Share

04. Kesan Pertama

Author: bunnylovely
last update Last Updated: 2021-08-18 14:53:21

Jenaro beserta sang ayah memasuki sebuah mansion mewah di kawasan Manhattan. Jenaro memasang wajah sinisnya, pantas saja sang ayah bersikeras untuk menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya itu. Ternyata keluarga mereka benar-benar kaya.

Jenaro tidak bisa mengelak jika keluarga Johnson adalah keluarga konglomerat yang hartanya tidak akan habis dengan 7 turunan sekalipun. Bahkan suami dari kekasihnya pun juga termasuk pria kaya yang hanya bekerja di Dubai setiap harinya dan hanya pulang selama sekali dalam 2 tahun. Dan itu sangat menguntungkan dirinya bukan?

Jenaro sangat mengagumi sosok dari wanitanya saat ini. Dirinya sudah memandang Alice sejak masa kuliah, di mana dirinya dipertemukan pertama kali saat berada di sebuah pesta keluarga.

Sejak saat itu Jenaro terpesona dengan sosok Alice yang menurutnya sangat hangat. Hingga sebuah perasaan terlarang membuncah dalam dirinya dan dengan berani dirinya mengajak wanita itu untuk makan malam bersama. Dan mulailah terjalin hubungan antara keduanya dalam waktu 3 tahun ini.

"Albert! lama tak jumpa denganmu sobat," ujar seorang pria paruh baya yang menyambut Jenaro dan juga ayahnya. Disebelah pria itu ada seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik. Ah, tapi tidak secantik Alice tentunya.

"Lama tak jumpa denganmu juga Chris," sahut Albert yang merupakan ayah Jenaro.

Christian Johnson adalah sahabat ayah Jenaro sekaligus ayah dari wanita yang akan dijodohkan dengannya.

"Apakah dia putramu? Wah sangat tampan sekali," ujar Tuan Chris sembari mengulurkan tangannya pada Jenaro.

Dengan tersenyum tipis Jenaro membalas uluran tangan pria paruh baya itu. "Senang bisa bertemu dengan anda paman. Saya Jenaro," ujarnya dan sontak membuat Tuan Chris tertawa.

"Jangan memanggilku paman Nak! Panggil saja dengan Papa. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga bukan?" ujar Tuan Chris dengan senyum lebarnya dan tentu saja hal itu dibalas senang oleh ayahnya.

"Tentu saja sobat! Kita akan menjadi keluarga," sahut ayah Jenaro dengan senyum lebar. Dalam hati Jenaro benar- benar mencibir tingkah laku ayahnya itu. Jika bukan karna Arosoft, Jenaro tidak akan sudi melakukan perjodohan konyol ini.

By the way, tentang masalah perjodohan sedari tadi Jenaro tidak melihat keberadaan wanita yang akan dijodohkan dengannya. Namun pemikiran itu tak berlangsung lama, Jenaro tak peduli. Tujuannya datang ke rumah ini hanyalah untuk menyenangkan hati sang ayah. Bukan merasa antusias dan terlihat penasaran dengan bagaimana sosok wanita yang dijodohkan dengannya itu.

Jenaro sesekali menanggapi pembicaraan para orang tua itu, yang tidaklah cukup menarik untuknya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar sejenak dari pembicaraan para orangtua yang berencana akan melangsungkan pernikahan entah di mana, dirinya terlalu malas untuk mendengarkan.

Jenaro berkeliling di area mansion mewah ini. Cukup membuatnya kagum dengan interior di rumah mewah ini. Saat dirinya ingin kembali dalam ruang tengah, langkah kakinya tiba- tiba berhenti saat kedua matanya mengangkap sebuah mobil berhenti tepat di belakang mobil miliknya. Jenaro justru bersembunyi dibalik tiang mansion yang cukup besar sembari memperhatikan apa yang orang- orang itu lakukan.

Ia melihat seorang pria bertubuh besar keluar dari dalam mobil dan membuka pintu belakang dan salah satu orang masuk kedalam rumah. Jenaro memperhatikan dengan seksama dan menebak- nebak apa yang terjadi.

Jenaro melihat istri dari Tuan Chris berjalan keluar dan entah berbicara pada siapa dengan seseorang di dalam audi mewah itu. Sesaat kemudian mata pria itu sedikit menyipit tajam ketika retina matanya menangkap seorang gadis muda keluar dari dalam mobil dengan raut wajah yang terlihat kesal.

Tanpa berpikir panjang, Jenaro dapat menebak jika gadis itulah yang akan dijodohkan dengannya.

'Apa? Jadi gadis seperti itukah yang akan dijodohkan dengannya?' Ujar pria itu dalam hati mencibir gadis yang baru saja masuk kedalam mansion mewah ini.

