itu agar mau menjalani pernikahan palsu dengan dirinya. Akan tetapi, membujuk Matteo tak semudah yang ia kira. Pria itu terus menolak Zea dengan berbagai alasan hingga membuat gadis itu stres berat. Lantas, apa pada akhirnya Matteo menyetujui perjanjian yang Zea tawarkan? Atau justru Zea harus rela menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya?

Lihat lebih banyak
Terpaksa Menikahi CEO Cantik Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
Awal Masalah
"Kapan kamu menikah Zee? Umur kamu sudah 25 tahun, tapi kamu masih betah hidup sendiri?"Zea Anassya Widyaningrum hanya bisa melipat kedua tangannya di depan dada, ketika sarapan paginya harus terusik dengan kalimat yang terus menerus terucap dari mulut Papa dan Mamanya. Bahkan ia kehilangan nafsu makannya, ketika pertanyaan itu ditujukan padanya."Harus berapa kali Zea jelasin sih Pa? Zea masih pengen fokus kerja," balas perempuan berkulit putih itu dengan kerlingan malas."Apa sih yang pengen kamu kejar Ze? Karir kamu di dunia bisnis itu udah maksimal. Kamu punya posisi yang bagus di kantor, punya gaji di atas 2 digit, bahkan kamu juga punya bisnis lainnya di luar kantor. Emang itu nggak cukup buat kamu?" Sang Mama yang duduk bersebelahan dengan suaminya ini, ikut angkat bicara. Dia jengah melihat putri satu-satunya terus saja membantah setiap mereka membahas pernikahan."Tapi aku ngerasa itu belum cukup Ma. Ada beberapa hal yang masih pengen aku raih.""Obsesi kamu soal karir itu t
Baca selengkapnya
Dipaksa Menikah
"Orang tuaku, Sha. Mereka maksa aku nikah," ucap Zea memulai ceritanya. Dalam waktu singkat, perempuan yang tak terbiasa mengumbar masalahnya ini memulai ceritanya soal kejadian pagi tadi pada sang sahabat."Jadi, orang tua kamu ngasih waktu sebulan buat kamu nyari pasangan?" Nisha Angelina Putri kembali mengulang cerita Zea saat keduanya bertemu di kantor pagi ini.Nisha yang tadinya ingin membahas mengenai kegiatan Zea selama satu hari ini, justru diberondong dengan curhatan sang Boss besar."Gila bukan? Mereka pikir mencari jodoh itu gampang apa? Bahkan membujuk vendor agar mau kerja sama denganku saja jauh lebih mudah dari itu." Zea mendudukkan pantatnya ke atas kursi kebesarannya. Ia duduk dengan raut dongkol karena masih teringat akan kalimat yang terlontar dari bibir kedua orang tuanya."Tapi menurutku saran mereka itu baik lho, Zee. Memangnya kamu nggak berminat apa untuk punya keluarga kecil yang bahagia? Nggak capek apa, harus ngantor setiap hari, ketemu klien, meeting?" Nis
Baca selengkapnya
Terjebak Hutang
"Jalan satu-satunya untuk dapat uang, hanya dengan pinjam ke kantor. Tapi..." Matteo mengerutkan keningnya. Wajahnya tampak semakin lesu saja. "Tapi hutangku di sini udah banyak. Emangnya kantor mau ACC apa?"Ia tampak ragu ketika memikirkan ide tersebut. Namun tidak ada cara lain lagi untuknya, bisa keluar dari masalah ini. Jadi dengan tekat yang kuat serta keberanian yang coba dikumpulkan banyak-banyak, ia pun memutuskan untuk ke ruang HRD guna mengajukan pinjaman.Namun sayangnya, realita tak seindah dengan apa yang ia harapkan. Sebab faktanya, bukan pinjaman yang ia dapat, melainkan amukan dari HRD tempatnya bekerja."Kamu ini gimana sih Teo? Hutang yang kemarin saja belum kamu lunasi, sekarang udah mau pinjam lagi?""Maaf banget Bu, tapi saya beneran butuh uangnya," lirih Matteo dengan kepala tertunduk dalam. Sebenarnya dia sangat malu saat mengajukan pinjaman sampai memohon seperti ini."Iya saya tau Matteo, tapi kalau kamu ngajuin pinjaman lagi, bisa-bisa kamu nggak nerima gaji
