"Terima kasih, Mr. Black. Aku tidak minum." Nova tersenyum dan mengangguk pada Abe yang menawarkan anggur pada tamu-tamunya.
"Tidak minum atau tidak bisa minum untuk saat ini, Miss Volkova?" Steve bertanya dengan suara yang lembut seperti yang sering digunakannya untuk menggaet perempuan.
"Aku memang tidak pernah minum, Mr. Thompson. Aku ini peminum yang payah. Aku hanya minum seteguk anggur atau sampanye pada acara tertentu dan itu sudah membuat kepalaku sakit."
"Biasanya keluarga Rusia sangat suka minum dalam berbagai acara," ucap Steve lagi setelah mengucapkan terima kasih pada Abe.
"Sejak kecil ibuku melarangku minum. Katanya, aku harus belajar untuk tetap sadar. Minuman itu bisa membuatku ketagihan dan kehilangan kesadaran. Aku baru boleh minum saat berumur dua puluh satu. Ternyata, aku memang tidak bisa minum. Saat natal tahun kemarin, aku hanya minum satu teguk sampanye dan harus ke dokter untuk meminta obat penahan sakit."
"Andai semua
Eh, gimana ini? Kenapa Adam nggak sama Cattleya? Kenapa Adam jadi suka sama Nova? Apakah dalam cerita ini akan ada perubahan ending? Sabar, yak... tunggu sebentar lagi See you next part, Bees, Love, Honey Dee
"Kami bertemu pada malam amal penggalangan dana untuk Rockwood Foundation. Venus dengan baik hati mengundang kedua orang tuaku untuk menghadiri malam amal itu. Kalian tahu, selama ini orang berpikir keluarga Volkov adalah keluarga yang buruk. Kami memiliki jaringan kejahatan yang dianggap kalangan atas New York sebagai biang keladi berbagai permasalahan di kota ini. Beberapa kali kulihat Mama ingin melihat kami berada dalam acara sosial atau acara lain seperti keluarga normal di New York ini. Tapi, yang mengundang kami hanyalah orang-orang dari kalangan kami sendiri. Mama sempat merasa rendah diri dan stres karena ini." Dia melihat Venus dengan mata berkaca-kaca, ekspresif sekali. "Aku tidak merasa melakukan hal yang istimewa. Aku mengundang orang tuamu karena mereka memang keluarga yang baik. Sekalipun pamanmu memiliki ... uhm ... jaringan apa kau bilang tadi? Yah, pokoknya itu. Aku tidak merasa kalian musuh kami. Jadi ... uhm ... kenapa tidak?" Venus tersenyum cang
"Aku ... pulang saja. Maafkan aku." "Siapa bilang?" Abe yang pertama berdiri, kemudian Daniel. Dia menghampiri Cattleya dan mengulurkan tangan padanya. "Aku sudah mengatakan pada istriku akan memperkenalkanmu padanya. Istriku melihatmu di TV dan langsung menyukaimu. Kuharap kalian bisa menjadi teman. Ayolah, Miss Aguilar. Kami sudah menyiapkan tempat untukmu." Abe menunjuk meja makan yang sedang ditata untuk satu orang lagi di samping Venus, pada kursi kosong yang tadi ditempati Isabelle. Sebenarnya, tidak sopan memberikan kursi orang lain pada tamu yang baru datang. Namun, akan lebih tidak menyenangkan lagi kalau Cattleya harus duduk di bagian paling ujung dengan jarak dua bangku kosong antara dia dan Venus. Aku tidak menyapanya. Bukannya aku sengaja ingin berbuat jahat padanya. Aku hanya merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Aku datang ke tempat ini untuk melupakannya. Aku ingin melupakan obsesiku tentangnya. Bisa-bisanya sekarang aku mal
Aku melepaskan bibirnya setelah sadar kalau kelakuanku ini bisa menyeret kemaluanku ke pengadilan keluarga Volkov. "Maaf," kataku pelan, benar-benar minta maaf dan berharap dia tidak membuat hal ini menjadi masalah panjang di antara kami. Dia tidak melihatku. Dia sibuk mengelap bibir dan wajahnya sendiri. Sepertinya dia memang menghindari bertatapan denganku. Melihat gelagatnya yang seperti itu, aku curiga ini ciuman pertamanya. Dia memang tidak terlalu banyak membalasku tadi. Dia hanya membiarkan aku melakukan yang bisa kulakukan atas bibirnya. Dia tidak mencengkeram pakaianku atau menyentuh bagian tubuhku seperti gadis-gadis lain yang berciuman denganku. Dia juga memejam dengan erat sampai matanya berkerut, seolah dia menahan sesuatu di dalam dirinya. "Teleponnya?" tanyanya dengan suara parau, sama sekali tidak menatapku. "Di sana. Silakan," kataku menunjuk telepon di atas meja kerja yang memang sering digunakan oleh para tamu sebagai jalur am
