Share

60. Jogging

Author: IamBlueRed
last update Last Updated: 2025-09-17 14:53:11

Seperti rencana Damian sebelumnya, lelaki itu mengajak Lia jogging di taman kampus pada pagi harinya. Tepat pukul enam Damian sudah sampai di depan kontrakan. Satu hal yang membuat Lia terkejut adalah Damian membawa motor alih-alih mobil. Dua bulan bersama, baru kali ini ia melihat Damian mengendarai motor sport miliknya sendiri. Lelaki itu selalu membawa mobil ke mana-mana sebelumnya.

Langit tampak cerah dan bersih dari awan. Lia yang sudah siap dengan baju olahraga warna abu-abu dan sepatu running warna putih—siapa lagi jika bukan Damian yang membelikan—keluar dari rumah. Rambutnya ia kucir kuda agar tidak menganggu saat lari nantinya.

"Motor baru?" tanya Lia kemudian.

Damian menggeleng. "Kaga, udah lama."

"Tumben banget tiba-tiba pakai motor? Mobil lo ke mana?"

"Di basement. Gue sering pakai motor ini, cuma nggak sama lo aja."

"Terus sama siapa?" Lia tidak mengerti mengapa ia menanyakan hal itu.

Damian menyeringai. "Kenapa emang? Gue nggak ada cewe selain lo."

Lia memberi ekspresi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   60. Jogging

    Seperti rencana Damian sebelumnya, lelaki itu mengajak Lia jogging di taman kampus pada pagi harinya. Tepat pukul enam Damian sudah sampai di depan kontrakan. Satu hal yang membuat Lia terkejut adalah Damian membawa motor alih-alih mobil. Dua bulan bersama, baru kali ini ia melihat Damian mengendarai motor sport miliknya sendiri. Lelaki itu selalu membawa mobil ke mana-mana sebelumnya.Langit tampak cerah dan bersih dari awan. Lia yang sudah siap dengan baju olahraga warna abu-abu dan sepatu running warna putih—siapa lagi jika bukan Damian yang membelikan—keluar dari rumah. Rambutnya ia kucir kuda agar tidak menganggu saat lari nantinya."Motor baru?" tanya Lia kemudian. Damian menggeleng. "Kaga, udah lama.""Tumben banget tiba-tiba pakai motor? Mobil lo ke mana?""Di basement. Gue sering pakai motor ini, cuma nggak sama lo aja.""Terus sama siapa?" Lia tidak mengerti mengapa ia menanyakan hal itu.Damian menyeringai. "Kenapa emang? Gue nggak ada cewe selain lo."Lia memberi ekspresi

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   59. Rumah Haikal

    Setelah tadi pagi sampai di Jakarta, sore harinya Lia pergi ke rumah Haikal untuk mengantar oleh-oleh dari Jogja. Sudah lama Lia tidak main ke rumah sahabatnya. Sekalian saja suprise datang karena Lia belum kabar-kabar kalau ia sudah kembali ke Jakarta.Sampai rumah Haikal, Lia langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Seorang wanita dengan jilbab yang Lia kenal sebagai ibu sahabatnya itu keluar."Haikal-nya ada, Tante?" tanya Lia kemudian."Oh ternyata Lia yang dateng. Haikal-nya keluar sama Satria lima belas menit yang lalu. Sini masuk dulu. Lama banget kamu nggak ke rumah. Pas banget Tante lagi masak banyak makanan. Nanti malem abangnya Haikal mau dateng soalnya," kata Tante Lana.Ibu Haikal itu ramah dan baik sekali. Lia kadang suka berlama-lama bermain di rumahnya. Di sana pasti ia disuguhi banyak makanan.Haikal itu anak kedua dari lima bersaudara. Empat laki-laki dan satu perempuan. Hanya saja untuk kakak tertuanya berbeda ibu dengan Haikal. Haikal pernah bercerita jika ab

