Share

Bab 214

Penulis: Rexa Pariaman
Ewan berdiri di depan sebuah rumah warga, tubuhnya langsung diselimuti rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Bulu kuduknya berdiri dan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh.

"Waktu ke sini sebelumnya, kalian juga merasa tempat ini sedingin ini?" tanya Ewan.

"Ya, sebelumnya juga begitu," jawab Jessie. "Tempat ini memang lebih dingin dibanding area lainnya."

"Lebih dingin sedikit? Ini jelas seperti lemari es. Ewan, kamu belum tahu ... bagian dalam rumah malah jauh lebih dingin," sahut Ammar.

"Oh, ya?"

Ewan melangkah masuk ke dalam rumah.

Begitu masuk, hawa dingin langsung menyerangnya. Rasanya benar-benar seperti berada di dalam ruang pembeku.

Padahal, Papandaya adalah kota panas dan sekarang sedang musim panas dengan suhu mendekati 40 derajat. Namun, suhu di dalam rumah ini malah sekitar minus lima derajat.

Sangat tidak normal.

Diam-diam, Ewan mengerahkan tenaga dalam untuk melawan dingin. Sementara itu, Ammar dan Jessie sudah menggigil kedinginan.

"Entah kenapa tempat sialan ini b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 218

    Ewan terkejut dan langsung mundur tiga meter ke belakang. Dia menyorotkan senter ke arah yang tadi mengejutkannya. Butuh waktu beberapa saat sebelum dia bisa melihat dengan jelas ... ternyata itu bukan wajah hantu, melainkan wajah manusia.Namun, wajah itu memang tampak menyeramkan.Kulit wajahnya kering keriput, penuh lipatan, dan kedua bola matanya menonjol keluar serta berwarna keputihan, mirip dengan mata ikan mati. Sepasang mata itu menatap Ewan tanpa berkedip, membuat bulu kuduknya berdiri.Ewan lalu menyinari bagian tubuh lainnya. Orang itu duduk di lantai, dengan rambut panjang tak terurus dan mengenakan pakaian yang compang-camping. Dari tubuhnya tercium bau busuk menyengat.Bau itu ... sama persis dengan bau yang berasal dari para korban racun kecubung. Artinya, orang ini juga telah terkena racun kecubung.Di benak Ewan, muncul berbagai pertanyaan.Siapa sebenarnya orang ini? Kenapa dia bisa berada di dalam kepala dewa? Bagaimana dia bisa keracunan kecubung?Ewan melangkah se

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 217

    "Kalian tetap di sini. Lubang itu dipenuhi energi negatif yang sangat pekat. Begitu terkena, akan sangat merepotkan," kata Ewan."Tapi kalau kamu masuk sendirian ....""Tenang saja, aku akan hati-hati."Begitu selesai bicara, Ewan melompat dengan ringan. Dalam sekejap, dia sudah berada di atas kepala dewa, tepat di bagian belakang tengkoraknya yang tingginya lebih dari 10 meter.Jessie melongo takjub. Dia berbisik, "Kapten, kemampuan fisik Pak Ewan hebat sekali, ya?"Ammar juga tampak kaget. Wajahnya penuh keterkejutan saat berkata, "Memang hebat. Kemampuan Ewan rasanya nggak kalah dari para petarung top di Daftar Harimau. Nggak heran kalau Raja Naga merekomendasikan dia kepada kita."Mata Jessie berkilat, lalu dia berkata, "Kapten, aku kepikiran satu hal ... tapi nggak tahu sebaiknya dikatakan atau nggak."Ammar langsung paham maksud Jessie dan menjawab, "Kamu ingin bilang ... merekrut Ewan ke dalam Aula Raja Maut?""Tepat sekali," ucap Jessie. "Pak Ewan bukan hanya jago bela diri, ta

