Pukul 8 malam, Earth tiba di kediaman Max. Ia pikir hanya ada kakeknya di sana, tapi ternyata ada Elordi McKell, ayah mertua Geralda.
“Selamat malam, Kakek.” Earth menyapa Max. Ia mengambil tempat duduk tanpa memberikan sapaan pada Elordi yang menatap Earth dengan tatapan tidak senang.
“Apa yang sudah kau lakukan pada Geralda dan Aurora?” Elordi segera bertanya. Nada bicaranya tidak bersahabat sama sekali.
Pria ini sudah tidak senang karena Earth menolak dijodohkan dengan cucunya, dan sekarang ia semakin tidak senang dengan Earth karena Earth mengusik menantu dan cucunya.
“Apakah Anda tidak bertanya pada cucu dan menantu Anda terlebih dahulu sebelum Anda pergi ke sini?” Earth membalas dengan pertanyaan.
“Aku tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan, tapi jika kau melakukannya karena seorang Jessy, maka tindakanmu tidak bisa aku tolerir,” tekan Elordi. Pria tua itu berpikir bahwa semua yang terja
“Aku akan mengantarmu ke restoran.” Earth meletakan lap mulutnya kembali ke meja. Ia melihat ke arah Jessy yang baru saja meminum susu hangat.“Restoranku dan kantormu berlainan arah. Aku tidak ingin merepotkanmu,” balas Jessy.“Kau tidak merepotkan sama sekali, Jess. Mulai hari ini kita akan berangkat kerja bersama. Dan aku akan menjemputmu.”“Jika kau memaksa maka baiklah,” seru Jessy disertai dengan senyuman.“Berangkat sekarang?”Jessy menganggukan kepalanya. “Ya, ayo.”Keduanya melangkah bersama, keluar dari kediaman mereka dan masuk ke dalam mobil Earth.“Ke restoran Nyonya Jessy.” Earth bicara pada sopirnya.“Baik, Tuan,” balas sopir Earth.“Jessy, lihat ke sini.” Earth meminta istrinya untuk menghadapnya.Jessy mengikuti mau Earth. Ia sedikit menjadi kaku ketika tangan Earth bergerak ke arah ke
Gaun berwarna biru tua telah membungkus tubuh sempurna Jessy. Gaun tanpa lengan itu memperlihatkan bagian bahu Jessy dengan baik. Di lehernya terdapat sebuah kalung berbentuk sederhana dengan harga luar biasa. Ia mengenakan antingan yang senada dengan bentuk kalungnya.Malam ini Jessy mengenakan riasan bold yang membuatnya terlihat semakin seksi dan elegan.Rambut panjang Jessy dicepol, bagian depannya terlihat rapi. Lehernya yang indah terlihat begitu menggoda.Setelah memperhatikan dirinya di cermin, Jessy meninggalkan kamarnya. Di bawah Earth sudah menunggunya.Kaki Jessy menuruni anak tangga. Ia melangkah dengan anggun, persis seperti yang diajarkan oleh Clara. Ia kini terlihat seperti seorang putri dari negeri dongeng. Cantik, menawan dan elegan.Earth yang baru saja selesai menerima panggilan hendak menjemput Jessy ke kamar, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat Jessy sudah berada di anak tangga terakhir.Mata Earth tidak be
Cerita mengalir dari mulut Anneth, tentang bagaimana ia akhirnya bisa bersama dengan Ellard. Ia dijadikan jaminan oleh ayahnya ketika sang ayah meminjam uang pada Ellard. Anneth tidak tahu bagaimana ayahnya bisa mengenal Ellard, tapi ia yakin Ellard lah yang datang pada ayahnya. Iblis seperti Ellard tahu benar bagaimana cara menjebak seseorang.Ellard jelas tahu bahwa ayahnya tidak akan pernah mungkin bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya.Ia pikir dengan ia menyerahkan diri pada Ellard, pria itu akan membebaskan ayahnya, tapi ternyata ia salah. Ayahnya masih tetap berada di penjara dengan alasan bahwa ayahnya telah mencuri kokain milik Ellard dan menjualnya tanpa izin.Anneth hanya menceritakan tentang detail kejadian itu, tapi ia tidak menceritakan bagaimana hari-hari yang ia lalui ketika bersama Ellard. Ia tidak ingin Jessy tahu bahwa ia menerima perlakuan yang sangat tidak menyenangkan. Ellard terkadang memperlakukannya seperti seorang pelacur. Memaksanya
