Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup

Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup

By:  Lala uniq  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 ratings
54Chapters
4.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Evita yang merupakan anak seorang kepala desa yang menikah dengan laki-laki biasa bernama Andi, ibu Evita nampak tidak suka dengan pilihan anaknya, tapi karena kekuatan cinta mereka akhirnya mereka bersatu dalam sebuah pernikahan, seiring berjalannya waktu masalah justru datang ketika Andi mengikuti komunitas grup di wilayah tempat tinggalnya, Andi seperti kembali pada masa mudanya padahal ia sudah memiliki anak dan istri, seringnya berkumpul dengan teman-teman komunitas membuat ia lupa akan tanggung jawabnya, akankah pernikahan mereka bertahan?

View More
Rumah Tangga Hancur Karena Komunitas Grup Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Lala Uniiqq
lanjuuuuuutttt
2023-03-29 10:32:00
0
user avatar
Lala Uniiqq
lanjutttttttt
2023-03-29 10:31:52
0
user avatar
Lala Uniiqq
lanjuuuuuttt
2023-03-29 10:31:37
0
user avatar
Dewi Aspuroh
ceritanya bagus dan bneran nyata seolah tak jauh dr sekeliling kita
2023-03-24 17:17:25
0
user avatar
Dewi Aspuroh
ceritanya bagus banget dan menarik karena memang tanpa kita sadari kisah nyata yg memang seperti yg ada d kisah cerita ini.. semangat thor..
2023-03-14 15:08:42
1
user avatar
Skyler
next kakaaaa
2023-03-14 08:11:33
1
user avatar
Ardhya Rahma
Semangat update Kak
2023-03-14 07:46:36
1
user avatar
Azitung
Lanjut thor
2023-03-14 06:58:39
1
user avatar
Ameera Sovie
semangat kak
2023-03-14 06:55:07
1
user avatar
Ameera Sovie
sukses selalu kak
2023-03-14 06:54:10
1
user avatar
Astika Buana
cerita yang bagus. Lanjut, ya
2023-03-14 06:43:14
1
user avatar
Beurit Modar
Reading is my job. Good
2023-03-22 23:14:24
0
user avatar
kujang sbj
Eungap nglag, next.
2023-03-22 23:00:07
0
user avatar
Kebo Hitut
Hayang daang,,,
2023-03-22 22:54:52
0
user avatar
Mhad Dhoen
Beutifuly, full full,,,
2023-03-22 22:49:53
0
  • 1
  • 2
54 Chapters
Awal Masalah
"Kang, mau ke mana kamu?""Cerewet! Apa setiap mau pergi, harus kuberitahu mau ke mana.""Bukan begitu, Kang. Tapi ini sudah malam!""Justru karena sudah malam, sebaiknya kamu tidur, jangan banyak omong!" bentak kang Andi sambil berlalu pergi membawa jaket juga kunci motornya. Dua belas tahun berumah tangga, banyak ujian diawal pernikahan, karena terhalang restu orang tua. Kenalkan namaku, Evita. Usiaku 19 tahun, aku memilih laki-laki biasa dari kota Bogor, Kang Andi. "Vi, sepertinya mamahmu kurang suka terhadapku, maafkan Akang ya, belum bisa membuatmu bahagia," ucap kang Andi. "Jangan bicara seperti itu, Kang. Sudah cukup cinta yang akang berikan untukku dan aku cukup bahagia dengan itu.""Tidak, Vi. Semua itu tidak cukup, Akang harus sukses, agar tidak direndahkan oleh keluargamu.""Apa yang akan Akang lakukan? Evita janji akan mendukung Akang, agar Akang menjadi orang sukses.""Terimakasih, sayang, Akang mau usaha Vi," ungkap Kang Andi. Sejak hari itu, dengan modal dari Bapakk
Read more
Sikap Mamah
"Vi, bagaimana suami kamu, masa istri dan anaknya di sini tidak ditengokin ataupun dijemput?" tanya Mamah. "Mah, sebenarnya … Evita sudah dicerai, Mah. Sama kang Andi, melalui telpon," ucapku sambil terisak. Namun tak kusangka tanggapan Mamah datar-datar saja. "Oh begitu, yasudahlah, kamu masih muda masih banyak yang mau sama kamu, tidak perlu kamu pikirkan, laki-laki model begitu," ucap Mamah dengan entengnya. Aku hampir tak percaya kalau Mamah mengucap kalimat itu. Bulan berlalu ... Hati terasa hampa, ada rindu yang menggebu dalam hati ini. Aku harus bangkit dan memperbaiki semua ini, terlebih tentang usahaku dimasa pandemi seperti ini harus kuakali dengan berjualan scara online. Dua bulan kang Andi mengacuhkanku, seolah membuangku begitu saja, dia tidak sadar kalau apa yang dimiliki saat ini semua bermula dari modal bapakku. "Vi, apa yang terjadi, katakan pada Bapak, apa benar yang Mamah katakan, kalau kamu dicerai?" tanya Bapak. Aku diam sejenak, berusaha menata hatiku juga
