Share

Bab 14 : Rahasia

"Bang, biar aku saja yang jemput Ilyas!"

"Memang kamu enggak kerja, Ril?"

"Jaga malam!"

"Kok Arkan mencium bau bunga kantil ya Bi?" Ujar Bang Arkan pada abi tapi senyum jahilnya ke arah gue.

Gue dan kedua pria ini sedang bersantai di serambi masjid karena baru saja selesai ngaji pagi dengan santri putra.

"Memang ada kuntilanak Ar?"

"Hahah, ya bukan Bi! Kalau kuntilanak kan serem, kalau ini bunga wangi yang biasa dirangkai terus dipakai pengantin itu lho Bi!"

Gue memilih tetap memijit bahu abi, membiarkan Bang Arkan terus meledek. Gue sudah hafal banget dengan ekspresi-ekspresi penindas ala keluarga gue ini.

"Abi enggak akan nikah lagi lho!" Jawab abi dengan nada yang enggak jauh beda dari Bang Arkan, nada perledekan.

Semua ini gara-gara beberapa hari yang lalu waktu gue lagi ngobrol dengan Ralin di taman, Bude Nilna-kakaknya abi ngelihat gue dan sekedar informasi saja, jiwa-jiwa pembully itu sudah mendarah daging di kelu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nury
nyesek ya ,anak cuma pengen di akui sebagai pribadinya sendiri,bukan untuk di bandingkan terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status