Malam ini Jessy kembali menginjakan kakinya di kediaman keluarga Caldwell. Ia tidak datang sendirian melainkan bersama dengan Max. Ia telah mempersiapkan dirinya untuk pertemuan penting malam ini. Seluruh keluarga besar Caldwell akan ada di pertemuan keluarga ini. Max Caldwell sengaja memerintahkan Jessy untuk hadir di acara itu dengan tujuan untuk memperkenalkan Jessy pada seluruh anggota keluarga.
Penolakan, hanya satu kata itu yang menakutkan bagi Jessy. Ia sudah menghadapi penolakan dari ayahnya sendiri. Meski pernikahannya dan Earth hanya pernikahan kontrak, tetap saja ia merasa takut pada penolakan lainnya. Luka lamanya akan terbuka kembali. Menarik napas dalam, Jessy mencoba untuk menenangkan dirinya. Tidak peduli seburuk apapun penolakan itu, ia harus bisa bertahan. Semua demi kontrak yang akan ia jalani.
Di dalam ruang makan besar keluarga Caldwell sudah terdapat seluruh anggota keluarga. Mereka membicarakan tentang perkembangan bisnis keluarga serta hal-hal l
Waktu berlalu begitu cepat. Hari ini Jessy sudah mengenakan gaun pengantin yang beberapa hari lalu baru ia coba. Saat ini ia tengah menunggu di sebuah kamar di kediaman Max Caldwell. Di dekatnya ada seorang pelayan yang ditugaskan untuk bersama Jessy.Pintu ruangan terbuka, sosok Lara dengan wajah yang masih tidak bersahabat mendekati Jessy. "Keluar!" Ia memberi perintah pada pelayan yang menemani Jessy. Pelayan itu menurut dan segera pergi meninggalkan Lara berdua saja dengan Jessy.Kaki jenjang Lara mendekat ke arah Jessy, dan berhenti tepat di depan Jessy. "Kau benar-benar wanita tidak tahu malu." Lagi-lagi Lara menghina Jessy. "Bukankah sudah aku katakan bahwa kau tidak pantas sama sekali menjadi istri Earth, dan kau masih keras kepala hingga hari ini.""Aku tidak akan meninggalkan Earth kecuali dia yang menginginkannya. Pada kenyataannya dia tetap ingin menikah denganku." Jessy menjawab tenang. Wajahnya tidak terlihat kesal sama sekali.Lara mendengu
Sudah menjadi tradisi, ketika salah satu anggota keluarga Caldwell menikah maka ia harus tinggal di kediaman Max Caldwell untuk satu bulan. Tidak terkecuali untuk Earth dan Jessy yang pagi ini sudah berada di kediaman kakek mereka.Jessy tidak tahu jam berapa Earth kembali, tapi ketika jam sarapan tiba, ia sudah menemukan Earth berada di ruang makan dengan seragam lengkap. Setelah itu ia dibawa ke kediaman Max Caldwell."Ah, ini dia pengantin baru yang kita tunggu. Selamat datang di keluarga Caldwell, Jesslyn." Auristella menyambut kedatangan Earth dan Jessy. Tidak nya ada Auris di sana, tapi juga ada Kimmy, dan juga Max Caldwell. Sedang anggota keluarga yang lain sudah beraktivitas di luar rumah.Earth tidak menanggapi sambutan bibinya. Ia menatap lurus ke kakeknya. "Aku akan pergi ke kantor sekarang.""Ya. Hati-hati di jalan," sahut Max.Earth beralih ke Jessy. "Aku pergi, Jess.""Ah, ya, hati-hati." Jessy melihat Earth pergi. Kini ia ting
"Memikirkan pemilik kalung itu lagi?" Malvis masuk ke dalam ruangan Earth tanpa Earth sadari. Ia mendekati sahabatnya yang tampak hanyut dalam lamunan.Earth masih menatap kalung berliontinkan bentuk hati dengan inisial nama yang tertulis di belakang kalung itu. LV, dua huruf itu masih menjadi misteri bagi Earth. Begitu juga dengan pemilik perhiasan di tangannya itu.Waktu telah berlalu sudah belasan tahun, tapi Earth masih menyimpan kalung gadis kecil yang telah menyelamatkannya. Ia sudah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari gadis itu, tapi tahun-tahun terlewati ia masih tidak menemukan orang yang ia cari. Ia ingin mengucapkan terima kasih pada pemilik mata biru yang terus membuatnya hidup sampai detik ini.Saat itu Earth baru kehilangan kedua orangtuanya yang tewas akibat kecelakaan. Ia mengalami luka yang cukup serius di bagian kakinya. Earth yang masih terpukul akibat kematian orangtuanya pergi diam-diam dari kediamannya. Mencari tempat yang tenang untuk
