Beranda / Romansa / 504 Not Found / 7. Pesta Kemenangan

Share

7. Pesta Kemenangan

Penulis: Ei Rin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 18:50:44

Pagi ini Billy sudah bersiap untuk menanda tangani kontrak kerjasama proyek pembangunan Rumah Sakit. 

"Jadi hari ini tanda tangan kontrak Pa?"

"Iya jadi dong, kalian siap-siap saja buat nanti malam kita pesta,"

"Ya semua kan sudah diatur sama pegawai kita, aku mau nyari pakaian dulu buat nanti malam,"

Wajahnya terlihat berseri, langkahnya sangat gagah bak pahlawan yang baru pulang dari medan perang membawa kemenangan. Billy masuk kedalam ruangan yang telah disediakan didampingi Rama.

" Terimakasih semua atas kerjasamanya," ucap Billy. 

"Sama-sama Pak Billy, semoga kerjasama kita akan terus berlanjut,"

"Nanti malam jangan lupa untuk hadir ditempat saya, saya mengadakan acara kecil-kecilan, sebagai ajang untuk kita kumpul saja," ucapnya dengan gaya sedikit sombong.

"Terima kasih undangannya Pak Billy, kami pasti usahakan hadir,"

"Kalau begitu, saya pamit dulu karena masih ada yang harus saya kerjakan,"

Setelah berpamitan, Billy langsung ke mobil, kemudian mobil itu melaju menuju arah kantornya. 

Sampai di dalam ruangan, Billy sibuk dengan ponselnya, dia menelpon beberapa rekan bisnis terdekatnya untuk hadir di acara pesta nanti malam, sementara rekan bisnis yang lain dia serahkan ke Rama yang menghubungi. 

Pukul delapan malam, acara pesta yang digelar oleh keluarga Billy akan dimulai , para tamu undangan sudah mulai hadir. Para prianya memakai stelan jas warna hitam, sementara wanita memakai gaun berwarna merah. Billy dan Elvina telah bersiap masuk ruangan, Elvina menggandeng tangan Billy terlihat seperti pasangan yang sangat romantis. Ketika Billy sampai didepan pintu gerbang, penjaga membukanya. 

Amazing! Malam ini ruangan lantai tiga kediaman keluarga Cashel telah didekorasi sedemikian rupa dan sangat mewah, ruangan ini memang khusus digunakan untuk mengadakan acara pesta-pesta keluarga dengan kapasitas sekitar dua ratus orang. Sebuah lampu task raksasa menggantung ditengah langit-langit ruang, meja untuk para tamu VIP sudah berderet rapi. Billy dan Elvina masuk ke ruangan disambut alunan musik, disusul oleh beberapa tamu undangan dibelakangnya. Billy dan Elvina menempati meja paling depan. Seorang pelayan menghampirinya nya dan menyiapkan gelas wine. 

"Selamat Pak Billy," 

Salah satu tamu undangan memberi selamat kepada Billy, dia adalah Alex. Alex merupakan partner Billy selama ini, perusahaannya tidak begitu besar dan bukanlah saingan Billy. Alex sudah beberapa kali bekerja sama dengan Billy untuk pengadaan barang bagi kebutuhan proyek Billy. 

"Hai Pak Alex, senang kita bisa bertemu kembali,"

"Iya Pak, saya berharap kita bisa bekerja sama lagi,"

"Oh tentu Pak Alex, saya pasti menghubungi Anda,"

"Terima kasih Pak Billy, kalau begitu saya kembali ke meja,"

Beberapa menit kemudian, Rama menghampiri meja Billy, dan membisikan sesuatu, suara musik disana sangat keras sehingga Rama harus lebih dekat ketika bicara.

"Bos, Pimpinan dari Golden hadir saat ini, beliau sudah ada dibawah,"

"Wah bagus kalau begitu, sambut dia dan langsung bawa kesini,"

"Baik Bos,"

Rama langsung pergi melaksakan perintah Billy, Billy kemudian tersenyum, dia senang jika Pihak Golden Grup datang, karena ingin menunjukan kalau dia lebih hebat. 

"Kenapa Pa," tanya Elvana.

