Share

BAB 19 - Bandara

Pagi yang cerah dengan suasananya yang sangat sejuk. Ponsel Naira berbunyi di atas nakas berkali-kali sehingga aktivitas tidurnya terganggu. Naira langsung melirik ponselnya sekilas dan meraihnya dengan sesekali memejamkan matanya karena masih mengantuk. Kira-kira siapa seorang yang menelponnya di pagi buta seperti ini? Sangat menganggu acara tidurnya saja, pikir Naira.

“Aku pergi dulu ya, Nai? Kamu jangan nangis, nanti jelek tahu!”

Itulah isi pesan yang dikirim oleh Gibran Alandra pagi ini. Ya, yang diucapkan Gibran memang ada benarnya. Setelah pulang kemarin Naira menangis di dalam kamar hingga tertidur. Sekuat-kuatnya seseorang pasti akan menangis juga, bukan? Naira segera membelalakkan matanya setelah membaca pesan singkat itu.

“Siapa juga yang nangis, bego!” balas Naira dengan berbohong.

“Ih! Naira kasar banget sih sama pangeran kodok.” Naira langsung tersenyum geli setelah membaca pesannya, karen

SYLVIAAZ

Bersambung...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status