Makan malam usai. Jessy kembali ke kamarnya, sedang Earth masih bersama dengan Max. Keduanya kini tengah berada di ruang kerja untuk membahas beberapa hal penting mengenai perusahaan."Aku akan pergi ke Paris untuk mengurusi proyek terbaru perusahaan. Setelah satu minggu di sana aku akan pergi ke New York." Earth memberitahu kakeknya.Max yang tengah membaca berkas menghentikan kegiatannya. "Kau akan membawa Jessy bersamamu?""Tidak," jawab Earth singkat. "Aku pergi untuk bekerja bukan berlibur.""Baiklah.""Selama aku pergi jangan menekan Jessy. Aku tahu Kakek tidak menyukainya, tapi jangan mempersulitnya.""Apakah aku terlihat akan mempersulitnya?" Max menaikan sebelah alisnya."Mungkin saja Kakek akan melakukannya." Earth menjawab sekenanya."Tidak perlu khawatir. Jika aku akan mempersulitnya maka aku tidak akan membiarkan dia masuk ke dalam keluarga ini.""Itu bagus." Earth menyahut singkat.Max kembali melanj
Dada Jessy terasa tidak enak, sesuatu terasa mengganjal di sana. Jessy memukul dadanya, mencoba menghilangkan debaran di dadanya yang membuatnya tidak nyaman.Namun, meski sekeras apapun ia mencoba mengusir debar itu, ia tetap tidak bisa menghilangkannya. Hal itu dikarenakan otak Jessy yang tidak berhenti memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini.Baru saja ia bisa mendekati Max, dan sekarang datang Lara yang sangat gigih untuk mengusirnya dari kediaman Earth. Bagaimana jika Max kembali tidak menyukainya. Jessy tidak akan menyalahkan Max jika pria itu tidak menyukainya lagi, latar belakangnya memang sulit diterima. Bahkan keluarga dari kalangan sederhana pun pasti akan mempermasalahkannya.Yang saat ini menjadi buah pikirannya adalah bagaimana jika Max mengusirnya dari keluarga Caldwell? Ia tidak akan mungkin bisa mengembalikan uang yang sudah ia pakai untuk pengobatan ibunya dan juga untuk pembelian serta renovasi restoran miliknya.Kepala Jes
Kaki Jessy melangkah cepat menuju ke kolam renang. Beberapa saat lalu ia memperhatikan Earth yang sedang berenang dari balkon lantai dua, karena melihat Earth yang tidak kepermukaan setelah menyelam cukup lama Jessy merasa sedikit cemas, mungkin saja Earth tenggelam seperti belasan tahun lalu.Jessy masuk ke kolam renang, menyelam dan menemukan Earth yang berada di dasar. Jessy mempercepat gerakannya. Ketika ia sudah berada dekat dengan Earth, ia menggapai tangan Earth.Kelopak mata Earth segera terbuka kala merasakan tangannya digenggam oleh seseorang. Seperti de javu. Earth merasa ditarik kembali ke belasan tahun lalu, ketika seorang gadis kecil menarik tangannya, membawanya bergerak ke permukaan.Earth tidak tenggelam, ia hanya menyelam lebih lama saja. Sejak kejadian ia tenggelam di masa kecilnya, ia terus melatih pernapasannya hingga ia bisa bertahan cukup lama di dalam air.Jessy memeluk tubuh Earth, ia membawa pria itu ke tepi kolam tanpa menyadari
"Apakah Kakek mengganti koki rumah ini?" tanya Earth setelah makan malam usai."Tidak, kenapa?" Max balik bertanya."Rasanya sedikit berbeda.""Kau menyukainya?" Max bertanya lagi."Bukankah rasanya seperti masakan Nenek?"Max tersenyum kecil. Lihat, bukan hanya dirinya yang mengingat itu tapi juga Earth. "Kau benar.""Sejak kapan koki rumah ini bisa memasak seperti ini?""Sejak beberapa hari lalu." Max menjawab sembari melihat ke arah Jessy."Ah, Jess, aku dengar dari Kakek kau pandai memasak. Kau memasak untuk Kakek, kenapa tidak untukku?" Earth beralih ke Jessy. Pria ini berubah 180 derajat. Biasanya ia tidak terlalu ramah seperti ini pada Jessy. Bicara seperlunya saja.Max mengerutkan keningnya. Kapan ia bicara seperti itu pada Earth? Ah, cucunya benar-benar pandai menggunakan dirinya untuk meminta buatkan makanan pada Jessy."Earth, kau sudah mencicipi masakan Jessy." Max menyahuti Earth.Otak Earth be
"Aku menemukan gadis kecil yang menyelamatkanku." Earth bicara pada Malvis yang saat ini meletakan secangkir kopi di mejanya.Malvis tampak sedikit terkejut. "Ceritakan padaku," serunya penasaran."Dia tumbuh menjadi wanita yang cantik. Matanya masih seindah dahulu." Earth membayangkan wajah Jessy."Bagaimana kau bisa menemukannya?""Dia mencoba menyelamatkan aku lagi."Malvis tidak mengerti dengan ucapan Earth. Menyelamatkan lagi? Kapan? Malvis menjadi tidak sabar. Bisakah Earth menjelaskan tanpa membuatnya bertanya-tanya?"Siapa wanita itu?""Jessy.""Siapa?" Malvis merasa tidak percaya pada apa yang ia dengar."Kau tidak salah dengar, Malvis. Gadis kecil yang aku cari adalah Jessy. Sangat menggelikan, aku mencarinya hingga ke berbagai belahan dunia, ternyata dia berada sangat dekat denganku.""Takdir benar-benar tidak bisa ditebak." Malvis masih tidak menyangka bahwa gadis yang dicari oleh ribuan orang-or