"Golden grup datang,"

"Bagus dong Pa,"

"Iya, kita akan tunjukan jika kita bisa lebih hebat,"

Beberapa menit kemudian,Rama datang bersama pemilik Golden yang sangat terkenal itu.

"Halo Pak Arman," sapa Billy

"Halo juga Pak Billy, kenalkan ini anak saya,"

"Halo Om, saya Brian,"

"Mari silakan duduk," 

Billy dan Elvina menyalami Arman dan Brian, kemudian mereka duduk satu meja. Meskipun terlihat akrab tetapi pada dasarnya mereka perang dingin, karena persaingan bisnis. Mereka sama-sama ingin menjadi yang terbaik, yang mereka pikirkan hanya uang, uang dan uang, karena prinsip mereka sama, dengan uang bisa mendapatkan segalanya.

"Oh.. jadi Brian kuliah di kampus Harapan juga?" Tanya Elvina.

"Iya Tante," jawab Brian.

"Anak Tante juga kuliah disana,"

"Oh ya, sekarang dia dimana?"

"Dia masih dibawah, sebentar lagi juga kesini,"

Lalu Elvina menyuruh Rama untuk mencari Sherli yang dari tadi tidak kelihatan. Sherli datang dengan memakai gaun merah, langsung menyalami tamu orang tuanya. 

"Loh, kamu Brian kan?" Tanya Sherli ketika melihat ke arah Brian.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Elvina.

"Dia ini terkenal dikampus Ma,"

"Wah hebat kamu," puji Elvina.

"Kadang cewek dikampus pada heboh kalau ketemu dia," lanjut Sherli. 

"Berarti kamu idola kampus ya?"

"Tidak Tante, Sherli berlebihan,"

"Tidak apa-apa, namanya juga anak muda,"

Mereka kemudian tertawa dan saling ngobrol basa basi segala dibahas.

Acarapun dimulai, beberapa susunan telah dilewati, kini saatnya sambutan dari Billy. Billy kemudian maju ke atas podium, menyambut dan berterima kasih kepada para tamu undangan. 

Semangat Billy seolah menggebu-gebu, karena dia merasa bangga bisa berbicara dihadapan semua para tamu istimewa. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • 504 Not Found   72. Danish Mallory

    Keysa sedikit gemetar ketika dia melihat pria tampan di depannya, dengan pikiran yang terus berkecamuk. "Yakin kamu tidak mengenaliku?" Tanya Pria itu. Keysa hanya menggelengkan kepala. Keysa melihat ke sekeliling ruangan memperhatikan satu per satu orang yang dan di sana, tetapi semuanya bergeming. Mungkin semua orang yang ada disini berada dalam perintah lelaki yang kini dihadapannya. Lelaki itu kemudian mengeluarkan sebuah benda dari dalam pakaiannya, sebuah kalung. Kerja mengamati kalung itu, persis dengan yang dipakainya. Lalu Keysa pun mengeluarkan kalung itu dari balik pakaiannya. "Kau?" Keysa berusaha mengucapkan sebuah nama, tetapi dia takut jika orang yang dihadapannya bukanlah orang yang dimaksud. "Sudah ingat sekarang?" Tanya lelaki itu. "Aku tidak yakin," "Siapa yang kau pikirkan? Katakan," tanya lelaki itu penasaran. "Percuma juga disebutkan, kamu mungkin tidak mengenalnya," "Coba saja," "Danish," Keysa terdiam sejenak, lidahnya terasa menyebutkan nama itu. "D

  • 504 Not Found   71. Pertemuan Rahasia

    Keesokan harinya.Keysa akhirnya luluh, dia mengikuti apa yang diminta oleh Nathan. Dia menunggu apapun yang akan terjadi kedepannya. Namun Keysa yakin ada sesuatu dibalik semua ini, tapi apa? "Kenapa misteri ini begitu panjang sehingga aku sulit menemukan jawabannya?" Keysa mengeluh, sambil duduk termenung sendiri di dalam kamar.Menjelang malam, beberapa kendaraan berdatangan, Keysa mengintip dari balik tirai, tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang-orang yang baru saja datang di rumah itu, karena suasana diluar begitu gelap."Siapa mereka, dan ada urusan mereka datang kesini," Keysa hendak keluar dari kamar, namun ternyata pintunya dikunci dari luar. "Sial, aku terkurung disini," ucapnya, tubuh Keysa terkulai kemudian terduduk dengan menyandarkan tubuhnya ke pintu.