Baca selengkapnya
Lunasi Atau Penjara
Matteo tertohok dengan kalimat yang Zea lontarkan kepadanya. "Sa- saya..." Dia tergagap. Bingung harus menjawab apa."Pokoknya aku nggak mau tau. Dalam satu bulan ini, semua uang perusahaan yang kamu pinjam harus segera kamu kembalikan!"Demi apapun, Matteo nyaris lupa caranya bernafas ketika Zea mengultimatum dirinya dengan kalimat tersebut. Satu bulan? Mana bisa ia membayar semua hutangnya dalam waktu sesingkat itu? Sedangkan rentenir yang tadi menelfonnya saja sudah berisik dan memintanya untuk bayar hutang."Itu nggak mungkin, Bu," lirih Matteo pada akhirnya. "Saya nggak mungkin bisa melunasi hutang-hutang itu dengan cepat.""Ya itu kan urusan kamu." Zea membalas dengan acuh. "Pokoknya aku ingin uang itu segera kamu kembali kan, nggak peduli gimana caranya. Titik!"Karyawan berusia 25 tahun itu melirik Zea dengan sudut matanya. Sungguh dia merasa benci pada dirinya sendiri. Benci karena ia tidak bisa berbuat banyak untuk melawan sang Bos. Benci karena sebagai orang miskin ia terus
Baca selengkapnya
05. Hari Perjodohan
"Aku sempat bilang ke dia, kalau bakal laporin ke polisi."Nisha langsung melotot kaget sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Kamu udah gila ya? Gimana pun juga, utang piutang kan bisa dipidana.""Aku tau, tapi itu penting supaya si Matteo itu punya rasa takut," balas Zea santai."Ckckck. Dasar nggak punya hati," cibir Nisha. Ia cuma bisa geleng-geleng kepala menghadapi kelakuan temannya.Sudah keras kepala, kadang arogan pula. Salah satu sikap yang sering ditunjukkan Zea kepada orang-orang sekitarnya.***Kesibukan yang dilakukan Zea, membuat waktu bergulir begitu cepat. Dari pagi hingga petang, kegiatan CEO cantik itu sudah sangat padat. Meeting dengan klien, rapat bulanan, survey lokasi. Dan masih banyak hal yang dilakukan oleh Zea. Sebenarnya dia bisa menyuruh pegawainya yang lain untuk menghandel pekerjaannya. Tapi perempuan itu tidak akan puas, bila tidak turun langsung ke lapangan.Contohnya saja hari ini. Gadis berusia 25 tahun itu tiba di rumahnya sekitar pukul 10 ma
Baca selengkapnya
06. Makin Terdesak
Jantung wanita 50 tahunan itu seketika nyeri. Bukan karena kalimat yang Zea lontarkan, tapi karena penyakit jantungnya yang kambuh secara mendadak."Aduh, Zee. Jantung Mama..."Tubuh wanita paruh baya itu langsung oleng, sementara tangan kanannya memegangi dadanya dekat erat. Siapa sangka, penyakit lamanya kambuh di saat seperti ini."Mama!" Zea langsung menangkap tubuh sang Mama. Tidak hanya itu, gadis 25 tahun tersebut juga langsung beeteriak meminta pertolongan."Mama! Bangun Ma!" pinta Zea di sela isaknya. Namun sayang, sang Mama sudah lebih dahulu pingsan.***Zea menundukkan kepalanya dengan begitu dalam. Ia tak berani menunjukkan wajahnya apalagi di hadapan sang Papa. Ia takut.Takut karena sudah membuat mamanya kolaps.Takut dituduh yang aneh-aneh oleh Papanya.Dan takut dimarahi karena acara yang sudah disiapkan oleh kedua orang tuanya menjadi berantakan.Ahh, untuk yang terakhir, sejujurnya Zea merasa lega karena hal perjodohan itu batal terjadi."Gimana? Udah puas kamu biki
Baca selengkapnya
07. Tidak Sengaja Bertemu