“Apa yang terjadi padamu, Malvis?” Earth menatap datar Malvis yang saat ini terbaring di ranjang rumah sakit. Meski wajahnya terlihat tenang, Earth cukup mengkhawatirkan Malvis.“Aku mengalami kecelakaan saat hendak pergi ke pesta Ellard.” Malvis mengingat kejadian semalam. Saat sebuah mobil besar melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi, beruntung ia hanya menabrak pohon besar di sisi kiri jalan. Ia pikir hari itu akan jadi hari terakhirnya hidup di dunia, tapi syukurlah ia masih diberikan Tuhan kesempatan.Malvis tidak ingin mati dalam keadaan perjaka. Ia takut akan ditertawakan oleh orang-orang yang mengenalnya.“Kenapa kau tidak mengabariku semalam.”“Aku tidak ingin merusak pesta Ellard. Kalian mungkin akan mengkhawatirkanku.”“Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?”“Aku tidak tahu. Sebuah mobil besar melaju kencang. Jelas sekali jika sopir mobil itu ingin membunuhku. N
Max membuka amplop cokelat yang baru saja diberikan pelayan padanya. Pengirim dari amplop itu adalah Caroline. Max tidak mengenal Caroline lain selain mantan kekasih cucunya.“Selamat ulang tahun, Kakek.” Max membaca tulisan di amplop itu. Ia mengerutkan keningnya, untuk apa wanita itu mengirimkan ucapan selamat padanya. Dahulu ia cukup mengenal Caroline ketika masih berhubungan dengan Max, tapi mereka tidak cukup dekat karena Max tidak begitu menyukai Caroline.Tangan Max meraih isi dari amplop itu, isinya hanya sebuah kertas. Ia mengeluarkannya dan membaca bagian atas tulisan di kertas itu. “Surat perjanjian pernikahan.”Mata Max bergerak turun, ia seperti terkena serangan jantung mendadak ketika membaca surat perjanjian yang memuat nama cucunya dan juga cucu menantu yang ia sayangi.Max tidak ingin mempercayai apa yang ia lihat saat ini, tapi surat salinan itu membubuhkan tanda tangan asli Earth begitu juga dengan Jessy.
Sebisa mungkin Jessy bersikap biasa saja ketika Earth menjemputnya. Ia masih memasang wajah tersenyum seolah tidak mengetahui apa pun. Ia mencoba menyembunyikan rasa sakit yang begitu hebat yang saat ini masih ia rasakan.“Jess, aku akan membawamu ke rumah Kakek.”“Kenapa ke rumah Kakek? Bukankah acara ulang tahun Kakek akan diadakan nanti malam?” tanya Jessy.“Aku akan menjelaskan sesuatu padamu dan Kakek di sana. Acara ulang tahun Kakek hari ini batal diadakan oleh Kakek,” jawab Earth.Biasanya ulang tahun Max akan diadakan secara kecil-kecilan saja, hanya keluarga Caldwell yang akan hadir di acara itu. Mereka akan makan malam bersama tidak jauh berbeda dengan makam malam yang biasa diadakan tiap bulannya.Namun, karena kejutan yang diterima oleh Max, pria itu membatalkan acara makan malam. Ia tidak ingin ulang tahunnya dirayakan. Itu seperti ia merayakan apa yang terjadi pada cucunya saat ini.“Ba
Langkah kaki Earth semakin cepat, ia menyusul Jessy yang sudah keluar dari bangunan utama. Earth berlari menuju ke gerbang kediaman itu. Matanya menangkap sosok Jessy yang saat ini tengah berjalan menuju gerbang yang masih sekitar 50 kaki dari wanitanya itu.“Jess, berhenti!” Earth masih terus mengikis jarak dia antara ia dan Jessy.“Jess, berhenti!” Ia memanggil Jessy lagi. Namun, Jessy tetap mengabaikannya. Jessy terus mempercepat langkahnya.Earth tidak lagi memanggil Jessy. Ketika jaraknya dan Jessy sudah dekat, Earth menangkap tangan Jessy.“Lepaskan aku!” Jessy bicara memunggungi Earth. Tidak ada nada marah dari kata-katanya, ia bicara dengan suara lelah. Ia benar-benar ingin Earth melepaskannya.“Kita pergi bersama,” balas Earth lembut. “Aku tidak mengizinkanmu pergi sendirian, Jess.”“Biarkan aku pergi, Earth. Tempatku bukan di sini.”“Bawa aku bersa
Jessy memutuskan untuk tinggal di restoran miliknya. Ia tidak mungkin kembali ke kediaman Earth karena ia sudah memutuskan untuk meninggalkan pria itu.Di restoran Jessy, ada sebuah kamar yang dahulu ditempati oleh si pemilik restoran sebelumnya yang digunakan untuk ruang istirahat. Dan sekarang Jessy menggunakannya untuk tempat tidurnya.Sebelumnya Jessy sudah merenovasi kamar itu. Ia sudah berpikir setelah berpisah dari Earth, ia akan tinggal di restoran. Tidak disangka ia akan tinggal di sana lebih cepat dari yang ia bayangkan.Ia tahu keputusannya untuk tinggal di restoran akan menjadi bahan perbincangan karyawannya, tapi ia tidak ingin memusingkan itu. Selama ia tidak merugikan siapapun maka itu baik-baik saja baginya.Orang-orang hanya akan membicarakannya sebentar lalu melupakannya begitu saja. Akan ada hal-hal baru yang akan menggantikan yang lama.Saat ini sudah larut, tapi Jessy belum bisa terlelap. Ia merindukan dekapan hangat Earth keti