Read more
Kegiatan Komunitas
"Mamah! Hentikan, Mah. Apa Mamah senang kalau semua orang tahu apa yang terjadi pada Evi, saat ini?" tanyaku sambil terisak. "Halah, tidak usah lebay kamu, Vi." Jawab Mamah enteng lalu berlalu pergi mengajak Bi Esih berbincang, terlihat Bi Esih yang tidak enak hati, ia pun menatapku dengan tatapan iba. ______Dingin malam mengusik jiwaku, kembali teringat laki-laki yang dulu menikahiku kini hanya menjadi sang mantan meski belum resmi bercerai secara hukum. Makin lama rasanya aku semakin membencinya pintu maaf yang kubuka lebar-lebar perlahan kian menutup, mungkin saja akan kugembok. Sakit karena disia-siakan dengan segala ketidakpastian membuatku jatuh pada suatu kehampaan. Masih pantaskah dia kutunggu? "Sampai kapan kamu seperti ini, Vi. Apa tidak sebaiknya kamu urus saja perceraianmu, daripada statusmu ngegantung," saran Mamah. "Iya, Mah. Mungkin Mamah benar, Evita harus segera urus perceraian, ta-pi, bagaimana dengan usaha Evita di Bogor, Mah?" "Bagaimana apanya? Kamu ini mema
Read more
Anak Pak Camat
Rumah tangga hancur karena komunitas grup PART 4Anak Pak CamatSore ini kuajak Aa jalan-jalan di Taman Kota, aneka balon berwarna-warni menarik perhatiannya. "Nda ... Aa mau ntu," ucapnya sambil menunjuk salah satu balon berwarna biru berbentuk doraemon. "Aa mau yang ini?" "Iya ... Yang ntu Nda.""Yaudah sebentar yah sayang."Akupun mengambil balon yang Aa minta. "Yang ini berapa Mang?" tanyaku ke tukang balon"Semua harga sama Teh sepuluh ribuan," jawabnya. "Oke, satu Mang yang Doraemon."Aa pun nampak senang, dia menggenggam erat balon itu, hanya dengan melihatnya seperti ini rasanya segala kesakitan untuk sementara terlupakan. Karena hari menjelang petang, akupun segera pulang, saat aku sedang memarkirkan motor di halaman depan rumah, Aa yang sudah kuturunkan langsung masuk ke dalam, dengan ceria dia bawa balon itu sambil berlari. Namun saat aku kedalam, aku terpaku karena bingung, kulihat Aa mendekati seorang pria yang sedang ngobrol dengan Bapak. Dia pun memanggilnya den
Read more
Membuat Onar
Sudah tiga bulan berlalu setelah kata talak itu, rasanya sudah habis kesabaranku. "Bagaimana, Vi. Apa kamu sudah mengambil keputusan?" Tanya Bapak. "Iya, Pak. Sepertinya Evita sudah yakin untuk mengurus surat perceraian.""Yasudah, kalau itu keputusanmu, Bapak akan kenalkan kamu dengan seorang pengacara, biar dia saja yang urus semuanya.""Terimakasih, Pak." Bapak berlalu pergi dengan tatapan yang entahlah. Aku tahu Bapak pasti kecewa, tidak ada orang tua yang ingin rumah tangga anaknya gagal, pun, demikian dengan Bapak. Tak menunggu lama, esoknya aku berangkat ke Bogor, aku mengganti semua kunci kios, sehingga Kang Andi tidak bisa lagi datang apalagi mengelolanya, kualihkan semuanya kepada orang kepercayaanku. ______"Vi, di depan ada Amir," ucap Mamah"Iya, Mah. Sebentar."Akhir-akhir ini Amir memang gencar mendekatiku, tetapi hatiku masih saja mengharapkan Kang Andi, aku masih berharap Kang Andi datang dan meminta rujuk, nyatanya setelah kunci kios kuganti ia malah semakin mer
Read more
Sosial Media
"Benar-benar keterlaluan si Andi itu, Pak. Bikin malu saja, untung Evita sudah cerai sama dia, amit-amit punya menantu tukang mabok," ujar Mamah. "Sudahlah, Mah. Yang penting sudah dibereskan." "Maksud Bapak, apa dibereskan, Pak? Kang Andi baik-baik saja, kan. Pak?" "Kamu pikir Bapak berbuat apa? Bapak masih punya moral, Vi. Bapak sudah memerintahkan Pak RT untuk urus mantan suamimu, bukan untuk membunuhnya, meskipun sebenarnya hal itu ingin sekali Bapak lakukan!" Bentak Bapak penuh emosi. Kejadian hari ini benar-benar membuat citra Kang Andi makin buruk di mata orang tuaku, sepertinya memang sudah tidak pantas lagi jika aku masih mengharapkannya. Aku pikir orang tua adalah tempat ternyaman untuk aku kembali tapi nyatanya sikap Mamah makin lama makin membuatku tak nyaman untuk tetap di rumah ini. "Punya anak ngga berguna, sekarang malah bikin susah orang tua, dosa apa aku ini," ujar Mamah yang kudengar ngedumel sendiri sambil melotot kearah anakku, seketika Aa berlari kearahku.