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 216

    Ammar benar-benar terpaku. Tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa di bawah bangunan tempat tinggal ini, akan tergali sebuah patung kepala dewa sebesar ini.Patung kepala dewa itu tingginya lebih dari 10 meter, jauh berbeda dengan patung-patung dewa yang biasa terlihat di vihara. Biasanya, patung dewa tampak teduh dan penuh welas asih. Namun, patung kepala dewa yang satu ini justru memiliki ekspresi yang sangat mengerikan.Terutama bagian matanya yang hitam legam dan hanya dengan satu tatapan saja, sudah bisa membuat seluruh tubuh merinding ketakutan."Astaga ... kenapa bisa ada patung kepala dewa di sini?" tanya Jessie tak percaya.Namun, Ewan sama sekali tidak menggubrisnya. Dia menatap patung kepala dewa itu lekat-lekat, lalu diam-diam membuka mata batinnya. Saat pandangan Ewan berubah, dia melihat bahwa bagian mata patung dewa itu diselimuti kabut hitam.Kabut itu sangat pekat, seakan-akan nyaris membentuk wujud padat dan terus melingkupi mata patung kepala dewa yang tak kunjung

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 215

    "Tadi aku juga memeriksa tanah di bawah tanaman anggur, warnanya hitam pekat," kata Ewan."Jadi, bisa dipastikan seratus persen tempat ini adalah wilayah aura negatif ekstrem yang sangat langka.""Karena tempat ini merupakan wilayah negatif ekstrem, suhu di sini sangat rendah, seperti lemari pendingin alami. Itulah sebabnya, setelah orang-orang itu meninggal, tubuh mereka tidak menunjukkan adanya livor mortis."Ewan menatap Ammar dan Jessie, lalu bertanya, "Setelah kalian pertama kali kembali dari tempat ini, apa kalian mengalami hal-hal aneh? Atau mungkin ada gejala yang dirasakan tubuh kalian?""Ada," jawab Ammar. "Hari itu setelah pulang dari sini, aku diare terus-menerus. Baru kemarin agak membaik."Jessie berkata, "Malam itu aku mimpi buruk semalaman. Rasanya benar-benar menakutkan.""Begitulah. Kalian terkena paparan energi negatif dari tempat ini, jadi wajar kalau tubuh kalian menunjukkan gejala yang tidak nyaman. Tapi untungnya, kalian nggak terlalu lama berada di sini, jadi pa

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 214

    Ewan berdiri di depan sebuah rumah warga, tubuhnya langsung diselimuti rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Bulu kuduknya berdiri dan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh."Waktu ke sini sebelumnya, kalian juga merasa tempat ini sedingin ini?" tanya Ewan."Ya, sebelumnya juga begitu," jawab Jessie. "Tempat ini memang lebih dingin dibanding area lainnya.""Lebih dingin sedikit? Ini jelas seperti lemari es. Ewan, kamu belum tahu ... bagian dalam rumah malah jauh lebih dingin," sahut Ammar."Oh, ya?"Ewan melangkah masuk ke dalam rumah.Begitu masuk, hawa dingin langsung menyerangnya. Rasanya benar-benar seperti berada di dalam ruang pembeku.Padahal, Papandaya adalah kota panas dan sekarang sedang musim panas dengan suhu mendekati 40 derajat. Namun, suhu di dalam rumah ini malah sekitar minus lima derajat.Sangat tidak normal.Diam-diam, Ewan mengerahkan tenaga dalam untuk melawan dingin. Sementara itu, Ammar dan Jessie sudah menggigil kedinginan."Entah kenapa tempat sialan ini b

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 213

    Ewan menunjuk ke arah jenazah-jenazah di tanah dan melanjutkan, "Selain itu, siapa pun yang terkena racun kecubung, menjelang ajalnya akan mengalami halusinasi hebat seakan melihat hal paling mengerikan yang pernah mereka hadapi dalam hidup.""Itulah sebabnya semua jenazah ini meninggal dalam keadaan mata membelalak dan wajah penuh ketakutan.""Aku pernah dengar, bunga kecubung sudah punah total sejak ratusan tahun yang lalu," lanjutnya. "Lalu bagaimana mungkin orang-orang ini bisa terpapar racunnya?"Ewan menambahkan, "Sejauh yang aku tahu ... sampai saat ini, racun kecubung belum ada penawarnya.""Apa?!" Ammar dan Jessie langsung menunjukkan ekspresi ngeri di wajah mereka."Awalnya, mayat-mayat ini disimpan di ruang pendingin dengan suhu yang sangat rendah, jadi racunnya tidak menyebar keluar. Tapi setelah dijemur di bawah sinar matahari, racun itu akhirnya aktif sepenuhnya. Itulah sebabnya tubuh mereka berubah menjadi hitam."Ewan berkata lagi, "Sekarang, setiap inci kulit dan pori-

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status