Share

That Latin Girl

"Lupakan soal kehidupan pribadimu. Sekarang, kau harus memikirkan kehidupan bisnis kita," ucapnya sambil menghubungkan tablet dengan monitor besar.

"Apa pun yang kau inginkan, Holy." Kusandarkan bahuku di kursi dengan santai.

"Kau tahu, kita punya reputasi yang buruk karena perilakumu. Jadi, yang akan kita lakukan sekarang adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat kepadamu."

Aku memutar mata dengan bosan. "Memberikan bantuan kepada anak-anak di negara konflik? membantu membangun rumah roboh? Ikut berperang di negeri antah berantah? Menjadi Brad Pitt? Sebut saja!"

"Tidak seburuk itu. Kau hanya perlu menjadi mentor di Rockwood Apprentice."

"Mentor? Kau pikir aku ini siapa? Setiap tahun selalu ada peserta magang. Kenapa harus aku yang menjadi mentor?" Holy pasti bercanda.

"Tapi sekarang berbeda, Adam. Ini akan menjadi reality show di RTN, perusahaan televisi Rockwood. Mereka akan berada langsung di bawah supervisimu. Biarkan orang-orang melihat bahwa kau adalah pemimpin yang hebat dan pengajar yang cerdas. Biarkan orang tahu kemampuanmu dalam berbisnis."

"Aku memang hebat. Aku setuju. Tapi, mengajari anak yang baru lulus kuliah itu mengerikan. Lihat saja, mereka naif, sombong dan sok tahu. Mereka sulit diatur dan semaunya sendiri."

"Lalu apa bedanya denganmu?" Holy bersidekap dengan bibir mengerucut. Aku terdiam. "Kau pikir menyenangkan menjadi pengasuhmu?" Holy mengambil nafas yang dalam lalu mengeluarkannya dalam sekali hembus.

"Kenapa sih semua jadi salahku?"

"Selama ini, orang berpikir kau hanya anak beruntung karena memiliki nama Rockwood. Mereka tidak melihat langsung ketika kau membuat keputusan-keputusan hebatmu. Kau adalah legenda. Tapi legenda hanya diceritakan dari mulut ke mulut. Mereka tidak melihat keseharianmu yang hebat. Yang mereka lihat adalah Adam Rockwood pemalas yang suka berpesta. Mereka tidak percaya pecandu yang suka perempuan sepertimu punya sedikit otak."

"Legenda? Seseorang hanya akan menjadi legenda setelah dia mati, Holy."

Dia tidak menghiraukanku. "Kau akan menyukai mereka. Tiga laki-laki dan seorang perempuan dari Princeton."

"Oh, Michele Obama?" selorohku setelah mengambil nafas panjang.

"Cattleya Aguilar, dia perempuan terbaik di kelasnya. Nilainya hampir sempurna. Dia memiliki pengetahuan dan ketajaman insting sepertimu. Gadis yang keras dan berapi-api. Dia mendapatkan beasiswa penuh dari Princeton. Cantik, sangat cerdas dan mengagumkan. Kau mau melihat fotonya?" Holy membolak-balik slide di tabletnya. 

Aku menghentikan tangannya. "Tidak. Kalau dia bekerja di sini, berarti tidak bisa kutiduri. Simpan saja." Aku berdiri meninggalkan meja kerjaku. "Aku ingin menemui mereka segera. Semoga mereka siap jadi santapan hiu putih."

"Simpan kesombongan itu di dalam celanamu, Adam Rockwood. Mereka bisa menghabisimu dengan teori bisnis handal."

Woa! Aku tersinggung. Aku bisa terima kalau ada yang menjelekkan urusan pribadiku, tapi dalam bisnis ini, tidak ada yang bisa mengungguliku. Di tower ini, akulah yang nomor satu.

"Bull shit! Apa pentingnya teori kalau kau sama sekali tidak mengerti apa yang kau kerjakan?" Aku mencibir.

Sebentar, aku akan menjelaskan tentang Rockwood Corps.

Rockwood memiliki banyak sekali sumber bisnis, dari Wall Street sampai entertaimen. Kami menguasai sumber daya alam di seluruh dunia dengan Rockwood Energy. Ya, Kami punya jaringan media lewat RTN.  Sekarang ini, kau harus menguasai media untuk bisa menguasai dunia. Negara ini harus berterima kasih kepada Rockwood sebagai penyumbang pajak terbesar.