  • 504 Not Found   70. Menyingkap Tabir

    Pagi hari, suara kicauan burung terdengar dari celah kamar. Keysa menggeliat seiring dengan geliat mentari pagi yang berusaha masuk ke dalam kamar. Keysa menatap langit langitnya, dia baru ingat jika semalam bersama Nathan. Dengan cepat dia beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar."Oh rupanya aku di rumah ini," Keysa masih ingat suasana rumah yang pernah dia datangi dulu.Kemudian dia perlahan mencari sosok Nathan ke arah ruang tengah, namun Nathan tidak ditemukan. Keysa kembali berjalan menuju pantry, tak kunjung menemukannya juga. Keysa kemudian duduk di sofa ruang tengah, memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang.Suara pintu rumah terdengar ada yang membuka, Keysa menoleh ke arah pintu dan muncul Nathan dengan membawa beberapa kantong sayuran dan segala kebutuhannya.

  • 504 Not Found   69. Rindu Yang Terobati

    Setelah beberapa bulan magang di kantor Keenan, kini Kesya telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, begitu juga dengan Rere. Mereka sama-sama mendapat nilai yang sangat memuaskan."Selamat ya Key," ucap Rere ketika mereka berada di kampus, mengambil surat kelulusan."Kamu juga Re," balas Keysa, kemudian mereka saling berpelukan erat. "Mulai detik ini pertarungan kita dimulai, masa depan kita ada didepan, kita harus berjuang Re," lanjut Keysa."Apa yang akan kamu lakukan sekarang Key," tanya Rere.Keysa melepaskan pelukannya, kemudian dia menyandarkan tubuhnya ke dinding di depan ruangan Dosen. "Entahlah Re, aku ikuti arus saja," Keysa menghela nafas."Gimana kalau kita liburan?"

  • 504 Not Found   68. Ketahuan

    Siapa Sarah?" Ekspresi wajah Elvina berubah, yang awalnya terlihat bergairah, kini mengernyitkan dahi. Pernyataan Elvina sontak membuat Billy diam sejenak. Kemudian dia mengangkat tubuhnya dan berbaring disamping Elvina yang memandangnya aneh sambil menunggu jawaban.Billy yang awalnya begitu bersemangat, tiba-tiba kehilangan gairahnya, meskipun yang dipikirkan saat itu dia bersama Sarah.Sudah sejak lama dia tidak memiliki hasrat untuk bercumbu dengan Elvina, karena memang dia tidak begitu mencintai Elvina sejak awal menikah, ditambah lagi karena Elvina yang tidak begitu memperhatikannya, yang ada dipikiran Elvina uang dan bersenang-senang diluar."Kamu salah dengar," Billy akhirnya membuka suara. Dia mengutuk dirinya kenapa sampai menyebutkan nama itu.

  • 504 Not Found   67. Rugi Besar

    Kabar mengenai musibah kebakaran itu menyebar ke semua rekan pengusaha, hingga beritanya muncul di media sosial. Billy maupun Elvina sangat terpukul dengan kejadian itu, apalagi ketika mereka mendapat kabar jika pihak asuransi tidak bersedia untuk mengeluarkan sedikitpun dana untuk mengganti kerugian perusahaannya."Sial!" Teriak Billy sambil membanting sesuatu yang ada didekatnya. "Bagaimana pihak asuransi tidak mau menanggung semua ini, sudah jelas ini semua murni, tanpa sengaja kebakaran, kamu pikir siapa yang sengaja membakar semua ini?" Billy memandang tajam ke arah Rama yang baru saja melaporkan terkait informasi dari pihak asuransi."Maaf Bos, informasinya mereka ada bukti bahwa itu bukan murni kebakaran," ucap Rama dengan kepala tertunduk."Bukti apa yang mereka temukan di lokasi?"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status