Tiba-tiba Matteo ingat akan sesuatu, yakni ibunya.Tadi sebelum ia masuk ke ruangan dokter, ia meminta sang ibu untuk menunggu di Koridor. Tapi sekarang entah ke mana."Ibu! Ibu!" Matteo melihat ke kanan dan kiri, mencari keberadaan orang tuanya tersebut. Ia susuri koridor di lantai dua rumah sakit. Berharap ia dapat segera menemukan orang tuanya itu."Aduh, ibu ke mana ya? Di toilet juga nggak ada?"Matteo semakin panik. Apalagi beberapa orang yang ia temui juga tidak melihat keberadaan sang ibu."Apa ke kantin ya? Soalnya ibu bilang haus tadi." Sesuai dengan apa yang ia pikirkan Matteo pun langsung bergegas ke kantin rumah sakit.Dia edarkan pandangannya ke area kantin yang ramai pengunjung. Sedang begitu menemukan rasa sayang ibu di salah satu bangku yang ada di sana Matteo pun merasa lega."Ibu? Ibu ke mana aja? Dari tadi Teo—" suara pemuda tampan itu seperti menghilang ditelan udara ketika melihat siapa yang duduk d
Baca selengkapnya
08. Matteo Dalam Bahaya
Matteo menatap orang-orang yang sedang mengepungnya sebelum berkata, "Maaf, aku belum bawa u—"Bugh!Matteo seketika jatuh tersungkur saat berantem diri itu melayangkan tinjunya tepat di pipinya. Bukan hanya sekali saja, tapi beberapa kali. Bahkan, anak buah si rentenir juga ikut memukuli tubuh Matteo tanpa ampun."Bocah brengsek! Nggak tau diri sekali kamu jadi manusia! Sudah diberi keringanan, masih saja nggak mau bayar." Rentenir itu tampak begitu murka. Jauh-jauh ia menemui Matteo bukan untuk pulang dengan tangan kosong. Jadi wajar jika dia sangat emosi.Matteo tak bisa mengatakan apapun. Ia hanya melindungi wajah dan perutnya dan pukulan orang-orang itu."A— ampun Pak! Ampun!" rintih Matteo di sela rasa sakit yang mendera."Kali ini nggak ada ampun buat kamu, Teo. Bahkan aku berpikir untuk menghabisi nyawa kamu sekarang juga. Supaya aku bisa jual semua organ di dalam tubuh kamu di pasar gelap," ucap si rentenir dengan wajah
Baca selengkapnya
09. Jadilah Suamiku!
"Aku mau kamu jadi suamiku."Matteo membeku, apa yang baru saja Zea ucapkan itu? Kenapa mendadak Bosnya itu meminta sesuatu diluar nalar begitu?"Maksud Ibu apa ya?" tanya Matteo dengan tampang kebingungan."Kamu nggak usah bayar hutang-hutang kamu padaku, asal kamu mau nikah sama aku," terang Zea dengan wajah tegasnya. "Nggak lama kok. Cuma setahun aja?"Matteo masih diam. Dia sedang meloading semua yang Zea katakan."Ke— kenapa tiba-tiba gitu Bu? Maksudnya, kenapa harus membuat perjanjian kayak gitu?""Anggap aja sebagai timbal balik, Matteo. Aku udah bantuin kamu lolos dari jeratan rentenir tadi, dan sekarang giliran kamu bantuin aku buat jadi suami pura-puraku.""Ta— tapi...""Aku udah pusing banget gara-gara terus dipaksa nikah, aku juga nggak mau dijodohin sama pria asing yang nggak aku kenal." Zea melipat kedua tangannya di depan dada. Wajah jengahnya saat menjelaskan permasalahan pribadinya pada Matteo a
Baca selengkapnya
10. Jangan Menghindar
"Matteo! Kamun dipanggil sama Bu CEO tuh! Dia meminta kamu untuk segera datang ke ruangannya."Matteo baru saja bersiap turun ke bawah saat untuk makan siang, seorang HRD datang menghampirinya, dan mengatakan hal tersebut. Matteo menjilat bibir bawahnya. Dia sudah bisa menebak apa yang ingin dibicarakan oleh wanita itu, saat memanggilnya. Tapi sejujurnya, dia belum punya jawaban yang tepat untuk menanggapi tawaran Zea."Hei! Kenapa masih di situ? Buruan sana ke ruangan Bu Zea! Kamu tahu sendiri kan gimana sikap Bu Zea sama orang yang lelet kayak kamu gini?" tukas HRD itu lagi. Memperingati Matteo agar segera pergi ke tempat yang diminta.Sepanjang perjalanan menuju ke ruangan Zea, Matteo tidak bisa menenangkan degup jantungnya. Dia bahkan terus memikirkan jawaban apa yang harus dia sampaikan pada Zea nanti."Aku bingung banget. Berhari-hari memantapkan hati buat pilih keputusan yang tepat, tapi rasanya susah sekali." Matteo menggumam dal
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status