Jenaro menyunggingkan ujung bibirnya seolah-olah tak percaya dengan gadis yang akan dijodohkan dengannya itu. Gadis yang hanya memakai cardigan berwarna baby blue menutupi dress putih pendek selutut yang digunakannya. Bukan hanya itu, tapi rambut gadis itu yang dikepang dan justru menggunakan boot pendek berwarna coklat. Selera fashionnya sangat jauh berbeda dengan Alice yang menurutnya sangat anggun, dewasa dan cantik itu. Tidak seperti gadis yang baru saja dilihatnya, tampak kekanak-kanakan sekali.

~~~~~

Cherry mendengus kesal ketika wanita tua namun masih terlihat cantik di hadapannya ini memaksa dirinya untuk mengenakan sebuah mini dress warna putih cukup ketat dibagian bawah.

"Jangan menekuk wajahmu seperti itu Cherry Naomi!" Ujar Nyonya Grace yang merupakan ibu dari Cherry.

Cherry memutar bola matanya malas. Oh wanita tua ini sangatlah menyebalkan ujar Cherry dalam hatinya.

"Mama sangat bersemangat ya?" Ujar Cherry menyunggingkan senyum miringnya.

"Kenapa bukan mama saja yang menikah dengan putra keluarga Xiaver. Aku akan sangat senang jika memiliki dua orang Papa yang kaya raya," ujar Cherry dengan santai mengutarakan ide gilanya.

Nyonya Grace sontak melotot mendengar ucapan sang putri. Pantas saja suaminya selalu darah tinggi ketika menyangkut putri semata wayangnya ini.

"Itupun kalau kau sanggup memisahkanku dari Papamu. Dan satu lagi, jika kau menolak permintaan Papamu kali ini maka bersiap-siaplah kehilangan mobil sportmu yang ke sepuluh itu lalu hiduplah menjadi seorang gelandangan," ujar sang mama yang mampu membungkam Cherry seketika.

What the hell! Demi Dutchman yang berubah menjadi kapal pesiar. Sungguh Cherry tidak bisa hidup seperti itu. Memikirkan dirinya tidak bisa bersenang-senang di dalam club dan memacu mobil sportnya saja sudah nyaris kehilangan nafas. Bagaimana jika benar sang ayah mencabut semua fasilitasnya? Tidak! Hal itu tidak boleh terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   37. Unchanged [END]

    "Aku bisa memesan taksi online, ataupun meminta jemput pada supir. Kenapa kau harus repot–repot untuk mengantarku, Jey? Kau sudah sangat terlambat," ujar wanita manis itu sembari memasang sabuk pengamannya.Raut wajah Cherry justru terlihat lebih panik daripada Jenaro. Bahkan wanita itu langsung melompat turun dari pangkuan sang tunangan saat mendengar pekikan suara Jemian dari dalam ponsel Jenaro.Ia dapat mendengar jelas, karena memang Jemian memekik kencang sekali. Pria itu terdengar marah lantaran ada pertemuan pentin bernilai jutaan dollar yang harus Jenaro hadiri, namun pria itu justru belum sampai di kantornya.Cherry sudah menawarkan diri untuk tidak diantar pulang oleh Jenaro, karena jarak Arosoft dan rumahnya cukup memakan waktu sekitar 15 menit. Namun siapa sangka, jika pria ini dengan sangat keras kepala tetap ingin mengantarnya untuk pulang. "Kau ingin aku di cap sebagai tunangan yang jahat?" ujar Jenaro tanpa menatap ke arah Cherry. Matanya yang tajam dan rahangnya yang

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   36. JANGAN PROTES

    "Ganti bajumu," ujarnya pertama kali, yang bukannya segera mengiyakan ajakan Cherry karena mengejar waktu, namun pria tampan itu justru tampak tak suka dengan pilihan baju yang ia gunakan. "What? Memangnya ada apa dengan baju ini?" sahut wanita itu yang begitu terkejut. Rahang Jenaro tampak menggeras."Celanamu terlalu pendek, Cherry Naomi!" ujarnya dengan tajam, bahkan tatapan dinginnya begitu kentara. Mendesah kesal, lantas Cherry membalas, "Tapi kau bilang aku bebas memilih sesuai seleraku!" ujarnya tak mau kalah. Oh, ayolah! Pakaian casual dan nyaman seperti ini adalah seleranya. Bukan Jenaro Rafandra namanya jika ia mengalah begitu saja. "Cepat ganti atau aku akan menguncimu di sini?" balas pria itu dengan tegas, membuat wanita sukses merosotkan rahangnya. Tak ingin berdebat, mau tak mau ia menuruti apa yang pria itu katakan. Membalik tubuhnya dengan jengkel, dan kembali menuju walk in closet pria itu. Hampir empat puluh menit waktu berlalu, namun apa yang terjadi? Sama! Pr

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   35. Trippin' Over Butterflies

