Share

Terrible

"Apa sih maumu?!" Suara Holy mendesis ketika kami sampai di elevator. Aku tidak menoleh kepadanya. Bisa kubayangkan wajah murkanya. Itu sangat tidak enak dilihat. Sebanyak apa pun dia melakukan operasi plastik, amarah akan membuat wajahmu tidak enak dipandang. Ya, seperti holy sekarang.

Lagipula, aku masih memikirkan gadis di ruang rapat tadi. Saat aku meninggalkan ruangan, dia melihatku, mengikuti mataku. Tatapannya bukan tatapan menggoda, tapi kecewa. Dia seperti anak yang tidak mendapatkan hadiah yang diinginkan. Besar sekali keinginan dalam diriku untuk berhenti dan menciumnya, memberikan apa pun yang diinginkannya.

Apa mungkin dia menyesal atas apa yang terjadi semalam? Apa dia ternyata menginginkanku? Apa dia ingin kembali padaku?

"Tugasmu memberikan sambutan untuk mereka, bukan membicarakan masalah pribadimu. 'Menjilat bokong'? Bokong siapa yang harus kujilat sampai harus menjadi sekretaris sialmu, Mr. Rockwood?" Holy masih melanjutkan makiannya.

Berani sumpah, ketika awal mengenalnya, Holy adalah gadis paling pendiam yang pernah kutemui. Dia memang terdengar sarkastis sejak dulu, tapi tidak pernah mengomel begini. Sekarang, dia meniru cara bicaraku, gayaku, dan semua yang kulakukan. Holy berlatih dengan sangat baik untuk menghadapiku.

"Mereka harus tahu kalau di sini bukan taman bermain," ucapku dengan nada malas.

Aduh, kenapa aku? Apa aku sudah kehilangan kemampuan verbal? Biasanya aku bisa mengeluarkan kalimat-kalimat yang meyakinkan. Biasanya aku tidak membiarkan Holy mengungguliku dalam berdebat. Apalagi sampai punya kata untuk menjawab ucapanku seperti ini.

"Kau yang harus menekankan sendiri kata-kata itu di kepalamu." Holy mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

"Ini taman bermainku, Holy. Ini tempatku bermain-main dan menghasilkan banyak uang. Kau tahu itu."

Matanya menyipit, tubuhnya condong padaku dengan kemarahan yang lebih banyak dari sebelumnya. "Kenapa Zeus Rockwoon harus berhenti dari kepemimpinannya? Kenapa bukan Neptune Rockwood saja yang memimpin perusahaan ini?"

Aku mengangkat alis, terkejut. "Apa sih salahku?"

"Daru caramu menatap Cattleya Aguilar saja sudah menunjukkan kalau kau tidak akan mungkin bersikap profesional." Ada senyum sinis di wajah Holy sekarang. "Kau masih ingat prinsipmu? Jangan tambahkan pelecehan seksual di tempat kerja ke dalam daftar hitammu."

Kuharap aku tidak mendengarnya. Aku mengalihkan pandangan ke tempat lain, berharap Holy gegar otak tiba-tiba dan tidak menanyakan itu lagi. 

Ingin sekali aku berteriak pada Holy, "hey, ada Superman!" atau "Holy, lihat, Spiderman merayap di jendela gedung kita. hebat, kan?"

Aku ingin melakukan apa saja agar Holy tidak ingat tentang peristiwa tadi. Tuhan, buat dia terbentur sampai amnesia. Bisa-bisa dia tidak berhenti mengomel sampai satu bulan.

Cari cara, Adam Rockwood! Cari cara untuk membuat Holy diam. Cari alasan yang tepat dan terlihat cerdas agar dia tidak mengaitkanmu pada Miss Aguilar.

"Kau mendengarku, Adam?" Suara Holy benar-benar menjengkelkan.

"Holy, ayolah! Aku hanya kesal pada Abe karena langsung memberinya proyek. Memangnya siapa perempuan itu?"

