CEO Mencari Cinta

CEO Mencari Cinta

By:  Meyyis  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
28 ratings
273Chapters
27.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ilham dan Tias dipertemukan dalam keadaan yang tidak terduga. Akibat salah sangka, maka mereka menjadi saling terkait. Tias yang patah hati karena suaminya yang jarang pulang, menjadi terbiasa dengan kehadiran Ilham bosnya. Demikian Ilham yang kaku menjadi mencair karena kehadiran Tias. Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah mereka ahirnya bersatu?

View More
CEO Mencari Cinta Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Josep Tjuatja
good story ............
2021-07-27 01:56:59
4
user avatar
Damayanti Yayan
lama sekali
2021-07-17 21:01:18
2
user avatar
Senada
Hay kk, sukses terus yah. Maaf mau numpang promo. siapa tau kk² disini berkenan untuk mampir juga kecerita aku. "Radit dan Tia" by Senada. Berharap banget atas kehadirannya. terimakasih 🥰🙏🥰🥰
2021-06-03 13:38:47
2
user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-22 12:25:12
3
user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-21 20:11:44
2
user avatar
RitA
Muantap, kakk. Lanjooot
2021-05-18 02:13:16
2
user avatar
Albi Andri
Padamu Ilham 😀😀
2021-05-18 02:10:13
2
user avatar
cintya
Cieeeee bucin
2021-05-18 02:07:29
1
user avatar
Arziki
Selalu keren kakk thor
2021-05-18 02:05:09
1
user avatar
Febri Yan
Nexxxxxt kakk
2021-05-18 02:01:07
1
user avatar
Dian Ayu
Nggak sabar
2021-05-18 01:59:13
1
user avatar
Uud cantik
Jangan lama upnya kak
2021-05-18 01:56:54
1
user avatar
Indah Dien
Lanjoooot kakk
2021-05-18 01:53:36
1
user avatar
Yolanda
Masih setia kakk, next
2021-05-18 01:50:24
1
user avatar
Cinta Tata
Jangan lama up kakk
2021-05-18 01:47:52
1
  • 1
  • 2
273 Chapters
Pertemuan Memalukan
Suara desingan peluru terdengar memekakan telinga saat Tias dan beberapa rekan satu tim keluar dari dalam gedung. Satu kali, masih menyasar kejendela. Suara desingan yang kedua, hampir saja mengenai kepala Tias. “Awas!” Pria itu menarik tubuh Tias ke dalam pelukannya, dan membalik agar menjadi perisainya. Tias berkedip melihat rupa cowok itu. Garis wajah yang tegas dengan rahang yang kokoh tergambar jelas. Tias seperti melihat orang itu di suatu tempat. Tapi, di mana? Wanita itu terdiam dalam pelukan lelaki itu. Suara desingan peluru tidak  berhenti juga. Masih dalam pelukannya, lelaki itu membawa tubuh Tias untuk berlindung di dalam gedung. Dia menarik tubuh wanita berseragam batik itu untuk menuju ke dalam gedung. Tanpa suara apapun, lelaki bermata coklat itu tetap memeluk Tias, meskipun sudah aman di dalam gedung. Lelaki itu melongok keluar, seolah memastikan sang penyerang sudah pergi atau belum. “Terima kasih.” Suara Tias terdengar, sehingga lelaki
Read more
Wanita Masa Lalu
Ilham membelalkkan matanya ketika melihat tubuh itu terkulai lemas. Lelaki itu adalah Ilham sang CEO baru Dia langsung mengangkat tubuh ringkih itu untuk di bawa keluar dari lift. Riuh suara petugas memberikan jalan pada Ilham untuk menyingkirkan orang-orang yang berkerumun. Jauh di gedung ke dua pemadam yang lain sedang berkutat memadamkan api akibat ledakkan. Seorang pria teridentifikasi melakukan bom bunuh diri. Baru dugaan sementara. Ilham tidak peduli. Dia lebih peduli dengan wanita di gendongannya itu. Ilham meletakkan tubuh ringkih itu di lobi depan. Orang-orang berkerumun. Ilham meraih minyak kayu putih yang disodorkan oleh seseorang. Masih dalam pelukannya lelaki itu mengusapkan minyak kayu putih ke berbagai anggota tubuh untuk membuat Tias terjaga. Tidak berapa lama,Tias membuka mata dan bingung. Mengapa berada di pelukan seorang lelaki.“Maaf ...” Tias melepaskan pelukannya. Dia menunduk dan terlihat salah tingkah. Ilham membiarkan suasana canggung itu