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   58. Kembali ke Jakarta

    Dua pekan melesat dengan cepat.Setelah hampir dua minggu berada di Jogja, Lia berniat menghabiskan sisa liburannya di Jakarta. Hari Minggu pagi Lia sudah berada di bandara untuk keberangkatan ke ibu kota. Biasanya ia naik bus yang memakan waktu sekitar 10 jam sendiri, tapi karena ada uang berlebih dari Damian, Lia pakai untuk kembali ke Jakarta menggunakan pesawat karena waktunya yang lebih cepat.Lia memeluk Aji dan Leo bergantian. Dua Sekawan itu mengantarnya sampai bandara."Rajin belajar kalian berdua. Besok udah UTS kan? Jangan banyak main game terus. Mulai mikir buat masa depan, mau ambil juruan apa, mau jadi apa," nasihat Lia pada kedua adiknya itu. "Tenang, Mba. Kita malah udah mikirin hal itu sejak SMP," ujar Leo. Lia seharusnya tahu, tanpa dibilang pun mereka berdua adalah anak-anak yang berorientasi pada masa depan. Mereka akan belajar tanpa disuruh belajar. "Sejak SD kali," timpal Aji."Oh, nggak. Aku sih dah mikir sejak masih zigot." Leo berkata tidak mau kalah.Lia ha

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   57. Dua Sekawan

    Lia menghampiri Aji yang sedang asyik bermain handphone di teras rumah. Adiknya itu sedang duduk-duduk di kursi rotan sembari memegang ponsel dan memakai earphone. Sepertinya bermain game. Sore-sore seperti ini asyiknya memang santai-santai di teras rumah. Apalagi jika di depan ada pisang goreng buatan Ibu. “Lagi ngapain?” tanya Lia kemudian. Aji menoleh ke arahnya sebentar, nyengir. Kemudian pemuda itu menunjukkan layar hapenya yang tentu saja berisi game. Aji lanjut fokus pada layar di depannya. Mana bisa diganggu jika sedang fokus. Lia akhirnya ikut duduk di samping Aji, mengecek ponselnya. Ia membuka I*******m, lalu melihat highlight dengan judul my boyfie di akunnya. Ada banyak story I*******m di sana. Dua puluh lebih. Isinya kegiatan Lia Bersama Damian selama dua bulan ini. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana isi akunnya setelah enam bulan ini. Pasti merepotkan sekali menghapus semua foto palsu itu jika kontrak mereka telah usai. “Mas Damian baik banget, ya, Mba?” tanya Aji

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   56. Nasihat Ibu

    Dikhawatirkan orang tua karena telat pulang adalah hal langka yang Lia rasakan.Pasalnya tidak ada yang mengkhawatirkan Lia saat berada di Jakarta sana. Mungkin hanya Haikal. Itu pun hanya beberapa kali dan lebih sering setelah ia berpacaran dengan Damian—Lia paham mengapa sahabatnya itu khawatir. Damian memang seperti lelaki berengsek terlepas benar atau tidaknya rumor yang ada."Mba Lia."“Mba?”Dehaman kencang terdengar. “Liliana?”Lia tersentak. Ia yang sedang menatap anak ayam berlarian di belakang rumah gelagapan mendengar panggilan Ibu. Ia bahkan tidak sadar Ibu ada di gawangan pintu kamarnya."Ada apa, Bu?" tanya Lia kemudian. Ia sedang gabut maksimal karena Aji dan Leo sekolah. Alhasil ia hanya duduk-duduk di kamar sembari melihat ayam milik Bapak mencari makan dari jendela."Kamu ngelamunin apa sih?"Lia nyengir lebar. "Lagi liat ayam terus keinget dulu pernah nginjek anak ayam sampai kepenyet.”Itu bukan jawaban yang sesuai, tetapi tidak juga salah. Lia tahu jawabannya rand

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   55. Pembuat Frustrasi

    Bukit, tebing, pohon dan sawah adalah pemandangan Lia saat pulang dari Gunung Kidul. Motor Leo sudah selesai diservis dan bisa dipakai seperti semula. Mereka pulang pukul delapan pagi setelah sarapan dan menikmati pemandangan pantai dari villa untuk terakhir kali. Damian menyetir seperti saat berangkat. Lia sudah menawari gantian, tetapi lelaki itu gengsi tingkat tinggi. Katanya aneh jika membiarkan pacar lebih-lebih perempuan yang menyetir. Padahal mereka juga hanya pacaran pura-pura. Selain itu, ia lebih tahu tahu jalan pulang dibanding lelaki di depannya sekarang. Alih-alih menikmati pemandangan sejuk itu, pikiran Lia tersita oleh percakapan dengan Damian tadi malam. "Temenin gue move on dari Arin.” Lia mendengus mengingat kalimat itu. Ia sudah susah payah meyakinkan Damian jika Arin bukan jodohnya hanya untuk mendengar kalimat tidak jelas itu. Lagi pula apa yang menyedihkan dari pacaran dua bulan? Belum tentu hal itu berarti gagal move on. Jika memang tidak cocok, apa salahny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status