Share

7. Pesta Kemenangan

Pagi ini Billy sudah bersiap untuk menanda tangani kontrak kerjasama proyek pembangunan Rumah Sakit. 

"Jadi hari ini tanda tangan kontrak Pa?"

"Iya jadi dong, kalian siap-siap saja buat nanti malam kita pesta,"

"Ya semua kan sudah diatur sama pegawai kita, aku mau nyari pakaian dulu buat nanti malam,"

Wajahnya terlihat berseri, langkahnya sangat gagah bak pahlawan yang baru pulang dari medan perang membawa kemenangan. Billy masuk kedalam ruangan yang telah disediakan didampingi Rama.

" Terimakasih semua atas kerjasamanya," ucap Billy. 

"Sama-sama Pak Billy, semoga kerjasama kita akan terus berlanjut,"

"Nanti malam jangan lupa untuk hadir ditempat saya, saya mengadakan acara kecil-kecilan, sebagai ajang untuk kita kumpul saja," ucapnya dengan gaya sedikit sombong.

"Terima kasih undangannya Pak Billy, kami pasti usahakan hadir,"

"Kalau begitu, saya pamit dulu karena masih ada yang harus saya kerjakan,"

Setelah berpamitan, Billy langsung ke mobil, kemudian mobil itu melaju menuju arah kantornya. 

Sampai di dalam ruangan, Billy sibuk dengan ponselnya, dia menelpon beberapa rekan bisnis terdekatnya untuk hadir di acara pesta nanti malam, sementara rekan bisnis yang lain dia serahkan ke Rama yang menghubungi. 

Pukul delapan malam, acara pesta yang digelar oleh keluarga Billy akan dimulai , para tamu undangan sudah mulai hadir. Para prianya memakai stelan jas warna hitam, sementara wanita memakai gaun berwarna merah. Billy dan Elvina telah bersiap masuk ruangan, Elvina menggandeng tangan Billy terlihat seperti pasangan yang sangat romantis. Ketika Billy sampai didepan pintu gerbang, penjaga membukanya. 

Amazing! Malam ini ruangan lantai tiga kediaman keluarga Cashel telah didekorasi sedemikian rupa dan sangat mewah, ruangan ini memang khusus digunakan untuk mengadakan acara pesta-pesta keluarga dengan kapasitas sekitar dua ratus orang. Sebuah lampu task raksasa menggantung ditengah langit-langit ruang, meja untuk para tamu VIP sudah berderet rapi. Billy dan Elvina masuk ke ruangan disambut alunan musik, disusul oleh beberapa tamu undangan dibelakangnya. Billy dan Elvina menempati meja paling depan. Seorang pelayan menghampirinya nya dan menyiapkan gelas wine. 

"Selamat Pak Billy," 

Salah satu tamu undangan memberi selamat kepada Billy, dia adalah Alex. Alex merupakan partner Billy selama ini, perusahaannya tidak begitu besar dan bukanlah saingan Billy. Alex sudah beberapa kali bekerja sama dengan Billy untuk pengadaan barang bagi kebutuhan proyek Billy. 

"Hai Pak Alex, senang kita bisa bertemu kembali,"

"Iya Pak, saya berharap kita bisa bekerja sama lagi,"

"Oh tentu Pak Alex, saya pasti menghubungi Anda,"

"Terima kasih Pak Billy, kalau begitu saya kembali ke meja,"

Beberapa menit kemudian, Rama menghampiri meja Billy, dan membisikan sesuatu, suara musik disana sangat keras sehingga Rama harus lebih dekat ketika bicara.

"Bos, Pimpinan dari Golden hadir saat ini, beliau sudah ada dibawah,"

"Wah bagus kalau begitu, sambut dia dan langsung bawa kesini,"

"Baik Bos,"

Rama langsung pergi melaksakan perintah Billy, Billy kemudian tersenyum, dia senang jika Pihak Golden Grup datang, karena ingin menunjukan kalau dia lebih hebat. 

"Kenapa Pa," tanya Elvana.

"Golden grup datang,"

"Bagus dong Pa,"

"Iya, kita akan tunjukan jika kita bisa lebih hebat,"

Beberapa menit kemudian,Rama datang bersama pemilik Golden yang sangat terkenal itu.

"Halo Pak Arman," sapa Billy

"Halo juga Pak Billy, kenalkan ini anak saya,"

"Halo Om, saya Brian,"

"Mari silakan duduk," 

Billy dan Elvina menyalami Arman dan Brian, kemudian mereka duduk satu meja. Meskipun terlihat akrab tetapi pada dasarnya mereka perang dingin, karena persaingan bisnis. Mereka sama-sama ingin menjadi yang terbaik, yang mereka pikirkan hanya uang, uang dan uang, karena prinsip mereka sama, dengan uang bisa mendapatkan segalanya.

"Oh.. jadi Brian kuliah di kampus Harapan juga?" Tanya Elvina.

"Iya Tante," jawab Brian.

"Anak Tante juga kuliah disana,"

"Oh ya, sekarang dia dimana?"

"Dia masih dibawah, sebentar lagi juga kesini,"

Lalu Elvina menyuruh Rama untuk mencari Sherli yang dari tadi tidak kelihatan. Sherli datang dengan memakai gaun merah, langsung menyalami tamu orang tuanya. 

"Loh, kamu Brian kan?" Tanya Sherli ketika melihat ke arah Brian.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Elvina.

"Dia ini terkenal dikampus Ma,"

"Wah hebat kamu," puji Elvina.

"Kadang cewek dikampus pada heboh kalau ketemu dia," lanjut Sherli. 

"Berarti kamu idola kampus ya?"

"Tidak Tante, Sherli berlebihan,"

"Tidak apa-apa, namanya juga anak muda,"

Mereka kemudian tertawa dan saling ngobrol basa basi segala dibahas.

Acarapun dimulai, beberapa susunan telah dilewati, kini saatnya sambutan dari Billy. Billy kemudian maju ke atas podium, menyambut dan berterima kasih kepada para tamu undangan. 

Semangat Billy seolah menggebu-gebu, karena dia merasa bangga bisa berbicara dihadapan semua para tamu istimewa. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status