Read more
Suami Kedua
Pukul 19:00 pun tiba….Trining … terdengar suara dari handphoneku tanda pesan masuk. [Lihatlah keluar gerbang rumahmu Nona, saya berada di mobil hitam menunggumu, tidak perlu takut, kamu boleh membawa Ayahmu jika khawatir aku culik]Apa-apaan ini, aku diamkan saja. 10 menit15 menit, bahkan sampai 30 menit. [Saya masih menunggu, berharap Nona mau menemui]Diam terus di kamar aku pun, gelisah. "Pak itu di luar mobil siapa ya, kok parkir depan rumah kita?" tanya Mamah kepada Bapak. "Kurang tahu, Mah. Mungkin saja tamu tetangga kita."Aku yang mendengar obrolan mereka pun akhirnya penasaran dan keluar gerbang untuk melihat, benar saja tak lama kaca mobil di buka dan seorang laki-laki melambaikan tangannya. _______Entah apa yang merasukiku saat itu aku bertengkar hebat dengan Mamah hanya karena lagi-lagi Mamah membicarakanku dengan paratetangga, aku tak terima ketika Mamah bilang kalau Aa anakku anak setan, yah, maksud setan di sini Mamah mengatai Kang Andi. Soal Mamah menghinaku,
Read more
Keluarga Baru Kang Andi
Kini aku kembali….Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya bisa beres dengan uang, dengan apa yang aku miliki saat ini semua urusan terasa begitu mudah. "Bagaimana, apa saya bisa mendapatkan rumah itu?" tanyaku kepada seorang pengacara kenalanku."Tentu saja Nona Evita semua bisa saya urus dan anda tinggal mentransfer uangnya.""Baiklah, anda atur semuanya."Aku tersenyum puas, kujelajahi kembali akun media sosial untuk mencari informasi tentang Kang Andi. Lalu kuhubungi orang-orang yang dulu menjadi teman komunitasnya, aku pikir setelah bercerai denganku Kang Andi akan menikah dengan Ara, tapi nyatanya ia malah memilih gadis asal Bandung, aku jadi semakin penasaran setelah tahu info dari temannya. Rumah mewah di kawasan Bandung kini sudah aku miliki, aku pun mencari empat pegawai untuk bekerja di rumahku, untuk menggaji mereka tentu aku mampu. Dengan uang yang aku miliki aku pun memutarnya untuk berbisnis pakaian, tas dan barang-barang lainnya aku jual lewat online. Aku memil
Read more
Ulang Tahun.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Istri Kang Andi. "Dita! bisa aku jelaskan, tadi Evita hampir jatuh," ujar Kang Andi. "Oh, iya. Tanahnya memang licin di tambah si Tetehnya pake sepatu tinggi kaya artis," ujar wanita itu seraya tersenyum, sepertinya ia percaya saja dan tidak mempermasalahkannya, ataukah istri Kang Andi memang sepolos itu, baguslah sepertinya aku bisa merebut Kang Andi kembali. "Bunda, aku senang main dengan Kinara, nanti aku boleh main lagi ke sini, ya.""Tentu saja boleh, Aa," ujar wanita itu masih bersikap ramahramah sebelum aku menjawabnya. "Baiklah, Kang, Dita, aku pamit dulu, Aa sayang salim sama Ayah," Aa pun mencium tangan Kang Andi. "Salim juga dong sama Umi Dita," ujar Kang Andi, anakku pun menurutinya. Sebelum pergi kembali kutatap Kang Andi, kulirik sekilas istrinya sepertinya dia menahan cemburu hanya saja dia pura-pura menyembunyikan perasaannya. ______Esoknya aku kembali dengan wajah yang lebih ramah, aku harus bisa masuk ke kehidupan mereka denga
Read more
Tragedi.
Sesampainya di rumah, Aa tertidur pulas di mobil, Lagi-lagi Kang Andi menggendongnya. "Vi, biar aku yang gendong Aa, kamu tunjukan saja di mana kamarnya,""Baik, Kang."Setelah Aa di tidurkan aku mengantar Kang Andi ke depan. "Kang, tidak ngopi dulu?""Tidak, terimakasih. Aku takut Dita khawatir karena menungguku.""Oh, iya. terimakasih ya, Kang. Untuk hari ini, sepertinya Aa sangat Happy. Kamu ingat tidak, Kang. dulu kita merayakan ulang tahun Aa yang pertama saat di Bogor."Kulihat Kang Andi nampak diam lalu menarik nafas. "Vi, maafkan aku atas masalalu kita," ucap dia akhirnya. "Andai saja, kita masih bersama, Kang." Kang Andi tidak berucap apa-apa tapi sorot matanya menginginkan hal yang sama. "Vi, aku pulang dulu, ya."Aku pun mengantar ia ke depan, aku yakin kalau Kang Andi masih mencintaiku, yang aku heran, mengapa Kang Andi bisa menikahi wanita itu, aku tahu bagaimana selera Kang Andi, sedang Dita jauh sekali. Terkadang jika mengingat saat-saat dia menyia-nyiakan kami,
Read more
DMCA.com Protection Status