Chapter: Part 10“Assalamualaikum.”Naima terlonjak kaget mendengar suara salam dari belakang tubuhnya. Ia yang masih berjongkok pun membalikkan tubuh lalu berdiri.“Waalaikumsalam.” Jawabnya lirih menatap aneh kearah seorang lelaki yang menggunakan tudung kepala dengan jubah putih ditubuhnya. Ia yakin di balik tudung kepala itu adalah seorang laki-laki, karena dilihat dari posturnya yang tinggi dan tegap.Di balik tudung kepala, seorang lelaki tertegun menatap wanita cantik yang berada di depannya. Walaupun tak menggunakan polesan, kecantikan wanita itu sangat memesona.Hatinya sedikit ragu, apakah wanita yang ada di hadapannya ini adalah wanita yang dibawanya beberapa hari lalu. Karena malam itu, ia tak mengingat jelas wajah wanita yang dibopongnya karena hari sudah malam. Ia pun tak menyangka, wanita yang dibopongnya itu benar-benar wanita cantik.“Maaf, mau cari siapa ya Mas?” Lelaki itu langsung tersadar dari lamunannya tanpa membuka
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: Part 9Di Keraton kerajaan, malam ini cukup ramai. Di halaman keraton, kereta kencana silih berganti datang mengantarkan para bangsawan yang akan menghadiri acara perjamuan. Mereka menggunakan pakaian terbaik, agar mendapatkan kesan baik sekaligus menjadi pusat perhatian di acara malam ini.Di Keputren, Sagara sedang mematung memandang tampilannya di depan cermin. Pakaian kerajaan yang melekat ditubuhnya nampak gagah penuh wibawa, tak lupa ia melapisinya dengan jubah berwarna abu-abu yang sangat kontrak dengan kulit kuning Langsatnya. Ia mengusap wajah lembut, lalu mengingat rapi rambut sebahunya ke belakang. Tak lupa ia mengenakan iket kepala yang dilapisi mahkota, menandakan bahwa ia merupakan penerus satu-satunya kerajaan besar itu.Sagara lebih nyaman mengenakan pakaiannya sendiri, tanpa perlu bantuan Kasim kerajaan yang sudah menunggunya di luar kamar.“Semoga malam ini cepat berlalu!” Gumamnya pelan seraya berjalan kearah pintu keluar. Di halaman Kepu
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: Part 8Srett.. Dug.. dug.. Brugghhh“Sudah seminggu ini Pangeran kehilangan fokus, ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?” Tanya pria muda berpakaian serba hitam dengan iket dikepalanya. Ia membantu seorang pria yang tersungkur disampingnya. Ia kemudian memapah pria yang memiliki postur tinggi itu menepi ke pinggir lapangan tempat mereka latihan.“Aku tidak papa Cakra. Jangan khawatir. Kau latih saja prajurit, aku tidak papa sendiri.” Jawabnya singkat seraya menekuk kedua lututnya. Ia mendongakkan kepala ke langit biru, melihat kearah awan yang bergerak mengikuti tiupan angin. Benaknya kembali memikirkan kejadian satu minggu lalu, ketika ia membawa seorang wanita asing yang terluka ke rumah salah satu mantan abdi dalem nya ketika kecil.Apa kamu baik-baik saja disana? Semoga kamu sudah sehat seperti semula. Aku yakin Abah Arya dan Nyai Ratna pasti menerimamu dengan baik. Maafkan aku yang tak sengaja memanahmu, aku terlalu terkejut malam itu.
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: Part 7“Apa kau tidak papa?” Naima tidak bisa merespons ucapan seorang lelaki bersuara tegas yang kini berjongkok sambil menahan sebelah bahunya. Lidahnya kelu, dahinya berkeringat menahan rasa sakit dengan dada yang semakin sesak. Ia melihat samar-samar seorang lelaki berbaju bangsawan yang menatapnya dengan perasaan bersalah. Ia kembali merasakan goncangan pelan di tubuhnya sebelum kesadaran kembali merenggutnya.Pria berparas tampan dengan perawakan gagah itu mengusap wajahnya, ia merenungi apa yang harus dilakukan. Ia tak mungkin meninggalkan wanita yang tengah terluka itu sendirian. Karena bagaimanapun, wanita itu terluka akibat kecerobohannya. Dan jika ia membawa ke tempatnya, apa alasan yang harus diutarakan kepada kedua orang tuanya. Tidak mungkin mereka akan menerima wanita itu dengan begitu saja. Karena bagaimanapun, wanita itu tetaplah orang asing.Pria itu pun mendesah frustasi. Setelah yakin dengan keputusan yang diambil, dengan sekali entakkan ia mem
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: Part 6Naima terus berlari menghindari 4 preman yang terus mengejarnya. Perasaannya kalut setelah melihat Reza tergeletak bersimbah darah akibat di keroyok preman tak dikenal tersebut. Ia tak mungkin menyia-nyiakan pengorbanan Reza yang rela mempertaruhkan nyawa agar dirinya bisa selamat.Tanjakan-tanjakan terjal Naima lewati tanpa melihat kearah belakang. Nafasnya memburu dengan air mata yang bercucuran. Ia menghentikan pijakan kaki nya setelah sadar terlalu jauh berlari masuk ke dalam hutan. Pandangan nya langsung menyapu ke sekeliling, ke tempat asing yang baru pertama kali dipijaknya. Tangisnya semakin nyaring, dengan dada yang berdetak cepat. Alas kaki yang ia kenakan entah terlepas kemana, tapak kakinya kini bersemu merah bercampur darah, akibat tusukan ranting-ranting tajam di sepanjang perjalanan.“Ibu... Ayah ... Tolong Nana...” Rintihan pelan Naima seraya menyandarkan tubuhnya di bawah pohon yang berumur tua. Akarnya yang menjuntai besar menjadi pegangan agar dirinya tidak jatuh te
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Part 5Setelah kejadian itu, hubungan Pak Nurdin dan Naima semakin dekat. Mereka bagaikan Ayah dan anak. Nana sering berkunjung ke rumah Pak Nurdin untuk bermain atau hanya sekedar ingin memastikan bahwa ayah dari sahabatnya itu baik-baik saja. Dia ingin menjaga Pak Nurdin sesuai permintaan sahabat terbaiknya.Hubungan kedua keluarga itu kini semakin erat, tidak ada sekat penghalang menyatunya kedua keluarga tersebut, walaupun tanpa sebuah ikatan yang diharapkan.Kondisi ayah Naima sudah membaik, ia bahagia melihat kondisi putrinya kini sudah kembali ceria, tidak seperti minggu-minggu lalu. Beban dipikirannya pun berkurang, ternyata kejadian menolak lamaran itu tak sesuai dengan pikiran buruknya. Dan sekarang malah berbuah manis, hubungan ia dengan sahabatnya itu malah semakin erat.-“Hallo ... Assalamualaikum Pak,” ujar Naima menjawab panggilan telpon yang berasal dari Pak Nurdin.“Waalaikumsalam Nana. Gimana kabarmu Nak? Ayah Ibumu sehat?” Tanya Pak Nurdin di sebrang sana.“Alhamdulillah
Last Updated: 2025-01-22