Di sinilah mereka sekarang, di salah satu taman kota. Keyra yang meminta dengan alasan ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Arka. Arka hanya bisa mengikutinya tanpa suara.
Dan sudah hampir 20 menit mereka duduk di bangku taman tanpa ada yang berniat membuka suara. Arka yang sibuk dengan pikirannya sedangkan Keyra yang sedang bingung ingin memulai penjelasannya dari mana.
“Ar” panggil Keyra setelah memantapkan hatinya.
“Hm?” balas Arka sambil menatap ke arah Keyra dengan heran.
“Gue mau tanya sama elu tapi lu jawab jujur” balas Keyra dengan serius dan terjadilah aksi tatap menatap antara mereka untuk beberapa detik sebelum Keyra kembali mengalihkan pandangannya.
“Hm” balas Arka lagi dan menatap ke arah depan dengan sorot mata tak minat.
“Hufh, oke gue mulai. Lu percaya sama cerita fantasi?” tanya Keyra tak jelas.
“Tentang?” tanya Arka memberi respons baik
Sudah hampir tiga hari semenjak kejadian di mana Keyra menjelaskan kejadian yang dia alami beberapa tahu lalu dan saat itu pula Arka mulai menjaga jarak darinya. Ada rasa sedih dan kecewa, dia pun tak tahu kenapa dia merasa sedih yang pasti saat ini dia harus menepis semua perasaannya dan fokus ke acara tahunan Universitas.“Semangat Keyra, lupa ‘in masalah lu dan fokus” gumam Keyra memberi semangat kepada dirinya sendiri.“Lu kenapa?” tanya Dika dengan raut wajah heran.“Enggak” balas Keyra dengan tawa canggung. Dika yang melihat itu hanya menggelengkan kepala pelan.“Gimana? Udah telfon pihak penyetor?” tanya Dika mulai serius.“Udah, besok jam tujuh malam makanan datang” ucap Keyra dengan tenang.“Sip, terus uangnya?” tanya Dika lagi untuk memastikan.“Seperti yang ada di proposal dan kita dapat diskon 2%. Lumayan lah ya” ucap Keyra dengan sen
Keesokkan harinya, hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari Ulang tahun Universitas X, pagi ini terasa sangat sibuk untuk Keyra, walau dia menjadi pihak yang mengurusi konsumsi tapi tenaganya sangat di butuh ‘kan pagi ini.“Key! Bisa minta tolong pegangin?” tanya salah satu seniornya.“Iya kak” balas Keyra dan berlari ke arah seniornya dan menerima kardus berisi pernak-pernik. Saat ini mereka sedang menghias lapangan Universitas bersama yang lainnyaWaktu terus berlalu tak terasa ternyata hari semakin sore. Lapangan Universitas sudah di penuhi oleh beberapa Mahasiswa. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sudah mempersiapkan diri untuk mengisi acara.Saat ini Keyra sedang sibuk berbincang dengan Dika, di tempat yang tak jauh darinya ada sosok Arka yang menatap ke arah Dika dengan sorot mata permusuhan.“Sial!” gumam Arka dengan nada suara geram. Setelah itu dia berjalan menjauh dari sana dengan tan
Jam menunjukkan pukul 18.58 dan acara sudah di mulai beberapa menit yang lalu. Sedangkan Keyra sedang berada di depan gerbang bersama beberapa anggota yang lain guna menunggu makanan yang sedang dalam perjalanan. Dengan tenang Keyra menunggu, hingga tanpa sadar pandangannya bertemu dengan mata tajam Arka. Beberapa detik mereka saling bertatapan hingga Arka mengalihkan pandangannya dan berjalan menjauh dari sana tanpa memedulikan sosok Keyra.Keyra masih menatap ke arah Arka hingga ada tepukkan di punggungnya yang mengalihkan perhatiannya.“Lihat apa lu? Tuh udah sampai” ucap orang tadi sambil berjalan ke arah mobil pengantar makanan.“Ah! Iya” balas Keyra dengan kikuk. Dia mulai berjalan ke arah mobil untuk membantu yang lainnya tapi sebelum itu dia kembali melihat ke arah belakangnya berharap bisa melihat sosok Arka yang sudah empat hari ini tak dia jumpai. Ada rasa kecewa dan sedih saat dia sudah tak menemukan sosok Arka di sana.
