LOGINDarah Dingin mundur dengan cepat, mengangkat pedang panjangnya untuk menutup tubuhnya.Klang! Tinju Ewan menghantam Pedang Bengis.Seketika, Pedang Bengis melengkung seperti sebuah busur dan menahan tenaga pada tinju Ewan. Setelah Ewan menarik tangannya, bilah itu kembali memantul ke bentuk semula."Pedang yang hebat!" Ewan tak kuasa memuji.Perlu diketahui, tenaga tinjunya barusan sungguh besar, sepenuhnya mampu menghancurkan tubuh seseorang. Namun, Pedang Bengis hanya melengkung sebentar dan segera pulih tanpa ada sedikit pun kerusakan."Pedang Bengis dibuat dari besi legam. Ini bukan sesuatu yang bisa kamu rusaki dengan tinjumu," ejek Darah Dingin.Besi legam? Ewan terkejut. Jenis besi ini sangat langka. Setelah ditempa, pedang bisa memotong besi seperti memotong tanah liat.Maestro novel pernah tiga kali menyebut besi legam dalam karyanya.Pertama, dalam Legenda Pendekar Rajawali disebutkan bahwa besi legam adalah harta terlangka di dunia. Bahkan untuk mendapatkan 0,5 kilogram pun
"Itu nggak penting." Ewan tersenyum dingin sambil berkata, "Yang penting, hari ini kamu akan mati di bawah pedangku."Darah Dingin tak sependapat. "Kamu terlalu membanggakan diri. Sejak aku mulai berkarier bertahun-tahun lalu, aku belum pernah gagal.""Dulu nggak pernah gagal, bukan berarti hari ini nggak bisa gagal." Ewan berkata, "Lagi pula, Pedang Cahaya Senja adalah pedang para kaisar, dikhususkan untuk menebas orang-orang yang nggak setia dan durhaka."Seketika, Darah Dingin merasakan hawa membunuh yang pekat. Dia mendengar sindiran Ewan. Ewan sedang mengejeknya membunuh guru dan ayahnya.Ewan melanjutkan, "Aku penasaran, demi menjadi pembunuh nomor satu di dunia, kamu sampai membunuh ayahmu. Apa di hatimu ada rasa bersalah?"Darah Dingin menatap Ewan dengan tajam. Setelah beberapa saat, dia baru berkata, "Kamu ingin memancing amarahku untuk mencari celah? Nggak berguna!""Trik-trikmu itu di mataku masih kekanak-kanakan. Bahkan dengan bala bantuan, hari ini jalanmu tetap buntu."E
Bum! Tubuh Ewan terpental sejauh belasan meter. Punggungnya menghantam tanah dan terseret, meninggalkan luka memar besar di belakangnya.Di sisi lain, Hantu Lapar menopang tubuh Hantu Gantung dan bertanya, "Kak, kamu nggak apa-apa?"Wajah Hantu Gantung pucat pasi. Dia segera menekan beberapa titik di luka di bahu kirinya."Kak, kamu kenapa sebenarnya?" tanya Hantu Lapar lagi."Matamu buta ya? Nggak lihat aku terluka?" bentak Hantu Gantung dengan kesal.Dimarahi seperti itu, Hantu Lapar merasa kesal. Dia pun melampiaskan amarahnya kepada Ewan, "Bangsat! Berani-beraninya kamu melukai kakakku! Aku bunuh kamu sekarang juga!"Hantu Lapar menggenggam dua bilah Pisau Pemotong Tulang, lalu berjalan ke arah Ewan dengan wajah ganas.Ewan menggenggam Pedang Cahaya Senja erat-erat, bersiap menunggu Hantu Lapar mendekat agar bisa langsung menggunakan Jurus Pedang Rumput untuk membunuhnya.Untuk berjaga-jaga kalau ada yang tak terduga, di telapak tangan kirinya sudah menahan sebatang jarum emas.Nam
"Jangan asal ngomong. Bukan karena senjataku yang jelek, tapi karena musuhnya terlalu kuat.""Sekarang gimana?" tanya Logan."Kita cuma bisa cari kesempatan lagi buat nembak," jawab Tandi.Setelah Hantu Lapar bangkit dari tanah, matanya menatap ke arah mobil jip. Dia berkata kepada Hantu Gantung, "Kak, dua bocah itu cuma ganggu. Aku rasa kita harus bunuh mereka dulu, biar nggak diserang diam-diam dari belakang.""Aku setuju." Hantu Gantung lantas menoleh pada Darah Dingin dan bertanya, "Menurutmu gimana?"Darah Dingin menyahut, "Aku juga setuju.""Bagus." Hantu Gantung berkata kepada Darah Dingin, "Aku dan adikku akan bunuh dua orang itu, kamu pergi bunuh Ewan."Darah Dingin berkata, "Kita bertiga nggak bisa bertindak secara terpisah. Kita harus menyerang bersama supaya bisa menjamin diri sendiri aman.""Kenapa kita harus ikut omonganmu sih?" Hantu Lapar mulai kesal.Tatapan sinis Darah Dingin segera menatap tajam ke arahnya, membuat Hantu Lapar refleks menunduk ketakutan."Ikuti instr
Dor! Peluru itu melesat ke arah Hantu Gantung.Saat itu, tubuh Hantu Gantung sedang berada di udara dan hendak menyerang Ewan. Begitu suara peluru yang menembus udara terdengar di telinganya, dia langsung menghentikan serangannya terhadap Ewan. Tubuhnya mundur dan mendarat di tanah."Hati-hati, Kak!" Suara Hantu Lapar terdengar di sampingnya.Hantu Gantung menoleh dan melihat peluru itu melengkung di udara, mengikuti jalur mundurnya tadi. Jaraknya hanya setengah meter darinya.Sial! Wajah Hantu Gantung berubah drastis. Langkahnya bergeser dengan cepat, lalu tubuhnya melompat ke samping.Namun, pemandangan aneh kembali muncul. Peluru itu terus mengejarnya, bahkan kecepatannya meningkat, seolah-olah tidak akan berhenti sebelum mengenai targetnya."Sialan! Ini peluru macam apa sih?" Hantu Gantung ketakutan sampai seluruh tubuhnya berkeringat dingin."Kak, minggir! Biar aku bantu!" Hantu Lapar berteriak lantang, lalu berlari dan menghantam peluru itu dengan tulangnya.Duar! Peluru itu tiba
Saat kedua hantu menyerang, Darah Dingin menunggu celah lalu mengayunkan pedang untuk menyerang Ewan. Keempatnya terlibat baku hantam.Tiga menit kemudian, mereka berpisah.Dada, punggung, dan lengan Ewan muncul lima atau enam bekas tusukan pedang dan setiap luka mengeluarkan darah. Sementara itu, Darah Dingin dan kedua hantu tampak tidak terluka.Artinya, dalam duel tadi Ewan benar-benar sedang dalam posisi tertekan. Kalau pertarungan berlanjut, nasibnya akan buruk."Tandi, gimana ini? Ewan bukan tandingan mereka." Di dalam mobil, Logan tampak panik."Kita harus bantu Ewan, kalau nggak kita bertiga bakal mati di sini," jawab Tandi dengan wajah serius."Aku juga mau bantu, tapi gimana caranya?" kata Logan. "Dengan kemampuan begini, kita cuma akan mati kalau maju.""Kalau soal jurus kita memang kalah, tapi kita bisa pakai cara lain."Tandi membuka jok dengan cepat, lalu mengeluarkan sebuah kotak berangka dari bawah kursi."Apa itu?" tanya Logan."Senjata rahasia penelitian terbaru Aula