Nah, sekarang kita bicara soal Rockwood Corps yang dikenal sebagai predator bisnis. Kami T-rex di dunia bisnis. Pekerjaan kami adalah membeli perusahaan yang sedang goyang, menghidupkannya lagi agar bisa menjual dengan harga yang fantastis atau malah mengembangkannya. Untuk membuat keputusan ini, kau harus memiliki kecerdasan superhebat agar bisa menilai apakah perusahaan itu pantas dipertahankan atau tidak.

Orang menyebut-nyebut kami sebagai monster yang mematikan bisnis. Tidak. Kami hanya memberi kesempatan kedua.

Seringkali, aku yang dipercaya memiliki indra ke tujuh dan insting yang kuat dalam bisnis ini, membuat ramalan kejatuhan perusahaan agar orang-orangku cepat bertindak. Jika perusahaan tersebut tidak juga jatuh seperti ramalanku, aku yang membuatnya jatuh.

Kau tahu cara membuat anak kecil menangis? Sabotase tempat bermain mereka atau yang paling bijak, ambil permen di tangan mereka.

Ini bukan kekejaman. Ini adalah sebuah bentuk cinta. Cintaku kepada bisnis. Aku harus menyelamatkan bisnis agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah.

Nah, sekarang, Holy mengatakan seorang anak magang dengan teori mereka bisa membuatku terkesan? Yang benar saja!

Sepanjang jalan menuju ruang rapat di lantai empat puluh, aku menjelaskan pada Holy kalau dia kelewatan memilihkanku pekerjaan seperti ini. Aku lebih memilih memperbaiki rumah orang-orang yang terkena dampak badai di Karibia atau hal lain yang lebih terlihat hebat. "Menjadi mentor itu bukan bakatku, Holy. Ayahku dan Neptune bisa melakukannya. Mereka berkali-kali menjadi dosen tamu atau memberikan kuliah umum. Aku tidak. Aku benci sekolah. Aku bendi guru. Aku benci belajar."

"Pantas saja kau dungu," jawabnya singkat saat kami berbelok ke ruang rapat yang dia maksud.

Orang-orang berjejalan di dalam ruang rapat seperti kerumunan kucing jalanan. Aku tidak menyangka pertunjukan yang diciptakan Holy akan seramai ini. Kupikir kami hanya perlu berbicara dengan beberapa orang berkamera saja.

Seorang kru TV menodongku dengan microphone-nya diikuti wartawan-wartawan lain. "Mereka mengatakan tentang pesta telanjang semalam. Apa itu benar, Mr. Rockwood?"

"Apa kau juga memakai narkoba, Mr. Rockwood?"

"Bagaimana menurutmu tentang turunnya harga saham beberapa perusahaan Rockwood pagi ini setelah berita tentang pesta liarmu, Mister Rockwood?"

"Apa kau mengalami hangover, Mister Rockwood?"

"Apa kau mengundang Kylie Jenner, Mister Rockwood? Kudengar kau pernah ke Dubai dengannya."

Aku hanya menjawab mereka dengan wajah dingin sambil terus berjalan menuju meja yang telah disiapkan. Catat ini, ya. Jangan berikan apa yang mereka inginkan, jangan puaskan mereka. Begitu kau melakukannya, mereka akan membuangmu.

Tiga orang laki-laki muda duduk dengan wajah penuh semangat di bagian paling depan.

"Kudengar ada empat?" Suaraku menggema di pengeras suara. Oh, yeah, suara bariton yang merdu.

Seorang laki-laki berambut pirang berdiri. "Cattleya Aguilar sedang berada di ruangan Mr. Black, Mr Rockwood. Dia orang pertama yang mendapatkan proyek langsung di bawah arahan Mr Black," jawabnya dengan bangga.

"Kau mengatakan bahwa dia pemenang dan kau pecundang?"

Laki-laki tadi duduk kembali dengan kikuk. Beberapa wartawan tertawa pelan. Kena kau!