“Bertahan Key!” ucap Dika sambil berlari ke dalam Universitas dengan Keyra dalam gendongannya. Dengan raut wajah cemas Dika berlari ke arah mobilnya yang terparkir di depan gedung Universitas.Di tempat yang tak jauh dari tempat Dika terlihat sosok Arka yang mematung saat melihat tubuh Keyra yang di lumuri darah. Arka masih diam membisu dan dengan tiba-tiba dia berlari ke arah mobilnya untuk mengikuti mobil Dika yang tadi melaju keluar dari Universitas.Sepeninggalnya mereka, acara di Universitas sedikit kacau. Banyak bisik-bisik tentang kecelakaan Keyra barusan. Sebab itu acara sedikit tertunda, bahkan acara berlanjut dengan suasana cukup berbeda.Di lain sisi.Arka menatap ke arah depan dengan perasaan kacau. Dia bingung, bingung dengan perasaannya sendiri. Hatinya kacau saat melihat kondisi Keyra tadi, saat melihat kondisi Keyra tiba-tiba dia kacau dan marah. Ia marah kepada dirinya sendiri, ada rasa menyesal atas perbuatannya beberap
Waktu terus berjalan Arka masih setia menunggu di depan dengan raut wajah cemas. Waktu berlalu begitu lambat baginya, hingga ingin rasanya dia memaki dokter yang sedang menangani kondisi Keyra saat ini.“Sialan!” gumam Arka sambil bangkit dari duduknya dengan geram.Tak jauh dari tempatnya berada terlihat ada sosok Bima dan teman-temannya yang berlari ke arahnya.“Gimana keadaan adek gue?!” tanya Bima dengan raut wajah panik bercampur marah.“Di dalem” balas Arka dengan raut wajah lesu dan sorot mata kosong.“Akhh! Lagi-lagi gue ceroboh!” kata Bima dengan raut wajah frustrasi dan dengan bodohnya dia memukulkan kepalanya di dinding rumah sakit. Teman-teman Arka yang melihat itu pun tak diam saja, dengan cekatan Rangga dan Rico menahan tubuh Bima untuk tak menyakiti dirinya sendiri.“Gak usah bego bang! Di dalem adek lu bertarung sama maut! Kalau lu kayak gini bukannya nyairin s
Setelah kepergian Bima tadi, mereka kembali terhanyut dengan pemikiran masing-masing. Bahkan Didi yang biasanya menanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh kali ini dia tahu situasi dan membungkam mulutnya sendari tadi. Bukan hanya Didi, Rendy yang biasanya mengeluarkan guyonan tiba-tiba bungkam seribu bahasa.“Tenang aja, gue yakin dia oke” ucap Irvan dengan nada suara care.Arka yang mendengar itu hanya diam dan menatap Irvan sekilas kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati pintu UGD.‘Yah, gue juga yakin dia kuat’ batin Arka dengan senyum tipis. Pandangannya masih tertuju ke arah sosok Keyra berada. Dengan sorot mata teduh Arka menatap ke sosok Keyra yang terbaring lemah. Ada rasa nyeri di hatinya saat melihat sosok Keyra terbaring di atas berangka.Jam menunjukkan pukul 21.37, kantung darah sedang di berikan dan saat ini mereka masih menunggu di depan pintu.“Nyokap lu gak di kasih tau?” tanya Arka de
Malam semakin larut dan belum ada tanda-tanda Keyra akan sadar dari tidurnya.Tadi dia sudah memberi tahu kondisi Keyra kepada keluarganya. Mama Keyra yang mendengar itu cukup syok dan menjerit-jerit memanggil nama Keyra setelah itu pingsan, sedangkan Bima menatap kosong ke pintu UGD dan dengan marah Bima berjalan keluar rumah sakit di ikuti oleh Rangga dan Rendy.Sedangkan Rico dan Didi mengantarkan orang tua Keyra pulang ke rumah. Awalnya Papa Keyra tak setuju tapi setelah melihat kondisi istrinya dengan pasrah dia mengiyakan saran Arka. Kalau Irvan dia sudah pulang saat mendapatkan telepon dari Ibunya. Dan di sinilah Arka sekarang, di ruang inap Keyra dengan tangan menggenggam tangan Keyra dengan lembut.“Cepet bangun, gue mau minta maaf. Jangan lupa ‘in gue oke?” ucap Arka dengan nada suara lembut.“Gue minta maaf karena ngejauhin elu beberapa hari terakhir ini, gue mohon bangun dan jangan tinggal ‘in gue untuk ke dua kal
“Hahaha, puasnya hati gue!” ucap Natasya dengan tawa menggema.“Dia mati lebih bagus” lanjutnya dengan senyum sinis tanpa sadar atas kecerobohannya.Dia lupa bahwa dirinya sudah tak memiliki pendukung atau keberuntungan untuk menyelamatkan dirinya dari kekacauan yang telah dia perbuat.Dengan langkah lebar dia berlari memasuki rumahnya, tapi baru saja kakinya menginjak teras rumah suara seseorang berhasil menghentikannya.“Jalang sialan!” ucap orang tadi dengan nada suara marah.Dengan raut wajah heran Natasya menatap ke arah sumber suara.PLAK!Suara tamparan menggema di depan rumah Natasya. Tamparan tadi membuat tubuh Natasya terjatuh di atas rumput dengan keras.“Berani lu sentuh adik gue!” ucapnya dengan tajam dan tangan mencengkeram rahang Natasya dengan kasar.“Apa maksud lu? Gue gak paham!” ucap Natasya sambil mencoba melepaskan cengkeraman di dagunya.