Holy menyipitkan matanya. Sial! Holy sudah benar-benar mempelajariku. Dia tahu apa yang kupikirkan.

"Di mana Abe sekarang?" tanyaku dengan nada kasar, berlagak marah sungguhan.

Aku tidak mahir dalam berbohong. Aku ini orang yang jujur dan memiliki integritas tinggi, lo. Tapi, aku laki-laki cerdas. Aku memiliki siasat untuk keluar dari cengkraman holy. Sebuah drama bisa mengalihkan perhatiannya.

Tangan Holy memeriksa posisi Abe di dalam tablet, tapi matanya tidak melepaskanku. Dia masih menatapku dengan curiga dan marah. "Aku akan memanggilnya," kata Holy dengan kemarahan yang masih membayangi wajahnya.

Holy mengetikkan nama Abraham Black dalam kolom pencarian. Tablet itu memperlihatkan posisi-posisi Abe sejak pagi tadi hingga saat ini.

Bingung dengan cara kerja gadget multimodern ini?

Ultra Sensor Badge. USB. Sebuah sensor yang ada di kartu pengenal setiap orang yang ada di gedung ini. Begitu masuk gerbang Rockwood Building, kau akan mendapatkan sebuah badge yang di dalamnya telah terpasang sensor seperti GPS yang menunjukkan di mana posisimu. Ada beberapa kelompok USB. Pengelompokan ini dibuat berdasarkan kepentingannya dalam gedung ini.

Dengan sensor itu kami bisa melacak siapa pun di mana pun di dalam gedung ini. Bahkan tamu sekalipun. Tidak ada yang bisa masuk gedung tanpa USB karena sensori itulah yang akan membuka semua pintu. Tidak semua pintu bisa dibuka oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas. Jadi, kalau kau memakai badge visitor, jangan harap bisa masuk ke ruang-ruang kantor yang tidak diizinkan untuk kau kunjungi. Jika kau hanya diminta menunggu di ruang tunggu lantai dasar, kau tidak akan bisa menggunakan lift atau membuka pintu mana pun selain toilet.

Hebat? Berterima kasihlah pada Robert Sands dan Ben Campbell yang telah membangun dan mengembangkan gedung ini. Saat gedung lain masih menggunakan lift kuno, gedung ini sudah dilengkapi peralatan ultramodern yang membuat banyak orang berdecak kagum.

Kekurangannya, alat ini membuat semua orang kehilangan privasi. Alat ini bisa melacak bahkan kalau kau melakukan seks dadakan di kamar mandi kantor. Panas tubuhmu akan terbaca dengan baik. Selain akan dikenai pasal mengenai pelecehan seksual, kau juga akan menjadi bahan tertawaan bagian keamanan. Jadi, hati-hati saat memasuki Rockwood Building.

Sistem ini menyelamatkan banyak hal, mempermudah pengawasan dan memperketat keamanan. Siapa pun yang mencoba menerobos keamanan Rockwood akan berakhir mengerikan. Kau ingin mencoba? Jangan! Kau bisa berakhir mengerikan nanti.

Sudah kubilang, kan, kami yang terbaik?

Eh? Tidak. Ini bukan berarti tidak ada kejahatan di Rockwood Tower. Sahabat terbaikku pernah melakukan hal buruk yang bisa membuatnya duduk di kursi listrik jika aku sampai buka mulut.

"Di lantaimu. Dia sepertinya akan ke ruanganmu." Holy menatapku tajam.

"Bagus kalau begitu." Suaraku terdengar mantap. Padahal aku sangat gugup.

Isi kepalaku sedang berputar mencari cara agar Cattleya tidak bekerja di sini. Aku ingin gadis itu dikeluarkan agar aku bisa menidurinya, agar aku bisa memuaskan hasrat gilaku semalam atau ... yah, sekadar membalas perbuatannya.

Membayangkan yang seperti ini saja sudah membuat lelaki di dalam celanaku berkedut. Sumpah, aku gemas sekali pada gadis itu.

***    

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status