"Di dalam bisnis, kau harus melupakan siapa kawanmu. Persaingan terlalu ketat. Bisa jadi, orang yang kau anggap kawan sekarang, akan menikammu besok. Jangan berlagak suci dengan mengatakan kau suka melihat keberhasilan temanmu. Jika bisa, rebut keberhasilan itu. Kalau ingin masuk surga, nanti lakukan hal-hal yang membuat malaikat takjub padamu. Saat kau ada dalam gedung ini, kau sendirian. Kau tak punya teman atau belas kasihan. Apalagi kalau dia perempuan. Perempuan punya banyak tipu muslihat."

Holy menendang tulang keringku.

"Kalian harus membuang semua kesenangan, menjilat bokong atasan kalian, dan menghancurkan hidup kalian."

Holy menendang tulang keringku lagi. Sepertinya kakiku sudah memar.

"Terjun ke dunia bisnis bukanlah soal main-main dan menghasilkan uang. Kalian memulainya dari bawah. Kalian harus merangkak untuk mendapatkannya. Jika tidak, kalian akan ..."

Perhatianku teralihkan pada seorang gadis yang tiba-tiba menyibak kerumunan. Gadis Latin yang sangat cantik. Rambut hitamnya digelung ketat seperti balerina. Blus longgar tidak bisa menutupi payudaranya yang indah. Rok ketat menutup pinggulnya dengan sempurna.

Dia bidadariku semalam. Aku tidak akan salah mengenalinya.

Holy menendang tulang keringku lagi.

"Oh, maaf. Siapa namamu?" Suaraku terdengar lebih keras dari yang kuharapkan. Aku menelan ludah dan berdehem.

Semua orang menoleh kepadanya.

"Maafkan aku, Mr. Rockwood." Suaranya seperti yang kuingat semalam bergelombang indah dan dalam. "Aku Cattleya Aguilar. Aku salah satu kandidat Rockwood Apprentice."

Gadis itu duduk di bangku kosongnya. Tubuhnya tegap dan fokus memancarkan kecerdasan seorang perempuan. Senyumnya menyunggingkan keramahan yang profesional. Apa dia tidak ingat kalau dia meninjuku semalam? Apa dia ingat kalau dia yang membuat bibirku terluka semalam? Apa dia ingat kalau aku mengejarnya dan berlari mencarinya sepanjang malam?

Holy menendang kakiku lagi. Hampir saja aku menjerit kepadanya.

"Mr. Rockwood memiliki jadwal lain setelah ini. Jadi, kita akhiri pertemuan kali ini. Selebihnya, acara akan dipandu oleh Bradley Stern." 

Aku sudah tidak peduli apa yang dilakukan Holy setelahnya. Pikiranku sudah penuh dengan Cattleya Aguilar.

"Apa sih maumu?!" sembur Holy saat kami berdua di dalam elevator.

Aku mengangkat alis dengan terkejut. "Apa salahku?"

"Aku melihat caramu menatap Cattleya Aguilar." Ada senyum sinis di wajah Holy sekarang. "Kau masih ingat prinsipmu? Jangan tambahkan pelecehan seksual di tempat kerja ke dalam daftar hitammu."

Kuharap aku tidak mendengarnya.

"Kau mendengarku, Adam?" Amukan Holy kali ini sangat menjengkelkan.

"Holy, ayolah! Aku hanya kesal pada Abe karena langsung memberinya proyek. Memangnya siapa perempuan itu?" Holy menyipitkan matanya. Sial! Holy sudah benar-benar mempelajariku. Dia tahu apa yang kupikirkan. "Di mana Abe sekarang?" Aku tidak mahir dalam berbohong. Sebuah drama bisa mengalihkan perhatiannya.

Tangan Holy memeriksa posisi Abe di dalam tablet, tapi matanya tidak melepaskanku. Dia masih menatapku dengan curiga dan marah.

"Di lantaimu. Dia sepertinya akan ke ruanganmu." Holy menunjukkan layar yang menangkap sinyal Ultra Sensor Badge (USB) milik Abe. Sinyal yang bisa menunjukkan siapa pun di bagian manapun dalam gedung ini.

"Bagus kalau begitu." Suaraku terdengar mantap. Padahal aku sangat gugup. Ini sebuah kebetulan yang sangat aneh.

Tuhan pasti sedang bercanda kepadaku.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status