    "Apakah milik Tante Alice?" Saat ini degup jantung Cherry berdetak sangat cepat, ia berusaha mengendalikan dirinya apabila memang jawaban pria itu akan kembali melukai hatinya. Seharusnya ia tak perlu bertanya bukan? Karena jawaban pria itu sudah pasti, jika pakaian wanita yang ada di walk in closetnya adalah milik Tante Alice, kekasihnya. "Ia bahkan tidak tahu bahwa aku pemilik penthouse ini," ujar Jenaro tampak tenang saat mengatakannya. Berbeda dengan Cherry yang menatapnya seakan tak percaya. "Tidak mungkin!" Bantah wanita cantik itu dengan cepat. "M-Maksudku, kalian sudah berpacaran lama, tidak mungkin jika Tante Alice tak mengetahui tempat ini!""Kau wanita pertama yang ku ajak ke sini, Cherry Naomi." Balas Jenaro tampak datar dan tak merasa terganggu, jelas sekali jika pria ini memang tak berbohong sama sekali. "What?" Pungkas Cherry sembari merosotkan rahangnya. Di sela-sela rasa terkejutnya dalam hati wanita itu ia tersenyum lebar. Ada perasaan lega yang luar biasa saat m

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   34. Raspberry Pancake

    Sinar mentari yang cukup terang membuat seseorang terbangun mengerjap dari tidur nyenyaknya. Jenaro Rafandra, pria itu tampak terbangun lebih dulu. Mengerjapkan matanya perlahan hingga menemukan seorang wanita yang masih tampak lelap menyelami mimpinya.Seulas senyum tak dapat ia tahan manakala melihat wajah cantik itu meskipun dalam keadaan memejamkan mata dan wajah dengan sia-sia riasannya. Benar, mana mungkin Cherry Naomi sempat membersihkan riasannya karena semalam wanita itu langsung terlelap setelah dua ronde percintaan mereka. Tangan Jenaro terulur, menyelipkan anak-anak rambut yang sedikit menutupi paras ayu itu. Senyumnya tak bisa pudar manakala mengingat bahwa ia adalah pria yang pertama untuk wanita ini, entah mengapa rasanya sangat bahagia sekali.Ada rasa bangga dalam diri Jenaro karena berhasil menjadi yang pertama untuk Cherry Naomi. "Kau berhasil menghancurkan pertahananku, sweetie." Bisiknya lembut sembari menatap wanitanya. Pria itu tampak tersenyum masam, ingatan

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   33. Don't Stop

    Attention — [cw // mature content, harsh word, dirty talks, kissing, and more. Minor atau yang tidak suka bacaan vulgar, mohon di skip]——— happy reading. "Bukankah kau merasa risih jika aku terlalu sering menempel denganmu?" Pungkas wanita cantik itu, dan sukses membuat Jenaro mendengus tak suka. Wanita ini selalu saja membalikkan keadaan dengan membandingkan pada dirinya. Perlakuannya pada wanita itu. "Meskipun begitu bukan berarti kau bisa mengabaikanku seenaknya, Cherry Naomi!" Balas pria itu kembali tak suka jika wanita ini mengabaikannya. Banyak wanita yang mengagumi bahkan memuja sosok Jenaro Rafandra. Wanita-wanita itu selalu saja berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya. Bahkan di pesta kali ini, tak sedikit wanita dengan tingkah jalangnya terang-terangan menggoda dirinya.Termasuk kebiasaan Cherry Naomi sebelumnya, wanita itu selalu mengusiknya. Dan kini, Jenaro merasa marah saat wanita itu tak lagi mengusiknya, bahkan mengabaikannya seperti ia sama sekali tak nampak

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   32. Seperti Wanita Miskin

    "Aku mengajak kau kemari bukan untuk membuatmu mengagumi setiap sudut isi rumahku, Cherry Naomi." Terdengar suara berat dan setengah menggeram itu dibalik punggung wanita cantik yang sedari tadi tampak sibuk mengabadikan setiap inci penthouse mewah ini. Cherry yang sibuk dengan ponselnya pun tampak acuh dengan ucapan pria itu yang tak lain adalah Jenaro Rafandra, si tuan rumah. Wanita manis itu tampak sibuk dengan ponselnya, mengambil gambar di beberapa sudut rumah pria itu lalu ingin memamerkannya pada sahabat-sahabatnya, terlebih Valerie. Gadis itu pasti akan merasa iri padanya karena bisa masuk ke dalam penthouse 'The Castle'. "Jey, sebentar! Aku harus merekam ini, lalu mengirimkan pada Valerie agar wanita itu semakin menangis melihat benda-benda canggih ini. Lalu aku juga akan mengirimkannya pada Felix dan juga Jack, mereka pasti–," ucapan wanita itu terpotong, manakala ponsel pintarnya direbut dengan paksa oleh seseorang yang tiba-tiba mendekat pada dirinya. "Jey! What are y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status