Share

Chapter 6

Author: Fitri
last update Huling Na-update: 2021-09-19 10:56:51

Setelah membereskan barang-barangnya di kamar asrama. Keyra mulai berjalan keluar dengan tujuan untuk mencari makan dan kerja.

"Ayo semangat!" kata Keyra dengan nada suara semangat.

"Pertama cari kerja, kedua pertahanin nilai kalau bisa tingkatin nilainya ketiga lulus dari universitas dan menjadi sarjana" kata Keyra dengan senyum semangat.

"Gue pasti bisa, cukup gak buat masalah dan menjadi tranparan" kata Keyra dengan mata berbinar. Tanpa dia sadari ada sesuatu hal besar yang menantinya di depan mata.

Setelah beberapa menit dia berjalan menyusuri trotoar. Akhirnya dia sampai di warung makan yang ada di pinggir jalan.

"Bu pesen nasi pecel sama air putih" kata Keyra dengan senyum manisnya.

"Tunggu sebentar" kata sang penjual dan mulai membuat pesanan milik Keyra.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanannya datang. Dengan lahap Keyra memakan makanannya tanpa memperdulikan sekitatnya.

Tak butuh waktu yang lama akhirnya makanan milik Keyra habis.

"Berapa bu?" Tanya Keyra kepada penjaga warung.

"Tiga puluh ribu" kata sang penjaga warung.

"Ini bu uangnya" kata Keyra sambil menyerahkan uang pas.

Setelah membayar makanannya Keyra mulai berjalan kembali. Tujuannya saat ini adalah mencari tempat kerja untuk memenuhi kebutuhannya. 

Sudah banyak tempat kerja yang dia datangi tapi rata-rata tak ada yang menerima seorang karyawan yang sedang sekolah atau kuliah. Dengan lesu Keyra menyusuri jalan. 

"Sekian banyaknya tempat kerja yang gue datengin tapi mereka nolak lamaran gue" kata Keyra dengan lesu.

"Gak semulus bayangan gue" lanjutnya dengan lesu.

Sudah lama dia berjalan menyusuri jalan dan saat ini hari mulai sore. Di lihat dari warna awan mungkin sekarang sudah pukul empat atau setengah lima.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba Keyra mendengar suara seperti benda jatuh.

'Bruk'

"Apaan tuh? Harta karun kah?" kata Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.

"Lah orang jatuh ternyata, gue kira harta karung" kata Keyra sambil menatap ke arah sumber suara dengan tatapan datar.

"Gak bergerak tuh orang? Mati kah?" kata Keyra dengan santai dan berjalan ke arah orang tadi.

"Kasihan juga kalau di lihat-lihat" kata Keyra saat sudah sampai di dekat orang tadi. Dengan susah payah Keyra mencoba mengangkat motor milik orang tadi yang menimpa tubuhnya.

"Akhh! Motornya banyak dosa nih pasti, berat banget" kata Keyra saat sudah berhasil mendirikan motor tadi setelah bersusah payah.

"Woy! Bagun jangan mati" kata Keyra sambil mengoyangkan tubuh orang tadi.

"Gak ada orang pula" kata Keyra sambil melihat kesekelilingnya.

Keyra mulai mendekatkan tangannya ke arah helm milik orang tadi berniat untuk melepaskannya. Saat sudah terlepas betapa terkejutnya dia bahwa orang yang sedang dia tolong adalah Viki.

"Lah? Dia?" kata Keyra dengan nada suara tak percaya.

"Dari banyaknya orang di jakarta, kenapa yang pertama gue temui di jakarta nih orang?" kata Keyra dengan malas.

"Berasa ketemu sama tokoh antagonis di novel" gumang Keyra dengan tatapan malas.

"Tapi kasihan juga" kata Keyra dan mencoba membangunkan Viki. Mulai dari menepuk pipinya, memencet hidungnya dengan keras bahkan dia berniat untuk menghantam kepala Viki dengan batu. Di tengah-tengah keputus asaanya akhirnya ada tanda-tanda kehidupan dari tubuh Viki.

"Eggh" gumang Viki sambil mengkerutkan dahinya menahan sakit.

"Lu gak apa-apa?" tanya Keyra sambil membantu Viki untuk duduk.

"Kepala gue sakit" kata Viki menjawab pertanyaan Keyra.

"Lepas aja kepalanya" kata Keyra dengan tenang.

Mendengar jawaban dari lawan dengan susah payah Viki melihat ke arah Keyra.

"Siapa lu?" tanya Viki dengan kerutan di dahinya.

"Manusia" balas Keyra dengan malas.

"Ya tau lu manusia masa iya elu malaikat maut" kata Viki dengan kesal.

"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • A different soul 2   Chapter 177 (Tamat)

    Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny

  • A different soul 2   Chapter 176

    Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke

  • A different soul 2   Chapter 175

    Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu

  • A different soul 2   Chapter 174

    Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b

  • A different soul 2   Chapter 173

    “Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla

  • A different soul 2   Chapter 172

    Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status