Read more
Kesepian
“Terima kasih banyak, Pak. Maaf merepotkan.” Ilham hanya mengangguk saja. Dia berbalik, kemudian masih memandang sekitar. Ilham melepas maskernya, untuk lebih menikmati suasana sekitar. Masa pandemi seperti ini, memakai masker menjadi keharusan.  Segala yang ada pada Tias mengingatkan dirinya pada seorang remaja yang dia cari selama ini. Remaja putri bernama Divia yang dahulu selalu menarik perhatiannya. Remaja itu selalu mengendap-endap saat Ilham dan teman-temannya latihan bela diri. Anehnya perempuan itu bisa menyerap semua ilmu yang dia pelajari dari hasil mengintipnya itu.Setelah Ilham pergi, rumah ini selalu sepi tanpa penghuni. Setiap pulang kerja, hanya kehampaan terlihat tanpa adanya tawa yang menghiasi. Seorang wanita yang hanya bagai serpihan kaca yang retak seribu tanpa dapat disatukan lagi. Hatinya terkoyak dan menjerit. Mau protes, kepada siapa? Memang kesalahan ada pada diri wanita tersebut katanya. Wanita mandul itu yang selalu didengungkan o
Read more
Dasar Sinting
 Dia mendendangkan lagu janji suci dengan sudut mata yang sudah meleleh. Disisir rambut panjangnya dengan hati-hati. Rontok? Ah, mungkin stres penyebab yang terjadi. Dia semakin tergugu dan membenamkan diri di meja riasnya. Setelah tangisnya tumpah, beranjak ke meja makan untuk merayakan sendiri hari kebesaran pernikahannya. Disulut lilin dengan pemantik api. Cahayanya menerangi ruangan itu. Dimatikan lampu agar suasana lebih dramatis. Nyanyi sendiri, untuk menghibur hati.“Happy birthday ... happy ...” Suara seraknya tidak mampu dilanjutkan. Semua tercekat di tenggorokan dengan tangis yang makin mencair membebani benaknya. Ditiup lilin kemudian  Dipotong kue bergambar bola tersebut. Warna coklat terlihat menarik, dia tidak suka coklat. Setelah dipotong, seolah memberikan kepada seseorang dan meletakkannya kembali. Sama seperti waktu kecil saat main.“Ini kue untukmu. Potongan pertama spesial untuk orang yang sepesial.” Tergugu
Read more
Jaim
“Pak, saya tidak bawa. Bagaimana mau ganti?” Tias terlihat frustrasi. Tidak dipungkiri lelaki di depan wajahnya ini selalu membuatnya gondok setengah mati. Bukan kali ini saja. Seminggu dia menggantikan CEO lama, sudah seperti neraka terasa suasana kantor. Jika bukan karena atasannya, mungkin sudah disamck down lelaki bertubuh jangkung itu.“Gampang saja. Sekarang naik!” Tias tetap bergeming. Dia tidak mau satu mobil hanya berdua dengan buaya darat menyebalkan itu. Bagaimana tidak, lelaki sarap itu selalu membuatnya fr emosi tingkat tinggi. Kalau dalam mobil berduaan selama setengah hari, bisa-bisa jantungnya Kolaps mendadak. Dia belum mau mati.“Kok bengong? Ayo!” Ajak Ilham sambil berbalik ke arah Tias, karena wanita itu hanya diam di tempat.“Bapak yakin, kita cuma berdua? Siapa yang nyetir?” tanya Tias sebaga
Read more
Bos Galak Menyebalkan
“Apa kamu bilang?” Tias mengernyitkan dahinya. Dia tidak bilang apa-apa? Tias hanya berkata dalam hati. Eh, kok bisa tahu?.“Maksud, Bapak?” tanya Tias dengan penuh heran.“Kamu pasti ngatain saya di hati kamu ‘kan?”“Tidak, Pak. Mana berani saya?” Tias menunduk karena takut. CEO yang baru itu sungguh terlalu killernya. Tidak tahu apa, kalau dia sedang patah hati karena suaminya tidak pulang semalaman. Duh, rasanya ingin menjambak rambutnya yang sangat tebal itu. Gedeg banget rasanya menghadapi spesies macam pak Ilham itu. Dia terdiam di kursi itu, dengan melirik blok name yang ada di meja itu. Ilham Sanjaya Sasmita. Tertulis dengan huruf kapital dan berbentuk balok seperti orangnya lempeng dan kotak seperti itu dalam pikirny
Read more
Ilham Terluka