Tentu saja Venus tidak mengizinkanku menyentuh Cattleya sama sekali. Menurutnya, Cattleya masih termasuk tamunya dan aku tidak boleh sama sekali menyentuh tamunya yang dalam keadaan mabuk. Dia meminta Daniel menggendong gadis itu ke kamar tamu. Kuharap Daniel keparat itu ingat pacarnya yang sedang mengandung anak mereka. Dari kilatan pada matanya itu terlihat betapa bejatnya pikirannya. Sebelum berbalik membawa Cattleya ke kamar saja dia masih sempat tersenyum licik padaku, memamerkan keberhasilannya. Aku sama sekali tidak memperhatikan Holy yang dengan bersemangat menceritakan betapa tololnya anak magang yang bernama Wales itu. Dia mencampur beberapa data dalam kotak kertas-kertas yang akan dihancurkan. Untung Saja Cattleya datang dan membaca lagi kertas-kertas itu. Dia langsung mencabut mesin penghancur kertas dan mulai memunguti bagian kertas yang sudah berada di dalam mesin. Holy mengatakan sesuatu tentang musibah dan kesengajaan, tapi aku tidak bisa menyim
Apakah kau merasakannya?Angin dingin bulan desember yang mematikan.Aku sedang berdiri merasakan terpaan angin deras yang menghancurkan tulang. Sapuan setiap detiknya bisa mematikan kalau kau tidak memiliki tubuh setegar aku.Bukan. Jangan merasakan angin dari pinggir trotoar tempat orang biasa berjalan kaki dengan santai dalam mantel tebal mereka. Kau tidak akan mendapatkanku di situ. Coba kau naikan pandanganmu sekitar beberapa ratus meter dari trotoar itu. Ya, di puncak Rockwood Tower yang diagungkan penduduk New York.Sudah melihatku?Tepat sekali. Aku laki-laki gagah yang berdiri tinggi di sana. Memang agak sulit melihatku dengan mata terpicing begitu. Kusarankan kamu memakai kacamata salju atau apalah lainnya.Memang bukan pilihan yang bijak berdiri di tembok balkon penthouse seperti sekarang. Mengingat aku ingin mati, inilah yang kulakuka
Aku sudah tidak punya harga diri di depan mereka. Polisi-polisi juga ikut tertawa. Mereka semua menginjak-injak harga diriku. Padahal kau tahu, akulah orang yang paling disegani di New York.Ketika usahaku untuk mengekspresikan keputusasaan malah ditertawakan oleh saudara yang seharusnya mendukungku apa yang harus kulakukan?Semua orang di ruangan ini, kecuali Venus, sedang menertawakanku. Mereka membuatku merasa seperti anak kecil. Anak kecil penuntut yang mengentak-entakan kaki dan mengancam tidak mau makan agar keinginannya dituruti.Anak-anak venus sering melakukannya. Isabelle, yang berusia lima tahun dan sangat penuntut. Kau tahu apa yang dilakukan Venus agar Isabelle menyerah? Dia mengatakan dengan wajah sedih yang dibuat-buat, "lakukan apa yang ingin kau lakukan. Aku juga akan tetap pada pendirianku karena aku mencintaimu."Trik itu selalu berhasil mendamaikan Isabelle.Tapi dia tidak melakukannya kepadaku. Memang, Isabelle belum pernah me
Aku menceritakan semua kepadanya. Kali ini aku tidak menutupi apa pun. Aku menceritakan sampai ke hal-hal yang membuatku gemas dan sakit hati. Aku tidak memikirkan kalau Neptune juga mencintainya. Aku tidak memikirkan kalau Neptune dan Abe mungkin saja menertawakanku. Aku tidak memikirkan apa pun. Aku juga tidak malu melihat Venus ikut mendengarkan dan beberapa polisi berhenti untuk mendengarkanku. Aku sudah lelah. Aku tidak keberatan terlihat seperti gadis remaja yang menceritakan dengan terisak-isak lelaki yang telah menghamilinya, lalu pergi.Tidak. Aku tidak pernah menghamili perempuan. Venus pasti akan memasak kemaluanku di kuali kalau sampai itu terjadi. Tidak ada anak Rockwood yang lahir di luar pernikahan, begitu katanya bertahun-tahun lalu saat kami masih SMA. Pesan itu kutanamkan baik-baik di kepalaku hingga hari ini. Aku tidak akan menghamili perempuan yang bukan istriku. Tidak percuma akhirnya aku membuat merek kondom ternama, Phallus. Kondom ya
Enam bulan sebelumnyaPerempuan berambut pirang itu mendesahkan rayuan provokatif saat lelaki di belakang tubuhnya menyusun bubuk kenikmatan, memanjang dari punggung ke pantatnya yang bulat. Seperti seorang OCD yang membuat barisan rapi tipis bubuk putih. Tak lama kemudian, laki-laki itu menyesap semuanya dalam sekali isap dengan lintingan uang kertas lewat hidungnya. Lelaki itu merasakan sensasi sengatan yang sangat dikenalnya; menusuk, menekan kepalanya, lalu memberikan sensasi melayang yang menyenangkan. Setelah itu, mulutnya melolong penuh kemenangan.Semua orang di ruangan besar itu tertawa. Sebagian mengacungkan botol-botol minuman dan sebagian lagi mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi sambil berteriak keras mengalahkan dentum musik dari speaker raksasa, "Selamat ulang tahun!"Laki-laki itu merasa dirinya seperti dewa yang diagungkan. Empat perempuan tanpa busana di kanan kirinya tertawa. S