Tiba-tiba bannya kempis sehingga membuat mobil itu terasa oleng. Ilham menepikan mobilnya, kemudian turun memeriksa. Dia menghembuskan nafas kasar. Ternyata bannya kempes. Dia mengambil serep ban kemudian dengan tangan perkasanya mulai memutar pengait ban dan memulai menggantikan dengan yang baru. Baru akan mengganti, tiba-tiba ada tiga lelaki menghampiri mereka.“Tidak boleh parkir di sini. Semua ada aturannya. Kalian harus membayar.” Tias mengerutkan kening. Melihat dari gelagatnya,ada ketidakberesan pada mereka. Tias turun dari mobil, kemudian siaga jika ketiga lelaki itu akan berbuat semena-mana. Tangannya sudah gatal ingin memberi tanda perkenalan pada lelaki di depannya itu, yang sudah belagu.“Maaf, mas-mas. Kami ‘kan kempes bannya. Bukan karena ingin parkir. Kalau memang harus membayar, kami akan bayar.” Kawanan lelaki dengan baju warna hitam dan tato dimana-mana itu memandang mesum pada diri Tias. Seakan-akan Tias adalah mangsa em
Read more
Keresahan Tias
Lelaki tua itu terlihat mengobati Ilham dengan berbagai alat yang Tias sendiri asing melihatnya. Yang pertama diliahat, lelaki itu menyedot dengan peralatan seperti pumping ASI untuk entah mengambil apanya, darah kehitaman keluar dari tubuh Ilham memenuhi pumping itu. Mungkin, menghisap racun yang masuk, demikian perkiraan Tias.p“Itu apa, Pak?” tanya Tias. “Ini adalah obat untuk pembekuan darah. Dia terkena racun bisa ular. Saya belum tahu, Neng ular apa. Tapi, akan kasih penawar dulu, untuk bisa bertahan hingga rumah sakit.” Lelaki tua itu menumbuk dedaunan untuk dibubuhkan ke lukanya Ilham. Hari sudah semakin sore. Akan tetapi, mau tidak mau dia harus melanjutkan perjalanan untuk mncari rumah sakit terdekat.“Pak, apakah ada bengkel terdekat?” tanya Tias.“Adanya bengkel motor, Neng. Kalau bengkel mobil tidak ada di daerah ini bahkan belum ada yang punya mobil kecuali pak lurah.” Wanita deng
Read more
Kau Mirip Dia
Tias sesekali menoleh ke belakang, dilihat Ilham mulai menggerakkan kepalanya, mungkin mulai sadar. Ingin rasanya memegang tangannya dan memberikan semangat. Dia tidak tega melihat bosnya itu merasa kesakitan seperti ini.“Duh, apa yang ku pikirkan?” Tias menepuk jidadnya. Dia kembali fokus ke jalan untuk mencapai rumah sakit. Bekas hujan dan longsoran tanah membuat ban mobil sulit berputar karena licin. Dia sulit mengendlikan mobilnya. Nafas memburu karena adrenaline mulai berpacu. Dia berhenti sejenak.“Ya Allah, Tuhanku bantu saya.” Keyakinan itu tampak teguh. Dia mulai menginjak pedal gasnya sangat dalam. Setelah sekitar setengah jam berputar-putar di bagian lumpur, akhirnya dapat lolos juga. Dia berhenti mengatur napasnya. Sedangkan Ilham di belakang masih terlelap. Mungkin terlalu sakit, sehingga dia tidak dapat membuka matanya secara langsung.“Hufff ... sesuatu banget, Pak ... sudah malam, jalanan licin pula. Semoga sudah se
Read more
Kamu Sialan
Wanita dengan baju lusuh itu meletakkan barang-barangnya di meja kemudian menghambur ke kamar mandi. Dia mandi dengan air dingin agar lebih segar. Dilihat sudah pukul delapan malam, setelah selesai mandi. Beribadah dulu, setelah seharian melewatkan ibadah karena musibah itu. Tuhan maha tahu. Jadi, sekarang dia akan menggantinya ibadah yang terlewat. Cukup lama dia bersujud, hingga sampai Ilham tersadar.“Semakin lama, kamu semakin mirip dengan dia. Wanita yang paling aku cari selama ini. Ah, atau mungkin cintaku sudah beralih padamu, Tias. Bolehkah aku berangan-angan? Jika kau menjadi milikku?” Karena berpikir demikian, maka perutnya kram. Ilham meringis karena hal itu. Tias yang baru saja selesai reflek berlari mendekatinya.“Bapak tidak apa-apa?” tanya Tias.“Hanya nyeri sedikit saja, Yas. Kamu sudah selesai?” Tias tersenyum. Ah, senyum itu membuat hatinya sangat berantakan.Tias kembali jalan ke arah sajadah dan muke
Read more
DMCA.com Protection Status